Pertemuan I Penelitian Ilmiah Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Manusia Mencari Kebenaran (1) Perjalanan menuju kepada pengetahuan yang sempurna dan kebenaran yang tinggi cukup pelik dan berliku-liku. Tetapi sedikit demi sedikit , dengan segala susah payah, manusia berhasil berhasil juga menyingkap tabir yang gelap selama berabad-abad ini. Pendorong yang hebat ke arah ini adalah suatu jenis kodrat manusia yang sifatnya selalu mencari. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Pendorong ini adalah hasrat ingin tahu dan daya nalar yang dimiliki oleh setiap orang. Hasrat ingin tahu ini kemudian disalurkan melalui penelitian-penelitian. Penelitian, sebagai cara pemecahan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan, merupakan penyempurnaan cara-cara yang lebih dahulu dikenal manusia. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Jalan Mencari Kebenaran Penemuan secara Kebetulan Melalui “Trial and Error” Melalui otoritas atau kewibawaan Pemecahan cara spekulasi Dengan berpikir kritik atau berdasarkan pengalaman Melalui penelitian ilmiah Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Definisi Penelitian Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kata penelitian diartikan sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyedilidikan, sedangkan kata penyelidikan diartikan sebagai pemeriksaan atau pengusutan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti atau menelaah (mempelajari) dengan sungguh-sungguh. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Definisi Penelitian - lanjutan Riset atau penelitian adalah kegiatan yang sistematik yang dimaksudkan untuk menambah pengetahuan baru atas pengetahuan yang sudah ada, dengan cara dapat dikomunikasikan dan dapat dinilai kembali Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Penelitian Ilmiah Kegiatan penelitian ilmiah menghasilkan penjelasan ilmiah. Berbeda dengan cara berpikir sehari-hari (common sense), penjelasan ilmiah mempunyai sifat yang khusus seperti sistematis, dapat diuji kebenarannya, dapat digeneralisasi dan mempunyai kemampuan menduga/meramal atau prediksi. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Penelitian Ilmiah - lanjutan Dalam bidang ilmu-ilmu sosial, sasaran atau obyek penjelasan ilmiah adalah perilaku. Untuk tiba pada penjelasan ilmiah, proses penelitian mengikuti serangkaian kegiatan yang erat berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut bersifat mata rantai (siklus) dimana kegiatan sebelumnya merupakan prasyarat untuk kegiatan selanjutnya. Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Prosedur Penelitian (1) Memilih masalah Studi Pendahuluan Merumuskan masalah Merumuskan anggapan dasar Hipotesis Memilih pendekatan Menentukan variabel Menentukan sumber data Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Prosedur Penelitian (2) Menentukan dan menyusun instrumen Mengumpulkan data Analisis data Menarik kesimpulan Menyusun laporan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Karakteristik Penelitian Untuk pemecahan masalah Pengembangan ilmu Empirik Observasi dan deskripsi Sistematik Obyektif Replikatif dan transmitable Butuh keahlian, keberanian, dan pengetahuan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Ragam Penelitian (1) Tujuan Eksploratif Developmental Verifikatif Pendekatan 1. Longitudinal 2. Cross sectional Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Ragam Penelitian (2) Ilmu 1. Ekonomi 2. Pendidikan 3. Kesehatan, dll Tempat 1. Laboratorium 2. Buku 3. Lapangan Variabel 1. Variabel masa lalu 2. Variabel masa sekarang 3. Variabel masa akan datang Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si
Pertemuan II Metode Penelitian
METODE PENELITIAN (1) Metode Penelitian : cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah: kegiatan tersebut dilandasai oleh metode keilmuan, sehingga diharapkan data yang didapat akan objektif, valid, dan reliabel. Metode keilmuan: gabungan antara pendekatan rasional dan empiris (Suriasumantri,1978) Pendekatan rasional: Memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Pendekatan empiris: Memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
METODE PENELITIAN (2) Obyektif: Semua orang akan memberikan penafsiran yang sama. Valid: Adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek yang sesungguhnya. Reliabel: Adanya ketetapan/keajegan/konsisten data yang didapat dari waktu ke waktu.
TUJUAN & IMPLIKASI PENELITIAN (1) Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu, umumnya tujuan dikelompokkan menjadi 3 hal: Menemukan Membuktikan Mengembangkan pengetahuan tertentu. Dari ketiga hal tersebut, implikasi dari hasil penelitian akan dapat digunakan untuk: Memahami Memecahkan, dan Mengantisipasi masalah.
TUJUAN & IMPLIKASI PENELITIAN (2) Metode penelitian Hubungan Internasional: Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang hubungan internasional.
TUJUAN & IMPLIKASI PENELITIAN (3) Metode penelitian sosial adalah Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang ilmu sosial.
JENIS PENELITIAN HISTORIK (1) Metode penelitian historik-dokumenter: penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa lampau melalui sumber-sumber dokumen. Jenis penelitian historik: Penelitian komperatif-historik: dengan meneliti hubungan lebih dari satu fenomena yang sejenis. Penelitian legal/yuridik: menggali ketetapan-ketetapan hukum, undang-undang, peraturan yang berpengaruh pada perkembangan suatu aspek.
JENIS PENELITIAN HISTORIK (2) Studi bibliografik: untuk menghimpun pendapat para ahli dalam suatu organisasi dan memerlukan penelitian dokumenter. Penelitian biografik: Memberikan pengertian tentang subyek dan berusaha menetapkan dan menjelaskan dengan teliti kenyataan hidup dari subyek yang diteliti, pengaruh-pengaruh yang diterima subyek itu, sifat dan watak subyek, serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
SUMBER DATA HISTORIK Sumber data: Sumber primer: sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama/asli. Sumber sekunder: sumber yang mengutip dari sumber lainnya. Kritik Historik Kritik ekstern: meneliti keaslian data Kritik intern: meneliti kebenaran isi data itu.
Metode historik Pengumpulan data Penilaian data Penafsiran data Penyimpulan
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF (1) Tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Ciri-ciri metode deskriptif: Memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan dianalisa (metode analitik)
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF (2) Jenis Metode deskriptif Tehnik survey: cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Studi kasus: Memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif atau mendetail.
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF (3) Studi komparatif: mencari pemecahan melalui analisa tentang hubungan sebab akibat, yakni yang meneliti tentang faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain. Studi waktu dan gerak: penelitian dalam penggunaan waktu serta dalam tingkah laku. Analisa tingkah laku: manusia dalam melakukan sesuatu diamati dan dianalisa.
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF (4) Analisa kuantitatif: gambaran tentang isi suatu dokumen secara sistematik. Penelitian ini menitikberatkan pengumpulan datapada yang dikuantifikasi. Studi operasional (kooperatif): hasil penelitian dipakai untuk pedoman atau penelitian ini banyak dilakukan melalui kerjasama antara ahli-ahli peneliti profesional dengan pelaksana dari praktek.
METODE PENELITIAN EKSPERIMENT Untuk mengetahui bagaimana kedudukan hubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperiment bukan pada pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat. Kesulitan dalam eksperiment yaitu dalam menguasai segala faktor yang mungkin mempengaruhi variabel yang diteliti.
Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian Pertemuan 3 Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian
Masalah merupakan tahap awal dari suatu proses penelitian. Masalah dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Dan pada dasarnya penelitian itu dilakukan guna mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, atau dengan kata lain bahwa setiap penelitian itu selalu beranjak dari suatu masalah.
Karakteristik masalah: Masalah menyatakan hubungan antara 2 variabel atau lebih Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan Harus memungkinkan dikumpulkan data untuk menjawab pertanyaan Pernyataan masalah hendaknya menghindari pernyataan yang menyangkut moral dan etika.
Jenis permasalahan Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena Problema untuk membandingkan 2 fenomena atau lebih (problema komparasi) Problema untuk mencari hubungan 2 fenomena atau lebih (problema korelasi) korelasi sejajar korelasi sebab akibat
Sumber masalah Menurut Buckley: Literatur yang dipublikasikan (Buku, Jurnal, Teks) Literatur yang tidak dipublikasikan (Skripsi, Thesis, Disertasi, Makalah) Menurut Stoner: Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan Ada pengaduan Ada kompetisi
Rumusan masalah Fraenkel dan Wahen (1990:22) mengemukakan bahwa rumusan masalah penelitian yang baik adalah: Masalah harus feasible Masalah harus jelas Masalah harus signifikan Masalah harus etis
Bentuk masalah penelitian Permasalahan Deskriptif: suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan. Contoh: Seberapa tinggi tingkat produktivitas kerja karyawan di PT X? Permasalahan komparatif: suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh: Adakah perbedaan produktivitas kerja pegawai negeri dan swasta?
Permasalahan asosiatif: suatu permasalahan penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih yang bersifat kebersamaan. dan pada permasalahan ini terdapat 3 bentuk hubungan yaitu: Hubungan simetris: suatu hubungan dua variabel atau lebih yang bersifat kebersamaan. Contoh: Adakah hubungan antara banyaknya radio dengan jumlah pupuk yang dipakai petani di pedesaan?
Hubungan kausal: Hubungan yang bersifat sebab akibat, disini ada variabel bebas dan terikat. Contoh: Seberapa besar pengaruh tata ruang terhadap semangat kerja? Hubungan interaktif: hubungan yang saling mempengaruhi, disini tdk diketahui mana variabel bebas dan terikat. Hubungan antara motivasi dan prestasi.
Metode penemuan Masalah Menurut pendekatan formal: Metode Analog Menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian pada bidang tertentu Metode Renovasi Masalah penelitian dengan cara memperbaiki/mengganti komponen teori oleh teori/komponen yang lebih efektif. Metode Dialektis Dengan cara usulan pengembangan terhadap teori/metoda yang telah ada,
Pendekatan Formal Metode Morfologi Menganalisis dengan kombinasi bidang masalah yang saling berhubungan dalam bentuk matrik Metode Dekomposisi Dengan cara membagi masalah ke elemen-elemen yang lebih spesifik Metode Agregasi Kebalikan dari dekomposisi, dari berbagai bidng yang berbeda untuk menentukan suatu masalah penelitian.
Pendekatan Informal Metode Perkiraan Berdasarkan instuisi pembuat keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi masalah Metode Fenomenologi Berdasarkan hasil observasi pada fakta/kejadian Metode konsensus Berdasarkan adanya konsensus/konvensi dalam praktek bisnis Metode pengalaman Berdasarkan pengalaman
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih permasalahan penelitian Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada.
PERTEMUAN 4 STUDI PENDAHULUAN
CARA DALAM MELAKUKAN STUDI PENDAHULUAN KAJIAN TEORITIS PENELITIAN EMPIRIS PENELITIAN KECIL KONSULTASI
Hubungan Antara Teori dan Riset KAJIAN TEORITIS Hubungan Antara Teori dan Riset Teori Riset Kesimpulan Permasalahan
PROSES TERBENTUKNYA TEORI Pendapat Diuji Benar Teori
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN Sebagai penjelas Sebagai prediksi Sebagai kontrol
PENELITIAN EMPIRIS PENELITIAN SEBELUMNYA DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK: Mengetahui kekurangan-kekurangan penelitian sebelumnya Mengetahui apa yang telah dihasilkan dari penelitian sebelumnya Mengetahui perbedaan dengan penelitian sebelumnya
PENYAJIAN PENELITIAN EMPIRIS DALAM LAPORAN PENELITIAN Bentuk Paragraf Bentuk matrik Nama Peneliti (th) Judul Penelitian Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
PENELITIAN KECIL (SMALL RESEARCH) Penelitian kecil dilakukan dengan melakukan penelitian dengan mengambil sampel kecil untuk memperoleh gambaran tentang apa yang akan kita teliti.
KONSULTASI Cara ini dilakukan dengan cara bertemu dan meminta informasi tentang apa yang akan kita teliti kepada orang-orang yang dianggap ahli dalam bidangnya. Keberhasilan teknik ini akan sangat tergantung kepada ketepatan peneliti dalam mememilih nara sumber Teknik ini sangat cocok jika peneliti memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan biaya.
Manfaat Mengadakan studi pendahuluan Memperjelas masalah Menjajagi kemungkinan dilanjutkannya penelitian Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi penelitian yang serupa dan bagian mana dari permasalahan yang belum terpecahkan.
Pertemuan V Variabel Penelitian
Definisi Variabel: sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch & Farhady, 1991) Variabel: constructs (konstruk) atau sifat yang akan dipelajari (Kerlinger, 1973) Variabel penelitian: Suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata “vary” dan “able” yang berarti “berubah” dan “bisa”. Jadi kata variabel berarti bisa berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung dan dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif. Ukuran kualitatif suatu variabel tidak lain adalah jumlah dan derajat atributnya.
Penggolongan Variabel Berdasarkan sifat: a. Kualitatif b. Kuantitatif Berdasarkan fenomena: a. Diskrit (nominal, kategorikal) b. Variabel kontinum (ordinal, interval, rasio) Berdasarkan urutan waktu: a. Variabel independen (X) b. variabel dependen (Y) c. Variabel antara/intervening (i)
Macam-Macam Variabel (1) Variabel independen (variabel bebas): variabel stimulus, prediktor, antecedent, adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) Variabel dependen (variabel terikat): variabel output, kriteria, konsekuen, adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Macam-Macam Variabel (2) Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat/memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen, disebut juga sebagai variabel independen kedua. Variabel intervening: Variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan dependen tetapi tidak dapat diukur. Variabel kontrol: Variabel yang dikendalikan dibuat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Hubungan antar variabel (1) (a) Hubungan simetris, yaitu dua variabel yang nilai-nilainya bergerak searah karena kebetulan dipengaruhi oleh suatu variabel lain yang sama. dua variabel kebetulan saja searah nilainya, padahal satu sama lain tak ada hubungan sama sekali.
Hubungan antar variabel (2) dua variabel kebetulan merupakan indikator dari suatu konsep pemikiran tertentu. Misal variabel berat badan dan variabel tinggi badan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat. dua variabel itu bersifat komplementer misal “jumlah mandor” dan “jumlah buruh”. Komplementer artinya saling menyaratkan.
Hubungan antar variabel (3) (b) Hubungan timbal balik yaitu hubungan antara variabel X dan Y dimana XY tapi bisa juga pada waktu tertentu YX. (c) Hubungan Asimetri bisa berupa Hubungan Bivariat (satu variabel mempengaruhi Variabel yang lain) Hubugan Multivariat ( beberapa variabel mempengaruhi satu variabel lainnya)
Skala Pengukuran Variabel Pertemuan 6 Skala Pengukuran Variabel
Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel.
Macam-macam skala pengukuran (1) Skala Nominal Penelitian dengan instrument penelitian skala nominal, sebenarnya tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada mengkategorikan, memberi nama, dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti. Contoh: Peneliti dapat mengkategorikan: pegawai pria dan wanita, suku Sunda, Jawa, Batak dan lain-lain.
Macam-macam skala pengukuran (1) Skala nominal akan menghasilkan data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diobservasi.
Macam-macam skala pengukuran (2) Skala Ordinal Skala ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut data ordinal yaitu data berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama. Contoh: golongan gaji pegawai.
Macam-macam skala pengukuran (3) Skala Interval Skala interval adalah skala yang jarak antara satu data dengan data lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut (nol yang berarti tidak ada nilainya) Skala Ratio Skala ratio adalah skala yang jarak antara satu data dengan data lain mempunyai jarak yang sama tetapi mempunyai nilai nol (0) absolut .
Skala menurut fenomena sosial yang diukur Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian. Contoh: skala sikap, skala moral, test karakter, skala partisipasi sosial. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Contoh: skala untuk mengukur status sosial ekonomi, lembaga2 sosial, kemasyarakatan, kondisi kerumahtanggaan.
Skala Sikap Skala likert Skala Guttman Rating Scale Semantic Defferensial Skala Thurstone
Skala Likert (1) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen2 yang dapat terukur (indikator). Indikator ini kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.
Skala Likert (2) Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Setuju (sangat positif) Setuju (Positif) Ragu-ragu (netral) Tidak setuju (negatif) Sangat tidak setuju (sangat negatif)
Skala Likert (3) Untuk keperluan analisis secara kuantitatif (untuk pernyataan positif), maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Sangat Setuju / Sangat positif diberi skor 5 Setuju / Positif diberi skor 4 Ragu-ragu / Netral diberi skor 3 Tidak setuju / negative diberi skor 2 Sangat tidak setuju / sangat negatif diberi skor 1
Skala Guttman (1) Skala ini didapat jawaban yang tegas, ya-tidak, benar-salah, positif-negatif, pernah-tidak pernah. Penelitian dengan menggunakan skala Guttman bila ingin mendapat jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist.
Skala Guttman (2) Jawaban diberi skor tertinggi 1 dan terendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0. Contoh: Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda? Tidak pernah Pernah
Semantic Defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak checklist atau pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya teletak dibagian kanan garis, dan jawaban sangat negative terletak terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Rating Scale Dari ketiga skala pengukuran, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dll.
Contoh: Kenyaman ruang loby kampus UNIKOM: 5 4 3 2 1 Kebersihan area parkir Kampus UNIKOM:
Pertemuan 7 Perumusan Hipotesis
PENGERTIAN HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya
MANFAAT HIPOTESIS Menjelaskan masalah penelitian Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji Pedoman untuk memilih metode analisis data Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Fungsi Hipotesis Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.
DASAR MERUMUSKAN HIPOTESIS Berdasarkan pada teori Berdasarkan penelitian terdahulu Berdasarkan penelitian pendahuluan Berdasarkan akal sehat peneliti
KONSEP DASAR PERUMUSAN HIPOTESIS Sumber Masalah Kehidupan sehari-hari Teoritis Teori Penelitian terdahulu Penelitian Pendahuluan Akal sehat Perumusan Hipotesis Instrumen penelitian Variabel, Data Kesimpulan Dan Implikasi Pengujian Hipotesis
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesis (1) Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variabel tergantung dua variabel bebas.
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesis (2) Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis (3) Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur moral, nilai-nilai atau sikap.
JENIS-JENIS HIPOTESIS Hipotesis Kerja atau disebut hipotesis alternatif disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja: Jika ....... maka .......... Ada perbedaan antara ........ dan ...... Ada pengaruh ............ terhadap ..........
Jenis Hipotesis (2) Hipotesis Nol (null Hyphotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Rumusan hipotesis nol: Tidak ada perbedaan antara ........ dengan ..... Tidak ada pengaruh ........... terhadap ........
BENTUK-BENTUK HIPOTESIS PENELITIAN ( Hipotesis Deskriptif) Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. Rumusan Masalah deskriptif Seberapa tinggi semangat kerja karyawan di PT X? Hipotesis Nol Semangat kerja karyawan di PT X = 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan
Hipotesis Deskriptif (2) Hipotesis Alternatif Semangat kerja karyawan di PT X 75% Hipotesis statistik Ho : p = 75% Ha : p 75%
Hipotesis Komparatif (1) Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Rumusan Masalah komparatif Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan di PT X bila dibandingkan dengan PT Y? Hipotesis Nol Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y
Hipotesis Komparatif (2) Hipotesis Alternatif Terdapat perbedaan produktivitas kerja karyawan di PT X dan PT Y. Hipotesis statistik Ho : 1 = 2 Ha : 1 2 Ket: 1 = rata-rata produktivitas karyawan PT X 2 = rata-rata produktivitas karyawan PT Y
Hipotesis Asosiatif (1) Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan Masalah asosiatif Adakah hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiesi kerja pegawai di departemen X. Hipotesis nol Tidak terdapat hubungan antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja di departemen X.
Hipotesis Asosiatif (2) Hipotesis alternatif Terdapat hubungan yang positif antara pengawasan melekat dengan efisiensi kerja di departemen X. Hipotesis statistik Ho : = 0 Ha : 0 Ket: 0 berarti tidak ada hubungan Tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti ada hubungan. = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
KARAKTERISTIK HIPOTESIS YANG BAIK Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dinyatakan dalam kalimat jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
Pertemuan IX Populasi dan Sampel
Populasi dan Sampel POPULASI adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. SAMPEL adalah bagian dari populasi yang memiliki karakter sama dengan populasinya.
Alasan Menggunakan Sampel Mengurangi kerepotan Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien Mudah dalam pengumpulan data Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan populasi
PERMASALAHAN DALAM SAMPEL Berapa jumlah sampel yang akan diambil Bagaimana teknik pengambilan sampel
Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel Seberapa besar keragaman populasi Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti
Prosedur Penentuan Sampel Identifikasi populasi target Memilih Kerangka sampel Menentukan Metode Pemilihan Sampel Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel Menentukan ukuran Sampel Menentukan unit sampel Pelaksanaan Kerja Lapangan
Teknik Pengambilan Sampel Simple Random Proportionate stratified Disproportionate stratified Cluster Sistimatis Quota Aksidental Purposive Snowball Probability Sampling Non Probability Sampling
Simple Random Sampling (1) Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah: Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.
Simple Random Sampling (2)
PROPORTIONATE STRATIFIED
DISPROPORTIONATE
Cluster (1) Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggora populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen
CLUSTER (2)
Aksidental Sampling Sampel aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.
Purposive Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
Quota Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing-masing kelompok terpenuhi maka peneltian beluam dianggap selesai.
Snowball Sampling (1) Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.
Snowball Sampling (2) A B1 B2 B3 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pertemuan X Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Jenis-jenis Instrumen Penelitian Kuisioner/angket Pedoman wawancara Pedoman Observasi Pedoman Dokumentasi Test Chekl-list Peneliti
Instrumen dan Metode Instrumen untuk metode test adalah test atau soal tes Instrumen untuk metode angket atau kuisioner adalah angket atau kuisioner Instrumen untuk metode observasi adalah check-list Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau bisa juga chek-list
Yang mempengaruhi Pemilihan Metode dan Instrumen Tujuan penelitian Sampel penelitian Lokasi Pelaksana Biaya dan Waktu data
Rancangan Penyusunan (Kisi-kisi) instrumen Kisi-kisi umum adalah kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan semua variabel yang diukur, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode dan instrumen yang mungkin dapat dipakai. Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan rancangan butir-butir yang akan disusun untuk sesuatu instrumen.
Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (1) Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi peneliti belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.
Manfaat dari rancangan penyusunan instrumen (2) Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulan datanya, darimana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil. Peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrumen. Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin.
Prosedur dalam pengadaan instrumen yang baik Perencanaan Penulisan butir soal Penyuntingan Uji coba Penganalisaan hasil Mengadakan Revisi
Kriteria Instrumen Yang Baik Reliabilitas Validitas Sensitivitas Objektivitas Fisibilitas
Uji Coba Instrumen Uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial Uji coba untuk tujuan keandalan instrumen
Keampuhan Instrumen Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu: Valid Reliabel
Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Pengumpulan Data (Kuesioner) Pertemuan XI Pengumpulan Data (Kuesioner)
Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya ataupun hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dipandang dari cara menjawab Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri Kuesioner tertutup, yang disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
Kuesioner dipandang dari jawaban Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
Kuesioner dipandang dari bentuknya Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka Check-list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Keuntungan Kuesioner Tidak memerlukan hadirnya peneliti Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama
Kelemahan Kuesioner Responden seringtidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab. Seringkali sukar dicari validitasnya Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak jujur. Seringkali tidak kembali, terutama jika lewat pos. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama
Pedoman Pembuatan Kuesioner (1) Tentukan sasaran Bagaimana akan diterapkan Buat kata pengantar Urutan pertanyaan Tipe pertanyaan Jawaban yang mungkin dijawab responden Pikirkan bagaimana data akan diolah Kaitkan pertanyaan dengan masalah penelitian Buat pertanyaan yang sifatnya netral
Pedoman Pembuatan Kuesioner (2) Perhatikan nilai-nilai yang berlaku pada diri responden Dibuat dengan cara menjabarkan lebih lanjut dari variabel-sub variabel-indikator Hindari membuat ringkasan kata yang tidak dimengerti responden Hindari kata-katta yang tidak umum Buat pertanyaan sependek mungkin
Pedoman Pembuatan Kuesioner (3) Buat pertanyaan yang sangat spesifik Pastikan pertanyaan dan jawaban tidak bertentangan Hindari pertanyaan negatif Buatlah responden menjawab secara mudah Perbaiki kalimat dan urutan pertanyaan dan susun kembali Hindari salah ketik
Pengumpulan Data (Wawancara) Pertemuan XII Pengumpulan Data (Wawancara)
Panduan/Pedoman wawancara Panduan wawancara digunakan untuk menggali sumber informasi secara mendalam untuk responden yang jumlahnya relatif terbatas. Cara membuat panduan wawancara yaitu dijabarkan dari Variabel-sub variable-indikator-pertanyaan.
2 Macam Pedoman Wawancara Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list
Wawancara hasilnya tergantung pada: Pewawancara Teknik wawancara Tipe responden Manusia pembual Manusia Analis Reportasi Jaksa Manusia sok tahu
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: Situasi wawancara Waktu Tempat Kehadiran orang ke-3 Sikap masyarakat Responden Karakteristik social Kemampuan menangkap pertanyaan Kemampuan menjawab pertanyaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara: Pewawancara Karakteristik pewawancara Keterampilan Motivasi Rasa aman Isi Pertanyaan Sukar/mudah Tingkat minat Sumber/jenis
Pewawancara Pewawancara Kualitas pewawancara Netral, tidak mengarahkan Adil, tidak memihak Ramah Santai tapi serius Sopan dan hormat Kualitas pewawancara Menguasai materi yang akan diwawancarai Memiliki rasa percaya diri sehingga menimbulkan kepercayaan dari responden
Peranan pewawancara mampu menciptakan hubungan baik dengan responden. Memperbaiki semua pertanyaan dengan baik dan tepat. Mencatat dan merekam jawaban isian. Dapat menggali informasi tambahan dari responden apabila diperlukan.
Persiapan wawancara Penjelasan tujuan penelitian Latih dan kuasai hal-hal sbb: Penjelasan tujuan penelitian Penjelasan tugas pewawancara Penjelasan tiap nomor pertanyaan Cara mencatat/merekam.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara: Wawancara tatap muka (Personal atau face to face interviews) Wawancara dengan telepon (Telephone interviews)
Wawancara tatap muka Kelebihan: menghasilkan lebih banyak data. Kontak langsung dengan responden, sehingga peneliti dapat menanyakan masalah yang lebih kompleks, sensitive, atau controversial. Tingkat partisipasi responden relatif lebih sedikit.
Wawancara tatap muka Kelemahan: memungkinkan terjadinya bias pewawancara Memerlukan biaya dan waktu yang relatif namyak jika jumlah responden (sample) relatif besar dan secara geografis letaknya terpencar.
Wawancara via telepon Kelebihan: Waktu pengumpulan data responden relatif cepat dengan tenaga dan biaya yang relatif lebih sedikit. memperoleh tanggapan segera dari responden setelah pewawancara dapat menghubunginya lewat telepon.
Wawancara via telepon Kelemahan: Pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi responden saat memberi tanggapan. Responden setiap saat dapat menolak untuk menanggapi pertanyaan dengan memutus hubungan telepon. Durasi wawancara terbatas. Responden bukan merupakan sample yang representatif yang mewakili semua lapisan masyarakat.
Petunjuk membuat pertanyaan: Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Contoh: Bagaimana status perkawinan Bapak? Sebaiknya: Apakah Bapak beristri? Pertanyaan jelas dan khusus. Berapa orang di sini? (rumah, kelas, dll)
Petunjuk membuat pertanyaan: Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian. Contoh: Apakah saudara mau mencari pekerjaan di kota? Sebaiknya: Apakah saudara mencari pekerjaan.
Petunjuk membuat pertanyaan: Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. Contoh: Pada waktu senggang apakah saudara mendengarkan radio atau melakukan yang lain? Sebaiknya : Apakah yang saudara lakukan pada waktu senggang?
Observasi dan Dokumenter Pertemuan XIII Observasi dan Dokumenter
Observasi Observasi adalah mengamati secara intensif dengan menggunakan panca indra, berbagai gejala atau peristiwa guna memperoleh fakta yang obyektif. Unsur yang diamati : Pelaku Tempat Kegiatan
Alasan observasi Ingin mencari makna Ingin memperoleh gambaran yang konstektual Ingin memperoleh gambaran yang menyeluruh
Manfaat observasi Memperoleh pandangan yang holistik Dapat melihat hal-hal yang kurang tertangkap oleh orang lain Menemukan hal baru Menemukan kesan pribadi
Membuat Panduan Observasi Tentukan peristiwa/gejala apakh yang akan diambil Perkirakan actor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut Perkirakan tempat terjadinya peristiwa tersebut Perkirakan kegiatan-kegiatan apakah yang akan terjadi Buatlah dalam bentuk matriks dan analisis
Penggolongan Observasi Pengamatan berperanserta (participant observation) dan pengamatan tidak berperan serta (non participant observation) Pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup Pengamatan pada latar alamiah (tak terstruktur) dan Pengamatan pada latar buatan (terstruktur) Pengamatan eksperimental dan non eksperimental
Participant Observation dan Non Participant Observation Participant observation (pengamatan berperan serta), disini pengamat melakukan dua peranan yaitu sebagai pengamat dan sekaligus sebagai anggota resmi dari kelompok yang diamati. Non participant Observation (pengamatan tidak berperanserta), dimana pengamat hanya melakukan satu fungsi saja yaitu pengamatan
Pengamatan Terbuka dan Pengamatan Tertutup Pengamatan terbuka adalah pengamatan dimana pengamat secara terbuka diketahui oleh subyek, sedangkan sebaliknya para subyek menyadari apabila sedang diamati dan dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Pengamatan tertutup, pengamat melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh para subyeknya.
Pengamatan pada latar alamiah dan Pengamatan pada latar buatan Pengamatan pada latar alamiah, tidak digunakan panduan yang disiapkan sebelumnya, sebab apa yang diobservasi tidak dapat dispesifikasikan sebelumnya. Pengamatan pada latar buatan, dilakukan pada situasi yang dibuat atau dikontrol. Aturan-aturan dikenakan baik pada orang atau gejala yang diamati, maupun pengamatnya sendiri.
Pengamatan Eksperimental dan Pengamatan Non Eksperimental Pengamatan eksperimental, dimana pengamat bersikap aktif terhadap situasi dan kehidupan obyek serta berusaha mengendalikannya. Pengamatan non eksperimental, dimana pengamatan dilakukan seperti layaknya pengamatan pada umumnya dan pengamat tidak berpartisipasi dalam kehidupan obyek.
Dokumenter Metode dokumenter adalah tehnik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Data yang diperoleh disebut dokumen.
Bahan dokumen Otobiografi Surat-surat pribadi, buku atau catatan harian Surat kabar Dokumen-dokumen pemerintah Cerita roman atau cerita rakyat (walaupun tidak otomatis siap untuk digunakan), dan lain-lain
Keuntungan dokumentasi Keuntungan bahan dokumentasi adalah bahwa bahan ini sudah ada, sudah tersedia, dan siap pakai. Menggunakan bahan ini akan banyak yang dapat diperoleh bila bahan tersebut dianalisis dengan cermat yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
Pertemuan XIV Analisis Data
Analisis Data Penelitian Kualitatif Pada analisis data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data,
Analisis data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak awal penelitian, data diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh langsung dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama dianalisis maka data menjadi kadaluwarsa
Analisis data dan interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang peneliti. Adapun urutannya terletak pada tahap setelah pengumpulan data. Dalam arti sempit, analisis data diartikan sebagai kegiatan pengolahan data yang terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi data.
Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian, menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca atau dianalisis. Rekapitulasi merupakan langkah penjumlahan dari setiap kelompok sasaran penelitian yang memiliki karakter yang sama, berdasar criteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.
Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak hanya cukup terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak tahap. Diantaranya adalah: tahap reduksi data, penyajian data, interpretasi data penarikan kesimpulan/verifikasi.
Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data, namun dalam arti luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan,maupun penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang. Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.
Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan.
Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dan penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.
Analisis Data Penelitian Kuantitatif Editing Data Editing data disebut juga tahap pemeriksaan data. Pada umumnya editing dilakukan pada kuesioner yang disusun secara berstruktur. Sebelum data yang terkandung dalam kuesioner dioleh dalam suatu proses yang disebut koding, kuesioner tersebut harus diedit dulu.
Editing data Hal-hal yang harus diperhatikan: Lengkapnya pengisian Kejelasan tulisan Kejelasan makna jawaban Konsistensi atau keajegan dan kesesuaian antar jawaban Relevansi jawaban Keseragaman kesatuan data
Koding Data Koding adalah usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban responden menurut macamnya guna mempermudah analisa data. Manfaat dari simbol angka atau kode terhadap kategori atau nilai variabelnya yaitu: Mempermudah dan mempercepat analisa Mempermudah penyimpanan data Sistem pengkodean didasarkan pada jenis pertanyaan.
Cleaning data Kegiatan ini adalah kegiatan yang dimaksudkan agar data dapat dipakai sebagai data yang mudah dianalisa dengan meringkas data. Dalam proses cleaning data, kode-kode yang telah diberikan atau disimbolkan pada data mulai kita jalankan dengan proses yang selektif artinya kita mengklasifikasikannya secara lebih ketat dan disesuaikan dengan instrumen penghitungan data yang digunakan.
Recording Data Kegiatan perekaman atau pengkoleksian data dalam sebuah wahana yang dapat memaparkan hasil penelitian kita. Wahana tersebut dapat secara manual dan lewat komputer (SPSS).
Penerapan data Penelitian deskriptip : persentase dan komparasi dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian komparasi: dengan berbagai tehnik korelasi sesuai dengan jenis data Penelitian eksperimen : diuji hasilnya dengan t-test
Penyajian data Setelah data sudah selesai diolah, maka tahap selanjutnya adalah menampilkan data tersebut dalam bentuk laporan. Dalam penyajian datanya, kita bisa menyajikan dalam 2 cara, yaitu dengan menggunakan angka-angka yang dibuat dalam tabel frekuensi atau bisa juga dengan menampilkan grafik. Tabel frekuensi ini bisa menyajikan tabel univariat, tabel bivariat, dan tabel multivariat.
Pertemuan XV Menulis laporan
Aturan Penulisan (1) Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan-aturan penulisan karya ilmiah, yaitu: Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti kegiatan proses penelitian. Namun dalam hal ini pelapor mengajar orang lain untuk mengikuti apa yang telah ia lakukan.
Aturan Penulisan (2) Pelapor menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca laporan tidaklah sama. Laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan.Oleh karena itu dalam menulis laporan penelitian yang dipentingkan adalah jelas dan meyakinkan.
Kapan menulis laporan? Menulis laporan akan jauh lebih efisien apabila pekerjaan menulis itu dimulai dengan mempersiapkan segala sesuatunya sejak penelitian dimulai. Untuk dapat memulai proses penulis dari awal penelitian, maka terlebih dahulu peneliti merancang sebuah garis besar laporan, bersamaan waktunya dengan pada waktu ia mengajukan usulan penelitian.
Format Laporan Banyak sekali format laporan yang dapat digunakan, yang sebenarnya yang dicakupnya sama. Yang menyebabkan adanya perbedaan adalah: Urutan penyajian Penekanan materi yang dilaporkan Pandangan perlu tidaknya suatu bagian disampaikan kepada pembaca.
Sehubungan dengan format yang berbeda, maka perbedaan format bukanlah hal penting untuk dimasalahkan, yang penting diperhatikan adalah: Bahwa pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh peneliti, apa tujuannya, dan bagaimana hasilnya. Bahwa langkah dan medannya jelas sehingga pembaca dapat mengulangi proses penelitian itu apabila ia menghendaki.