Elise Garmelia Surabaya, 26 Maret, D3, Ahli Madia Perekam Kes, S1 –SKM, S1-S.Sos, S2- M.SI, Program Doktor- MSU Pengalaman Kerja: 1, PNS – 36 Thn 2. Kepala Unit Perinatologi RSAB Harapan Kita 1998-20033 3. Auditor Maternal Perinatal RSAB Harapan Kita 1998-2000 4. Kepala ICU/Peristi RSAB Harapan Kita 2003-2004 5. Penjab Klinik Jantung Anak 2004-2005 6. Auditor Mutu Internal RSAB Harapan Kita, 2005 – skr 7. Kepala Rekam Medis RSAB Harapan Kita 2003-skr 8. Kepala Seksi Pel. Medik, 2011-2013 9. Kepala Instalasi Informasi Kesehatan 2013-skrg 10. Angggota MTKI – 2013 – skrg 11. Surveior KARS 2015 - skrg Pengajar : Dosen Luar Biasa pada FKM UI dan Fasilitator PORMIKI Pengalaman Organisasi: 1. Ketua Bidang Organisasi PORMIKI, 2006-2009 2. Ketua Umum DPP PORMIKI, 2009-2012 3. Ketua Umum DPP PORMIKI, 2012-2015 4. Pembina DPP PORMIKI 5. Pengurus PERSI
KOMPETENSI 4 Manajemen data kesehatan Elise Garmelia
Pengembangan Pelayanan RMIK dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan (level) sebagai berikut : Penyelenggaraan rekam medis secara tradisional / manual berbasis kertas Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi terbatas (komputerisasi hanya registrasi) Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi hanya pada Unit Kerja Penyelenggaraan rekam medis dengan SIM-RS terintegrasi (Local Area Networking atau LAN) Penyelenggaraan rekam medis berbasis elektronik (Electronik Medical Record atau EMR) dengan Rekam Kesehatan Elektronik / elektronik kesehatan (e-Health) (Work Area Networking atau WAN)
Kompetensi tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (BARU): 1. Profesional yang Luhur 2. Mawas diri dan Pengembangan Diri 3. Komunikasi Efektif 4. Manajemen data kesehatan a. mengelola struktur, isi dan standard data kesehatan b. standar dan persyaratan informasi pelayanan kesehatan c. sistem klasifikasi klinis d. metodologi pembayaran pelayan kesehatan 5. Statistik kesehatan, riset biomedis dan manajemen kualitas a. Statistik asuhan kesehatan dan riset b. manajemen kualitas dan peningkatan kinerja 6. Organisasi dan Manajemen Pelayanan a. a. sistem asuhan pelayanan kesehatan b. privasi, konfidensialitas, hukum dan isu etik c. Mengelola sumber daya manusia d. Perencana strategis dan pengorganisasian 7. Sistem dan teknologi informasi a. pelayanan teknologi informasi dan komunikasi b. data, informasi dan struktur penjajaran (file) c. penyimpanan dan pengeluaran d. sekuritas data
Manajemen data kesehatan a. Mengelola struktur, isi dan standard data kesehatan b. Standar dan persyaratan informasi pelayanan kesehatan c. Sistem klasifikasi klinis d. Metodologi pembayaran pelayan kesehatan
BAB II (Permenkes 269/2008) JENIS DAN ISI REKAM MED1S Pasal 2 (1) Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. (2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri. Pasal 3 (1) Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat a. identitas pasien; b. tanggal dan waktu; c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; e. diagnosis; f. rencana penatalaksanaan; g. pengobatan dan/atau tindakan; h. pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien; i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan j. persetujuan tindakan bila diperlukan.
(2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat: a. identitas pasien; b. tanggal dan waktu; c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d. hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik; e. diagnosis: f. rencana penatalaksanaan; g. pengobatan dan/atau tindakan; h. persetujuan tindakan bila diperlukan; i. catatan observasi klinis dan hasil pengobatan. j. ringkasan pulang (discharge summary); k. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; l. pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan m. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
(3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat: a. identitas pasien; b. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; c. identitas pengantar pasien; d. tanggal dan waktu; e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; g. diagnosis; h. pengobatan dan/atau tindakan; i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut; j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
(4) Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah denqan: a. jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan; b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; & c. identitas yang menemukan pasien; (5) Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. (6) Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
(1) Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 4 : (1) Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. (2) Isi ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat: a. identitas pasien; b. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat; c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan, dan tindak lanjut; dan nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan.
(higher level qualifications or competencies)
Global Health Workforce Center
Curriculum Competence exel
SIM RS - PTN terintegrasi satu sama lain (Contoh : RS-PTN A dan B) SIM RS - PTN terintegrasi satu sama lain (Contoh : RS-PTN A dan B). Setiap SIM RS-PTN bertindak sebagai “Service Provider” dan “Service Requestor”.
Untuk skema interkoneksi/bridging antar SIMRS-PTN, Web Service ini akan diletakkan di masing-masing server SIMRS-PTN yang akan diintegrasikan. Web Service tersebut akan menjadi jembatan antar setiap SIMRS-PTN yang ada melalui protokol HTTP. Hal ini memungkinkan setiap SIMRS-PTN dapat terhubung satu sama lain tanpa menggunakan server perantara.
Primary care as a hub of coordination with hospitals roles and services Sumber : WHO [World Health Report 2008, WHO]
10/4/2017 Business Impacts Source: Deloitte. “ICD-10: Turning Regulatory Compliance into Strategic Advantage.” Summer 2009.
TRADISI PATIENTS OF A COMMON TYPE PEER REVIEW DR A OUTCOME A DR B QUALITY ASSURANCE DR B OUTCOME B DR C OUTCOME C
An Example of an Health Information Exchange HIE EHR Claims Data Systems PHR Public Health Agency Health Plans Clinics Hospitals Primary Care Pharmacies Labs Patients Specialty Care