ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK
DEFINISI AAUPB AAUPB adalah pemerintahan yang tindakan-tindakan pemerintahannya yang berupa keputusan-keputusan tidak menjadi bulanan-bulanan di peradilan, khususnya di Peradilan Tata Usaha Negara, karena keputusan-keputusannya selalu digugat oleh orang/badan hukum perdata. AAUPB ini diatur dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
Istilah AAUPB Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur” (ABBB) Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice” Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique” Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen” Di Jerman “Verfassung Sprinzipien” Di Indonesia “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik”.
VAN DER BURG dan GJM. CARTIGNY memberikan definisi mengenai algemene beginselen van behoorlijk bestuur (abbb), adalah asas-asas hukum yang tidak tertulis yang harus diperhatikan oleh badan atau pejabat tata usaha Negara dalam melakukan tindakan hukum yang akan dinilai kemudian oleh Hakim Tata Usaha Negara. D. Van WIJK /WILLEM KONIJNENBELT menulis sebagai berikut: organ-organ pemerintahan – yang menerima wewenang untuk melakukan tindakan tertenu menjalankan tindakannya tidak hanya terkait pada peraturan perundang-undangan; hukum tertulis, disamping itu organ-oragan pemerintahan harus memperhatikan hukum tidak tertulis, yaitu asas-asas umum pemerintahan yang baik
JBJM. Ten BERGE menyatakan bahwa, istilah asas-asas pemerintahan yang patut sebenarnya dimaksudkan sebagai peraturan hukum tidak tertulis pada pemerintahan yang berdasarkan hukum. Dan menyebutkan bahwa, kita menemukan abbb dalam dua varian, yaitu sebagai dasar penelitan bagi hakim dan sebagai norma pengarah bagi organ pemerintahan.
Belinfante, asas- asas umum pemerintahan yang baik meliputi : Asas larangan bertindak sewenang-wenang. Asas larangan mencampur adukan wewenang. Asas kepastian hukum. Asas kesaksamaan. Asas persamaan. Veld dan Koeman, menurutnya AAUPB : Asas larangan mencampuradukan wewenang. Asas harapan-harapan yang ditumbuhkan. Asas kejujuran. Asas kecermatan. Asas pemberian dasar pertimbangan.
Menurut Kuntjoro Purbopranoto asas-asas umum pemerintahan yang baik, meliputi : 1. Asas Kepastian Hukum : Asas ini menghormati hak yang diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan, walaupun keputusan itu salah dan kesalahan tersebut dibuat oleh badan / pejabat yang membuat keputusan itu. 2. Asas Keseimbangan : Dalam asas ini dikehendaki adanya keseimbangan antara hukuman dan kelalaian seseorang. 3. Asas Kesamaan Dalam Mengambil Keputusan : Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus mengambil tindakan yang sama ( tidak bertentangan ) dengan kasus-kasus yang faktanya sama. 4. Asas Bertindak Cermat : Asas ini menghendaki agar badan / pejabat tata usaha negara harus bertindak cermat atau hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat. 5. Asas Motivasi Untuk Setiap Keputusan : Asas ini menghendaki bahwa keputusan harus didasari alasan / motivasi yang cukup. Motivasi itu harus adil dan jelas. 6. Asas Jangan Mencampuradukan Kewenangan : Tidak boleh menggunakan kewenangan itu untuk tujuan lain selain daripada tujuan yang telah ditetapkan untuk kewenangan itu. 7. Asas Permainan Yang Layak / Asas Perlakuan Yang Jujur : Warga masyarakat harus diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mencari kebenaran.
8. Asas Menanggapi Penghargaan Yang Wajar : Tindakan-tindakan badan / pejabat itu harus menimbulkan harapan-harapan bagi para warga masyarakat. 9. Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal : Asas ini menghendaki agar kedudukan seseorang dipulihkan kembali sebagai akibat dari keputusan yang batal. 10. Asas keadilan dan kewajaran : Asas ini menyatakan bahwa suatu tindakan yang tidak adil / tidak layak adalah terlarang dan apabila badan / pejabat tata usaha negara bertindak bertentangan dengan asas ini, maka tindakan itu dapat dibatalkan. 11. Asas Perlindungan Atas Pandangan Hidup / Cara Hidup : Setiap orang mempunyai hak atas kehidupan pribadinya dan pemerintah harus menghormati hak tersebut. 12. Asas kebijaksanaan : Dalam tugas mengabdi pada kepentingan umum, badan / pejabat itu tidak perlu menunggu instruksi tetapi langsung dapat bertindak dengan berpijak pada asas kebijaksanaan (spontan) 13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum : Kepentingan umum meliputi kepentingan nasional dalam nasional dalam arti kepentingan bangsa, negara, masyarakat. Kepentingan umum mengatasi kepentingan individu, golongan dan daerah.
Seiring dengan perjalan waktu dan perubahan politik Indonesia, asas-asas ini muncul dan dimuat dalam suatu undang-undang yaitu UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 menyebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan negara, yaitu sebagai berikut: Asas kepastian hukum: asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang- undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara. Asas tertib penyelenggaraan negara: asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara. Asas kepentingan umum: asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif. Asas keterbukaan: asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara. Asas proporsionalitas: asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara. Asas profesionalitas: asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian Asas-asas tersebut diakui dan diterapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam proses peradilan di PTUN, yakni setelah adanya UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Berdasarkan pasal 53 ayat (2) poin a disebutkan: “keputusan tata usaha negara yang digugat itu bertentangan dengan asas- asas umum pemerintahan yang baik”. Dan dalam penjelasannya disebutkan: “yang dimaksud dengan asas- asas umum pemerintahan yang baik adalah meliputi atas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagai dimaksud dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebes dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Disamping itu, dalam UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, asas-asas umum pemerintahan yang baik tersebut dijadikan asas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana tercantum dalam Pasal 20 ayat (1) yang berbunyi: “penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi dan asas efektivitas”. (terdapat tambahan dua azaz yaitu asas efisiensi dan asas efektivitas)
Kemudian terdapat UU No 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan AUPB yang dimaksud dalam Undang-Undang ini meliputi asas: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan; tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan; kepentingan umum; dan pelayanan yang baik.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
SEKIAN DAN TERIMA KASIH