Oleh RANI TOERSILANINGSIH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
Advertisements

DIREKTORAT STATISTIK KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
Pengaruh Pembangunan Ekonomi Terhadap Pola Migrasi di Indonesia
Topik-topik Studi Mobilitas Penduduk
Masalah Kependudukan dan Ketenagakerjaan
MIGRASI Andri Wijanarko.
Isu & Kebijakan Perkotaan
Migrasi&Urbanisasi Ekonomi Pembangunan.
MIGRASI.
KETENAGAKERJAAN.
MIGRASI Horis Pradana
PERENCANAAN WILAYAH REGIONAL PLANNING
PEMERATAAN PEMBANGUNAN DAN MOBILITAS PENDUDUK
MASALAH PEMBANGUNAN MANUSIA: KEPENDUDUKAN
MASALAH PEMBANGUNAN MANUSIA: KEPENDUDUKAN
Data dan Informasi dalam Perencanaan
KELOMPOK 10 ANALISIS DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DAFTAR ISI DATA A B TEORI A B ANALISIS A B c KESIMPULAN.
MASALAH UTAMA SETIAP PEREKONOMIAN
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN CARA PENANGGULANGANNYA
Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya
Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa
MIGRASI.
URBANISASI DAN MIGRASI DESA – KOTA : TEORI DAN KEBIJAKAN
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PENDUDUK & KETENAGAKERJAAN
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI JAMBI
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
Faktor-Faktor yang Menentukan Lokasi
KONDISI PENDUDUK INDONESIA
Mobilitas Penduduk Proyeksi Penduduk
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Chapter 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi : Penyebab, Konsekuensi dan Kontroversi oleh : Arif Rahman H Armand Walay Asril.
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS
Migrasi&Urbanisasi Ekonomi Pembangunan.
URBANISASI.
Lutvia Resta Setyawati
DINAMIKA PENDUDUK Jumlah penduduk selalu berubah karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Tingkat kelahiran adalah.
PERMASALAHAN PENDUDUK
TEKNIK ANALISIS EKONOMI DAN SOSIAL
Urbanisasi dan Migrasi
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
KONDISI PENDUDUK INDONESIA
Pembangunan Ekonomi.
Materi Mata Dasar-Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
PEMBANGUNAN AGROPOLITAN BERBASIS AGRIBISNIS PETERNAKAN: SUATU KONSEP
KETENAGAKERJAAN.
MIGRASI.
KEPENDUDUKAN-DEMOGRAFI
Gbr. Skema bentuk mobilitas penduduk
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Pengangguran dan Inflasi
DINAMIKA PENDUDUK Jumlah penduduk selalu berubah karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi). Tingkat kelahiran adalah.
Dinamika Penduduk (III)
POKOK BAHASAN 12 1.DEMOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN 2.MIGRASI PENDUDUK
KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN. 1. KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN 11. HUBUNGAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN OVERVIEW.
PENGANTAR KEPENDUDUKAN (MOBILITAS PENDUDUK) Nama Anggota Kelompok 10: I Gusti Ayu Irayani Nurlia.
Materi Kuliah SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
MIGRASI.
Migrasi&Urbanisasi Ekonomi Pembangunan.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)
MIGRASI.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
Konsep dan Jenis Migrasi. Faktor Penyebab Migrasi Faktor pendorong Makin berkurangnya sumber daya alam Menyempitnya kesempatan kerja di tempat asal Adanya.
MIGRASI.
KESEMPATAN KERJA DAN PENGANGGURAN
PROSES URBANISASI DAN KETIMPANGAN WILAYAH DESA-KOTA
PROGRAM PENATAAN KEPENDUDUKAN
Transcript presentasi:

Oleh RANI TOERSILANINGSIH MOBILITAS PENDUDUK Oleh RANI TOERSILANINGSIH

Topik Yang Dibahas Pengantar Untuk Apa Data Mobilitas/Migrasi? Konsep Mobilitas dan Migrasi Penduduk Sumber Data Ukuran Tahapan transisi Determinan Pola dan Kecenderungan

Mobilitas Penduduk sudah berjalan sepanjang sejarah manusia diketahui Pengantar Mobilitas Penduduk merupakan salah satu faktor parameter demografi yang berpengaruh terhadap jumlah, pertumbuhan dan persebaran penduduk Mobilitas Penduduk sudah berjalan sepanjang sejarah manusia diketahui Terjadi karena keingintahuan manusia tentang wilayah lain Mobilitas penduduk berpengaruh pada kondisi sosial, ekonomi, demografi dan budaya

Guna Data Mobilitas Penduduk Menghitung pertumbuhan penduduk dan pola persebarannya Proyeksi Penduduk Mengkaji karakteristik sosial, ekonomi, demografi dan budaya serta pengaruh terhadap daerah asal maupun tujuan Perencanaan pembangunan regional

KONSEP

Tidak semua pergerakan geografis dikatakan sebagai migrasi Konsep Dasar Shryock & Siegel : biasanya mengacu pada pergerakan spasial, fisik dan geografis, maka disebut sebagai mobilitas geografis atau mobilitas spasial Tidak semua pergerakan geografis dikatakan sebagai migrasi Mobilitas permanen dan non permanen Untuk membedakan harus dipertimbangkan 4 aspek penting

DEFINISI Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara  migrasi sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.

Perhatikan unit administrasi: propinsi, kabupaten, kecamatan dll Aspek Spasial Perhatikan unit administrasi: propinsi, kabupaten, kecamatan dll Makin kecil unit administrasi makin besar tingkat migrasi Aspek spatial yang lain selain wilayah geografi juga jarak

Adanya perubahan tempat tinggal (usual place residence) Aspek Tempat Tinggal Adanya perubahan tempat tinggal (usual place residence) Lamanya tinggal Niat tinggal di tempat tujuan Sensus/Survei menggunakan pendekatan usual place of residence (de jure) atau current place of residence (de facto)

Mobilitas : mobilitas permanen (migrasi) & mobilitas non permanen Aspek Waktu Perhatikan dimensi waktu dalam perpindahan: apakah 1 tahun, 6 bulan atau 24 jam sebagai batasan migrasi Mobilitas : mobilitas permanen (migrasi) & mobilitas non permanen Ada migrasi risen, migrasi seumur hidup, migrasi total, migrasi kembali, migrasi bertahap. Mobilitas non permanen : musiman, sirkuler dan commuting/ulang alik

Adanya perubahan aktifitas sehari-hari Aspek Aktifitas Adanya perubahan aktifitas sehari-hari Beberapa analis menyatakan bahwa mobilitas harus menyangkut tempat tinggal dan perubahan tempat aktifitas Tempat aktifitas berubah, tempat tinggal tidak berubah, atau tempat tinggal berubah aktifitas tidak

Migrasi Masuk : Migrasi masuk ke suatu wilayah tertentu JENIS MIGRASI Berdasarkan Cara Migrasi Masuk : Migrasi masuk ke suatu wilayah tertentu Migrasi Keluar : Migrasi keluar dari suatu wilayah tertentu Migrasi Neto : Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar wilayah tertentu Migrasi Bruto : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar

Berdasarkan wilayah administrasi JENIS MIGRASI Berdasarkan wilayah administrasi Migrasi Total : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat tinggal sebelumnya tanpa melihat kapan perpindahannya Migrasi Semasa Hidup : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat kelahirannya Migrasi Risen : mereka yang pindah melalui batas administrasi (desa/kec/kab/propinsi) dalam waktu kurun 5 tahun sebelum survei

Berdasarkan Arus Migrasi Jenis Migrasi Berdasarkan Arus Migrasi Migrasi Parsial (Partial Migration) adalah jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu daerah asal, atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan. Arus Migrasi (Migration Stream) adalah jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. Urbanisasi (Urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke perkotaan dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan.

Jenis Migrasi Transmigrasi (Transmigration)  resettlement atau settlement. Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia (Undang-Undang No. 3 Tahun 1972) Migrasi Kembali : mereka yang tempat tinggal sekarang sama dengan tempat kelahirannya tetapi tidak sama dengan tempattinggal terakhir sebelumnya

Faktor Penyebab Migrasi Faktor pendorong Makin berkurangnya sumber daya alam Menyempitnya kesempatan kerja di tempat asal Adanya tekanan politik, agama, suku dan ras di daerah asal Tidak cocok lagi dg budaya setempat Alasan pekerjaan/pendidikan/perkawinan Bencana alam

Faktor Penarik Ada rasa superior di tempat baru atau peluang memasuki lapangan kerja yg cocok Kesempatan mendapat pekerjaan dan upah yg lebih baik Kesempatan pendidikan Kondisi lingkungan yg menyenangkan Ajakan teman, famili, orang lain informasi audio maupun visual (Media cetak dan elektronik) Daya tarik kota besar (multi fasilitas)

Teori Everett S. Lee

The Law of Migration (EG. Ravenstein, 1885) 1. Migrasi dan jarak - banyak migran pada jarak dekat - migran jarak jauh tertuju pada pusat2 perdagangan & industri 2. Migrasi bertahap - arus migrasi terarah - adanya migrasi desa kota, kota kecil-kota besar 3. Arus dan Arus balik 4. Perbedaan mencolok 5. Perempuan melakukan migrasi pada jarak yang lebih dekat dibanding laki-laki 6. Teknologi dan migrasi 7. Motif ekonomi

ALASAN BER MIGRASI Proses mempertahankan hidup (perang, bencana alam, pekerjaan dll) motif ekonomi (mencari peluang kerja dg tingkat upah yang lebih tinggi) motif paksaan (migrasi dukalara) penggususran, bedol desa dll motif non ekonomi (perkawinan, sekolah, dll) Keputusan berpindah dari seseorang bisanya bukan saja keputusan individu tetapi juga oleh faktor lingkungan terutama keluarga lingkungan keluarga biasanya melakukan upaya menyesuaikan diri untuk mengurangi faktor resiko terhadap kegagalan yang terjadi remitance untuk menopang hidup keluarga di daerah asal

SUMBER DATA Sensus Penduduk : dapat dilihat dari propinsi tempat lahir, lama tinggal, tempat tinggal terakhir, tempat tinggal 5 tahun yang lalu, tempat tinggal sekarang Registrasi Penduduk: tidak mengumpulkan informasi yang detil untuk analisis yang intensif tentang determinan dan konsekuensi migrasi. Untuk negara berkembang belum baik kualitasnya Survei: data migrasi yang lazim digunakan adalah SUPAS atau survei mikro khusus analisis migrasi

Jenis-jenis Migrasi (9) Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah penduduk usia 5 tahun ke atas. Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0-4 tahun, digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun.

Ukuran-Ukuran Migrasi Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.

Transisi Mobilitas Zelinsky (1971) Tahap pertama. (the pre-modern traditional society) rendahnya arus perpindahan penduduk. Mobilitas terjadi sebatas pd pemanfaatan lahan, perdagangan, perang dll Tahap kedua (the early trantitional society) pergerakan penduduk desa-kota dlm jumlah besar ada kecenderungan perpindahan ke luar negeri ada kecenderungan mendatangan migran ahli dr luar negeri mobilitas sirkuler mulai berkembang

Transisi Mobilitas Zelinsky (1971) Tahap ketiga. (the late trantitional society) migrasi desa-kota mulai menurun, walau masih besar menurunnya pergerakan penduduk ke daerah2 baru menurunnya migrasi keluar negeri mobilitas sirkuler makin berkembang dg bentuk dan pola yg makin kompleks Tahap keempat (the advanced society) migrasi desa-kota makin menurun peningkatan migrasi antara kota dalam suatu sistem pemusatan/aglomerasi yg sama migrasi tenaga kerja yg kurang berkualitas dari daerah yg belum berkembang peningkatan migrasi sirkuler (pelesiran dan ekonomi) dan migrasi internasional tenaga kerja terdidik

Transisi Mobilitas Zelinsky (1971) Tahap kelima (a future super advance society) migrasi permanen menurun migrasi sirkuler meningkat krn sistem komunikasi, transportasi makin membaik migrasi tenaga kerja kurang trampil dr berbagai negara terutama negara berkembang terus berlangsung peningkatan pola migrasi sirkuler akan memunculkan bentuk migrasi sirkuler yg baru Indonesia terletak pada tahap kedua atau keempat (?)

MIGRASI DI INDONESIA Sejak manusia neanderthal 3 juta - 10.000 tahun sm Penduduk P. Jawa mobile  arus perdagangan antar pulau - antar negara Akibat kesuburan tanah Jawa akhirnya muncul budaya menetap Saat ini penduduk cukup mobile terutama dg program transmigrasi dan makin meningkatnya teknologi transportasi dan komunikasi

Kebijakan makro mobilitas penduduk MIGRASI DI INDONESIA Kebijakan makro mobilitas penduduk ekonomi makro 1967-1980, pemusatan industri manufaktur di Jakarta dan pesisir Jawa  urbanisasi meningkat 1980, mekanisasi sektor pertanian yg berakibat penurunan daya serap TK sektor pertanian  migrasi desa - kota & peningkatan transmigrasi paruh tahun dasawarsa 80-an dan pengembangan KTI

KEBIJAKAN MOBILITAS PENDUDUK ANTAR WILAYAH Umumnya kebijakan kependudukan dapat bersifat langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) Ada 3 pendekatan dlm kebijakan mobilitas penduduk 1. Merangsang perpindahan penduduk  migrasi spontan 2. Menghambat perpindahan penduduk  Jakarta kota tertutup 3. Mengarahkan perpindahan penduduk sesuai kepentingan nasional : transmigrasi

Kecenderungan dan Pola (1) Pada bagian ini disajikan pembahasan migrasi risen lima tahun antar propinsi berdasrkan SP 1980, 1990, dan 2000 serta SUPAS 1995 (Tabel 2). Gambaran pola mobilitas antar propinsi memperlihatkan bahwa pangsa terbesar arus migrasi di Indonesia utamanya didominasi oleh propinsi-propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung.

Kecenderungan dan Pola (2) Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memperlihatkan pola yang konsisten, yaitu sebagai daerah pengirim migran yang penting di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan persentase migran risen keluar yang paling tinggi pada periode 1975-1980. Jawa Tengah (25,5%) Jawa Timur (16%) Pada periode 1985-1995 propinsi Jawa Barat mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dimana lebih dari seperempat migran risen masuk menuju ke propinsi ini

Kecenderungan dan Pola (3) Perkembangan daerah metropolitan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang terkena dampak tumpahan (spill-over effect) penduduk dari DKI Jakarta

Jenis transmigrasi Transmigrasi keluarga  Diadakan tahun 1950. Keluarga transmigran yang ada di daerah transmigrasi didatangkan dari daerah asal. Transmigrasi umum  Mulai tahun 1952. Mereka ditempatkan di daerah yang telah di tentukan oleh pemerintah. Transmigrasi SOB (Staat Van Oorlog en Beleg), untuk para bekas tahanan S.O.B. tahun 1953

Jenis transmigrasi Transmigrasi Nelayan Transmigrasi DBS (Dengan Biaya Sendiri), diadakan tahun 1954 yang kemudian berubah menjadi transmigrasi spontan atau transmigrasi swakarsa Transmigrasi BRN (Biro Rekonstruksi Nasional) atau Transmigrasi Veteran dan Demobilisasi (Transved) Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa (Transkopemada)

Migrasi Internasional Mc Falls (1998) tahun 90-sn diperkirakan 120 juta penduduk tinggal di luar negara tempat kelahiran mereka Remitan mencapai 70 Milyar USD (1995) Firdausy (1998) Mobilitas penduduk di Asia Tenggara meningkat ditinjau dr kuantitas, kompleksitas, gender, sosial ekonomi dan budaya selama dekade terakhir ini. Terjadi peningkatan redistribusi potensial di antara negara2 Asia Tenggara berikut permasalahannya

Migrasi Internasional Stalker Teori Struktural  dual labour market jenis pekerjaan berupah tinggi jenis pekerjaan dirty, dangerous and difficult Teori Keluarga dan Individu manusia makhluk rasional yg mampu menilai kondisi negara tujuan dan memilih kombinasi yg optimal (upah, keamanan dan biaya perjalanan migrasi merupakan pilihan kelompok atau kelg sbg salah satu cara mengurangi resiko Teori Sistem Jaringan Terbentuknya sistem jaringan migrasi, ada pihak perintis ada arus yg mengikutinya.

Migrasi Internasional Migrasi Internasional dr Indonesia didominasi overseas contract workers ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong teori Migrasi vs gender teori : migrasi didominasi oleh laki-laki, berumur produktif dan karena alasan ekonomi Kenyataan terjadi peningkatan migran perempuan baik alasan pribadi, keluarga, pendidikan, mengungsi, selain ekonomi.

Peningkatan Pendapatan Peningkatan devisa negara Dampak Migrasi Internasional THD Pendapatan Keluarga dan Pembangunan Nasional Peningkatan Pendapatan Peningkatan devisa negara Peningkatan Ketrampilan Pengurangan masalah pengangguran

Mobilitas Non Permanen Mobilitas penduduk di Indonesia berlangsung sejak lama, dalam transisi demografi sudah masuk tahap ke empat. Perhatian para ahli masih terbatas Kebijakan penyebaran penduduk terbatas pada mobilitas permanen Kenyataan bahwa mobilitas non permanen menunjukkan peningkatan terutama mobilitas desa-kota

Keterbatasan Data Mobilitas Non Permanen Data Sensus dan Survei hanya menjaring Mobilitas Permanen. Data Mobilitas Non Permanen Skala Nasional Tidak tersedia, hanya studi skala mikro/regional Sulit untuk melihat Pola, Arah dan Volume Mobilitas non Permanen

Kelangkaan Pekerjaan di sektor pertanian dan Kepemilikan Tanah Faktor Penyebab Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terutama antar Perkotaan dan Pedesaan Kelangkaan Pekerjaan di sektor pertanian dan Kepemilikan Tanah Kelangkaan Fasilitas Pelayanan Sosial (Pendidikan, Kesehatan dll) Peningkatan Harga tanah dan biaya hidup di kota, dll Revolusi Colt (hugo & Hull, 1987)

Ciri Pelaku Mobilitas Non Permanen Pada umumnya Menuju Daerah Perkotaan, dalam jarak dekat walaupun ada kecenderungan mulai menempuh jarak jauh Berada pada kelompok umur muda Lebih Banyak Laki-laki dibandingkan Perempuan Berpendidikan rendah Lebih banyak dari kelompok ekonomi menengah bawah Karakter hidup hemat Sebagai agent of Change kehidupan perkotaan di daerah asal

Di Daerah Asal Di Daerah Tujuan Dampak Positif Sumber keuangan Sebagai agent of change Daerah asal tidak kehilangan potensi tenaga produktif tetapi waktunya terbatas Di Daerah Tujuan Penyedia tenaga kerja terdidik Penyedia tenaga kerja kasar/buruh/sektor informal Memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah tujuan (walaupun kecil) melalui retribusi dan biaya hidup di daerah tujuan

Di Daerah Asal Di Daerah Tujuan Dampak Negatif Remitan yang dihasilkan digunakan hanya untuk konsumsi bukan investasi Di Daerah Tujuan Masalah transportasi (kemacetan dan kesemrawutan) Penyediaan Fasilitas Fisik maupun pelayanan sosial (muncul slum area dan penggunaan area publik yang tidak semestinya) Kriminalitas Perdagangan perempuan dan anak Kesehatan, dll

Kecenderungan di Masa Depan Mobilitas desa-kota masih akan meningkat dibarengi dengan mobilitas antar kecamatan dan antar daerah Mobilitas sirkuler akan digantikan dg mobilitas ulang alik Pelaku Mobilitas Perempuan akan meningkat baik secara internal maupun internasional Masih didominasi pada kelompok umur muda Makin terdidik Masih sebagai tenaga kerja kasar (Dirty, dangerous, difficult)

Alternatif Penanganan Pendataan komprehensif Kerjasama antar daerah Kebijakan berpihak pada masyarakat Peningkatan pembangunan antar daerah Peningkatan prasarana dan sarana transportasi dan alternatifnya Pemberian informasi kondisi ekonomi, peluang kerja, persyaratan yang harus dipenuhi secara jelas

URBANISASI Proses pengkotaan suatu wilayah/seseorang Sering diterjemahkan sebagai migrasi desa - kota perubahan wilayah perdesaan menjadi perkotaan

URBAN PLACE Konsep yang mengacu kepada daerah yang ditetapkan sebagai wilayah urban tanpa memandang kriteria yang digunakan dalam penentuan batas-batas wilayah urban

URBAN POPULATION Konsep yang mengacu kepada penghuni (penduduk) yang bermukim di daerah urban

URBAN GROWTH Sering digunakan untuk mengacu kepada perubahan size/ukuran baik urban place maupun urban population Perubahan dalam urban place disebut dengan perubahan horizontal (geographical space) Perubahan dalam urban population disebut dengan perubahan vertikal yang lebih disebabkan oleh pertumbuhan alamiah dan migrasi netto

URBANISM Konsep ini mengacu kepada “cara hidup” (urban way of life) yang berkaitan dengan wilayah urban. Misalnya perdagangan, budaya, ekologi, ekonomi, pendidikan, sejarah, industri, hukum, militer, falsafah, politik, psikologi, teknologi dan berbagai aspek kehidupan lain.

URBANIZATION Konsep ini mengacu kepada perubahan dalam proporsi penduduk di perkotaan. Juga diartikan sebagai proses pemusatan penduduk di daerah perkotaan.

DEFINISI PERKOTAAN Perkotaan administratif: Kota-kota yang dikenali dengan melihat batas administratif/pemerintahan seperti kecamatan, kota, kabupaten dll Perkotaan fungsional: Suatu kawasan kota yang terbentuk oleh satu atau lebih desa kota yang saling berdekatan

KRITERIA URBAN DESA Kepadatan penduduk lebih dari 5.000 km2 Kurang dari 25 % rumah tangganya bekerja di sektor pertanian Memiliki sekurang-kurangnya 8 fasilitas perkotaan dari maksimum 16 kriteria

UKURAN URBANISASI Tingkat urbanisasi : Persentase penduduk yang tinggal di perkotaan Urbanisasi : perubahan tingkat urbanisasi selama periode tertentu Rasio penduduk perkotaan-pedesaan Perubahan urbanisasi Indeks primasi Rank Size Rule Distribution

Ukuran Urbanisasi U Pu = ---- x k P Pu = persentase penduduk perkotaan, U = Penduduk daerah perkotaan, P = Penduduk Total Rasio Penduduk Perkotaan-perdesaan UR = ---- x k K U = penduduk perkotaan, K = penduduk perdesaan

Ukuran Urbanisasi U Pu = ---- x k P Pu = persentase penduduk perkotaan, U = Penduduk daerah perkotaan, P = Penduduk Total Rasio Penduduk Perkotaan-perdesaan UR = ---- x k K U = penduduk perkotaan, K = penduduk perdesaan

Situasi bidang mobilitas saat ini mobilitas antar daerah tetap meningkat hanya di beberapa daerah terjadi penurunan peningkatan mobilitas non permanen peningkatan mobilitas internasional peningkatan arus mobilitas tenaga kerja dari luar negeri

Isu pembangunan saat ini peningkatan mobilitas non permanen perlu penyediaan berbagai fasilitas sosial, ekonomi, budaya dll penataan wilayah penyangga migrasi internasional perlindungan hukum, kualitas keluarga migran, kesehatan reproduksi, sistem penggajian untuk TKA dll

Faktor Yg Mempengaruhi Urbanisasi Pullfactor yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan perdesaan ditambah persentase penduduk terbesar ada di daerah perdesaan. Tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di perdesaan Anggapan kota yang selalu memungkinkan seseorang untuk pengembangan diri secara cepat. Hal ini sering bertolak belakang dengan kenyataan.

Masalah-masalah Urbanisasi : Sehubungan dengan pertambahan penduduk Indonesia yang cepat maka kota-kota besar pun mempunyai penduduk yang besar pula. Pendatang yang tak mempunyai keahlian atau mempunyai sedikit keterampilan yang sama sekali lain dari yang dibutuhkan di kota. Pembekalan untuk hidup di kota tak cukup didapatkan. Walaupun pendatang mempunyai motivasi yang kuat untuk mengembangkan dirinya di kota tetapi kenyataannya kota sendiri belum siap menerimanya.

Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Urbanisasi: Kebijaksanaan (terselubung) pintu tertutup bagi pendatang. Tanpa pengembangan pembangunan secara desentralisasi dengan otonomi yang diperluas, kebijaksanaan semacam ini harus ditinjau. Apalagi dengan kecepatan pertumbuhan penduduk di perdesaan yang juga tinggi, jangan sampai terjadi adanya additional worker hypothesis menjadi discourage worker hypothesis yang kemudian menjadi social unrest (keresahan sosial). Perlu adanya perencanaan kota yang baik yang mempertimbangkan tidak saja rate of growth secara alami dari penduduknya tetapi juga faktor migrasi terutama urbanisasi. Pasar kerja harus terbuka dengan sistem informasi yang cepat dan tepat.

Upaya yang sifatnya merupakan sasaran strategi - Tetap meneruskan program NKKBS. - Transmigrasi secara swakarsa dengan insentif yang menarik dengan mempedulikan keadaan dan psikologis masyarakat daerah tujuan transmigrasi. - Usaha meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di kota sebanyak mungkin sehingga menyerap pendatang yang ke kota sesuai keahlianya. - Usaha menaikkan kesempatan kerja dan perluasaan lapangan kerja di perdesaan.

Trend mobilitas penduduk antar wilayah Terjadi peningkatan Migrasi antar kota dalam kabupaten migrasi antar kota antar kabupaten Migrasi antar kabupaten dalam propinsi migrasi antar kabupaten antar propinsi migrasi desa-kota dalam kabupaten/propinsi

Kebijakan Makro dan Mobilitas Strategi makro ekonomi (1967-1980) kebijakan substitusi impor dan investasi asing di sektor manufacturing  polarisasi pembangunan terpusat di DKI Jakarta dan sekitarnya  urbanisasi meningkat ketidakberhasilan sektor pertanian untuk meningkatkan serapan terhadap tenaga kerja Awal 1980-an, industri manufactur diganti industri nasional misalnya tekstil industri nasional berproduksi dibawah kapasitas terpasang serta mempergunakan SDA berlebihan Ketergantungan pada industri minyak dan gas, SDA dan pasar domestik

Kebijakan Makro dan Mobilitas harga minyak dunia menurun  berpengaruh terhadap industri nasional mekanisasi pertanian menyebabkan penurunan TK sektor ini migrasi Jwa ke pulau lain  daerah pertanian, dan sebaliknya ke arah perkotaan di Jawa Paruh kedua dasawarsa 1980-an pengembangan KTI  migrasi ke KTI. 1998 terdapat 2,6 juta kesempatan kerja di Kawasan Timur Indonesia (Ramelan, Rahardi: 1994)

mobilitas dan otonomi daerah Ketimpangan kondisi ekonomi antara daerah Perlu mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah dalam pembangunan Pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-masing daerah Upaya membentuk keseimbangan pembangunan antar daerah  mobilitas penduduk sukarela, bukan duka lara

Tantangan masa depan Mobilitas internal (antar daerah) dan desa-kota akan terus berlangsung krn ketidakseimbangan antar daerah migrasi internasional makin meningkat dan akan mengalami banyak perubahan migrasi pelajar/mahasiswa migran menetap tenaga kerja kontrak migran berketrampilan (skilled migrants)

Kebijakan Penyerasian Kependudukan Pengarahan mobilitas penduduk untuk : menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal yang harmonis; memberikan perlindungan penduduk yang terpaksa pindah karena keadaan (pengungsi); memberikan kemudahan, perlindungan dan pembinaan terhadap para migran internasional dan keluarganya; menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

mengendalikan kuantitas penduduk disuatu daerah/wilayah tertentu; mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru; memperluas kesempatan kerja produktif; meningkatkan ketahanan nasional.

terima kasih dan semoga bermanfaat