Falsafah Ibadah & Prinsipnya Asep Setiawan, S.Th.I., M.Ud.
APA TUJUAN HIDUP SAYA DI MUKA BUMI INI? أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ [المؤمنون : 115] “Maka, apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”
1. Ma’rifatullah > Mengenal Allah TUGAS KHALIFAH 1. Ma’rifatullah > Mengenal Allah اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا [الطلاق : 12] “...Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu…”
Dengan cara > Menyakini bahwa hanya Allah sajalah yang: Menciptakan segala sesuatu (Q.S. Az-Zumar: 62) Pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang dan segala makhluk di dunia (Q.S. Hud: 6) Dialah Allah Penguasa dan Pengatur alam semesta, Yang Maha Memuliakan dan Menghinakan, Yang Menghidupkan dan Mematikan, Penguasa segala sesuatu (Q.S. Ali Imran: 26-27) Tauhid Rububiyah
Tauhid Asma’ wa Shifat Dengan cara > Menyakini bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat. - وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا [الأعراف : 180] قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى [الإسراء : 110] هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24) [الحشر : 23 ، 24] والآيات الأخرى وهي كثيرة Tauhid Asma’ wa Shifat
Who Is Allah ? Tidak Cukup, Cinta Butuh Bukti !!!
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا... [النساء : 36] TUGAS KHALIFAH 2. Beribadah kpd Rabbnya وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات : 56] ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ …[الأنعام : 102] وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا... [النساء : 36] والآيات الأخرى .... Tauhid Uluhiyah
عَبدَ – يَعْبُدُ – عَبْدًا – عِبَادَةً MAKNA IBADAH Terminologi Etimologi " العبادة اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة “ عَبدَ – يَعْبُدُ – عَبْدًا – عِبَادَةً Ibadah adalah istilah yg mencakup segala sesuatu yg dicintai & diridhai oleh Allah, baik perkataan maupun perbuatan, yang bersifat lahiriah maupun bathiniah taat (الطَّاعَةُ), tunduk (الْخُضُوْعُ), hina (الذُّلُّ) & pengabdian (التَّنَسُّكُ).
MAKNA IBADAH Menurut Muhammadiyah التَّقَرُّبُ إِلَى اللهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ وَالْعَمَلِ بِمَا أَذِنَ بِهِ الشَّارِعُ “Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mengamalkan apa saja yang diperkenankan oleh-Nya." (Himpunan Putusan Tarjih, hlm. 276)
Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar Syarat Diterimanya Ibadah 1 2 Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil. Sesuai dengan tuntunan Rasul konsekuensi dari syahadat Laa ilaaha illa-llah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah
Ibadah Mahdhah / Khusus Ghairu Mahdhah/ Umum
Ibadah Mahdhah Hubungan antara hamba dgn Allah scr langsung Misal: Thaharah, Sholat, Zakat, Puasa, Haji Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah al-Maqbulah. Pelaksanaannya telah diatur, dan harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah Saw. Prinsipnya: “Semua dilarang, kecuali yang diperintahkan,” contoh: Shalat yang tidak diperintahkan hukumnya terlarang dilaksanakan. Penambahan dan pengurangan terhadapnya merupakan BID’AH Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal). Azasnya “taat”, yang dituntut dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan.
Ibadah Ghairu Mahdhah Ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya. Misalnya: Birrul walidaini (berbakti pada ortu), menuntut ilmu, pemerintahan, dll. Aturan bersifat longgar dan globalnya saja. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang Rasul mencontohkan yang bersifat umum, sedangkan detailnya diserahkan umat Islam Penambahan dan pengurangannya BUKAN BID’AH Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
PRINSIP IBADAH (1) Yang berhak disembah hanya Allah (al-Fatihah: 1-5, an-Nisa: 36) واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا 2. Ibadah tanpa perantara (al-Baqarah:186) وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون 3. Ikhlas syarat ibadah diterima (al-Zumar: 11) قل إني أمرت أن أعبد الله مخلصا له الدين
5. Memelihara keseimbangan ruhani dan jasmani (al-Qasas: 77) PRINSIP IBADAH (2) 4. Ibadah sesuai tuntunan (Ali Imran: 31) قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم 5. Memelihara keseimbangan ruhani dan jasmani (al-Qasas: 77) وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إن الله لا يحب المفسدين
لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت PRINSIP IBADAH (3) 6. Mudah dan meringankan (al-Baqarah: 286, al-Baqarah: 185, al-Hajj: 78) لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر وما جعل عليكم في الدين من حرج