PERAKITAN VARIETAS PADI TAHAN HAMA WERENG BATANG COKLAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HAL-HAL YANG MENGUNTUNGKAN DARI HIDROPONIK
Advertisements

Perbaikan Ketahan Tanaman Vanili Terhadap Penyakit Layu Melalui Kultur In Vitro Agroekoteknologi H.
Pemuliaan Tanaman.
PEMULIAAN TANAMAN.
PERLINDUNGAN TANAMAN ( Menurut UU 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman ) Segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan.
Genetic Resources in Agroecosystems
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
PEMULIAAN TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE Seleksi Berulang Timbal Balik (Reciprocal Recurrent Selection) Kelompok 3 FIRMAN PHE OCHA.
PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI
Menerapkan Dasar – dasar Pemuliaan Tanaman
Faktor Biotik.
MODUL 5 :METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Pokok Bahasan 3 STERILITAS POLEN
METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
KELAS BENIH Benih penjenis (Breeder seed) BS: dirakit oleh pemulia, diawasi oleh pemulia atau instansinya, merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar.
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
PENGENDALIAN HAMA Amalia Nadifta Ulfa (H )
BAB VIII: METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
Pokok Bahasan: RANCANGAN REKOMENDASI PENANGANAN
Pemuliaan Padi Kelompok 4 Abd. Lathif al-basyir
Faktor-faktor yang diintrodusir oleh manusia
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PEMULIAAN TANANAMAN, Bab I
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN (DPT)
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Metode pemuliaan & Varietas Hibrida
Oleh : YOANITA FADLILAH IRIANI
Hama laten Ledakan wereng coklat pada dasa warsa :
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Genetic Resources in Agroecosystems
Metode pemuliaan & Varietas Hibrida
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PENGARUH DPI TERHADAP PERKEMBANGAN OPT Di Propinsi Sulawesi Selatan
Produksi benih hibrida (lanjutan …. )
Perbandingan ukuran ovipositor WBC brachiptera
PENGERTIAN AGRONOMI Agronomi
RESPON MORFO-FISIOLOGI WERENG BATANG COKELAT BIOTIPE 1, 2, DAN 3 TERHADAP 6 VARIETAS PADI TAHAN DAN 1 VARIETAS PADI RENTAN UNTUK MENDAPATKAN VARIETAS.
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (DPT)
Seleksi populasi bersegregasi
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
II. PRINSIP DASAR PHT 1.Pemahaman Ekosistem Pertanian
I. PENDAHULUAN Stem et al
ROADMAP Petani dan Pemulia TAHUN I TAHUN II Pasar Produk
Pengertian Pertanian terpadu
Menerapkan Dasar – dasar Pemuliaan Tanaman
MANAJEMEN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Pemuliaan tanaman Wijen
KESIMPULAN Padi varietas Inpari 13 paling berpeluang memiliki sifat durable resistance terhadap serangan WBC biotipe 3 maupun biotipe 2 Padi varietas.
2. PERBANYAKAN STOK WBC Varietas padi: Wereng biotipe Pelita
Genetic Resources in Agroecosystems
Prosedur Seleksi Massa
STRATEGI PERCEPATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI VUB PADI BALITBANGTAN
BIOPESTISIDA PT AGRO LESTARI INDONESIA
Pemuliaan Tanaman.
KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Teknik Persilangan Pada Tanaman Menyerbuk Sendiri Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.
MANAJEMEN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF
PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN NILAM DI INDONESIA
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK SPESIFIK LOKASI
PRODUKSI dan KETERSEDIAAN BENIH SUMBER MENDUKUNG PERBENIHAN NASIONAL
METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN UPSUS PAJALE DI PROVINSI BANTEN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN.
Perubahan Iklim Belum Ancam Pangan
Transcript presentasi:

PERAKITAN VARIETAS PADI TAHAN HAMA WERENG BATANG COKLAT Aan A. Daradjat Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Hama WBC merupakan salah satu faktor biotik yang sangat berpotensi “menyebabkan pertanaman padi gagal dipanen” Perakitan varietas tahan, merupakan salah salah satu komponen PHT yang mampu menekan perkembangan hama WBC Pemanfaatan varietas tahan WBC: Mudah diterapkan/diadopsi petani Menguntungkan secara ekonomi Bersifat ramah lingkungan Bila dikombinasikan dengan “pestisida”, biaya untuk pestisida dan kerugian akibat residu pestisida dapat ditekan

Ketahanan tanaman padi terhadap WBC dikendalikan secara genetik. Secara genetik, tanaman memunculkan kondisi “lingkungan” yang menyebabkan kualitas dan kuantitas perkembangan dan pertumbuhan hama tidak optimal. Mekanisme ketahanan tanaman terhadap hama serangga diklasifikasikan ke dalam: Antixenosis (ketidakmampuan tanaman memberikan lingkungan hidup yang optimal bagi serangga) Antibiosis (tanaman memiliki morfologi dan menghasilkan senyawa kimia yang merugikan pertumbuhan dan perkembangan serangga Tolerance (tanaman mempunyai kemampuan untuk bertahan atau pulih kembali setelah terjadinya serangan serangga)

Gen ketahanan terhadap WBC, Varietas Donor, dan responnya terhadap biotipe WBC Gen Varietas Respon terhadap biotipe WBC 1 2 3 4 Bph-1 Mudgo, IR26 R S bph-2 ASD 7 Bph-3 Rathu Henathi bph-4 Babawee bph-5 ARC10550 Bph-6 Swarnalata bph-7 T12 bph-8 Col.5 Thailand, Col.11 Thailand - Bph-9 Kaharamana, Balamawe, Pokkali Bph-10(t) Oryza australiensis

Varietas diferensial Biotipe WBC TN 1 1 Ketahanan VUB terhadap hama WBC dilaboratorium didasarkan atas reaksi VUB terhadap sejumlah biotipe WBC yang dipantau “keganasannya” berdasarkan respon sejumlah varietas diferensial Varietas diferensial Biotipe WBC TN 1 1 Mudgo, IR26, IR29, IR30, dan IR34 2 ASD7 3 Rathu Henati 4 Babawee 5 Populasi WBC termasuk salah satu biotipe tertentu bila mampu menyebabkan kematian varietas-varietas diferensial.

Perakitan VUB tahan WBC Persilangan antara plasma nutfah yang tahan WBC dengan varietas yang rentan WBC, turunan hasil persilangan tadi disaring ketahanannya terhadap WBC, dan diseleksi karakteristik agronomisnya dengan metode bulk, pedigree, silang balik, atau “singe seed descent”

Gambar 1. Bagan metode Bulk. (Sumber : Poehlman, 1979). A X B F 1 Bulk F 2 Bulk F 3 Bulk F 4 Bulk F 5 Bulk + seleksi individu F 6 Pertanaman barisan F 7 Pertanaman barisan F 8 Uji daya hasil pendahuluan F 9 Uji daya hasil lanjutan Gambar 1. Bagan metode Bulk. (Sumber : Poehlman, 1979).

Gambar 2. Bagan metode pedigree. (Sumber : Poehlman, 1979) A X B F 1 Bulk F 2 Bulk + seleksi F 3 Pertanaman barisan x x x x x x F 4 Pertanaman barisan F 5 Pertanaman barisan F 6 Pertanaman barisan F 7 Uji daya hasil pendahuluan F 8 – F 12 Uji daya hasil lanjutan Gambar 2. Bagan metode pedigree. (Sumber : Poehlman, 1979)

A X B F 1 Bulk Pertanaman tunggal F 2 Pertanaman tunggal F 3 F 4 Pertanaman tunggal Pertanaman tunggal F 5 Seleksi F 6 F 7 Pertanaman barisan Uji daya hasil F 8 – F 12 Gambar 3. Bagan metode single seed descent (SSD). (Sumber : Poehlman, 1979).

Gambar 4. Bagan metode backcross. (Sumber : Briggs dan Knowles, 1967). A x B x rr RR BC1 x rr Rr BC2 x dibuang rr Rr rr BC3 x dibuang rr Rr rr BC4 x dibuang rr Rr rr BC5 x dibuang rr Rr rr F1BC5 dibuang Rr rr Gambar 4. Bagan metode backcross. (Sumber : Briggs dan Knowles, 1967). F2BC5 dibuang RR Rr rr

Varietas Unggul Padi Tahan WBC WERENG COKLAT BIOTIPE 1 BIOTIPE 2 BIOTIPE 3 CIHERANG TAHAN AGAK TAHAN AEK SIBUNDONG CONDE ANGKE CIBOGO INPARI 1 INPARI 2 INPARI 3 AGAK RENTAN INPARI 5 MERAWU INPARI 6 JETE INPARI 10 LAEYA INPARI 13

Tingkat ketahanan beberapa varietas terhadap WBC WERENG COKLAT BIOTIPE 1 BIOTIPE 2 BIOTIPE 3 CIHERANG TAHAN AGAK TAHAN CISANTANA TUKAD PETANU TUKAD BALIAN TUKAD UNDA SINGKIL SINTANUR RENTAN KONAWE CONDE ANGKE WERA CIBOGO

TERIMA KASIH