AGAMA Agama merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia. Agama berkaitan dengan kepercayaan-kepercayaan, keyakinan-keyakinan terhadap Tuhan dan alam gaib, pengaturan tentang upacara-upacara ritual, serta aturan-aturan dan norma-norma yang mengikat para penganutnya.
Secara bahasa, agama berasal dari kata religios (bahasa latin) atau religion (bahasa inggris). Religi atau religion menurut pujangga Kristen Saint Augustinus berasal dari kata “re” dan “eligare” yang berarti “memilih kembali” dari jalan sesat ke jalan Tuhan. Dalam bahasa Al-Qur’an, agama adalah arti dari kata “Ad-Diin”, berasal dari akar bahasa arab “Ad-Dain” yang artinya : (1) Keberhutangan, (2) Kepatuhan, (3) Kekuasaan bijaksana dan (4) Kecenderungan alami. Orang yang berhutang berarti ia telah menyerahkan dirinya untuk tuntuk dan patuh kepada hukum yang mengatur masalah hutang piutang.
Secara singkat Thaib Thahir Abdul Muin merumuskan agama sebagai berikut: “Ad-Diin adalah ketentuan ketuhanan yang dengan berpegang kepadanya mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat”
Dasar yang paling penting dalam agama adalah masalah ketuhanan Dasar yang paling penting dalam agama adalah masalah ketuhanan. Dalam masalah ketuhanan ini muncul beberapa pandangan manusia: 1. Dinamisme. 2. Animisme. 3. Politeisme. 4. Monoteisme.
1. Dinamisme Kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan yang gaib yang dimiliki oleh benda-benda tertentu. Hal ini merupakan kepercayaan masyarakat primitif. Tujuannya memiliki kekuatan sebanyak-banyaknya melalui benda-benda tertentu yang mereka anggap memiliki kelebihan.
Kepercayaan seperti ini tidak pernah tidak ada di kalangan masyarakat, bahkan pada zaman modern ini, seperti percaya kepada keris yang memiliki kekuatan.
2. Animisme Kepercayaan masyarakat primitif lain sebagai perkembangan dari ajaran Dinamisme. Mereka berpendapat bahwa semua benda, baik yang bernyawa atau yang tidak bernyawa mempunyai roh yang tersusun dari suatu zat atau materi yang halus, roh ini mempunyai kekuatan dan kehendak, bisa merasa senang dan marah.
Jika roh ini marah akan melahirkan malapetaka, karena itu manusia harus mencari keridhoannya dengan memberi makan atau pengorbanan dan mengadakan pesta-pesta tertentu.
3. Politeisme Adalah bentuk kepercayaan yang mengakui adanya lebih dari satu Tuhan.
4. Monoteisme Adalah kepercayaan yang hanya mengakui satu Tuhan
Fungsi Agama bagi Manusia Agama sebagai sumber moral. Agama sebagai petunjuk kebenaran. Agama merupakan sumber informasi tentang masalah yang ghaib. Agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik dikala suka maupun dikala duka.
Ruang Lingkup Agama Agama sebagai keyakinan, bagian yang paling mendasar berupa keyakinan bahwa adanya kekuatan yang supranatural, Dzat Yang Maha Mutlak diluar kehidupan manusia. Tata peribadatan atau ritual, yaitu perbuatan manusia dalam berhubungan dengan Dzat yang diyakini sebagai konsekuensi dari keyakinan keberadaan Tuhan.
3. Tata aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
Hubungan Agama dengan Manusia Agama sebagai kepercayaan. Agama sebagai kebutuhan sehingga tidak bisa dilepaskan dari manusia.
AGAMA ISLAM Kata Islam berasal dari Bahasa Arab “أسلم” yang berarti tunduk, patuh dan berserah diri. Agama Islam berisi ajaran-ajaran Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Islam adalah agama yang dibawa oleh para Rasul Allah, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW.
Dasarnya QS. Al-Baqoroh : 136, yang artinya ”Katakanlah (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub, serta anak cucunya dan kepada apa yang telah diturunkan kepada Musa, Isa serta para Nabi Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya (QS. Al-Baqoroh : 136)
Dasar yang lain ada pada QS Dasar yang lain ada pada QS. Ali Imran : 52) yang artinya : “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran dari mereka (bani Israil) berkatalah ia: Siapakah yang menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?. Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimin)
Wahyu yang diturunkan Allah kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad, tidak dijamin Allah orisinilnya, setelah para Nabi pembawanya tiada.
Setelah para nabi pembawa agama Islam meninggal sebelum Nabi Muhammad, para pengikutnya mengganti nama Agama tersebut bahkan mereka merubah isi kitab sucinya. Dasarnya ada dalam QS. An-Nisa :46, yang artinya: “Yaitu orang-orang yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: kami mendengar, tapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): ra’ina, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.
Di ayat yang lain dijelaskan tentang penyimpangan kaum Nasrani: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya, maka kami timbulkan diantara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan (QS.Al-Maidah :14)
Salah satu firman Allah yang mengoreksi aqidah trinitas : “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwa Allah salah seorang dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih (QS.Al-Maidah,73)
Mereka diperingati agar kembali ke agama Islam “Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu, sebelum kami merubah mukamu, lalu kami putarkan ke belakang atau kami kutuk mereka sebagaimana kami telah mengutuk orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku (QS. Al-Maidah : 47)
Al-Qur’an memberi peringatan kepada mereka untuk kembali kepada agama Allah (islam), firman-Nya: “Hai orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu, sebelum Kami merobah muka (mu), lalu kami putarkan ke belakang atau Kami kutuk mereka sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang (yg berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku. (QS. Al-Maidah : 47)”