PENDEKATAN STRUKTURALISME GENETIK DARI GOLDMANN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERILAKU MENYIMPANG.
Advertisements

Asal-usul perkembangan Sosiologi Politik
Pengantar Kesusastraan Umum
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
PENDEKATAN TERHADAP KARYA SASTRA
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
STRUKTURAISME GENETIK
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMP Kelas IX
Kebudayaan.
GENERALISASI KONSEP DISIPLIN ILMU SOSIAL DAN KETERHUBUNGANNYA
PERKEMBANGAN EPISTEMOLOGI
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Pendidikan Kewarganegaraan
B A B 16 Menulis Laporan.
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
Strukturalisme Genetik
KOMUNIKASI MASSA TEORI MEDIA DAN TEORI MASYARAKAT.
LANGKAH PENULISAN KARANGAN ILMIAH
1 PEMBELAJARAN INQUIRY & TEORI BELAJAR KOQNITIF (GESTALT) OLEH : CASUTRI NIM KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNNES SEMARANG 2012.
Penulisan dan atau pemunculan sebuah karya sering ada kaitannya dengan unsur kesejarahannya sehingga pemberian makna itu akan.
TEKS ANEKDOT.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Unsur Instrinsik dan ekstrinsik Novel
" Si Minem Beranak Bayi" ? 1. Bagaimana kesan yang anda dapat dari penggambaran lingkungan alam di sekitar desa pada awal cerita? 2. Bagaimana kesan ini.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
PENGARUH SOSIOBUDAYA TERHADAP PENCIPTAAN KARYA SASTRA
FORMALISME DAN STRUKTURALISME
STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN
STRUKTURALISME GENETIK GOLDMANN
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
TEORI SASTRA KRITIK SASTRA SEJARAH SASTRA
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
Penulisan Karangan Ilmiah II : Penyusunan Karangan Ilmiah Pertemuan 12
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
Marxism.
FILSAFAT PANCASILA KELOMPOK 2 NAMA :
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH
CERPEN Oleh Aqmarina.
Unsur Unsur Penelitian
Penelitian dan Penulisan II
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Filsafat pendidikan Abdul Sani (A1A513201) Eka Hendiana Safitri (A1A513245) Syamsudinnor (A1A513237) Dosen Pengampu: Prof. Dr.H. Suratno, M.Pd.
Pengantar Kesusastraan Umum
Gagasan Nasionalisme dalam Karya Pramoedya Ananta Toer “Tetralogi Buru” A n g i e P e r m a t a S a r i FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS.
Menulis laporan Pertemuan IX.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “KLAB”
LANDAS AN PSIKOLOGIS DALAM PENGEM BANGAN KURIKULUM
Pertemuan XV Menulis laporan.
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
Teori Kritik Sastra Akademik
PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
Kedudukan dan Peran Pancasila bagi Bangsa Indonesia
MEMBANDINGKAN NOVEL SEJARAH DENGAN TEKS SEJARAH.
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
EED 3217 (EKSPRESI KREATIVITI KANAK-KANAK)
KAWASAN SASTRA DAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN FIKSI
Masalah Penelitian Oleh Nanang Kohar, SH.
MANUSIA dan REALITAS.
EED 3217 (EKSPRESI KREATIVITI KANAK-KANAK)
EED 3217 (EKSPRESI KREATIVITI KANAK-KANAK)
Metode Penelitian Sastra
Transcript presentasi:

PENDEKATAN STRUKTURALISME GENETIK DARI GOLDMANN Pendekatan strukturalisme genetik ini dikembangkan oleh Goldmann. Ia dikatakan pra-Marxist, bukan komunis karena menggunakan dimensi sejarah, yang menyebabkan ia berbeda dari pendekatan struktural yang biasa dikenal (Goldmann, 1969:14-15; Swingewood, 1972a:62). Pendekatan ini juga menggunakan konsep dialektik (Swingewood, 1972a:63) dan berasal dari sumber yang sama, Hegel dan Engel, sehingga ia juga disebut sebagai neo-Hegelian (Eagleton, 32). Goldmann mendasarkan teorinya kepada Lukacs sebelum Lukacs menjadi komunis, tetapi sekarang dia telah dikutuk oleh komunis (G. Steiner, 1969:280, Swingewood, 1972a:63).

Pendekatan ini berbeda dari pendekatan Marxisme karena sifatnya yang dialektik, sedangkan Marxisme cenderung pada pendekatan secara positif. Jadi, ia bersifat struktural (Swingewood, 1972a:57, 58) karena ia menggunakan prinsip struktural (Caute, 195; Swingewood, 1972a:63) yang dihindarkan oleh pendekatan Marxisme (Caute, 153; Eagle, 20-24). Prinsip ini yang menyebabkan pendekatan ini disaring bahannya, hanya mengambil karya yang kuat, yang mempunyai kesatuan (unity) di samping keragaman (complexity). Pendekatan ini juga tidak melihat pandangan Marxisme sebagai ideologi (politik), tetapi hanya metode kerja. Setidak-tidaknya hanya dilihat sebagai falsafah, sehingga Goldmann juga menggabungkan falsafah existensialisme dan Marxisme (H. Levin, 1965:149; Lowenthal, 1967:104). Dengan begitu, pendekatan ini adalah pendekatan non-Marxist, seperti yang dilihat oleh Swingewood.

Goldmann mambatasi penelitiannya pada novel yang dikatakannya mempunyai pahlawan yang bermasalah (problematic hero) yang berhadapan dengan kondisi sosial yang memburuk (degraded) dan berusaha mendapatkan nilai yang sahih (authentic value) (Goldmann, 1975:1-2) dan novel cukup luas untuk penelitian sosiologi sastra (G.N. Pospelov, 1967, 1967:543). Goldmann juga beranggapan bahwa seseorang (individu) tidak mungkin mempunyai pandangan dunianya (world view) sendiri. Dia menyuarakan pandangan dunia suatu kelompok sosial, transindividual subject. Pandangan ini bukan realitas. Ia hanya dapat dinyatakan dalam bentuk lahirnya oleh seseorang dengan membawanya ke tingkat kepaduan yang tinggi dalam bentuk ciptaan yang imaginatif atau pikiran yang konseptual (Goldmann, 1967a: 495ff; Caute, 196).

METODE KERJA GOLDMANN DAPAT DIRUMUSKAN SEBAGAI BERIKUT: Penelitian dilakukan terhadap satu novel yang dilihat sebagai suatu kesatuan, tanpa tokok tambah di dalamnya (Goldmann, 1967a:496). Apabila seorang menulis lebih dari satu novel, dan dihubungkan dengan perbedaan masa, akan memperlihatkan satu perkembangan (Goldmann, 1975; 160), seperti yang diperlihatkannya dalam karya-karya Andre Malraux (Goldmann, 1975: 18-131). Novel yang dianalisis hanya novel yang mempunyai nilai sastra, yang biasanya mengandung ketegangan (tension) antara keragaman dan kesatuan yang menjalin keragaman ini ke dalam suatu keseluruhan yang padat (a coherent whole) (Goldmann, 1967a:514).

Oleh karena itu, ia bekerja dengan cara berikut. Seorang mesti memulakan dengan hipotesis yang menyeluruh (overall hypothesis) tentang hubungan antara unsur-unsur dan keseluruhan sebuah novel (1967a:512-513; 1975:19). Hipotesis ini diperiksa berdasarkan keadaan dalam novel yang diteliti, sehingga dapat ditemui suatu model yang mungkin berbeda dari hipotesis awal (1967a:513). Sesudah mendapatkan kesatuan (unity) dari keragaman sebuah novel, baru mungkin dibuat hubungan dengan latar belakang sosial. Sifat hubungan itu ialah: Yang berhubungan dengan latar belakang sosial hanyalah unsur kesatuan, bukan unsur keragaman Latar belakang ini ialah pandangan dunia suatu kelompok sosial, yang dilahirkan oleh seorang penulis, sehingga ia dapat dikonkritkan.

Dengan begitu, hakikat struktural pada pendekatan Goldmann terletak pada dua hal. Pertama, cara penelitian novel itu sendiri. Kedua, penghubungannya dengan sosiobudaya. Ini sesuai dengan pengertian ‘hubungan’ (relationship) yang begitu penting pada pendekatan strukturalisme (T. Hawkes, 1978:58; M. Maren-Grise-bach, 1970:103). Sebuah novel mesti diteliti struktur ceritanya, untuk membuktikan jaringan bagian-bagiannya, sehingga terjadi keseluruhan yang padu (Goldmann, 1967a:496). Goldmann menolak penelitian isi (contents) karya sastra karena akan menghasilkan produk yang tidak utuh; akan menghasilkan sebuah karya tanpa nilai sastra, dan tidak menghasilkan karya besar (Goldmann, 1975:159).

Yang berhubungan dengan sosiobudaya hanya unsur kesatuan novel, bukan setiap unsurnya. Ia tidak berhubungan dengan kesadaran kolektif, tetapi dengan struktur mental yang merupakan suatu pandangan dunia (Goldmann, 1975:9, 158-159). Kesadaran kolektif dapat dilihat dengan cepat (1975:159), sedangkan struktur mental atau pandangan dunia merupakan kesadaran suatu kelompok, realitas dinamik yang mengarah kepada suatu hal (1975:9) sehingga ia berada di luar kesadaran kolektif (yang konvensional) (1975:11).