TEORI AKUNTANSI FILSAFAT SEBAGAI DASAR METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Metodologi penelitian merupakan :
Advertisements

Rasionalisme dalam Kebijakan Publik
Bab 11 Penutup.
TUGAS PRESENTASI MATA KULIAH 800 PPS 3 - FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Filsafat Ilmu (Manajemen)
Metodologi Penelitian
PENELITIAN KUALITATIF
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
PENGANTAR RISET KEPERAWATAN
METODE DAN PENDEKATAN DALAM STUDI FILSAFAT POLITIK
METODE ILMIAH DEWI HASTUTI, S.Pt., M.P.
ILMU DAN PENELITIAN Sub Pembahasan : 1) Ilmu dan Penalaran 2) Penelitian ilmiah 3) Proposisi dan Teori Dalam Penelitian 4) Metode Penelitian …next.
TEORI Mendefinisikan Teori Hubungan antara Teori dan Pengalaman
Metodologi Penelitian
Konsep Etika Ilmu dan Metode Ilmiah
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Ditinjau dari Berbagai Aspek
PSIKOLOGI – UNTAR metodologi penelitian kualitatif ninawati
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Penelitian Ilmiah (Scientific Research)
Bab 6 Perspektif Post Positivisme :Kritik Terhadap Positivisme
PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 3
BAB 2 PENGENALAN TEORI Study : Teori Akuntansi
Filsafat Sebagai Dasar Metodologi Penelitian Akuntansi
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
Riset Ilmiah: Metode Riset Akuntansi Sebagai Cara Penelitian Ilmiah
Filsafat, Hakekat & Metode Ilmiah
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Peran Filsafat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Signifikansi Perbedaan Ontologi dan Epistemologi
EPISTEMOLOGI ADMINISTRASI
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
Hubungan Ilmu, Penelitian
PENGKAJIAN PUSTAKA DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
Metode Ilmiah Fery Mendrofa mata kuliah riset fery mendrofa.
Metode Ilmiah Fery Mendrofa mata kuliah riset fery mendrofa.
FILSAFAT ILMU SEBAGAI PENGEMBANGAN METODE ILMIAH
BAB 1. RISET ILMIAH.
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
METODE PENELITIAN AKUNTANSI
Hj. Noneng Masitoh, Ir. M.M Agi Rosyadi, S.E. M.M
KEGIATAN KEILMUAN SEBAGAI SUATU PROSES
PENELITIAN KUALITATIF
Sifat dan Kriteria Metode Ilmiah
E- LEARNING MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
TUGAS FILSAFAT ILMU.
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
METODE PENELITIAN ILMIAH
METODOLOGI PENELITIAN
FENOMENA KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF EPISTEMOLOGIS
Filsafat ilmu dan ruang lingkup filsafat ilmu
Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu. Dalam pengertian tersebut pengetahuan mempunyai subyek,
PARADIGMA PENELITIAN Apakah Paradigma Penelitian itu……?
LOGO METODE PENULISAN ILMIAH RR.. cara orang mencari jawaban pemecahan masalah Pengalaman Keahlian Penalaran deduktif Penalaran Induktif.
CHAPTER 1 PENGENALAN TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 1 1.SUKMA OKTAVIANINGSARI NIKEN SUSANTI
Metode Penelitian Komunikasi – 2
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Bab 11 Penutup.
POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME Pertemuan 4
1 DEVI NURITA DIAN FITRI CHAPTER 5 RISET DAN AKUNTANSI.
METODE RISET (Research Method)
TUGAS FILSAFAT ILMU 1 APA ILMU ITU? 2 Cabang-cabang Filsafat 3 Pokok Permasalahan yang dikaji Filasafat: 1.Apa yang disebut benar dan apa yang disebut.
Transcript presentasi:

TEORI AKUNTANSI FILSAFAT SEBAGAI DASAR METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI   BEBERAPA ARTIKEL YANG MUNCUL DI BEBERAPA JURNAL ILMIAH AKUNTANSI SEPERTI : The Accounting Review, Journal Of Accounting Research MENGGUNAKAN BERBAGAI VARIASI YANG BERBEDA SATU DENGAN YANG LAIN. PENDEKATAN PERTAMA ADALAH KLASIKAL ATAU MAINSTREAM APPROACH ATAU POSITIVISME SEDANGKAN YANG LAINNYA ADALAH PENDEKATAN RADIKAL ATAU ALTERNATIF DENGAN MEMINJAM BERBAGAI METODOLOGI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL YANG LAIN.

PERGESERAN ARAH PENELITIAN PENDEKATAN KLASIKAL YANG LEBIH MENITIK BERATKAN PADA PEMIKIRAN NORMATIF MENGALAMI KEJAYAAN PADA TAHUN 1960. DALAM TAHUN 1970 TERJADI PERGESERAN PENDEKATAN DALAM PENELITIAN AKUNTANSI. PERGESERAN DISEBABKAN ANTARA LAIN OLEH ALASAN : A. PENDEKATAN NORMATIF TIDAK DAPAT MENGHASILKAN TEORI AKUNTANSI YANG SIAP DIPAKAI DI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI B. UNTUK MENDASARI USAHA PEMAHAMAN AKUNTANSI SECARA EMPIRIS DAN MENDALAM YANG MENITIK BERATKAN PADA PENDEKATAN EKONOMI, DAN PERILAKU (BEHAVIOR), DIMANA PENDEKATAN INI MEMINJAM METODOLOGI DARI ILMU-ILMU SOSIAL YANG LAIN SEPERTI : FILSAFAT, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI UNTUK MEMAHAMI AKUNTANSI.

KLASIFIKASI METODOLOGI PENELITIAN UNTUK MEMUDAHKAN MEMAHAMI DASAR FILOSOFI PENDEKATAN PENELITIAN AKUNTANSI, DIGUNAKAN KERANGKA PENGELOMPOKAN YANG DIKEMBANGKAN OLEH BURRELL DAN MORGAN (1979), YANG DISUSUN DARI DUA DIMENSI INDEPENDEN ATAS ANGGAPAN DARI SIFAT ILMU SOSIAL DAN SIFAT MASYARAKAT. DIMENSI ILMU SOSIAL DIBAGI MENJADI EMPAT ELEMEN YANG SALING BERHUBUNGAN, YAITU ANGGAPAN TENTANG : ONTOLOGY, EPISTEMOLOGY, AKSIOLOGY, SIFAT MANUSIA DAN METODOLOGY.

ONTOLOGI ADALAH CABANG METAFISIKA MENGENAI REALITAS YANG BERUSAHA MENGUNGKAPKAN SEGALA YANG ADA, BAIK CIRI UNIVERSAL MAUPUN YANG KHAS. JADI LANDASAN ONTOLOGIS SUATU PENGETAHUAN MENGACU KEPADA APA YANG DIGARAP DALAM PENELAAHANNYA; DENGAN KATA LAIN, APA YANG HENDAK DIKETAHUI MELALUI KEGIATAN PENELAAHAN ITU.

EPISTEMOLOGI ADALAH CABANG FILSAFAT YANG MENYELIDIKI SECARA KRITIS HAKEKAT, LANDASAN, BATAS-BATAS DAN PATOKAN KESAHIHAN (VALIDITAS) PENGETAHUAN. IA LEBIH MENDASAR DARI METODOLOGI. KARENA ITU ASUMSI-ASUMSI EPISTEMOLOGI SUATU BENTUK PENGETAHUAN, TERCERMIN PADA METODOLOGI YANG DITERAPKAN DALAM PENGEMBANGAN PENGETAHUAN TERSEBUT. LANDASAN EPISTEMOLOGI MENENTUKAN CARA-CARA YANG DIPAKAI UNTUK MEMPEROLEH DAN MEM- VALIDASI PENGETAHUAN.

AKSIOLOGI ADALAH TELAAH TENTANG NILAI-NILAI, SEDANGKAN TEOLOGI ADALAH TELAAH TENTANG TUJUAN PEMANFAATAN PENGETAHUAN. LANDASAN AKSIOLOGI/TEOLOGIS : MENGACU PADA NILAI-NILAI YANG DIPEGANG DALAM MENENTUKAN PENGEMBANGAN, MEMILIH DAN MENENTUKAN PRIORITAS BIDANG PENELITIAN, DAN MENERAPKAN SERTA MEMANFAATKAN PENGETAHUAN.

OLEH BURRELL DAN MORGAN (1979), SIFAT ILMU PEGETAHUAI DIKELOMPOKKAN MENJADI : OBYEKTIF –SUBYEKTIF PADA SISI OBYEKTIF MENITI KBERATKAN PADA SIFAT OBYEKTIF DARI REALITAS ILMU PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANUSIA, SEDANGKAN PADA SISI LAIN MENITIKBERATKAN PADA SIFAT SUBYEKTIF DARI REALITAS, ILMU PENGETAHUAN DAN PERILAKU MANUSIA.

DUA ALTERNATIF PENDEKATAN TERHADAP KEBERADAAN MASYARAKAT : PERTAMA : BERKAITAN DENGAN KETERATURAN, ORDER DAN STABILITAS YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN MENGAPA MASYARAKAT CENDERUNG UNTUK SELALU DALAM BERSAMAAN. KEDUA : LEBIH MENITIKBERATKAN PADA PEMBAGIAN MENDASAR DARI KEPENTINGAN, KONFLIK DAN KETIDAK ADILAN DISTRIBUSI KEKUASAAN YANG PADA GILIRANNYA MENIMBULKAN PERUBAHAN RADIKAL. KEDUA DIMENSI YANG INDEPENDEN INI DIGABUNG MEMBENTUK KERANGKA KLASIFIKASI METODOLOGI PENELITIAN MENAJEMEN DAN AKUNTANSI : FUNGSIONALIS ATAU POSITIVIS, INTERPRETIVE, RADIKAL HUMANIS DAN RADIKAL STRUKTURALIS.

RADIKAL HUMANIS DAN STUKTURALIS. PENDEKATAN INI BERHUBUNGAN DENGAN PENGEMBANGAN PEMAHAMAN AKAN DUNIA SOSIAL EKONOMI (SOCIAL AND ECONOMIC WORLD) DAN JUGA MEMBENTUK KRITIK TERHADAP STATUS QUO. KARENA DENGAN MENERIMA IDEOLOGI YANG DOMINAN DAN TIDAK MEMPERTANYAKAN HAKEKAT DASAR DARI KAPITALISME, PENDEKATAN FUNGSIONAL DAN INTERPRETIVE DIPANDANG MEMPERTAHANKAN DAN MELEGITIMASI TATANAN SOSIAL DAN EKONOMI DAN POLITIK YANG SAAT ITU.   RADIKAL STRUKTURALIS MEMFOKUSKAN PADA KONFLIK MENDASAR SEBAGAI PRODUK HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR INDUSTRI DAN EKONOMI, SEMENTARA RADIKAL HUMANIS MENITIKBERATKAN PADA KESADARAN INDIVIDU, KETERASINGAN MANUSIA. PERBEDAAN ANTARA RADIKAL STRUKTURALIS DAN HUMANIS TERLETAK PADA DIMENSI OBYEKTF-SUBYEKTIF. RADIKAL STRUKTURALIS MEMPERLAKUKAN SOCIAL WORLD SEBAGAI OBYEK EKSTERNAL DAN MEMILIKI HUBUNGAN YANG TERPISAH DARI MANUSIA TERTENTU, SEMENTARA ITU RADIKAL HUMANIS MEMFOKUSKAN PADA PERSEPSI INDIVIDU DAN INTERPRETASI- INTERPRETASI NYA.

PENDEKATAN MAINSTREAM ATAU POSITIVIS PENDEKATAN POSITIVIS MUNCUL SEJAK PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU DI ABAD 17 YANG MEMUNCULKAN PERTENTANGAN ANTARA RASIONALISME DAN EMPIRISME. RASIONALIS MENEGASKAN BAHWA : DENGAN MENGGUNAKAN PROSEDUR TERTENTU DARI AKAL MANUSIA KITA DAPAT MENEMUKAN PENGETAHUAN DALAM ARTI YANG PALING KETAT, YAITU PENGETAHUAN YANG DALAM ARTI APAPUN TAK MUNGKIN SALAH. PENGETAHUAN YANG PASTI SECARA MUTLAK TIDAK DAPAT DITEMUKAN HANYA DENGAN PENGALAMAN INDERAWI DAN ITU HARUS DICARI DALAM ALAM PIKIRAN (IN THE REAL OF THE MIND). TEORI EMPIRIS OLEH JOHN LOCKE, BERKELEY DAN DAVID HUME, BERHARAP MENERUKAN SUATU BASIS UNTUK PENGETAHUAN KITA DARI PENGALAMAN INDERAWI, TETAPI MEREKA MENEMUKAN BAHWA PENGALAMAN INDERAWI MENGHASILKAN INFORMASI TENTANG DUNIA JAUH KURANG DARI PADA YANG MEREKA HARAPKAN. HUME LEBIH JAUH MENYATAKAN BAHWA APA YANG MENURUT ANGGAPAN KITA MERUPAKAN PENGETAHUAI TIDAK LAIN HANYALAH SUATU CARA MENGATUR PENGALAMAN YANG TERSODOR KEPADA KITA.

PADANGAN HUME TELAH MENG-ILHAMI DUA MACAM PERKEMBANGAN : PERTAMA : PENYEMPURNAAN TEORI EMPIRIS KEDUA : USAHA MENCARI SUATU CARA UNTUK MEMODIFIKASI KESIMPULAN-KESIMPULAN AGAR DAPAT MENGEMBANGKAN SUATU TEORI KOMPROMI YAITU MENERIMA TUNTUTAN KAUM EMPIRIS DAN MENCOBA MENYELAMATKAN BEBERAPA UNSUR DARI TEORI RASIONALIS.   GOLONGAN FILSUF YANG BERUSAHA MENGGABUNGKAN EMPIRISME DENGAN RASIONALISME ADALAH APA YANG DISEBUT : POSITIVISME ADA DUA EPISTEMOLOGI KAUM POSITIVIS YANG SELALU DIKAITKAN DENGAN METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI, YAITU : LOGICAL EMPIRICAL/LOGICAL POSITIVISM DAN FALSIFICATIONSM, YANG SELANJUTNYA DIKEMBANGKAN LAGI MENJADI TEORI SEBAGAI SUATU STRUKTUR OLEH THOMAS KUHN DAN IMRE LAKATOS, DAN ANARKI EPISTEMOLOGI MENURUT PAUL FEYERABAND

INDUKTIVISME. MENURUT CHALMERS (1991) SELAMA TAHUN 1920-AN POSITIVISME TELAH BERKEMBANG MENJADI FILSAFAT ILMU DALAM BENTUK POSITIVISME LOGIS (LOGICAL POSITIVISM). KELOMPOK INI DIKEMBANGKAN OLEH LINGKARAN VIENNA YANG MERUPAKAN KELOMPOK ILMUWAN DAN FILOSOF YANG DIPIMPIN OLEH MORIZT SCHLICK. LOGICAL POSITIVISM MENERIMA DOKTRIN UTAMA “ VERIFICATION THEORY OF MEANING” . TEORI VERIFIKASI MENYATAKAN BAHWA PERNYATAAN ATAU PROPOSAL MEMILIKI ARTI HANYA JIKA MEREKA DAPAT DI-VERIFIKASI SECARA EMPIRIS. KRITERIA INI DIGUNAKAN UNTUK MEMBEDAKAN ANTARA PERNYATAAN : SCIENTIFIC (MEANINGFUL) DAN PERNYATAAN METAFISIS (MEANINGLESS)

WUJUD INTERPRETASI INDUKTIF, LOGICAL POSITIVISM MENGANGGAP BAHWA HIPOTESIS HARUS DIBUKTIKAN (CONFIRMED) DENGAN PENELITIAN. DENGAN CARA SEBAGAI BERIKUT : TEORI DIKEMBANGKAN BERDASARKAN SUATU MASALAH YANG HARUS DIPECAHKAN. SETELAH MASALAH DITENTUKAN, MASALAH TERSEBUT DINYATAKAN DALAM BENTUK HYPOTESIS , YAITU PERNYATAAN YANG MENUNJUKKAN ANTARA DUA FENOMENA/VARIABLE ATAU LEBIH. APABILA HIPOTESIS TELAH DIRUMUSKAN, PENELITI AKAN MEMBUKTIKAN KEBENARAN HIPOTESIS TERSEBUT. METODE PEMBUKTIANNYA ADALAH DENGAN CARA MEMBANDINGKAN HIPOTESIS TERSEBUT DENGAN HASIL OBSERVASI YANG DILAKUKAN DI DUNIA NYATA. JIKA HASIL PENGAMATAN DI DUNIA NYATA SESUAI DENGAN HIPOTESIS , MAKA HIPOTESIS TERSEBUT TERBUKTI KEBENARANNYA SEHINGGA TERBENTUK SUATU TEORI.

PROSES PENGAMBILAN KESIMPULAN UMUM (UNIVERSAL) YANG DIDASARKAN PADA HASIL OBSERVASI DINAMAKAN : INDUKSI. PEMAKAIAN INDUKSI UNTUKMEMBUAT SUATU KESIMPULAN UMUM DAPAT DITERIMA KEBENARANNYA DAN MENJADI VALID, JIKA KONDISI TERTENTU DIPENUHI, SEBAGAI BERIKUT (CHALMERS, 1978) : a. JUMLAH OBSERVASI BANYAK b. OBSERVASI HARUS DI-ULANG PADA KONDISI YANG LUAS (BERBEDA-BEDA) c. HASIL OBSERVASI TIDAK ADA YANG BERTENTENGAN DENGAN TEORI UNIVERSAL YANG DIHASILKAN.

FALSIFIKASIONISME (FALSIFICATIONISM) DIKEMBANGKAN OLEH KARL POPPER, BERPENDAPAT SEBAGAI BERIKUT : TUJUAN PENELITIAN ILMIAH ADALAH UNTUK MEMBUKTIKAN KESALAHAN (FALSIFY) HIPOTESIS BUKANNYA MEMBUKTIKAN KEBENARAN HIPOTESIS TESEBUT. UNTUK MENGATASI EMPIRISME LOGIS, KARL POPPER, MENAWARKAN METODE ALTERNATIF UNTUK MEN-JUSTIFIKASI SUATU TEORI.   MENURUT PENDEKATAN INI, TEORI BUKANLAH SESUATU YANG BENAR ATAU FAKTUAL, TETAPI SESUATU YANG BELUM TERBUKTI SALAH. JIKA SUATU TEORI DITERIMA, MAKA TEORI TERSEBUT HARUS MENYAJIKAN HIPOTESIS YANG MUNGKIN DAPAT DIBUKTIKAN KESALAHANNYA. DENGAN KATA LAIN HIPOTESIS YANG TIDAK DAPAT DIBUKTIKAN SALAH DENGAN CARA OBSERVASI, MAKA AKAN DIHASILKAN TEORI YANG TIDAK VALID. MENURUT FALSIFIKASIONISME ILMU BERKEMBANG SECARA PENDUGAAN (CONJECTURE) DAN PENOLAKAN (REFUTATION) ATAU SECARA TRIAL AND ERROR. TUJUAN ILMU ADALAH MEMECAHKAN MASALAH . PEMECAHAN MASALAH TADI DIWUJUDKAN DALAM TEORI YANG MUNGKIN AKAN DISALAHKAN SECARA EMPIRIS. TEORI YANG BERTAHAN DAN TIDAK DISALAHKAN AKAN DITERIMA SECARA SEMENTARA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH.

TEORI SEBAGAI STUKTUR DUA ORANG YANG MENGAJUKAN TEORI SEBAGAI STRUKTUR YANG UTUH ADALAH : IMRE LAKATOS (1974) DENGAN TEORINYA RISET PROGRAM DAN THOMAS KUHN (1972), DENGAN TEORINYA YANG SANGAT TERKENAL PARADIGMA DAN REVOLUSI.

RISET PROGRAM IMRE LAKATOS RISET PROGRAM OLEH IMRE LAKATOS BERALIH DARI TEORI TUNGGAL. TEORI DIPANDANG SEBAGAI SEBUAH STRUKTUR YANG TERDIRI DARI ASUMSI DASAR DAN SEPERANGKAT HIPOTESIS TAMBAHAN (AUXILARY HYPOTHESES) YANG DIDESAIN KHUSUS UNTUK MELINDUNGI INTI TEORI DARI FALSIFIKASI (PENOLAKAN). TEORI RISET PROGRAM MENURUT LAKATOS TERDIRI DARI : HARD CORE DAN NEGATIVE HEURISTIC, A PROTECTIVE BELT OF AUXILARY HYPOTHESES, POSITIVE HEURISTIC DAN ELEMEN-ELEMEN YANG MENUNJUKKAN PERKEMBANGAN ATAU KEMUNDURAN SUATU PROGRAM.

HARDCORE DAN NEGATIVE HEURISTIC. HARDCORE MERUPAKAN KOMPONEN INTI DARI RISET PROGRAM YANG BERISI ASUMSI-ASUMSI DASAR DARI RISET PROGRAM. ASUMSI INI BERISI DEFINISI KARAKTERISTIK DARI PROGRAM BERUPA HIPOTESIS TEORITIS SECARA UMUM SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM. ASUMSI INI HARUS DITERIMA UNTUK MELAKSANAKAN RISET PROGRAM DAN ASUMSI INI TIDAK DAPAT DITOLAK ATAU DI- FALSIFIKASI. KESEPAKATAN OLEH ANGGOTA RISET PROGRAM UNTUK TIDAK MEMPERTANYAKAN HARD CORE INI DISEBUT “ NEGATIVE HEURISTIC “ . HARD CORE TIDAK BOLEH DITOLAK ATAU DIMODIFIKASI SELAMA PENGEMBANGAN PROGRAM TERSEBUT BERLANGSUNG.

PROTECTIVE BELT OF AUXILARY HYPOTHESES HARD CORE DARI RISET PROGRAM TIDAK DAPAT DIFALSIFIKASI DAN DILINDUNGI PULA OLEH “ NEGATIVE HEURISTIC ” MEREKA JUGA DIKELILINGI OLEH SEPERANGKAT ASUMSI TAMBAHAN YANG OLEH LAKATOS DISEBUT : “ PROTECTIVE BELT OF AUXILIARY HYPOTHESIS “ HIPOTESES INILAH YANG PERLU MENGALAMI PENYESUAIAN-PENYESUAIAN UNTUK MELINDUNGI HARD CORE.

PERKEMBANGAN DAN KEMUNDURAN RISET PROGRAM LAKATOS MENETAPKAN : SUATU RISET PROGRAM DIANGGAP ILMIAH DAN BERKEMBANG BERDASARKAN DUA KONDISI : PERTAMA. HARUS MEMILIKI TINGKAT KOHERENSI (KETERKAITAN) UNTUK MEMETAKAN PROGRAM BAGI RISET MASA DATANG. KEDUA. DENGAN ARAHAN POSITIVE HEURISTIC, RISET PROGRAM TADI HARUS MAMPU MENEMUKAN FENOMENA BARU. JIKA RISET PROGRAM TIDAK MEMENUHI KEDUA KRITERIA TADI, MAKA RISET PROGRAM TERSEBUT DIANGGAP MENGALAMI KEMUNDURAN.

FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI. FILSAFAT ILMU AWALNYA DIGUNAKAN DI DALAM ILMU ALAM, TETAPI SAAT INI DIPINJAM UNTUK MENJELASKAN ILMU LAIN SEPERTI AKUNTANSI, YANG MENGGUNAKAN METODE SCIENTIFIC DI DALAM PROJECT RISET DAN MENGGUNAKAN FILSAFAT ILMU UNTUK MENGGAMBARKAN AKUNTANSI. PARADIGMA KUHN TELAH DIGUNAKAN OLEH WELLS (1976) DAN SATTA (1977) UNTUK MENJELASKAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI SAAT INI. BELKAOUI (1985) MENGGUNAKANNYA UNTUK MENGGAMBARKAN AKUNTANSI SEBAGAI MULTI – PARADIGM SCIENCE

CONTOH PENELITIAN YANG RELEVAN ADALAH : PENELITIAN YANG DILAKUKAN BALL DAN WHITTRED (1979) YANG MENGUJI HIPOTESES : TYPE KUALIFIKASI AUDIT TERTENTU BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN PENILAIAN PEMEGANG SAHAM ATAS HARGA SEKURITAS. PURDY, SMITH DAN GRAY (1969), MENELITI PENGARUH METODE DISCLOSURE DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG MENYIMPANG DARI STANDAR AKUNTANSI TERHADAP VISIBILITAS LAPORAN TERSEBUT. DENGAN KATA LAIN APAKAH PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN AKAN MENGETAHUI PENYIMPANGAN TERSEBUT JIKA HANYA DI-UNGKAPKAN PADA SATU TEMPAT ?. PENELITI MENYATAKAN MASALAH TERSEBUT DALAM BENTUK HIPOTESIS NOL DAN HASIL PENELITIAN TIDAK MENOLAK HIPOTESIS NOL.

PARADIGMA KUHN SERING DISINGGUNG DALAM LITERATUR AKUNTANSI DAN OLEH PENELITI LAIN JUGA DIBENARKAN BAHWA REVOLUSI KUHN SANGAT TEPAT DIGUNAKAN DALAM MEMAHAMI PERKEMBANGAN AKUNTANSI SAAT INI.   KUHN MENGATAKAN REVOLUSI SCIENCE TERJADI DALAM LIMA TAHAP : AKUMULASI ANOMALI / PENYIMPANGAN (PRE-SCIENCE) PERIODE KRISIS PERKEMBANGAN DAN PERDEBATAN ALTERNATIF IDE IDENTIFIKASI ALTERNATIF DARI BERBAGAI PANDANGAN PARADIGMA BARU YANG DOMINAN

WELLS, BERUSAHA MENGKAITKAN TAHAPAN REVOLUSI DENGAN AKUNTANSI, DAN BERPENDAPAT BAHWA AKUNTANSI BERADA PADA EMPAT TAHAP PERTAMA, MENINGGALKAN PARADIGMA COST HISTORIS. SETELAH BEBERAPA TAHUN DAN TERJADI KRISIS DAN PERDEBATAN BERBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN, DIA MENYIMPULKAN BAHWA AKUNTANSI AKAN MENCAPAI TAHAP AKHIR YANG MENGHASILKAN PARADIGMA BARU SEPERTI CURRENT COST ACCOUNTING. NAMUN, DANOS (1977), TIDAK SETUJU DENGAN PENDAPAT WELLS, DAN MELIHAT BAHWA AKUNTANSI SEBENARNYA BERADA PADA TAHAP “ PRE-SCIENCE “ DAN SELAMA INI TIDAK ADA PARADIGMA PENTING YANG MUNCUL DAN MENDOMINASI AKUNTANSI.

BUKTI LAIN YANG MASIH MENDUKUNG RESEARCH PROGRAMMES NYA LAKATOS, MENYATAKAN BAHWA RISET AKUNTANSI YANG DILAKUKAN SELAMA INI, CENDERUNG MENGGUNAKAN MODEL YANG BERBEDA- BEDA DAN SALING MENGGANTIKAN, SEPERTI YANG DI- INTERPRETASIKAN LAKATOS. BEBERAPA KASUS MENUNJUKKAN BAHWA RESEARCH PROGRAMMES DIHASILKAN KEMBALI DAN KEMUDIAN DIBATALKAN OLEH PENELITI, MISALKAN RESEARCH PROGRAMMES YANG BERHUBUNGAN DENGAN : - INCOME SMOOTHING HIPOTESIS - AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA - AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL, -.RISET TENTANG HUBUNGAN ANTARA VARIABLE AKUNTANSI DENGAN HARGA SAHAM YANG DIDASARKAN PADA EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS

KEGAGALAN AKUNTANSI MENGUNGKAPKAN HAL INI MERUPAKAN KELEMAHAN. AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA MERUPAKAN SALAH SATU RESEARCH PROGRAMMES YANGMUNCUL BERDASARKAN SUDUT PANDANG EKONOMI YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVA, ATAS KEYAKINAN BAHWA; KARYAWAN ADALAH SALAH SATU SUMBER EKONOMI YANG PALING PENTING BAGI ENTITAS KEGAGALAN AKUNTANSI MENGUNGKAPKAN HAL INI MERUPAKAN KELEMAHAN.