OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

POSYANDU.
PENJELASAN DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM KIA
POSYANDU BALITA RIWANTO, SKM.
Critical review fungsi dan program Puskesmas
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
MANFAAT STIKER P4K DALAM RANGKA PENURUNAN AKI DAN AKB
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
P4K dengan Stiker dan Registrasi Ibu Hamil
MANAJEMEN DATA & PENGGUNAAN INFORMASI DI PUSKESMAS
POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA)
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
SISTEM INFORMASI PUSKESMAS DI LINGKUP PROGRAM KESMAS
Sistem Informasi manajemen puskesmas
MENGGERAKKAN DAN MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT
ANALISIS KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI PUSKESMAS
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PERAN SERTA MASYARAKAT
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
Selamat datang peserta
PERAN PKK DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI DI KELUARGA
A. KOHORT IBU & BALITA Kohort berasal dari kata cohort yang berarti suatu proses pengamatan prospektif, survei prospektif terhadap suatu subjek ataupun.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
Materi 8 MK SIMKES S1 Kesmas
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB BIDAN DI KOMUNITAS
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3)
TUJUAN Tujuan Umum Terselenggaranya pelayanan PAUD yang terintegrasi dengan layanan Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB) menuju terwujudnya anak Indonesia.
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Epidemiologi-Susanto, 2012
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
JAMPERSAL Kelompok 2.
ASKEB 1 STANDAR ASUHAN KEHAMILA
KINERJA BIDAN DR YULIA YASMI,MARS.
Pembinaan kader Elvira Harmia, SST.
PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2017
BY : KORNELIA PUSPITA LOKA
Monitoring dan evaluasi pelayanan kebidanan di komunitas
BUKU KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Di sampaikan pada pertemuan Bidan Jember tgl 21 November 2017
ANTENATAL CARE (WHO - DEPKES)
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN PENURUNAN AKI DAN AKB
POSYANDU Devi Angeliana K, SKM, MPH.
EVALUASI PROGRAM KIA PKM SAMBUTAN. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan bu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program.
Sistem Informasi manajemen puskesmas
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
SURVEILANS KETIKA BENCANA
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA )
DRAFT PANDUAN PELAYANAN NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR Direktorat Kesehatan Keluarga Februari 2018.
Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS (SP3)
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KESEHATAN ANAK di indonesia
Sistem Informasi manajemen puskesmas
Manajemen Kolaborasi Kebidanan Oleh : Rani Kusmirani.
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN paraji
Audit Maternal Perinatal (AMP) Sosial
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM PROGRAM KIA/KB OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM

PWS KIA Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) adalah alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (Puskesmas/kecamatan) secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.

Tujuan PWS-KIA Tujuan umum: Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas, melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.

Tujuan Khusus : Memantau pelayanan KIA secara individu melalui Kohort Memantau kemajuan pelayanan KIA dan cakupan indikator KIA secara teratur (bulanan) dan terus menerus Menilai kesenjangan pelayanan KIA terhadap standar pelayanan KIA Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator KIA terhadap target yang ditetapkan Menentukan secara individu dan wilayah priritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang potensial untuk digunakan Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerkan sasaran mobilisasi sumber daya. Meningkatkan peran serta dan kesadarann masyarakat untuk memanfaatkaan pelayanan KIA.

Prinsip Pengelolaan Program KIA Bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada pokok sbb : Peningkatan pelayanan antenatal (ANC) sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan Peningkatan portolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu infas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar di semua fasilitas kesehatan Peningkatan deteksi dan faktor resiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat Peningkatan penangan komplikasi kebidanan dan neonatus secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua fasilitas kesehatan Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Batasan dan Indikator Pemantauan Batasan Pelayanan Antenatal Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilakukan sesuai standar pelayanan ANC yang ditetapkan. Adapun standar yang ditetapkan “10T” yaitu : Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (ukur) Tekanan darah Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) Ukur Tinggi Fundus uteri Tentukan presentasi janin dan denut jantung janin (DJJ) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan (pemberian) Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan Periksa laboratirium (rutin dan khusus) Tatalasana / penanganan khusus Temu wicara (konseling) Penjaringan (Deteksi) Dini Kehamilan Beresiko Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan bumil beresiko yang dapat dilakukan kader, dukun bayi dan tenaga kesehatan Kunjungan Ibu hamil Maksudnya adalah kontak bumil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang diterapkan

Kunjungan baru ibu hamil (K1) Adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trisemester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8 Kunjungan ulang Adalah kontak bumil dengan tenaga kesehatan yang kedua dst untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode kehamilan berlangsung K4 Adalah kontak bumil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar minimal empat kali selama kehamilannya, dengan syarat : Minimal 1x kontak pada TM 1 (0-12 minggu) Minimal 1x kontak pada TM 2 (>12-24 minggu) Minimal 2x kontak pada TM 3 (>24 minggu sampai dengan kelahiran) Kunjungan neonatal (KN) Adalah kunjungan neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2x KN 1 = kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 0-7 hari KN 2 = kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari

Cakupan akses Adalah presentase bumil di suatu wilayah, dalam kurun waktu tertentu, yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit 1x selama kehamilan Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4x, yaitu minimal 1x pada TM 1, 1x pada TM 2 dan 2x pada TM3. Sasaran ibu hamil Adalah jumlah semua bumil di wilayah dalam kurun waktu satu tahun Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Adalah presentase bulin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, yang ditolong persalinannya oleh tenaga kesehatan Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat Adalah presentase bumil beresiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi, kemudian dirujuk ke puskesmas atau tenaga kesehatan, dalam kurun tertentu

Cakupan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Adalah presentasebumil beresiko yang ditemukan baik oleh tenaga kesehatan maupun kader/dukun bayi yang telah dipastikan tenaga kesehatan, yang kemudian ditindak lanjuti (dipantau secara intensif dan ditangani sesuai kewenangan dan/atau dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi) dalam kurun waktu tertentu Ibu hamil beresiko Adalah bumil yang punya faktor resiko dan resiko tinggi, kecuali ibu hamil normal Cakupan kunjungan neonatal (KN) Adalah presentase neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2x dari tenaga kesehatan pada umur 0-7 hari dan 1x pada umur 8-28 hari

2) Indikator pemantauan Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS-KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA. Diantaranya : Akses pelayanan antenatal (cakupan K1) Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat RUMUS : Jumlah kunjungan baru (K1) ibu hamil x 100% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun Cakupan ibu hamil (cakupan K4) Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap RUMUS : : Jumlah kunjungan ibu hamil (K4) x 100%

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara profesional RUMUS : Jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan x 100% Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam satu tahun Deteksi ibu hamil beresiko oleh masyarakat Dengan indikator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil yang beresiko dalam satu wilayah RUMUS : Jumlah bumil beresiko yang dirujuk oleh dukun bayi/kader ke tenaga kesehatan x 100% Jumlah seluruh sasaran bumil dalam satu tahun

Deteksi ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti dengan intervensi secara intensif RUMUS : Jumlah bumil beresiko yang ditemukan tenaga kesehatan dan atau dirujuk oleh dukun bayi/kader ke tenaga kesehatan x 100% Jumlah seluruh sasaran bumil dalam satu tahun Cakupan pelayanan neonatal oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan neonatal Jumlah kunjungan neonatal yang mendapat pelayanan kesehatan dua kali minimal dua kali oleh tenaga kesehatan x 100% Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun

PENGUMPULAN DATA DAN PWS A. Pengumpulan Data dan prinsip PWS-KIA Pengumpulan dan pengelolaan data merupakan kegiatan pokok dari PWS KIA. Data yang dicatat per desa/kelurahan dan kemudian dikumpulkan di tingkat puskesmas akan dilaporkan sesuai jenjang admnistrasi. Data yang diperlukan dalam PWS KIA adalah Data Sasaran dan Data Pelayanan

Proses pengumpulan data sasaran adalah: 1. Jenis Data Data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA adalah Data sasaran: Jumlah Bumil Jumlah Bulin Jumlah Bufas Jumlah bayi Jumlah anak balita Jumlah PUS

Data Pelayanan : Jumlah K1 Jumlah K4 Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan Jumlah bufas yang dilayani 3 kali oleh tenaga kesehatan

next Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada umur 6-48 jam Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan lengkap (KN lengkap-3 kali kunjungan) Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan faktor resiko / komplikasi yang dideteksi masyarakat Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani

next Jumlah bayi 29 hari – 12 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sediitnya 4 kali Jumlah anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan sedikitnya 8 kali (ingat laporan sesuai dengan jenis kelamin) Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

Sumber data: Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran. Berdasarkan data tersebut, bidan di desa bersama perangkat desa dan kader kesahatan melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di wilayah kerjanya. Data pelayanan pada umumnya berasal dari : Register kohort ibu Register kohort bayi Register kohort anak balita

PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Propinsi (validasi tingkat Provinsi) a. Pertemuan orientasi: Pertemuan ini merupakan pertemuan dengan tujuan: Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA Menentukan kebijaksanaan provinsi dalam pelaksanaan PWS KIA Merencanakan fasilitas tingkat kabupaten/kota & puskesmas Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll

next Pihak yang terlibat meliputi: Subdinas/Bidang yang menangani KIA dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Subdinas/Bidang yang menangani Puskesmas dan RS dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Subdinas/Bidang yang menangani Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Selain itu, pertemuan juga dapat melibatkan RSU.

Fokus Pertemuan Pihak yang terlibat b. Pertemuan Sosialisasi Fokus Pertemuan Untuk lintas sektor di tingkat Provinsi, dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan Pihak yang terlibat Dinas Kesehatan BAPPEDA Biro Pembangunan Masyarakat Desa Biro PP dan KB

c. Fasilitas Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan ke lapangan atau pertemuan di kabupaten/kota dan puskesmas. Setiap kali fasilitas, sebaiknya peserta sekitar 30 orang. Materi fasilitas: pedoman PWS KIA Kebijaksanaan Program KIA Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan d. Evaluasi/Tindak lanjut Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kemajuan cakupan program KIA dan merencanakan kegiatan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Kabupaten a. Pertemuan orientasi Pertemuan ini bertujuan: Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA Menentukan kebijaksanaan propinsi dlm pelaksanaan PWS KIA Merencanakan fasilitasi tingkat kabupaten/kota & puskesmas Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan,dll

next Pihak yang terlibat meliputi: Subdinas/Bidang yang menangani KIA dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Subdinas/Bidang yang menangani Puskesmas dan RS dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Subdinas/Bidang yang menangani Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator Selain itu, pertemuan juga dapat melibatkan RSU dan Unit Pelayanan Kesehatan Swasta.

b. Pertemuan Sosialisasi Fokus Pertemuan untuk lintas sektor tingkat kabupaten/kota, dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan Pihak yang Terlibat Dinas Kesehatan BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Biro Pembangunan Masyarakat Desa Biro PP dan KB

c. Fasilitasi Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bantuan teknis berupa kunjungan ke lapangan atau pertemuan di puskesmas. Materi fasilitasi: Pedoman PWS KIA Kebijaksanaan program KIA Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan d. Evaluasi/Tindak Lanjut Kegiatan ini bertujuan untuk menilai kemajuan cakupan program KIA dan merencanakan kegiatan tindak lanjut.

3. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Puskesmas a. Pertemuan Orientasi TUJUAN Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA Sosialisasi kebijaksanaan Kabupaten/Kota dlm pelaksanaan PWS KIA Merencanakan fasilitasi ke desa Menyusun mekanisme pemantauan kegiatan, dll PIHAK YANG TERLIBAT Bidan di desa Petugas Gizi Bidan koordinator P2PL Pengelola Program KIA Data Operator Kepala Puskesmas Farmasi

Fokus Pertemuan Pihak yang terlibat b. Pertemuan Sosialisasi Fokus Pertemuan untuk lintas sektor tingkat kecamatan dan desa, dengan tujuan untuk sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan Pihak yang terlibat Puskesmas - LKMD Camat - PKK Kepala Desa - Koramil Dewan Kelurahan - Polsek

Materi Fasilitasi Tujuan c. Memfasilitasi Bidan di Desa Memberikan bantuan teknis berupa kunjugan ke lapangan atau pertemuan di Desa Materi Fasilitasi Pedoman PWS KIA Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Kebijaksanaan Program KIA Perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan

d. Implementasi PWS KIA Puskesmas Puskesmas melaksanakan kegiatan PWS KIA melalui pengumpulan, pengolahan analisis, penelusuran, dan pemanfaatan data PWS KIA. Termasuk dalam implementasi PWS KIA di puskesmas adalah pemanfaatan PWS KIA dalam Lokakarya Mini, Pertemuan Bulanan Kecamatan dan Musrenbangcam. e. Tindak lanjut Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil-hasil pembahasan implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas.

4. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Desa a 4. Pelaksanaan PWS KIA di Tingkat Desa a. Implementasi PWS KIA Puskesmas Bidan di Desa melaksanakan kegiatan PWS KIA melalui pengumpulan, pengolahan, analisis, penelusuran, dan pemanfaatan data PWS KIA. Termasuk dalam implementasi PWS KIA di Tingkat Desa adalah pemanfaatan PWS KIA untuk dibahas dalam Lokakarya Mini Puskesmas, Pertemuan Bulanan Desa dan Musrenbangdes. b. Tindak lanjut Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil-hasil pembahasan implementasi PWS KIA di tingkat puskesmas dan desa.

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN HASIL KEGIATAN Pemantauan kegiatan PWS KIA dapat dilakukan melalui laporan kegiatan PWS KIA bulanan dengan melihat kelengkapan data PWS KIA berikut dengan: Hasil Analisis indikator PWS KIA, antara lain: grafik hasil cakupan, hasil penelusuran, dll. Rencana tindak lanjut berupa jadwal rencana kegiatan

Data PWS KIA yang dilaporkan di masing-masing tingkatan adalah: 1. Di tingkat desa untuk dilaporkan ke puskesmas setiap bulan Register KIA Rekapitulasi Kohort KB 2. Di tingkat puskesmas untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan: LB 3 KIA LB 3 Gizi LB 3 Imunisasi

3. Di tingkat kabupaten/provinsi untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi/Departemen Kesehatan setiap 3 bulan: Lampiran 1 berisi laporan pelayanan antenatal care Lampiran 2 berisi laporan pelayanan persalinan dan nifas Lampiran 3 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan dasar Lampiran 4 berisi laporan kematian ibu dan neonatal Lampiran 5 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan rujukan Lampiran 6 berisi laporan pelayanan Antenatal yang terintegrasi dengan program lain seperti PMTCT pada ibu penderita HIV/AIDS dan malaria dalam kehamilan Lampiran 7 berisi laporan keluarga berencana Lampiran 8 berisi laporan diagnosa dan tindakan pasien terhadap perempuan dan anak yang mengalami kekerasan

. Untuk mempermudah mendapatkan laporan dari tingkat bidan di desa, puskesmas, kabupaten, maupun propinsi, kini proses pencatatan, pengolahan dan pelaporan dapat dilakukan secara komputerisasi. Proses komputerisasi ini merupakan proses pengisian kartu ibu dan kartu bayi secara langsung dari lapangan yang dilakukan oleh bidan di desa dan diserahkan kepada data operator di tingkat puskesmas. Setelah data masuk di tingkat puskesmas, bidan di desa, bidan koordinator dan kepala puskesmas dapat dengan mudah dan langsung melihat data secara cepat setiap bulan dan menggunakan untuk meningkatkan kualitas program KIA

next Laporan yang keluar dari tingkat puskesmas akan diproses sedemikian rupa untuk dapat menjadi konsumsi di tingkat kabupaten, propinsi dan pusat . Secara lengkap proses operasional sistem komputerisasi dari PWS KIA ini dapat dilihat pada modul operasional komputerisasi PWS KIA yang ada di dalam software PWS KIA