Metode Intuitif (2) Henri Bergson (1859-1941) Oleh: Abdul Rokhmat.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Advertisements

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ilmu Budaya Dasar Tim Pengajar IBD FH – UI.
Rasionalisme dalam Kebijakan Publik
Konstruktivisme dalam Pembelajaran Oleh: Tim Penelitihan dan Pengembangan Pendidikan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur.
Pembentukan Konsep, Logika & Pengambilan Keputusan
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
B y : k e l o m p o k d u a b e l a s ™
METODOLOGI PENCIPTAAN SENI RUPA
HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada.
Menalar Tuhan Kelompok 1.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
PERTEMUAN 15.
IBNU ARABI (560 .H/1164 M – 638 H/1240 M) Muhammad Ibn ‘Ali Ibn Muhammad Ibn al-‘Arabi al-Tha’i al-Hatimi.
FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.
Pertemuan 5 DIMENSI ETIS KEMAJUAN IPTEK
HAKIKAT MENULIS.
Mengembangkan Pengetahuan
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
Filsafat & Ilmu Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
SAINS DI SEKOLAH DASAR IMANUEL SAIRO AWANG PRODI PGSD
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
Mengelola Dinamika Kelompok
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
METODE PENELITIAN KEBUDAYAAN TENTANG PARADIGMA-PARADIGMA/ANALISIS-ANALISIS KEBUDAYAAN MENURUT PANDANGAN PROF. DR. HEDDY SHRI AHIMSA-PUTRA, M.A., M.Phil.
EPISTEMOLOGI (CARA MEMPEROLEH DAN MENYUSUN ILMU PENGETAHUAN )
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
Manusia Dan Kebudayaan
Aliran Kritis Generasi Pertama
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
Kreatifitas Pertemuan ke 3.
ALIRAN FILSAFAT NATURALISME
MAKUL : MBS 2 sks Dr. Ratnawati Susanto, M.M.,M.Pd
EPISTEMOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Estetika Zaman Romantisme
Teori Belajar Humanistik
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK budaya oleh : iswadi, Mpd
DASAR_DASAR LOGIKA / 3 BAHAN TIGA DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER 1
FILSAFAT MANUSIA THOMAS HOBBES.
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
FALSAFAH KEINDAHAN MASA PERTENGAHAN Pertemuan 03
PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7
Hubungan Etika dan Ilmu
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
FILSAFAT MANUSIA ESENSI MANUSIA.
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Apakah Filsafat Itu ? Etimologis: Filsafat = philosophia, philos + sophia (cinta kebijaksanaan/pengetahuan) Filsafat merupakan aktivitas yang mengusahakan.
Pendekatan Isi Pidato 1. Pendekatan intelektual
Pancasila sebagai sistem filsafat, perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya didunia.
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
PERILAKU ORGANISASI Entis Sutisna, SE, MM.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
Pemikiran Filosofis dan Non-Filosofis
Gagasan Awal tentang Belajar
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Pendekatan Isi Pidato 1. Pendekatan intelektual
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
TEORI PENGETAHUAN DAN NILAI
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Mengelola Dinamika Kelompok
HUBUNGAN MANUSIA – KEBUDAYAAN
Metode Penelitian Sastra
Transcript presentasi:

Metode Intuitif (2) Henri Bergson (1859-1941) Oleh: Abdul Rokhmat

Metode Intuitif Berfilsafat dengan jalan introspeksi intuitif, dengan pemakaian simbol-simbol diusahakan pembersihan intelektual (bersama dengan pensucian moral) sehingga tercapai penerangan pikiran (pencerahan)

Intuitif Bergson Dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan

Plotinos Henri Bergson Tokoh Plotinos Henri Bergson

Henri Bergson (1859-1941) Masa hidup jauh setelah Plotinos tetapi menggunakan metode yang mirip dengan Plotinos menunjukkan bahwa ada pola dialektis dalam sejarah metode filsafat Ia seorang Yahudi, mulai mengajar pada usia 22 di beberapa sekolah Sejak 1900 menjabat guru besar di le college de France , Paris, selama 24 tahun Ia tertarik dengan filsafat Plotinos, dan merasa adanya konnaturalitas dengan Plotinos terutama pada akhir hidupnya Perhatikan juga masa hidupnya yang kental dengan suasana perang di Eropa baik PD I maupun PD II

Filsafat Bergson Bersifat spiritualistis, melawan segala materialisme dan mekanisme Berpandangan bahwa segala sesuatu berakar pada dorongan hidup (l’élan vital) dan muncul dari gaya itu, sehingga kerap dianggap sama dgn vitalisme biologis, ttp… Meskipun ia mengakui adanya vitalitas naluri dan biologis pada manusia, Ia (Bergson) lebih menekankan vitalitas spiritual, yaitu kebebasan dan spontanitas, yang irreversible, dan mendobrak hkm kausalitas.

Filsafat Bergson (2) Dinamika vitalitas spiritual membawa manusia menuju penghayatan yang lebih tinggi: ilmu, seni, kesusilaan, agama Mengkritisi mistisisme, jika memisahkan antara metafisik dan ilmu (seperti pandangan Kant), karena ia hendak menyelami kegiatan spiritual intern di dalam individu kongkrit dgn cara ilmiah (dpt dipertanggungjawabkan) Ia menerima mistisisme sebagai jalan pemahaman yang berdasarkan hidup kebatinan yang mendalam, yg berarti setiap filsafat juga sekaligus ‘mistik’

Metode Bergson Metode Bergson ditemukan dalam model penalaran yang digunakan dalam karyanya, dan cara ia berargumentasi, serta pembuktian teorinya Bergson memiliki gaya berpikir yang jelas-khusus, metodenya bersifat intuitif, menyulitkan para logikus untuk menangkap konsep dan kategorinya Ia berpikir mengikuti alur gelombang, tidak menjabarkan gagasan dan konsep dengan sistematis, tidak memberi konstruksi logis, tetapi sekelumit hidup Metodenya hanya dapat digambarkan dalam suatu gerakan dan dinamika, sesuai dengan kenyataan yang diselami Bergson.

Gambaran Menyeluruh Bagi Bergson, yang paling menentukan intuisinya mengenai seluruh kenyataan kosmis ialah la durée (‘berlangsungnya’) Hal itu sebagai inti setiap pemikiran, dan ide induk bagi semua analisis Intisari itu merupakan ‘apriori’ metodis bagi setiap gagasan dan konsepnya

La durée dan Temps Temps adalah “waktu-matematis” bersifat kuantitatif, berurutan secara kronometrik Durée adalah “keberlangsungan” bersifat kualitatif, dialami psikis-subjektif Temps itu seperti detik, menit, jam Durée berupa durasi yang tak terhitung dalam pembagian waktu tertentu, misalnya anda terhanyut ketika mendengar konser musik, tak pernah menyangka malam semakin larut

Intuisi Hidup Dinamika kosmis hanya dapat dipahami jika manusia menyelami dan membiarkan diri tenggelam dalam arus kesadaran yang tak terputus. Identifikasi diperoleh pada taraf naluri, tetapi pada manusia mencapai tingkat lebih tinggi, yaitu bersifat sadar-diri, refleksif, lepas dr kepentingan (pure/disinterested), Penyatuan ini merupakan persepsi (penglihatan) langsung dan bukan konseptual, intuisi langsung dan sederhana (simpel) mengenai yang kongkrit- individual Pengertian yang terdiri dari kontak dan affinitas (gaya gabung)

Intuisi Hidup (2) Pengertian mutlak diperoleh dari pengalaman batiniah. Menangkap objek melalui menangkap dirinya sendiri. Hakikat objek tetap utuh ‘Menjadi’ tidak dipahami sebagai ‘melampaui suatu ruang’ (kuantitatif), melainkan sebagai kemajuan kualitatif Intuisi itu tidak mengukur dan tanpa analisis logis, hanya mengikuti saja kemajuan yang tak terbagi- bagi. Seperti sebuah lagu yang bagian-2nya saling meresapi dan terlepas dari semua simbol spasial. Bergson melukiskan pengalaman psikologis itu: hidup seperti diungkapkan oleh hidup. Misalnya: satu perasaan atau keinginan diikuti melalui setiap gelombang dan intensitas

Analisa Membeku Di lain pihak, intuisi itu bukan saja suatu flash of insight yang mustahil diekspresikan Intuisi adalah suatu act (kegiatan), yaitu suatu usaha mental, dan konsentrasi pikiran. Pengalaman batiniah harus diuraikan oleh akal-budi, seakan-akan mengerti dari ‘luar’, bersifat relatif dan tergantung dari sudut pandang yang dipakai (hal ini terjadi dalam konsep- konsep) Pengalaman yang mengalir diklasifikasi dan disistematisasi. Konsep-konsep itu membekukan dan membagi-bagi arus yang hidup. Seperti mengutip foto- foto tentang gerakan kreatif. Hakikat objek pun diubah, kesatuan didobrak dan dipecah-pecah menjadi keragaman. Bergson sendiri menyebut proses ini: analisa

Antara Analisa Membeku dan Intuisi Hidup: Dialektika Pengetahuan konseptual dapat menyingkirkan pengalaman otentik, bahkan menggantikannya Bagaimana mengekspresikan intuisi namun tidak terjebak pada kebekuan analisis? Maka uraian hanya alat yang suborder dari dinamika dan harus selalu terjadi dalam rangka intuisi akan arus dinamika kosmis Ia menciptakan kembali pengalaman langsung dalam penggambaaran kenyataan aktual secara jelas dan terperinci

Bergson menganalisis secara mendetail tetapi konsep-konsepnya tidak menunjukkan ketepatan logis seperti tuntutan akal budi. Ia berangkat dari konsep sehari-hari tetapi kemudian seakan dipecah untuk mulai bergerak, bergeser dan bertukar, seperti karet yang lentur (fleksibel) Tetapi tetap dalam transformasi pada arah tertentu yang tidak memastikan melainkan lebih kepada menunjukkan arah dan jalan (menuntun) Pada taraf naluri-material mereka menurun, dan menanjak pada bidang rohani-manusiawi Konsep-konsep itu bertegangan dan bergerak antara materi dan roh, kata dan visi, kausalitas dan kebebasan, deterministik dan free will, struktur dan arus

Bergson menguraikan dinamika itu dengan konsep-konsep yang bersifat kontraris (contrast), yang saling mengecualikan dan tidak dapat disesuaikan secara logis Seperti dalam kenyataan itu kausalitas didobrak (banyak hal terjadi di luar perkiraan hukum kausal) begitu juga dengan hukum hubungan logis Rumusan yang diberikan Bergson bukan sebuah kerangka kokoh melainkan hanya penopang (rest area) bagi pemikiran

Simbolisme Bergson memakai banyak simbol untuk mencairkan konsep-konsep-konsep dan untuk mengarahkan ‘visi’ dan ‘intuisi’ Simbol tidak mematikan gerak, tidak mengurangi keluasan realitas; membuat orang menduga Bagi Bergson, simbol itu mempunyai dua peran. Di satu pihak, simbol itu menampakkan realitas tersembunyi. Di lain pihak, simbol membantu orang mencapai intuisi. Simbol-2 dan gambaran-2 pada umumnya meliputi kegiatan , gerakan, usaha yang dinamis, hidup, cahaya, elan dan mobililtas

Kesimpulan Metode Bergson bukannya bersifat anti-intelektual melainkan supra-intelektual Metode ini menuntut dan mengerjakan suatu perbaikan dari kebiasaan Manusia harus mengambil jarak (distance) dari logika dan menyerahkan diri pada kenyataan murni: gerakan Kesamaan dengan Plotinos: peningkatan dari material dan kebekuan pada yang spiritual dan bebas Perbedaannya: bergson tidak menuju pada kontemplasi tenang tetapi ke dinamika yang bergelombang

Sekian dan Terima Kasih