FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERSALINAN Passage (jalan lahir) Passenger (Janin) Power (kekuatan mendorong janin keluar) Psikologis Penolong (B.Sri Hari Ujiningtyas,2009)
Passage (Jalan Lahir) Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Passage terdiri dari : Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) a. Os. Coxae • Os illium • Os. Ischium • Os. Pubis b. Os. Sacrum = promotorium c. Os. Coccygis Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul (1) Pintu atas panggul (PAP) (2) Ruang tengah panggul (RTP) (3) Pintu Bawah Panggul (PBP)
Bidang-bidang : Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
PERLIMAAN Periksa luar Periksa Dalam Keterangan 5/5 H I Kapala diatas PAP, mudah digerakkan 4/5 H I-II Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul 3/5 H II- III Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul 2/5 H III 1/5 H III-IV Kepala didasar panggul 0/5 H IV Diperineum Periksa luar Periksa Dalam Keterangan 5/5 H I Kapala diatas PAP, mudah digerakkan 4/5 H I-II Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul 3/5 H II- III Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul 2/5 H III 1/5 H III-IV Kepala didasar panggul 0/5 H IV Diperineum
Jenis Panggul (1) Ginekoid (2) Android (3) Antropoid (4) Platipeloid
Otot - otot Dasar Panggul Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) : Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan. 4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari uterus kearah lateral. 5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari infundibulum ke dinding pelvis.
Passanger (Janin) Kepala janin dan ukuran-ukurannya Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan
1. Tulang Tengkorak ( Cranium ) a. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak b. Bagian tengkorak : - Os Frontalis - Os Parientalis - Os Temporalis - Os Occipitalis
c. Sutura Sutura Frontalis - Sutura Sagitalis - Sutura Koronaria - Sutura Lamboidea
d. Ubun-ubun ( Fontanel ) - Fontanel mayor / bregma - Fontanel minor
2. Ukuran-ukuran kepala a. Diameter - Diameter Occipito frontalis 12 cm - Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm - Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm - Diameter Biparietalis 9,25 cm - Diameter Ditemporalis 8 cm
b. Ukuran Cirkumferensial ( Keliling ) - Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm - Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm - Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm
Ukuran Diameter : Diameter occipito frontalis yaitu jarak antara oksiput ke os. frontal (12 cm) 2. Diameter mento occipitalis yaitu jarak antara dagu dengan oksiput (13,5 cm) 3. Diameter suboccipito bregmatika yaitu jarak antara suboksiput dan bregma (9,5 cm) 4. Diameter biparietal yaitu jarak antara kedua os. biparietal (9,25 cm) 5. Diameter bitemporalis yaitu jarak antara kedua os. temporalis (8 cm).
Ukuran Circumferensia : Circumferensia fronto occipitalis yaitu keliling antara oksiput dan os. frontal (34 cm) Circumferensia mento occipitalis yaitu keliling antara dagu dan oksiput (35 cm) Circumferensia subocciput bregmatika yaitu keliling antara sub oksiput dan bregma (32 cm) Diameter bahu 12 cm Circumferensia bahu 34 cm
3. Postur janin dalam rahim i. Sikap (habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada. ii. Letak janin Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala, atau letak sungsang.
iii. Presentasi Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain. iv. Posisi Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang.
b. Placenta. Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang menghambat pada persalinan normal.
c. Air Ketuban. Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.
Power POWER adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. POWER terdiri dari: 1.His kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dgn baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan serviks.
2. Kontraksi otot-otot dinding perut 3 2. Kontraksi otot-otot dinding perut 3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan 4. Ligamentum rotundum
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam observasi his: Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau persepuluh menit. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik.
14.00 lamanya 15 detik 3x10 menit durasi 16 detik 14.30 15.00
3. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 4 3. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak. 4. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit 5. Aktivitas his
Pembagian his: 1.His pendahuluan : His tidak kuat dan tidak teratur Menyebabkab “show” 2.His pembukaan (Kala I) : His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm. Mulai kuat teratur dan sakit. 3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) 4.His pelepasan uri (Kala III) 5.His pengiring (Kala IV)
3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama. His untuk mengeluarakan janin. Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan ligament. 4.His pelepasan uri (Kala III) Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta. 5.His pengiring (Kala IV) Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri ( merian ), pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
Kelainan kontraksi uterus 1. Inertia Uteri His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal Inersia Uteri terbagi menjadi : a. Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah b. Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
2. Tetania uteri His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi : a.Persalinan Presipitatus adalah Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. b.Terjadi persalinan tidak pada tempatnya c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri d. Asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim
3.Inkoordinasi otot rahim Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah : a. Faktor usia penderita relatif tua b. Pimpinan persalinan c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin d. Rasa takut dan cemas
Pengaruh Psikologis Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik. Sering juga terjadi baik gangguan fisik maupun psikologis berpadu menjadi „lingkaran setan‟ yang sulit diputus, disebut incoordinate uterine action
Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit. Akibatnya rasa sakit saat persalinan semakin terasa. Artinya sakit semakin parah dan akhirnya ibu semakin takut.
Menurut Klossner & Hotfield (2006) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi psikis ibu adalah : 1. pengalaman kehamilan sekarang, 2.pengalaman melahirkan yang lalu, 3.harapan terhadap persalinan, 4.persiapan/kesiapan melahirkan, 5.dukungan dan budaya. 6.Penyediaan informasi
Faktor-faktor maternal seperti kecemasan, kurang persiapan dan rasa takut dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain yang menyebabkan partus lama. Saat cemas ibu juga akan merasakan perasan takut akan kelancaran persalinan, rasa takut ini menyebabkan pembuluh-pembuluh arteri yang menuju rahim berkontraksi dan menegang sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh ibu akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin sering menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu bersalin.
Rasa takut dan sakit juga menimbulkan stress yang mengakibatkan pengeluaran adrenalin, hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan. Hal ini kurang menguntungkan bagi ibu maupun janin yang berada dalam rahim ibu. Pelepasan hormon stres menghambat kontraksi uterus dan mengganggu aliran darah placenta. Menurut Reeder dan Kaniak (2002) psike ibu dapat mempengaruhi lama dan karakteristik partus.
Penolong 1. Pengetahuan, 2. Keterampilan dan sikap. 3. Ketepatan pengambilan keputusan.
TERIMA KASIH