INTRODUKSI MULTICULTURAL EDUCATION The 1st meetings
ARGUMENTASI UTAMA ME adalah jantung untuk menciptakan kesetaraan pendidikan bagi seluruh warga masyarakat ME lebih dari sekedar dari kurikulum ME mentransformasi kesadaran yang memberikan arah kemana transformasi praktik pendidikan harus menuju 4. Pengalaman menunjukan bahwa upaya mempersempit kesenjangan pendidikan salah arah yang justru menciptakan ketimpangan semakin membesar 5. ME bertujuan untuk berbuat sesuatu
TUJUAN-TUJUAN Mengembangkan pemahaman yang mendasar tentang proses menciptakan sistem dan menyediakan pelayan pendidikan yang setara Menghubungkan kurikulum dengan karakter guru, pedagogik, iklim kelas, budaya sekolah dan konteks lingkungan sekolah guna membangun suatu visi “lingkungan sekolah yang setara”
ASUMSI 1. Semua siswa berhak mendapatkanm pelayanan terbaik yang mampu disajikan, tanpa memandang latarbelakang siswa apapun juga. 2. Pendidikan yang menjamin kesesetaraan jauh melampui sekedar isi kurikulum 3. Pendidikan secara politiki tidak netral. Permasalahan kesetaraan pendidikan ada pada kesadaran, tidak sekedar pada praktik pendidiian 5. Ketimpangan kualitas hasil tidaklah separah ketimpangan dalam memperoleh kesempatan 6. Seorang guru tidak akan mampu berbuat dalam kondisi ketidakadilan yang sistemik 7. Ketidak kesetaraan secara keseluruhyanj terjadi di sekolah
KONSEPTUALISASI MULTICULTURAL EDUCATION ME adalah suatu gerakan pembaharuan dan proses untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang setara untuk seluruh siswa Definisi ME muncul bervariasi, namun lima prinsip yang mesti ada.
Prinsip1: ME adalah gerakan politik yang bertujuan menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar belakang yang ada. Prinsip 2 ME mengandung dua dimensi: pembelajaran (kelas) dan kelembagaan (sekolah) dan keduaanya harus ditangani lewat reformasi yang komprehensif Prinsip 3 ME menekankan reformasi pendidikan yang komprehensif dapat dicapai hanya lewat analisis kritis atas sistem kekuasaan dan privilege.
Prinsip 4 Berdasarkan analisis kritis ini maka tujuan ME adalah menyediakan bagi setiap siswa jaminan memperoleh kesempatan guna mencapai prestasi maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Prinsip 5 ME adalah pendidikan yang baik untuk seluruh siswa.
DIMENSI DARI KESETARAAN Adapted from the work of Maurianne Adams and Barbara J. Love (2006). 1. Apa yang dibawa siswa ke ruanag kelas 4. Pedagogy 3. Isi Kuirkulum 2.Apa yang dibawa guru ke ruang kelas
BAGAIMANA DENGAN HASIL? Pengembangan potensi siswa secara optimal bisa diujudkan apabila terdapat pelayanan pendidikan yang setara. Dalam kondisi sebagaimana sekarang ini, apa yang dapat dilakukan agar cita-cita kesetaraan pendidikan dapat diujudkan? ME bukan sesuatu yang bersifat instant, melainkan suatu proses transformasi yang memakan tempo panjang. Konsistensi dalam aksi amat diperlukan.
HASIL YANG AKAN DIUJUDKAN Siswa memiliki kemampuan berpikir kritis atas apa yang telah dipelajari. 2. Siswa memiliki kesadaran atas sifat sakwasangka atas fihak lain yang dimiliki, dan mengkaji mengapa dan dari mana sifat itu muncul, serta terus mengkaji bagaimana cara menghilangkannya 3. Siswa memahami bahwa setiap ilmu pengetahuan bagaikan sebuah pisau bermata dua: dapat dipergunakan untuk menindas atau meningkatkan keadilan sosial. 4. Para siswa memahami bagaimana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan.
5. Siswa merasa terdorong untuk terus belajar guna mengembangkan ilmu pengetahuan yang dikuasainya. 6. Siswa memiliki cita-cita posisi apa yang akan dicapai sejalan dengan apa yang dipelajari. 7. Siswa dapat memahami keterkaitan apa yang dilakukan dengan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat-berbangsa.
TRANSFORMASI KESADARAN 1. Saya harus berfikir kritis apa yang menyebabkan saya tidak mau berpikir kritis. 2. Saya harus menyadari bahwa ME berkaitan dengan penciptaan kondisi yang berkesetaraan untuk semua siswa, oleh karena itu saya harus anti ketidakadilan 3. Saya harus menyadari bahwa ketidakadilan yang terjadi bersifat sistemik, tidak sekedar bersifat inividual. Hal ini memiliki makna atas ruang-ruang kelas. 4.Saya mesti mewujudkan ME sebagai aktivitas pembelajaran yang mengkaji berbagai kultur yang berbeda dan mencintai kebinekaan
5. Saya pasti tidak bisa menghindarkan dari berbagai ketidaknyamanan karena pendirian yang saya miliki. 6. Saya harus berubah dari orientasi ketidaksetaraan menjadi berorientasi kesetaraan 7. Saya harus aktif turut serta dalam upaya pemberdayaan 8. Saya harus menyadari bahwa ME bersifat komprehensif, tidak sekedar tambal sulam
APA DAN BAGAIMANA MENTRANSFER GAGASAN ME DARI BARAT INI KE BUMI INDONESIA TERCINTA? RUMUSKAN KONSEP PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA. RUMUSKAN TUJUAN YANG AKAN DIUJUDKAN LEWAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI TANAH AIR.
MISI PENDIDIKAN AS ABAD KE 21 We place value in recognizing that the multi-ethnic, multi-racial, multi-lingual, and multi-cultural America must lead by example in the social construct of a just, equal, educated and democratic society.
TAPI, BAGAIMANA CARA …..? Sediakan pendidikan secara optimal pada pendidkan –usia 4 – 8 tahun, -- agar prestasi dari berbagai kelompok masyarakat setara Perkuat pada diri anak rasa percaya diri, elsf-effikasi, dan motivasi.
REALITAS AMERIKA SERIKAT 37 juta penduduk miskin 13% dari anak-anak amerika miskin 60% makan siang gratis atau discount 20% anak-anak berlatar belakang orang tua yang dapat jatah makan dari pemerintah Terdapat sentrisme Eropa (Anglo saxson) di sekolah menimbulkan rasialisme dan pre-judice warna kulit, agama, dan diskriminasi jenis kelamin.
KEBIJAKAN APA YANG DIPERLUKAN? Equity and justice concerns Antibias approaches to early childhood Cultural Competence Extensive opportunities to consider and apply ethical values of caring, justice, and equity
James A. Banks: five dimensions of education: content integration, knowledge construction, equity pedagogy, prejudice reduction, and empowering school culture
PERKEMBANGAN MULTICULTURAL EDUCATION
Genres of Multicultural Education Detecting Bias in Texts, Media, and Educational Materials Historical Inquiry Curriculum Theory Curriculum Reform Multicultural Education
Genres of Multicultural Education Detecting Bias in Texts, Media, and Educational Materials Demographics Culture and Race in Popular Culture Social Action Historical Inquiry Curriculum Theory Curriculum Reform Teaching Toward Social Justice Multicultural Education
Genres of Multicultural Education Detecting Bias in Texts, Media, and Educational Materials Demographics Culture and Race in Popular Culture Social Action Historical Inquiry Curriculum Theory Curriculum Reform Teaching Toward Social Justice Multicultural Education Equity Pedagogy School and Classroom Climates Student Achievement Cultural Styles in Teaching and Learning
Genres of Multicultural Education Detecting Bias in Texts, Media, and Educational Materials Demographics Culture and Race in Popular Culture Social Action Historical Inquiry Curriculum Theory Curriculum Reform Teaching Toward Social Justice Multicultural Education Equity Pedagogy Multicultural Competence Ethnic Identity Prejudice Reduction Ethnic Group Culture School and Classroom Climates Student Achievement Cultural Styles in Teaching and Learning
KOMPETENSI KULTURAL July 12, 2005 Kompetensi invidu untuk menerima, menghormati dan membangun kerjasama dengan siapapun juga yang memiliki perbedaan-perbedaan dari dirinya. Kompetensi kultural merupakan hasil dari kesadaran atas pengetahuan dan “bias kultural” yang dimilikinya atassbagai faktor yang mempengaruhi perbedaan kultur Proses pengembangan komptensi kultural memerlukan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku yang memunginkan seseorang memahami dan berinteraksi secara efisien dengan orang yang memiliki perbedaan kultur. Center for Capacity Building on Minorities with Disabilities Research
MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI KULTURAL Konsep Papadopoulos & Lee Kompetensi kultural dibentuk oleh berbagai faktor: penguasaan pengetahuan, critical thingking, daya kritis, kemampuan mengembangkan sesuatu, dan kemampuan praktis. Keempat faktor tersebut tidak statis melainkan dinamis terus bergerak, membentuk kompetensi kultural.
APLIKASI PENGEM BANGAN DAYA KRITIS PENGE TAHUAN