POSISI PANGAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang: Pemenuhannya merupakan hak asasi Pemenuhannya tidak dapat ditunda Tidak dapat disubtitusi dengan bahan lain Pangan adalah bagian dari budaya yang merupakan hasil adaptasi antara manusia dan lingkungan; Sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas; Pilar utama bagi pembanguan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. 1 2 3 4
ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2012 Pasal 60 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi Pangan untuk memenuhi kebutuhan Gizi masyarakat dan mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif. (2) Penganekaragaman konsumsi Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan membudayakan pola konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman serta sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2018 Pasal 62 Tercapainya penganekaragaman konsumsi Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 diukur melalui pencapaian nilai komposisi pola Pangan dan Gizi seimbang. INDIKATOR KUANTITATIF YANG ADA SAAT INI ADALAH POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
SISTEM KETAHANAN PANGAN NASIONAL Kebijakan Ekonomi dan Pangan Kebijakan Otonomi dan Desentralisasi KETAHANAN PANGAN SDM yang tangguh (sehat, aktif, produktif) Sumberdaya Lahan Air SDM Teknologi Kelembagaan Budaya Ketersediaan Keterjangkauan Konsumsi Pasar Pangan DN/LN Lingstrat LN & DN: Penduduk, Perubahan Iklim, Kinerja Ekonomi, Dinamika Pasar Pangan, Shock/Bencana
FAKTOR PENENTU KONSUMSI PANGAN 1 Ketersediaan pangan 2 Tingkat pendapatan 3 Harga pangan 4 Pengetahuan Gizi 5 Gaya hidup dan kebiasaan masyarakat
KILAS BALIK KETERGANTUNGAN PANGAN Pemenuhan pangan pokok: beras baru mencapai 53,5% sisanya dipenuhi dari Ubi Kayu (22,26%), Jagung (18,9%) dan Kentang (4,99%). 1954 Pola konsumsi pangan pokok sudah bergeser luar biasa (setelah 33 thn) beras 81,1%, ubi kayu 10,02% dan jagung 7,82% 1987 Perubahan pola konsumsi pangan pokok berlanjut : ubi kayu tinggal 8,83%, jagung 3,1% 1999 Pangsa pangan selain beras dalam pola konsumsi pangan pokok nyaris hilang. Konsumsi terigu naik 500% konsumsi terigu 17 kg/kap/tahun (dalam kurun waktu 30 tahun). 2010 Perkembangan Pola Konsumsi Pangan Pokok di Indonesia (1954 – 2010)
GAYA HIDUP MEMPENGARUHI PERILAKU BELANJA/ PENGELUARAN RUMAH TANGGA . Hardin dkk Anal kon pgn PPH - WNPG X
Dasar Penghitungan Skor PPH KONSUMSI IDEAL (WNPG, 2004) Rekomendasi ahli gizi *) Dasar Penghitungan Skor PPH No Jenis makanan Kebutuhan (Kkal) % 1 Padi-padian 1000 50 2 Umbi-umbian 120 6 3 Pangan hewani 240 12 4 Minyak dan lemak 200 10 5 Buah biji berminyak 60 Kacang-kacangan 100 7 Gula 8 Sayur dan buah 9 Lain-lain TOTAL 2000
KONDISI SAAT INI Kebijakan terfokus pada peningkatan produksi dan belum mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system) Pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih terdapat ketimpangan: Masih tingginya konsumsi padi-padian terutama beras Masih rendahnya konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah Pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal seperti umbi, jagung, dan sagu masih rendah Kualitas konsumsi pangan masyarakat yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masih belum mencapai kondisi ideal Diperlukan upaya untuk menganekaragamkan konsumsi pangan masyarakat menuju skor PPH yang ideal agar hidup sehat, aktif, dan produktif
Sumber: http://www.gizi.net/pugs/PUGS13pesan.PDF PRINSIP GIZI SEIMBANG gizi seimbang adalah konsep gizi dalam kaitannya dengan kesehatan (=outcume yang diamanatkan UU Pangan), yang memerlukan penterjemahan operasional ke konsep pangan dan pertanian Sedikit saja/bila perlu “4SEHAT 5SEMPURNA”: KONSEP KERAGAMAN PANGAN, TIDAK MENG-ATUR KESEIMBANGAN KOMPOSISI GIZI SEIMBANG MENG-ATUR KESEIMBANGAN KOMPOSISI, MEMPERTIMBANGKAN UMUR JENIS KELAMIN STATUS FISIOLOGIS AKTIVITAS 2 – 3 porsi 2 – 3 porsi 3 – 5 porsi 2 – 3 porsi 3 – 8 porsi Sumber: http://www.gizi.net/pugs/PUGS13pesan.PDF
MENTERJEMAHKAN PRINSIP GIZI SEIMBANG KE DALAM PENGHITUNGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN: TIGA KEGUNAAN MAKANAN (TRIGUNA MAKANAN) : masing-masing fungsi tidak bisa saling menggantikan
DASAR PEMBOBOTAN PRINSIP DASAR TRIGUNA MAKANAN POLA PANGAN Zat Pembangun (33.3%) Zat Pengatur (33.3%) Lauk Pauk (33.3%) Sayur & Buah (33.3%) Zat Tenaga (33.3%) Pangan Pokok (33.3%) TRIGUNA MAKANAN POLA PANGAN
DASAR PEMBOBOTAN PRINSIP DASAR Triguna Makanan Bobot Sumber Tenaga Serealia…………… 50% Umbi-umbian……… 6% Minyak & lemak….. 10% Biji berminyak…….. 3% Gula………………… 5% Sub total 74% Bobot (33.3/74)=0.5 Sumber Tenaga (Karbohidrat, Lemak) Sumber Zat Pembangun (Protein) Pangan hewani…… 12% Kacang-kacangan… 5% Sub total 17% Bobot (33.3/17)=2.0 Bobot (33.3/6)=5.0 Sumber Zat Pengatur (Vitamin & Mineral) Sayur & buah……… 6% Lain-lain 1. Bumbu-bumbu …. 3%
POLA PANGAN HARAPAN (DESIRABLE DIETARY PATTERN) Jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan kontribusi zat gizi energi masing-masing kelompok pangan (FAO-RAPA, 1989). No. Kelompok Pangan FAO-RAPA (1989) Deptan (2001) Est. gram % Min-maks Bobot Skor 1 Serealia 40.0 40.0 - 60.0 50.0 0.5 25.0 275.0 2 Umbi-Umbian 5.0 0.0 - 8.0 6.0 2.5 90.0 3 Pangan hewani 20.0 5.0 - 20.0 12.0 2.0 24.0 140.0 4 Minyak & Lemak 10.0 5.0 - 15.0 5 Biji Berminyak 3.0 0.0 - 3.0 1.0 6 Kacang-kacangan 2.0 - 10.0 35.0 7 Gula 8.0 2.0 - 15.0 30.0 8 Sayur dan Buah 3.0 - 8.0 230.0 9 Bumbu-bumbu 0.0 - 5.0 0.0 15.0 100 100.0
TABEL PERHITUNGAN SKOR PPH TEKNIK PERHITUNGAN DAN ANALISIS POLA PANGAN HARAPAN TABEL PERHITUNGAN SKOR PPH TABEL STANDAR SKOR POLA PANGAN HARAPAN Keterangan: Mengacu pada standar perhitungan skor Pola Pangan Harapan Nasional (Petunjuk Teknis SPM Bidang Ketahanan Pangan, BKP 2010)
ANALISIS KONSUMSI PANGAN Data Yang Digunakan: Data Primer Hasil survey yang dirancang khusus sebagai “dietary survey” oleh pengguna Data Sekunder Memanfaatkan survey lain yang belum tentu/tidak dirancang khusus sebagai “dietary survey” – dikumpulkan bukan oleh pengguna
ANALISIS KONSUMSI PANGAN DATA SEKUNDER : Data yang paling sering digunakan adalah data SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional) SUSENAS Bukan dietary survey, tetapi “household expenditure survey” yang dapat digunakan sebagai pendekatan data konsumsi pangan RT SUSENAS merepresentasikan konsumsi pangan wilayah propinsi, namun dalam dalam tipe Susenas tertentu bisa mewakili data Kabupaten.
ANALISIS KONSUMSI PANGAN PERMASALAHAN DATA SEKUNDER: Sulit melakukan penelusuran dan koreksi bila ada data yang diduga tidak masuk akal atau out layer Untuk penghitungan Skor PPH kesulitan yang sering muncul adalah: Pangan Olahan : tidak diketahui komposisi penyusunnya sehingga “terpaksa” dilakukan estimasi berdasar referensi Beberapa jenis pangan berupa produk turunan yang belum tentu tersedia faktor konversi ke bentuk asalnya Pengelompokan konsumsi komoditas dan harga komoditas tidak selalu sama dll
PRINSIP ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN: MENGEVALUASI KUANTITAS DAN KUALITAS (KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT ANGKA KECUKUPAN GIZI WNPG 2004 (atau 2013) Kecukupan Energi Protein Konsumsi 2.000 kkal 52 gram Ketersediaan 2.200 kkal 57 gram Aspek Kuantitas Tingkat Kecukupan Zat Gizi EVALUASI Pola Konsumsi Pangan Aktual POLA PANGAN HARAPAN (DEPTAN 2001) Kelompok Pangan Kontribusi Skor Padi-padian 50% 25 Umbi-umbian 6% 2.5 Pangan Hewani 12% 24 Minyak & Lemak 10% 5 Buah/Biji Bminyak 3% 1 Kacang-kacangan 5% 10 Gula 5% 2.5 Sayur & Buah 6% 3 Lain-lain 3% 0 Total 100% 100 Aspek Kualitas Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
KEGUNAAN PENGHITUNGAN SKOR PPH Penghitungan Skor PPH dimaksudkan untuk menganalisis pola konsumsi pangan suatu masyarakat terhadap pola konsumsi pangan yang ideal (Pola Pangan Harapan). Skor PPH ini berfungsi sebagai: Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau pangan. Baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah. Baseline data untuk menghitung proyeksi konsumsi dan penyediaan pangan ideal untuk suatu wilayah
Skor PPH Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 No Kelompok Pangan Konsumsi Protein (Gram/Kapita/Hari) Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kkal Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1 Padi-padian 30,6 1.301,1 32,5 25,0 2 Umbi-umbian 0,3 25,5 0,6 2,5 3 Pangan Hewani 17,5 189,7 19,0 24,0 4 Minyak dan Lemak 0,0 257,4 6,4 5,0 5 Buah/Biji Berminyak 13,3 1,0 6 Kacang-kacangan 5,2 54,3 5,4 10,0 7 Gula 0,1 50,7 1,3 8 Sayur dan Buah 3,1 86,6 21,7 30,0 9 Lain-lain 1,4 32,2 Total 58,5 2.010,9 87,3 100,0 78,3 Keterangan = *) Angka Kecekupan Energi 2.000 Kkal/Kapita/Hari
Skor PPH Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 No Kelompok Pangan Konsumsi Protein (Gram/Kapita/Hari) Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kkal Skor AKE Skor Maks Skor PPH 1 Padi-padian 31.7 1,400.5 35.0 25.0 2 Umbi-umbian 0.3 30.8 0.8 2.5 3 Pangan Hewani 18.8 212.6 21.3 24.0 4 Minyak dan Lemak 0.0 261.4 6.5 5.0 5 Buah/Biji Berminyak 15.5 0.4 1.0 6 Kacang-kacangan 5.1 50.7 10.0 7 Gula 0.1 63.2 1.6 8 Sayur dan Buah 3.0 87.6 21.9 30.0 9 Lain-lain 1.1 43.0 Total 60,5 2.165,3 92,5 100,0 81 Keterangan = *) Angka Kecekupan Energi 2.000 Kkal/Kapita/Hari
Grafik Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2015
Konsumsi Energi Tahun 2011 – 2015 (Kkal/Kap/hari)
Konsumsi Protein Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/hari)
Perbandingan Skor PPH Provinsi Jawa Barat dengan Nasional Tahun 2011 - 2015
Grafik Perkembangan Konsumsi Kelompok Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2014 (Gram/Kap/Hari)
KONSUMSI BERAS PENDUDUK JAWA BARAT VS NASIONAL
Grafik Perkembangan Konsumsi Umbi-Umbian Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Pangan Hewani Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Minyak dan Lemak Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Buah/Biji Berminyak Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Kacang-Kacangan Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Gula Tahun 2011 – 2015 (Gram/Kap/Hari)
Grafik Perkembangan Konsumsi Sayur dan Buah Tahun 2011 – 2014 (Gram/Kap/Hari)
Sasaran Skor Pola Pangan Harapan No Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan 2015 2016 2017 2018 2019 2022 1 Padi-padian 25.0 2 Umbi-umbian 0.8 1.0 1.3 1.5 1.8 2.5 3 Pangan Hewani 21.3 21.7 22.0 22.4 22.8 24.0 4 Minyak dan Lemak 5.0 5 Buah/Biji Berminyak 0.4 0.5 0.6 0.7 6 Kacang-kacangan 5.1 5.8 6.5 7.2 7.9 10.0 7 Gula 1.6 1.7 2.0 2.1 8 Sayur dan Buah 21.9 23.1 24.2 25.4 26.5 30.0 9 Lain-lain 0.0 Total 81.0 83.7 86.4 89.1 91.8 100.0
Rata-Rata Konsumsi Energi Menurut Kelompok Pangan (Kkal/Kapita/Hari) Sasaran Rata – Rata Konsumsi Energi Menurut Kelompok Pangan (Kkal/Kap/Hari) No Kelompok Pangan Rata-Rata Konsumsi Energi Menurut Kelompok Pangan (Kkal/Kapita/Hari) 2015 2016 2017 2018 2019 2022 1 Padi-padian 1,400 1,343 1,286 1,229 1,172 1,000 2 Umbi-umbian 31 44 56 69 82 120 3 Pangan Hewani 213 217 220 224 228 240 4 Minyak dan Lemak 261 253 244 235 226 200 5 Buah/Biji Berminyak 15 22 28 35 41 60 6 Kacang-kacangan 51 58 65 72 79 100 7 Gula 63 68 74 84 8 Sayur dan Buah 88 92 97 101 106 9 Lain-lain 43 45 48 50 53 Total 2,165 2,142 2,118 2,094 2,071 2,000
Sasaran Rata – Rata Konsumsi Pangan Menurut Kelompok Pangan PPH (Gram/Kapita/Hari) No Kelompok Pangan Rata-Rata Konsumsi Pangan Menurut Kelompok Pangan PPH (Gram/Kapita/Hari) 2015 2016 2017 2018 2019 2022 1 Padi-padian 328 321 313 305 298 275 2 Umbi-umbian 28 37 46 55 63 90 3 Pangan Hewani 98 105 112 119 140 4 Minyak dan Lemak 24 25 5 Buah/Biji Berminyak 6 10 Kacang-kacangan 20 22 26 35 7 Gula 12 14 17 30 8 Sayur dan Buah 204 208 211 215 219 230 9 Lain-lain 79 70 61 51 42 15