Oleh: Haryanto Perencana Utama-Kedeputian Bidang Ekonomi Bappenas

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
Advertisements

PERMASALAHAN DAN FOKUS PEMBANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN BERBASIS IPTEK DI PROVINSI GORONTALO Wakil Gubernur Gorontalo Rakornas RISTEK Tahun 2004 Jakarta.
PROSES DAN MEKANISME PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
PROBLEMATIKA PEMBANGUNAN
METODE PENELITIAN (PROPOSAL RISET YANG DIBIAYAI)
Program Pengembangan Kurikulum Tim khusus matrikulasi
Draft RUMUSAN REKOMENDASI
PUSBINDIKKLATREN  Suatu proses yang dilakukan secara teratur, sistematis, berdasarkan pengetahuan, metode ataupun teknik tertentu yang menghasilkan.
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
Persiapan dan Peran Perekam Medis Dalam Menghadapi Jabatan Fungsional Profesi Perekam Medis Sugeng, SKM.
BINDIKLAT Kebijakan Direktorat Departemen Pendidikan Nasional
EVALUASI PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI.
PEDOMAN PROGRAM KERJASAMA LPMP DENGAN STAKEHOLDERS PENDIDIKAN Oleh:
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
OVERVIEW PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN PELATIHAN DASAR CALON PNS
KEMENTERIAN AGAMA RI PENGAWASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2017
Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY
PENGEMBANGAN PROFESI Disampaikan pada Diklat Pengawas TK/SD
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
Biro Sumber Daya Manusia-Sekretariat Jenderal
EVALUASI JABATAN Menurut Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
PENJELASAN UMUM MEKANISME PENILAIAN DAN PEMBERIAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA 2015 Disampaikan dalam acara Penilaian Tahap II Verifikasi Proses Perencanaan.
PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN (TRAINING OF FACILITATOR)
Direktorat Bina Intala Ditjen Binalattas
PRESENTASI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2015
RAPAT KERJA program KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT NASIONAL
PENTINGNYA STRATEGI PUG DAN PPRG DI SEKTOR PERTANIAN
PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PNS
Program kreativitas mahasiswa, ide kreatif dan strategi KEBERHASILAN
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2016
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
XIII. TATA CARA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Bappeda Kota Surakarta
PERAN KEMENDIKBUD DALAM PEMBINAAN
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
BUKU PEGANGAN P2TP2A DANA DEKON
KEGIATAN 2013 PENETAPAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ANAK:
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2016
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2016
DITJEN MANAJEMEN DIKDASMEN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Yuti Suhartati.,S.Kp. M.Kes
PROGRAM PENGEMBANGAN KEUNGGULAN PROGRAM STUDI
Kerangka Acuan ANDAL menurut Permeneg LH No 08 Th 2006
Selamat Datang Di Tahap Ke 3
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG
Kebijakan Perencanaan Penganggaran dan Pengelolaan Keuangan,
PERAN PENGAWASAN KEMENTERIAN PANRB TERKAIT AMANAT
Memahami Kerangka Kerja Implementasi CoE
SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG
S E L A M A T D A T A N G.
Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD )
Penyusunan Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja
BEBERAPA POKOK PERUBAHAN
SOSIALISASI PERMENDAGRI 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
KEPALA BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEKRETARIAT MUSRENBANG-2018
TUGAS POKOK DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK PENGENDALIAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI BENGKULU *MEMBANTU MELAKSANAKAN URUSAN.
MAKALAH MENINGKATKAN PERANAN STAF SEKRETARIAT DEWAN
OVERVIEW PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN PELATIHAN DASAR CALON PNS
DONGKRAK KARIR LULUSAN PERSPEKTIF SERTIFIKASI
PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA.
DI LINGKUP BPP KEMENDAGRI DAN LEMBAGA LITBANG DAERAH
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Transcript presentasi:

Oleh: Haryanto Perencana Utama-Kedeputian Bidang Ekonomi Bappenas Ketua Umum PN Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia

Pemahaman terhadap Beberapa Konsep JFP Perencana: Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pada unit perencanaan tertentu Unit Kerja Perenacaan : Unit kerja yang melaksanakan kegiatan fungsional perencanaan, yaitu: Bappenas, Unit/Lembaga Perencanaan lain di K/L, Bappeda Propinsi/Kabupaten/Kota, dan unit/Lembaga Perencana Lain di Pemerintah Propinsi Kabupaten/Kota. Rencana: Produk kegiatan perencanaan berupa rencana kebijaksanaan, rencana program dan rencana proyek (kegiatan) baik lingkup makro, sektor ataupun daerah Tugas: Menyiapkan , melakukan, dan menyelesaikan seluruh kegiatan teknis fungsional perencanaan di lingkungan unit perencanaan instansi pemerintah Kegiatan Perencanaan: Suatu proses yang dilakukan secara teratur, sistematis, berdasarkan pengetahuan, metode ataupun teknik tertentu yang menghasilkan rencana kebijaksanaan, rencana program dan rencana proyek serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaan.

Kualitas Dokumen Perencanaan Yang Baik Perencana Yang Kompeten Rencana (Sektoral, Regional, Makro) Teratur, sistematis, berdasarkan pengetahuan, metode ataupun teknik tertentu yang menghasilkan rencana kebijaksanaan, rencana program dan rencana proyek serta pemantauan dan penilaian atas perkembangan hasil pelaksanaan Tupoksi Unit Kerja Perencanaan Peningkatan Kinerja Unit Kerja/Instansi

Problem dalam Penyusunan Kebijakan yang Berkualitas (UNCTAD, 2006) Policy Paper Policy Makers (ODI Briefing Paper, 2004) \\\ Policy Brief/ Risalah Kebijakan \\\ Media komunikasi yang lebih ringkas, namun padat dengan informasi-informasi yang relevan dengan kebijakan (policy relevant information). Sebagai strategi Komunikasi agar utilisasi policy paper lebih besar dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan

UNSUR DAN SUB KEGIATAN KEGIATAN PERENCANAAN (JFP) SUB-UNSUR UTAMA (>80%) Pendidikan (surat tugas dan Sertifikat/Ijazah) Kegiatan Perencanaan (surat tugas/disposisi/SPK dan Dokumen) Pengembangan Profesi (surat tugas dan undangan utk makalah yg dipaparkan dl Forum Renbang; bukti artikel /buku ) PENUNJANG (<20%) Mengajar/melatih/melakukan bimbingan (surat tugas) Mengikuti seminar/lokakarya di bidang perencanaan Menjadi pengurus organisasi profesi Menjadi anggota delegasi dalam pertemuan internasional Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Perencana; Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya Memperoleh penghargaan/tanda jasa di bidang perencanaan.

Struktur Makalah/Policy Paper (Versi Tim Penilai Bappenas) Judul Penulis Latar Belakang Tujuan Perumusan Masalah Metodologi Analisis Kesimpulan Rekomendasi Kebijakan Daftar Pustaka Struktur Halaman: 1-3-25 1 hal rekomendasi – 3 hal executive summary – 25 hal substansi (background-contect-analisis-kesim) + daftar pustaka

Contoh: Policy Paper Memperkuat Fungsi Hubungan Kelembagaan dalam rangka Mendorong Terwujudnya Visi Bappenas sebagai Lembaga Perencana yang Kredibel (Integrasi Antara Pendekatan Penta Helix dengan Metode Delphi)

Latar Belakang Penguatan Fungsi Hubungan Kelembagaan Tujuan Menghasilkan Rencana Pembangunan yang berkualitas yang mampu memecahkan permasalahan yg dihadapi dalam perspektif Nawa Cita Mewujudkan Bappenas sebagai Lembaga Perencana yg Kredibel Masalah Peran Bappenas sebagai intellectual power tidak semakin kuat (pemikiran-pemikiran dan kebijakan-kebijakan yang ditelorkan oleh Bappenas belum menjadi acuan oleh K/L/Pemda/Masyarakat) Belum optimalnya sinergitas Perencanan dan Penganggaran (Hasil Kajian Biro Hukum Bappenas) Bappenas belum terkoneksi langsung dengan lembaga lain untuk mengoptimalkan data dan hasil-hasil kajian Hasil-hasil kajian Bappenas sifatnya masih current issues dan belum one step ahead, belum disuarakan/ dimanfaatkan secara optimal, Dokumen perencanaan belum dijadikan acuan utama bagi pelaksanaan kebijakan, progran dan kegiatan Belum terbangunnya mekanisme harmonisasi perencanana antara pusat dan daerah Belum terpetakannya stakeholders strategis sebagai mitra Bappenas dalam memperkuat peran dan fungsi sebagai Badan Perencana Pembangunan Bappenas tidak termasuk 10 lembaga sebagai tempat kerja Ideal Diperlukan Penguatan Fungsi Hubungan Kelembagaan

BAPPENAS Tidak Termasuk Kedalam 10 Tempat Kerja Ideal HASIL SURVAI KEMENTERIAN KEUANGAN TERHADAP 25 UNIVERSITAS DI INDONESIA TAHUN 2013 PERTAMINA KEMENKEU KEMENKEU PEMDA KEMENLU KEMDIKBUD KEMKOMINFO BAPPENAS Tidak Termasuk Kedalam 10 Tempat Kerja Ideal SUMBER: KEMENKEU-RI, 2013

Permasalahan: Siapa saja pemangku kepentingan strategis Bappenas yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan (Who)? Sejauhmana Peran para pemangku kepentingan tersebut dalam meningkatkan kualitas perencanana pembangunan (how)? Apa saja kebijakan yang diperlukan dalam rangka peningkatan hubungan kelembagaan dengan para pemangku kepentingan agar kualitas perencanaan pembangunan semakin meningkat(what)?

Tujuan: Mengidentifikasi para pemangku kepentingan strategis Bappenas dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan Merumuskan peran utama para pemangku kepentingan startegis dalam meningkatkan kualitas perencana pembangunan Merumuskan kebijakan peningkatan fungsi hubungan kelembagaan Bappenas dengan para pemangku kepentingan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan

Metodologi: Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi para pemangku kepentingan strategis Bappenas adalah dengan pendekatan Penta Helix, yaitu interaksi dan interelasi antara lima pihak, yaitu Akademisi, Dunia Usaha/Pelaku Bisnis, Komunitas, Pemerintah (pusat dan daerah), dan Media Masa. Untuk mengetahui tingkat kepentingan peran dari masing-masing pihak terhadap fungsi Bappenas dan merumuskan kebijakan peningkatan fungsi hubungan kelembagaan Bappenas dengan para pihak akan digunakan metode Delphi. Metode Delphi merupakan metode pengambilan keputusan dengan melibatkan pendapatan para pakar dalam sebuah “round table discussion” yang dilakukan secara berulang hingga didapat keputusan secara optimal.

Analisis: I. Identifikasi Pohon Masalah Hubungan Kelembagaan (Penta-Helix): Dimensi Pemangku Kepentingan yg berpengaruh terhadap Fungsi Bappenas Substansi Akademisi/ Universitas Kalangan Bisnis/ Dunia Usaha Komunitas/ Masyarakat K/L Lain dan Pemda Media Masa Penelitian/kajian/ Monev Penelitian/kajian/ Monev Penelitian/kajian/ Monev Penelitian/kajian/ Monev Penelitian/kajian/ Monev Kapasitas SDM Kapasitas SDM Kapasitas SDM Kapasitas SDM Kapasitas SDM Penyediaan TA Penyediaan TA Penyediaan TA Penyediaan TA Penyediaan TA Penyediaan Data & Informasi Penyediaan Data & Informasi Penyediaan Data & Informasi Penyediaan Data & Informasi Penyediaan Data & Informasi Sosialisasi Rencana Sosialisasi Rencana Sosialisasi Rencana Sosialisasi Rencana Sosialisasi Rencana

Pendapat Pakar Ditabulasi Hasil Analisis nya lihat pada Layer 1 II. Menentukan Pemangku Kepentingan yg Dianggap Paling Penting Berpengaruh terhadap Bappenas (dg metode Delphi), yaitu dengan menanyakan kepada para pakar dalam sebuah round tabel discussion: L1 Pendapat Pakar Ditabulasi Hasil Analisis nya lihat pada Layer 1 𝐴𝑖= 𝑗=1 𝑚 𝑎𝑖𝑗 (𝑚+1−𝑗) 𝑖=1 𝑚 𝑛𝑘 Ai= Nilai Bobot Dimesi ke i aij= Jumlah Pakar yg menilai Ai sebagai peringkat ke j n= Jumlah seluruh pakar yg melakulkan pembobotan (responden) m= Jumlah dimensi setiap kelompok cabang pohon keputusan

Hasil Analisis

𝐴𝑖= 𝑗=1 𝑚 𝑎𝑖𝑗 (𝑚+1−𝑗) 𝑖=1 𝑚 𝑛𝑘 III. Menentukan tingkat kepentingan substansi yang perlu dikembangkan dalam rangka hubungan kelembagaan antara Bappenas dengan masing-masing pemangku kepentingan, yaitu dengan mengulang melakukan pertanyaan kepada para pakar dalam sebuah round tabel discussion: L2 Pertanyaan yg sama dilakukan dengan pemangku kepentingan lain. Pendapat Pakar Ditabulasi Hasil Analisis nya lihat pada Layer 2.1 sd 2.5 𝐴𝑖= 𝑗=1 𝑚 𝑎𝑖𝑗 (𝑚+1−𝑗) 𝑖=1 𝑚 𝑛𝑘 Ai= Nilai Bobot Dimesi ke i aij= Jumlah Pakar yg menilai Ai sebagai peringkat ke j n= Jumlah seluruh pakar yg melakulkan pembobotan (responden) m= Jumlah dimensi setiap kelompok cabang pohon keputusan

Hasil Analisis

IV. Merumuskan kebijakan yg diperlukan dalam mengembangkan hubungan kelembangaan, dengan mengevaluasi Kinerja saat ini terkait sejauhmana tingkat hubungan kelembagaan antara Bappenas dengan para pemangku kepentingan dalam kaitannya dengan substansi, yaitu dengan mengulang melakukan pertanyaan kepada para pakar dalam sebuah round tabel discussion: L3 𝐸𝑉 𝑋 = 𝑖=1 𝑛 𝑘𝑖 𝑃𝑖

Hasil Analisis

Referensi

Terima Kasih