PRAKTIKUM 6 PENETAPAN HARGA WISATA
PRICING IN TOURISM Terdapat 3 tujuan penetapan harga wisata, yaitu: 1. profit oriented penetapan harga dilakukan untuk mencapai target keuntungan tertentu atau untuk memaksimumkan keuntungan. 2. sales oriented penetapan harga tidak hanya untuk medapatkan keuntungan besar tetapi difokuskan dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan dan/atau bisa menguasai pasar. 3. Status quo oriented dikenal juga dengan competitive pricing, dimana perusahaan berusaha menetapkan harga jual produk dan jasa yang dhasilkan tidak jauh berbeda dari harga pesaing
PRICING APPROACHES Agar penetapan harga bagi produk dan jasa wisata bisa efektif, terdapat beberapa faktor yang harus dpertimbangkan, yaitu (Morrison 1989 in Vanhove): 1. competitors 2. costumers characteristic 3. costumers demand volume 4. cost 5. channels 6. corporate objectives 7. corporate image and positioning 8. complementary services and facilities 9. consistency with marketing-mix elemnet and strategy
PRICING APPROACHES (2) Secara umum terdapat 3 metode/pendekata yang bisa digunakan dalam menentukan harga produk dan jasa wisata, yaitu: 1. The Hubbart Formula 2. Break Even Analysis 3. Yield management
The Hubbart Formula for determining room rates cost-oriented
The Hubbart Formula (STEPS) 1) Desired return on investment after tax 2) Undistributed expenses (e.g. interest, property tax, depreciation, energy costs, property maintenance) 3) Net revenues other departments 6) Room profit 5) Room expenses 4) Required room revenues 7) Projection of the number of rooms the firm expects to sell (projected occupancy rate) (7)/(8), or average rate per occupied room after discounts and commissions
The Hubbart Formula (STEPS) 1) Desired return on investment after tax 2) Undistributed expenses (e.g. interest, property tax, depreciation, energy costs, property maintenance) 3) Net revenues other departments 4) Room profit 5) Room expenses 6) Required room revenues 7) Projection of the number of rooms the firm expects to sell (projected occupancy rate) (6)/(7), or average rate per occupied room after discounts and commissions
BREAK EVEN ANALYSIS BEP menunjukkan hubungan antara berbagai biaya yang ada (fixed and variable cost), volume permintaan serta keuntung yang diperoleh. Rumus matematis (formula) perhitungan BEP adalah sebagai berikut: Break even atau titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau sebagi titik dimana total margin kontribusi sama dengan total biaya tetap
BREAK EVEN ANALYSIS (2) Perhitungan break even atas dasar unit dapat dilakukan dengan menghitung rumus: BEP = FC/(P-V) dimana: BEP (Q) = Break even point atas dasar unit FC = Biaya Tetap P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit
YIELD MANAGEMENT YM merupakan metode yang digunakan untuk mengelola aspek-aspek dalam barang dan jasa wisata yang menguntungkan. Awalnya metode ini dimanfaatkan dalam sektor airlines. Prinsip dalam YM adalah menjual unit inventory yang tepat kepada tipe konsumen yang tepat, pada waktu dan harga yang tepat pula price discrimination
YIELD MANAGEMENT (2) Yield Management merupakan suatu metode yang membantu perusahaan untuk menjual persediaan pada konsumen yang tepat pada waktu yang tepat dan harga yang tepat. Yield Management menuntun keputusan untuk bagaimana mengalokasikan unit dari kapasitas yang terbatas kepada permintaan yang ada dalam rangka untuk memaksimalkan profit atau pendapatan.
KOMPONEN YIELD MANAGEMENT Menurut Kimes (1989, pp.4-6), bahwa Yield Management mempunyai berbagai komponen utama, yaitu: a. Pola Pemesanan b. Pola permintaan berdasarkan segmen pasar c. Kebijakan overbooking d. Dampak Perubahan Harga e. Sistem Informasi
YIELD MANAGEMENT (3) Menurut Kimes (1999)
YIELD MANAGEMENT (4) Kurva AE (Figure 4.5) menggambarkan booking curve untuk produk dan jasa wisata pada umumnya, misalkan kamar resort. Berdasarkan data historis, booking curve normalnya bergerak di sepanjang dotted lines (menunjukkan pola permintaan). Misalkan resort tersebut ramai akhir Juni. 3 bulan sebelum hari –H biasanya permintaan booking akan rendah. Kemudian terdapat permintaan booking yang cukup besar (di luar treshold band), maka harga kamar resort harus ditingkatkan dan diskon ditiadakan. 1 bulan sebelum hari –H (point C) biasanya permintaan booking akan menurun sampai di bawah treshold, ini mengindikasikan bahwa manajemen harus menetapkan harga kamar yang lebih rendah atau diskon untuk menarik lebih banyak pesanan.
KERJAKAN SOAL BERIKUT: Hotel ENVIRO adalah sebuah hotel baru yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2011 dengan kualifikasi sebagai hotel berbintang 4, jenis bisnis hotel. Jumlah kamar yang disewakan adalah sebanyak 200 kamar. Tingkat hunian kamar (accupancy) rata-rata yang diharapkan dalam satu tahun adalah 75%. Adapun jenis-jenis kamarnya adalah sebagai berikut: Standard roo 100 kamar, Superior room 88 kamar, Suite room 8 kamar dan Executive suite 4 kamar Biaya-biaya pengeluaran adalah sebagai berikut: Rooms department US $ 1.168.611; telephone Department Net Loss US $ 76.869; administrative and general US $ 560.196; Payroll taxes and employee relations US $ 313.348; advertising & business Promotions US $ 118.462; Heat, Light and Power US $ 216.731; Repairs and Maintenance US $ 265.712. Taxes for real estate & personal property taxes US $ 185.684; insurance on building & content US $ 39.868; depreciation on buiding US $ 398.844; furniture, fixtures and equipment US $ 292.896. Reasonable return on present fair value of property; ;land US $ 372.600; building US $ 465.750; furniture, fixtures and equipment US $ 93.150 Credits from sources other than rooms, income from store rental US $ 123.597; credit from F&B operation US $ 363.398. Net income from other operated department and miscellaneous income US $ 60.267
Pertanyaan: Carilah harga jual kamar jika Superior rooms 10-20% standard rooms Suite rooms 50-70% standard rooms Executive suite 80-100% standard rooms Jika perbedaan antara single ke double occupancy antara US $ 10-15