HLK_TM7.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ERGONOMIKA TEMPAT DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA
Advertisements

GANGGUAN PADA KESEHATAN DAN DAYA KERJA
MANUAL HANDLING Manual Handling :
DAMPAK BISING DAN GETARAN
KELELAHAN KERJA DWI HURRIYATI, S.Psi., M.Si..
Heri Mujayin Kholik DAN Dimas Adji Krishna
FUNCTION ; MAINTENANCE AND REPAIR AT THE OPERATIONAL LEVEL
PENGUKURAN BISING.
NOISE.
BIOAKUSTIK Oleh : Rosalina Pangala Salimah Suprihatiningsih
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO
PENGENDALIAN TEKNIS, ADMINISTRATIF DAN PROTEKSI PERORANGAN
PERANCANGAN LINGKUNGAN FISIK
LUKA BAKAR.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
BIOAKUSTIK Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia.
PENYAKIT AKIBAT KERJA PUTRI HANDAYANI, SKM..
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pencemaran Bunyi Noise (bising) adalah bunyi yang tidak diinginkan, secara konsekuen dapat dikatakan sebagai bunyi pada tempat yang salah dan waktu yang.
SDK 1 4 Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki. 4 Bunyi adalah suara atau serangkaian gelombang yang merambat dari suatu sumber getar.
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
PENYAKIT AKIBAT KERJA PUTRI HANDAYANI, SKM..
oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH
Getaran dan bunyi.
BUNYI Gelombang Bunyi.
KEBISINGAN (NOISE).
GETARAN DAN GELOMBANG
HUMAN RESPONSE TO VIBRATION
VIBRASI Penyaji : Dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk Referensi :
Manajemen Pengendalian Bising
Bunyi Intensitas bunyi Efek Doppler
BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS
KESEHATAN KERJA.
BUNYI OLEH M. BARKAH SALIM, M. Pd. SI. PERTEMUAN 10
Pencemaran Bunyi (noise)
BIOMEKANIKA.
Pelaksanaan Manajemen Pengendalian Bising
FAKTOR-FAKTOR FISIKA LINGKUNGAN KERJA
KESEHATAN KERJA SYAFRIANI, M.Kes.
. HIGIENE INDUSTRI (HI) SYAFRIANI Free Powerpoint Templates.
PENGARUH LINGKUNGAN PADA FISIOLOGI KERJA
PROGRAM S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES TT RIAU SYAFRIANI
Pengendalian Getaran.
ERGONOMI.
. STANDAR K3.
Program Higiene Industri dan Sistem Manajemen Higiene Industri
Perkembangan fisik adalah Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan individu.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).
GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT KEBISINGAN
BUNYI Gelombang Bunyi.
Distribution of Clinical Symptoms in Carpal Tunnel Syndrome
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Carpal Tunnel Syndrome
Kelompok“AYAN” -Ibnu E. T -Luthfi N -M. Deva -M
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PENYAKIT AKIBAT GETARAN
ERGONOMI DAN FAAL KERJA OLEH KELOMPOK 5 Alief Wijayanto Vivi Sefrinta Izza Afkarina Dewi Titah
Komputer dan Kesehatan
Psychogenic pain dr. Soraya T.U, Mkes SpKj.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA “ALAT PELINDUNG DIRI DAN PERLENGKAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”
FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI
Sistem Indera Pendengaran
LOGO “ Add your company slogan ” PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK PPG 3T UNIMED Berdoa dan Berusaha adalah Kunci Keberhasilan FIRASHAHDATY, S.Pd.
{ LINGKUNGAN DAN MANUSIA TERHADAP KESELAMATAN PASIEN Yuhana Damantalm, S.Kep.,Ns. M.Erg.
3.2 Menerapkan Kesehatan Kerja TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 1 WAY TENONG.
Transcript presentasi:

HLK_TM7

Kondisi Kesehatan yg Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja : Penyakit umum  peny. Infeksi, endemik, parasit Penyakit Akibat Kerja Keadaan Gizi tenaga kerja Lingkungan kerja Kurangnya penyerasian manusia & mesin Aspek psikologi kerja yang tidak mendukung kenyamanan suasana kerja Kesejahteraan tenaga kerja yang kurang Belum adanya pemahaman yang baik tentang kese di tempat kerja Fasilitas kesehatan belum memadai Masih banyak kendala dalam implementasi UU bidang ketenagakerjaan Kondisi Kesehatan yg Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja :

Beban Kerja  fisik, mental/sosial Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja Fisik  Suhu/tekanan panas, bising, getaran, penerangan, radiasi, kelembaban Kimia  gas/uap, debu, larutan bahan kimia Biologi  Virus, bakteri, cacing, tumbuhan, hewan Fisiologi  Waktu kerja, cara kerja yang nonergonomik Psikologi  Hubungan Kerja, Kejemuan, Stress, dsb Kapasitas Kerja  kemampuan Seseorang untuk melalukan pekerjaan (usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dll) GANGGUAN PADA KESEHATAN & DAYA KERJA DIPENGARUHI OLEH FAKTOR2 BERIKUT :

Higiene Lingkungan Industri KEBISINGAN Higiene Lingkungan Industri

What is Noise ?? Suara-suara yang tidak di kehendaki.

Karakteristik Bising Intensitas/Tekanan : Semakin Keras Suara, Intensitas Semakin Tinggi Frekuensi : Manusia sensitif terhadap suara dengan Frekuensi yang tinggi Durasi Paparan : Semakin lama paparan bising maka dampak semakin bahaya

Jenis-Jenis Bising Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan , tingkat bunyi dan tenaga bunyi Audible Noise : frekuensi bunyi 31.5 s/d 8000 Hz Occupational Noise : Peralatan/mesin di tempat kerja Impuls Noise : Bunyi menyentak

Berdasarkan Waktu Terjadi Jenis-Jenis Bising Berdasarkan Waktu Terjadi Bising kontinyu dengan spektrum luas Bising kontinyu dengan spektrum sempit Bising terputus – putus Bising sehari penuh (full noise time) Bising setengah hari (part time noise) Bising terus – menerus (steady noise) Bising impulsive (impuls noise)

Noisy workplaces include: Manufacturing Construction Mining Hospitality and entertainment. Transport.

Credit : http://www. nal. gov

Credit : http://www. nal. gov

Based on the recommended exposure limits identified in the National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) Revised Criteria for a Recommended Standard: Occupational Noise Exposure : Sources : http://www.cdc.gov/healthyyouth/noise/signs.htm

Based on the recommended exposure limits identified in the National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) Revised Criteria for a Recommended Standard: Occupational Noise Exposure : Sources : http://www.cdc.gov/healthyyouth/noise/signs.htm

Based on the recommended exposure limits identified in the National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) Revised Criteria for a Recommended Standard: Occupational Noise Exposure : Sources : http://www.cdc.gov/healthyyouth/noise/signs.htm

Lama pemaparan tiap hari (jam) Batas Intensitas Kebisingan & Lama Paparan  Batas suara (dB) Lama pemaparan tiap hari (jam) 80 16 85 8 90 4 95 2 100 1 105 ½ 110 ¼ 115 1/8

ZONA KEBISINGAN Permenkes no.718 tahun 1987 Zona A : 35 – 45 dB Zona B : 45 – 55 dB Zona C : 50 – 60 dB Zona D : 60 – 70 dB

EFEK KEBISINGAN Noise-induced hearing loss (NIHL) – this is hearing loss due to exposure to either a sudden, loud noise or exposure to loud noises for a period of time. A dangerous sound is anything that is 85 dB (sound pressure level – SPL) or higher. Gangguan Fisiologis Gangguan Viseral Gangguan Psikologi/Psikososial

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan : Intensitas kebisingan Frekwensi kebisingan Lamanya waktu pemaparan bising Kerentanan individu Jenis kelamin Usia Kelainan di telinga tengah

Otak Energi Getaran Gelombang Bunyi Pendengaran Sinyal Listrik Bagian Rambut dalam Koklea Credit: NIH Medical Arts

Signs and Symptoms of Hearing Loss Muffled or distorted hearing Difficulty hearing sounds such as birds singing, crickets chirping, alarm clocks, watch alarms, telephones, or doorbells Difficulty understanding speech during telephone conversations or while participating in group conversations Pain or ringing in the ears (tinnitus) after exposure to excessively loud sounds Sources : http://www.cdc.gov/healthyyouth/noise/signs.htm

How to Reduce Noise Exposure : Eliminate the hazard by eliminating the source of the noise; Minimise the risk through engineering noise controls or substitution of noisy equipment; Implement administrative controls by removing staff from noisy areas or arranging to produce noise at times when there is minimum effected staff; Provide Personal Protective Equipment (PPE) such as supplying ear plugs, ear muffs accompanied by an effective education and training programme. Source : http://www.nal.gov.au/hearing-loss-protection_tab_noise-exposure.shtml

GETARAN

Apa itu Getaran ? Apa saja Sumber getaran di tempat kerja ? Apakah Getaran menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan?

Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,1996:187). Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).

JENIS GETARAN Getaran karena gerakan udara Getaran karena getaran mekanis

Getaran karena gerakan udara JENIS GETARAN Getaran karena gerakan udara Getaran yang disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan melalui udara sehingga akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz tidak akan menyebabkan gangguan vestibulur yaitu gangguan orientasi, kehilangan keseimbangan, dan mual-mual. Dapat menimbulkan nyeri pada telinga, nyeri dada, dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.

JENIS GETARAN Getaran mekanis Getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis Getaran mekanis dapat dibedakan berdasarkan pajanan yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.

Nilai ambang batas getaran mekanik

Getaran mekanis Whole Body Vibration (WBV) Efek getaran yang diterima oleh seluruh tubuh tenaga kerja ketika menggunakan alat bantu yang bergetar. Frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253) Dampak paparan terhadap tubuh terjadi pada rentangan frekuensi ( 4 – 5 dan 8 – 12 Hertz ) bergantung pada resonansi alamiah organ tersebut : dada (3-6 Hz), kepala (20-30 Hz), rahang (100-150 Hz), dll Sopir truk, Masinis, Sopir alat berat, dll

Getaran mekanis : Hand-Arm Vibration (HAV)

Aspek Whole Body Vibration Getaran seluruh badan terutama terjadi pada alat pengangkutan. Getaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan ke seluruh badan lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran dari tempat duduk dan topangan kaki diteruskan ke badan. Tungkai lurus menghantar 100% getaran ke badan Kaki pada posisi bengkok  berlaku sebagai peredam Sifat peredaman bantal duduk atau injakan kaki  mempengaruhi getaran  Jika peredaman kurang baik  resonansi  memperbesar getaran

Akibat paparan WBV Gangguan kenikmatan saat bekerja Gangguan pada pekerjaan dan timbulnya kelelahan. Gangguan yang menyebabkan terganggunya kesehatan Menurunkan ketajaman penglihatan Mabuk, pusing-pusing Kelainan pada sendi-sendi dan tulang-tulang.

The regulations introduced action and limit values for whole-body vibration Exposure action value of 0.5 m/s2 A(8) at which level employers should introduce technical and organisational measures to reduce exposure. Exposure limit value of 1.15 m/s2 A(8) which should not be exceeded.

Getaran mekanis Hand and arm vibration Efek getaran yang diterima oleh lengan dan tangan tenaga kerja ketika menggunakan alat bantu yang bergetar. Frekuensinya antara 20-500 Hz Tubuh manusia sangat peka pada frekuensi 128 Hz Misal:Operator mesin pemadat tanah, Operator gergaji mesin,dll

Getaran mekanis : Hand-Arm Vibration (HAV)

Akibat paparan HAV Gangguan yang menyebabkan terganggunya kesehatan (Hand-Arms Vibration Syndrome/HAVS) Menurunkan ketajaman penglihatan Mabuk, pusing-pusing Kelainan pada sendi-sendi dan tulang-tulang Mikrosirkulasi perifer Cold-induced Raynaud phenomenon/ Vibration White Syndrome

Akibat paparan HAV Patofisiologi Hand-Arms Vibration Syndrome/HAVS Berdasar Gejala : Gejala Vaskuler  Fenomena Raynaud Gejala Sensorineural  Rasa baal/kesemutan > 1 jari Awal : Ujung jari terasa baal > 1 jam Berat : Baal pada seluruh jari  kehilangan kemampuan untuk : merasakan tekanan pada tangan/jari-jari, memengang/memasang benda-benda kecil/besar

Penyakit akibat paparan HAV Fenomenon Raynaud : Jari memutih & menjadi dingin  Jari mulai membiru (Kurang Suplai oksigen), Jari memerah (vasodilatasi/pelebaran pembuluh darah) Sering dijumpai keluhan : tidak nyaman (kram, nyeri, kesemutan), jari pucat, dan jari dingin

Akibat paparan HAV Gangguan kenikmatan saat bekerja Gangguan pada pekerjaan dan timbulnya kelelahan. Menurunnya Kualitas Hidup  Tidak tahan dingin, Sensibilitas menuurun, Otot melemah, koordinasi tangan menurun, ketrampilan berkurang dan kejang pada tangan.

Diagnosis HAVS Uji Sensorineural : electric current perception threshold, Semmes-Weinstein monofilaments, vibration perception threshold(tuning fork) dan digital perception of small objects Uji Vaskuler : plethysmography sebelum dan sesudah provokasi rasa dingin, digital thermometry sebelum dan sesudah diberikan air dingin, dan tekanan darah Doppler

Sumber : Samara

Getaran mekanis : Hand and arm vibration

Sumber Getaran Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alatalat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.

Pengukuran Getaran alat kerja

Prosedur dan langkah-langkah pengukuran: Pengukuran Getaran alat kerja Prosedur dan langkah-langkah pengukuran: Persiapkan alat pengukuran dan lembar pengukuran Letakan pada badan mesin yang bergetar atau pada bagian mesin yang langsung berhubungan dengan anggota tubuh pekerja. Catat hasil pengukuran pada lembar data.

Pengendalian Getaran Pengendalian Secara Teknis Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan damping/peredam). Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet. Memelihara/merawat peralatan dengan baik  Mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan. Meletakan peralatan dengan teratur  Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya. Menggunakan remote kontrol  Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh. Pemakaian Alat Pelindung Diri: Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa).

Pengendalian Getaran Pengendalian Secara Administratif Merotasi pekerjaan misal :A B C  A B C  A B C Mengurangi jam kerja, sesuai dengan NAB yang berlaku.

Pengendalian Getaran Pengendalian Secara Medis: Pemeriksaan awal (saat baru di rekruitmen Pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali. Untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3 tahun sekali.

HUBUNGAN ANTARA GETARAN MESIN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU BRUMBUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH TAHUN 2007 Oleh Yusuf Rusdi ( NIM 6450403181) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HASIL PENELITIAN

Alat yang mengakibatkan getaran-getaran pada lengan atau tangan masih banyak digunakan dalam perusahaan. Selama bekerja dengan menggunakan alat yang getarannya dibawah nilai ambang batas yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja  tidak begitu mendatangkan bahaya bagi kesehatan pekerja, tetapi dalam industri pertambangan dan kehutanan ada pekerjaan yang menggunakan alat-alat 2 bergetar secara terus menerus dengan nilai diatas ambang batas getaran yaitu 4 m/det2 (Suma’mur, 1996:79-80). Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama terpapar, tetapi kadangkadang gejala ini timbul dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Perubahan rangka biasanya timbul tidak lebih awal dari 10 tahun atau lebih (C. Wijaya, 1995:177). LATAR BELAKANG

Getaran diukur dengan menentukan besarnya energi mekanik yang di hantarkan per satuan permukaan selama periode waktu tertentu, energi mekanis adalah fungsi dari frekuensi dan intensitas gerakan osilasi yang menghasilkan getaran. Besar energi yang diabsorbsi adalah fungsi dari frekuensi, intensitas dan lamanya getaran (C. Wijaya, 1995:174). Tenaga kerja diatas usia 29 tahun khususnya rentan terhadap pengaruh-pengaruh getaran. Efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan adanya disfungsi otonom, penyakit pembuluh dan saraf perifer, sengatan dingin sebelumnya pada tangan (C. Wijaya, 1995:177).

efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain : Angioneurosis jari-jari tangan, Gangguan tulang, sendi, dan otot, Neuropati, dan Carpal tunnel syndrome. Penyakit Carpal tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada syaraf yang disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini 3 berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu panjang secara berulang (J.F. Gabriel, 1996:97).

Hamidah mengungkapkan dalam Koran Tempo hari senin tanggal 14 februari 2005 Jumlah pasien CTS semakin bertambah. Di Amerika Serikat terdapat 17 penderita CTS berusia 25-34 tahun setiap 10 ribu pekerja pabrik. Di Indonesia, khususnya di Klinik Neurologi RSCM Jakarta pada 2001 terdapat 238 pasien, pada 2002 sempat turun menjadi 149 pasien (www.korantempo.com). Dari 46 pasien yang diteliti  mendapatkan 36 penderita CTS yang dapat memenuhi kriteria penelitian setelah dilakukan proses tanya jawab, pemeriksaan laboratorium, dan kecepatan hantar syaraf (EMG). Dari 36 pasien, 20 orang merasakan nyeri pada tangan kanan, 6 orang pada tangan kirinya, serta 10 orang pada kedua tangannya (www.republika.co.id).

IPK Brumbung mengunakan mesin seperti : band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder  penghasil getaran yang dapat mengganggu kesehatan para operator seperti carpal tunnel syndrome. Study pendahuluan tanggal 16 april 2007  nilai intensias getaran mesin pada bagian produksi rata-rata nilai intensitas getaran alat kerja tangan adalah 4,3 m/det2 dimana melebihi nilai ambang batas getaran menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja dan apabila terpapar dalam jangka waktu lama akan menimbulkan gangguan kesehatan salah satunya adalah carpal tunnel syndrome.

HASIL PENELITIAN