Penyulit kala III dan kala IV persalinan Created By: Desi Sarli,S Penyulit kala III dan kala IV persalinan Created By: Desi Sarli,S.SiT,M.Keb
Atonia Uteri
Atonia uteri Keadaan lemahnya tonus/ kontraksi rahim yg menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implatasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
Manifestasi klinis Gemeli Makrosomi Polihidramnion Etiologi Gemeli Makrosomi Polihidramnion Umur yang terlalu muda, malnutrisi Manifestasi klinis Uterus tdk berkontraksi’ Perdarahan segera anak lahir
penatalaksanaan Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta ( mak.15 detik ) Pastika bahwa kandung kemih kosong Lakuka KBI selama 5 menit
next Anjurkan keluarga untuk melakukan KBE Keluarkan tangan perlahan-lahan, berikan ergometrin 0,2 mg IM Ergometrin akan bekerja selama 5-7 menit dan akan memberikan kontraksi pada uterus
Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16-18 dan berikan 500 cc RL laktat +20 unit oksitosin Ulangi KBI yang digunakan dg ergometrin dan oksitosin akan membantu uterus erkontraksi
next Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI.Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh terbuka dinding uterus dan merangsang miometrium untuk berkontraksi, lanjutkan infus RL
Kompresi Bimanual Interna
Kompresi Bimanual Eksterna
Retentio plasenta Lepasnya plasenta tdk bersamaan sehingga sebagian masih melekat pada tempat implantasi Terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahran bayi
klasifikasi Plasenta ahesiva implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. Plasenta akreta implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium Plasenta inkreta implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium
next Plasenta perkreta implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus Plasenta inkarserata tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri
Etiologi Faktor maternal Gravida tua multiparitas Faktor uterus Bekas SC, bekas pembedan uterus Tidak efektifitasnya kontraksi uterus, bekas kuretase uterus Faktor plasenta Plasenta previa Kelainan bentuk plasenta
penatalaksanaan Apabila plasenta belum lahir ½ - 1jam setelah bayi lahir terlebih lgi apabila di sertai perdarahan, lakukan plasenta manual
Emboli Air Ketuban Masuknya cairan ketuban beserta komponennya kedam sirkulasi darah ibu Yang dimaksud komponen disini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban, seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental.
faktor risiko dalam emboli air ketuban adalah : Meningkatnya usia ibu Multiparitas (banyak anak) Adanya mekoneum Laserasi serviks Kematian janin dalam kandungan Kontraksi yang terlalu kuat Persalinan singkat Plasenta akreta Air ketuban yang banyak Robeknya rahim
Gambaran Klinik Umumya terjadi secara mendadak Pasien hamil tiba-tiba mengalami kolaps Menjelang akhir persalinan pasien mengalami batuk-batuk, sesak, terengah-engah,
Penanganan Perawatan pertama ditujukan utk mengatasi edema paru-paru dg pemberian zat asam dg tekanan positif Digitalis dapat diberikan dg indikasi payah jantung Dapat juga di berikan morphin 0,01-0,02 subcutan atau atropis 0.001-0,003 IV perlahan-lahan Papaverin 0,004 IV perlahan-lahan
Robekan jalan Lahir Robekan Perineum Robekan Vagina Robekan Serviks
Robekan Perineum Robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan alat bantu atau tindakan Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat
Etiologi 2. Persalinan tdk di pimpin sebagaimana mestinya 1. Kepala janin terlalu cepat lahir 2. Persalinan tdk di pimpin sebagaimana mestinya 3. Adanya jaringan parut pada perineum 4. Distosia bahu
klasifikasi Derajat 1 Mukosa vagina, vulva bagian depan Kulit perineum Kulit perineum, otot-otot perineum Derajat 3 Kulit perineum, otot-otot perineum, spingter ani eksterna
next Derajat 4 Robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan spingter ani yg meluas sampai ke mukosa
penatalaksanaan Derajat 1 Robekan ini tdk perlu dijahit Derajat 2 Lakukan penjahitan Derajat 3 dan 4 Lakukan rujukan
Robekan serviks Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks, sehingga serviks seorang multipara berbeda dg yg belum pernah melahirkan pervaginam
Trauma karena pemakaian alat kontrasepsi Partus prespitatus etiologi Trauma karena pemakaian alat kontrasepsi Partus prespitatus Melahirkan kepala dg letak sunsang secara paksa Pembukaan belum lengkap Partus lama
diagnosa Diagnosa di tegakkan melalui pemeriksaan spekulum
penatalaksanaan Jepit klem ovum pada ke-2 biji sisi portio yg robek, sehingga perdarahan dapat di hentikan Jikasetelah ekplorasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan mulai dari ujung atas robekan ke arah luar sehingga semua robekan dapat di jahit Setelah tindakan, periksa TTV, KU, TFU dan pendarahan Berikan antibiotik profilaksi, kecuali bila jelas di temui tanda-tanda infeksi
Robekan dinding vagina Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan perlukaan perineum Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada permukaan spekulum
penatalaksanaan Pada robekan yg kecil tdk di perlukan penanganan yg khusus Pada robekn yg lebar dan dalam, perlu dilakukan penjahitan secara jelujur Apabila pendarahan tdk bsa di atasi, lakukan laparatomi dan ligamentum latum Jika tidak berhasil, lakukan pengikatan arteri hipogastrika
Inversio Uteri Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk kedalam kavum uteri
Kelemahan alat kandungan etiologi Grande multipara Antonia uteri Kelemahan alat kandungan Tekanan intra abdominal yg tinggi Tarikan tali pusta Manual plasenta yg di paksakan Retensio plasenta
penatalaksanaan Lakuakan pengkajian ulang Pasang infus Berikan petidin dan diazepam IV dalam spuit berbeda perlahan-lahan, atau anastesi umum jika di perlukan
next Basuh uterus dg larutan antiseptik dan tutup dg kain basah ( Nacl hangat ) menjelang operasi Lakukan reposisi
Perdarahan Kala IV ( primer dan sekunder ) Perdarahan post partum Perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir
Perdarahan postpartum tahap primer defenisi Perdarahan post partum yg terjadi dalam 24 jam pertama penyebab Antonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir,
Perdarahan postpartum tahap sekunder definisi Perdarahanpostpartum yg terjadi setelah 24 jam pertama penyebab Robekan jalan lahir , sisa plasenta atau membran
Faktor-faktor penyebab Grandemultipara Jarak persalinan pendek < 2 tahun Pertolongan kala uri sebelum waktunya Pertolongan persalinan oleh dukun Persalinan dg tindakan paksa
Langkah-langkah penanganan Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah Kaji kondisi pasien dan perkirakan banyak darah yg hilang Berikan oksitosin Siapkan donor untuk transfusi darah Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong Awasi uterus agar dapat berkontraksi dg baik
Langkah awal penanganan perdarahan sekunder Prioritas dalam penatalaksanaan HPP sekunder sama dg penatalaksanaan HPP primer Rujuk Sebelum rujuk tetap perbaiki KU pasien
Syok Obstetrik Suatu keadaan ggn sirkulasi darah ke dalam jaringan sehngga tidak dapat memnuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme
penyebab perdarahan Infeksi berat Solusio plasenta Inversio uteri Emboli air ketuban
Gejala klinik Tekanan darah menurun Nadi cepat dan lemah Keringat dingin Sianosis jari-jari Sesak nafas Penglihatan kabur Gelisah oliguria
penatalaksanaan Pengembalian fungsi sirkulasi dan oksigenasi Eradikasi infeksi Koreksi cairan elektrolit
Sukron kasiron Wassalam