Mewujudkan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Modern: Sebuah Tantangan* Masjid Darus-salam, Bengkulu 21 Oktober 2012
Islam Secara teologis: Islam merupakan sistem nilai dan ajaran yang bersifat ilahiah (transenden) Secara sosiologis: Islam merupakan fenomena peradaban, realitas sosial kemanusiaan Islam sebagai rahmat semesta alam
Apa itu Nilai? Sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku. Paradigma kehidupan. Bersifat abstrak, ideal, bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. وما خلقت الجن والإ نس الا ليعبدون (Adza-dzariyah 56)
Sumber Nilai a. Al-Qur’an Kedudukan Al Qur’an sebagai sumber dapat dilihat dari kandungan Al Baqarah ayat 2 : (2 : ( ذ لك الكتاب لاريب فيه هدي للمتقين (البقرة (الله الذى انزل الكتا ب بالحق والميزان(ا لشور : 17 b. As Sunah/Hadist Rasulullah
Qiyas Ijmak Ulama
Modernitas/Modern Obyektif: baru, saat ini, up to date Subyektif: Terkait erat dengan konteks ruang waktu terjadinya proses modernisasi
Sejarah Peradaban Manusia Pra-sejarah > Agraria > Baru > Modern (Eropa Barat) Zaman Baru Dimulai ketika orang Eropa terlepas dari kungkungan gereja Zaman Modern Hasil dari kemajuan yang dicapai masyarakat Eropa dalam Iptek Teosentris antroposentris Tradisional Nilai-nilai baru berdasar sains Puncak perkembangan sejarah kemanusiaan.
Ciri-ciri Kehidupan Modern Rasional Ilmiah Keterbukaan Kesamaan Hak-hak Asasi
Kolonisasi Bangsa Eropa Kolonialisme dilakukan bukan hanya dengan senjata mesin, tetapi juga tata nilai, ideologi dan kultur. Terjadi gesekan antara nilai baru yang dibawa oleh bangsa kolonial dengan kultur asli bangsa muslim.
Tantangan Modernitas? Modernitas Upaya Pembaruan/ Tradisi Islam Modernisasi Perubahan dalam Masyarakat Islam
Perubahan-perubahan Perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yg dibawa oleh arus modernisasi westernisasi dan sekularisasi. Budaya pop yang mempertontonkan tradisi free sex, mengumbar aurat, dan menawarkan gaya hidup hedonisme, berkontribusi besar terhadap terkikisnya nilai-nilai religiusitas umat Islam. Kesadaran umat Islam utk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi.
Nilai-nilai Islam vs Modernitas Berlakunya nilai-nila Islam di era modern Islam: Universitalisme (Ajaran) Sekripturalisme (Tidak ada monopoli) Demokrasi parsipatoris Egalitarianisme spiritual Sistematisasi rasional kehidupan sosial
Sifat Nilai-nilai ISLAM Rabbaniyah (bersumber dari Tuhan & terjaga otentitasnya), Insaniyah (sesuai fitrah dan demi kepentingan manusia), Wasthiyyah (moderat-mengambil jalan tengah), Waqiiyah (kontekstual), Jelas dan harmoni antara perubahan dan ketetapan. (Yusuf Al Qardhawi)
Islam dan Muslim Islam menghadapi perubahan tergantung kepada orang Isalam (muslim) Peran Muslim Muhammad Abduh: Al-islamu mahjubun bil muslimin Respon Muslim terhadap perubahan Kembali kepada Al-Quran & Hadits Pemurnian Ijtihad ulama/ahli Pembaruan/modernisme (Ulama warosatul anbiya)
Implementasi Nilai-nilai Isjtihad = Tajdid Bukti penting penghargaan thd kemampuan manusia. Aspek muamalah (interaksi sosial) Islam menyediakan pedoman-pedoman dasar yang harus diterjemahkan pemeluknya sesuai dengan konteks ruang waktu yang melingkupinya.
Harmoni Islam –Perubahan Zaman Ketika agama hanya menghadirkan aspek-aspek yang tetap, abadi, tidak bisa berubah maka yang terjadi adalah ketidakmampuan agama mempertahankan diri menghadapi zaman. Akibatnya, agama akan kehilangan relevansinya. Sebaliknya, jika aspek-aspek yang tetap, abadi dan tidak berubah tersebut tidak ada dalam agama, maka agama akan kehilangan otentitasnya sebagai pedoman hidup manusia. Islam berdiri di tengah-tengah (wasatha). Islam mengandung ketetapan-ketetapan di satu sisi, dan keluwesan-keluwesan di sisi lain. Dengan sikap terebut Islam bisa tetap eksis di tengah perubahan zaman tanpa kehilangan otentitasnya sebagai agama ilahiah.
Penutup Modernitas yang melanda dunia Islam, dengan segala efek positif-negatifnya, menjadi tantangan yang harus dihadapi umat Islam di tengah kondisi keterpurukannya. Umat Islam (muslim) dituntut bekerja ekstra keras mengembangkan segala potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya. Tajdid (terus-menerus) sebagai upaya menjaga dan melestarikan ajaran Islam menjadi pilihan yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh umat Islam.
Persoalan Pemahaman terhadap ajaran Islam Pendidikan Islam (transfer of value) Kepemimpinan dalam Islam
Terima Kasih!