KELUARGA BERENCANA Inya Winyo 2014-31-067 Lia Laurensia 2014-31-092 Karina Dewi 2014-31-158 May Sriyanti 2014-31-244 Putri Eriyanti 2014-31-251
Masalah kb di indonesia PEMBAHASAN Pengertian Visi dan misi Tujuan Sasaran Ruang lingkup Strategi kb Program kb Manfaat kb Dampak program kb Masalah kb di indonesia
VISI DAN MISI VISI Mewujudkan keluarga yang ideal berkualitas serta kualitas hidup perempuan kesetaraan dan keadilan gender MISI Menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian peran serta masyarakat dalam rangka pembudayaan keluarga Melakukan perencanaan keluarga secara cermat sehingga pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat dihindari Pengelolaan kebijakan perlindungan tindak kekerasan perempuan, lanjut usia, penyandang cacat dan anak.
PENGERTIAN Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
TUJUAN Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: Keluarga dengan anak ideal Keluarga sehat Keluarga berpendidikan Keluarga sejahtera Keluarga berketahanan Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
SASARAN Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
RUANG LINGKUP Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Konseling Pelayanan Kontrasepsi Pelayanan Infertilitas Pendidikan sex (sex education) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan Konsultasi genetik Tes keganasan ( Kanker atau tumor ) Adopsi
STRATEGI Strategi Dasar Meneguhkan kembali program di daerah Menjamin kesinambungan program Strategi operasional Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional Peningkatan kualitas dan prioritas program Penggalangan dan pemantapan komitmen Dukungan regulasi dan kebijakan Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Konseling keluarga berencana Konseling Tindak Lanjut PROGRAM KB Konseling keluarga berencana Konseling Awal Konseling Khusus Konseling Tindak Lanjut
Manfaat Untuk Keluarga MANFAAT KB Manfaat Untuk Ibu Manfaat Untuk Anak Manfaat Untuk Keluarga
IUD (Intra Uterine Device) ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Device) Kondom KB Suntik Pil KB Implant Difragma Jeli, busa atau spons
DAMPAK PROGRAM KB penurunan angka kematian ibu dan anak Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi Peningkatan kesejahteraan keluarga Peningkatan derajat kesehatan Peningkatan mutu dan layanan KB-KR Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
MASALAH KB DI INDONESIA Permasalahan masyarakat tentang pentingnya merencanakan suatu keluarga masih rendah. Belum riilnya data angka kelahiran setiap tahun ( Total Festility Rate = TFR ) sehingga menyulitkan kita dalam menyusun pencapaian target sasaran baru dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Dampak dari adanya pelayanan kesehatan gratis, pendidikan gratis sehingga masyarakat juga menginginkan adanya pelayanan KB gratis (pemasangan alat kontrasepsi gratis). Berkurangnya tenaga professional pelayanan KB akibat otonomi daerah dimana sebagian dimutasi ke instansi lain. Masih seringnya ditemukan alat kontrasepsi yang kadaluwarsa sehingga menimbulkan kegagalan pemakaian alat kontrasepsi. Masih seringnya ditemukan korban perdagangan/tindak kekerasan perempuan (korban trafiking).