Genetika Pelatnas IBO Danang Crysnanto
What will be covered 3 Sesi Kelas: Sesi 1: Genetika klasik, penyimpangan mendelian dan analisis pedigree Sesi 2 : Genetika Molekuler; Komplementasi dan Operon Sesi 3 : Genetika Populasi; Kondisi Equilibrium dan Non equilibrium
Typical IBO genetics questions Sebagian besar bukan hafalan (>80%) Berbentuk Benar dan Salah Soal : Kalkulasi atau Inferensi Data Porsi 20% (10 di part A dan 10 di part B) Buku Acuan: -Campbell Biology Part 2 – Genetics Referensi yang lebih mendetail (sesuai untuk latihan soal): -Hartwell Genetics Practice makes perfect! Past paper
Mekanisme Belajar Kelas dibagi menjadi 10 kelompok Tiap kelompok mendiskusikan soal yang sudah dibagikan (60 menit) Jawaban dikumpulkan Boleh bertanya selama sesi Akan dibahas di akhir bersama-sama (60 menit)
Soal No 1 A. Terlihat total variasi genotipe adalah 64, mengindikasikan persilangan antar heterozigot B. Perbandingan warna mata adalah 9:4:3 untuk hitam:coklat:abu mengindikasikan persilangan heterozigot dua gen C. Perbandingan ekor adalah 3:1 mengindikasikan persilangan satu gen dua alel. Sehingga total gennya adalah tiga (dua alel dari warna mata dan satu alel warna mata) D. Urutan jalur biosintesis tersebut adalah coklat abu hitam
Soal No 2 Autosomal resesif 0.42/(0.42+0.49): 46% 0.25/0.75:33% 0.46 * 0.67 * 0.25 : 7.7%
Soal No 3 Test cross dilakukan antara satu individu dengan individu lain bergenotipe homozigot resesif. Dari hasil persilangan generasi parental, dapat dilihat bahwa warna bulu hitam dominan terhadap warna bulu coklat sedangkan warna telur putih bersifat dominan terhadap warna telur coklat. Maka, individu yang di test-cross memiliki warna bulu coklat dan warna telur coklat. Hasil persilangan 2 gen terpaut akan menghasilkan 2 fenotipe parental dan 2 fenotipe rekombinan dengan jumlah rekombinan yang lebih sedikit. Dengan demikian individu rekombinan berfenotipe bulu thiam telur putih (118) dan bulu coklat telur coklat (122). Maka frekuensi rekombinan adalah 118+122 118+122+376+384 = 240 1000 =0.24 Jarak antara gen warna bulu dan warna telur adalah 24 cM. C. Semua individu mewarisi kromosom dengan alel bulu coklat dan telur coklat dari individu test-cross. Maka, kromosom lain dari individu bulu hitam dan telur putih pasti memiliki alel warna bulu hitam dan alel warna telur putih pada kromosom lainnya. Maka, semua individu berbulu hitam telur putih heterozigot untuk kedua gen. D. Individu bulu hitam, telur putih F2 memiliki kromosom dengan alel yang berbeda dengan individu bulu hitam telur putih F1. Maka hasil test-cross akan berbeda, dengan fenotipe bulu hitam, telur putih dan fenotipe bulu coklat, telur coklat sebagai fenotipe parental.
Soal No 4 Kondisi diturunkan oleh dua gen. Hal ini dapat dilihat oleh kemunculan individu II-C dan II-D dari kedua orang tua normal, dan anakannya (III-B dan III-C) yang normal. Gen bersifat hipostasis. Individu III-B dan III-C hanya dapat dilahirkan jika individu II-C dan II-D homozigot untuk gen yang berbeda. Individu III-B dan III-C heterozigot untuk kedua gen. Individu III-D belum tentu homozigot resesif untuk kedua gen. Anakan hanya perlu homozigot untuk salah satu gen untuk memperlihatkan kondisi. III-B dan III-C heterozigot untuke kedua gen (AaBb). Persilangan antara keduanya akan menghasilkan rasio fenotipe anak 9:7 karena interaksi gen bersifat hipostasis. Kemungkinan anak memperlihatkan kondisi adalah 43.75%, kurang dari 50%.
Soal No 5 Berdasarkan analisis warna mata perbandingannya 12:4 atau 3:1 menunjukkan sifat autosomal. Sifat Bristle menunjukkan bahwa tidak ada betina pada F2 yang tidak memiliki bristle menunjukkan betina mendapatkan 2 kopi gen, sedangkan jantan ada yang tidak punya bristle kemungkinan hanya mendapat 1 kopi gen bristle, konsisten dengan penurunan sifat terpaut kromosom X. Sehingga A adalah ¼*1/2 = 1/8 atau 12.5%, B: ¼*1/4 = 1/16 dan C:1/4*1/4=1/16. Jika individu A dan C disilangkan maka pada A masih punya dua kemungkinan genotip (homozigot, heterozigot) sehingga peluangnya ½*peluang persilangan (1/4) : 1/8