FEATURE-DOKUMENTER Perkembangan Program Dokumenter TV Pertemuan 7

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DOKUMENTER – Referensi dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila
Advertisements

TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
CREATE A MOVIE Ika Arfiani, S.T..
IKLAN TELEVISI Ramakertamukti.wordpress.com.
Pelaksanaan Kegiatan Kehumasan
NEWS PRESENTER by Rosianna Silalahi
Jenis Program Televisi
Sarah Agya Estika Rizka Yunita.
BAB XI IDE BISNIS.
Sekilas Resensi.
Ciskha Septefani Tri Hapsari
Broadcast Programming
DRAMATURGI RMA. HARYMAWAN.
PERTEMUAN I (PERTAMA) MATA KULIAH : PENULISAN NASKAH SEMESTER : GANJIL
MEDIA STUDIES AN INTRODUCTION.
Dasar-dasar produksi documentary
UNSUR INTRINSIK CERITA
Penulisan Skenario Film dan Televisi
PERTEMUAN XI (SEBELAS)
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
MENULIS RANGKUMAN/RINGKASAN DAN RESENSI BUKU.
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
pra-produksi audio visual ( penulisan naskah) Pertemuan 06 Matakuliah: U0152 – Audio Visual I Tahun: 2007.
TEKS DISKUSI PENGERTIAN : Secara singkat, teks diskusi adalah sebuah teks yang memberikan dua pendapat berbeda mengenai suatu hal (satu "pro" dan satu.
MENULIS SKENARIO SEKOLAHKU
Storyboard.
TEKS ANEKDOT.
JURNALISTIK TELEVISI.
DOKUMENTER.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Komunikasi massa. “Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet.” (Napoleon)
TEKNIK WAWANCARA BAGI JURNALIS INVESTIGASI Pertemuan 23 & 24
FEATURE.
TAHAP PENGEMBANGAN FILM KARTUN M.SUYANTO
PASCA PRODUKSI TOPIK 3 PROSES PRODUKSI KARYA AUDIO VISUAL
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
Pendalaman Materi Produksi
Menulis Profil Profil terdiri dari beberapa unsur
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
Pendalaman Materi Produksi
Referensi DOKUMENTER – dari Ide sampai Produksi Gerzon R
Pendalaman Materi Produksi Pertemuan 6
MEDIA & MARKET PEOPLE’S INSIGHT
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
“Strategi Pemilihan Tema Berita Dalam Program Berita “Suara Anda” Metro TV?” Andi Ahmad M 2008 –
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
TEORI KOMUNIKASI MASSA
Sikap Masyarakat Kampung Baru Rt1/10 Kembangan Utara Jakarta Barat Terhadap Program Orang Pinggiran Di trans 7 oleh : YUDHA ADI SATRIA Seminar.
RISET – OBSERVASI Pertemuan 5
MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR
Pengenalan Produksi Film Maukuf Masykur
WACANA NARASI TUJUAN CIRI-CIR I LANGKAH MENULIS NARASI MENULIS NARASI POLAJENIS WACANA DESKRIPSI CIRI 2MACAM DESKRIPSI DESKRIPSI TAHAP PENULISAN WACANA.
FEATURE-DOKUMENTER Pertemuan 7 Perkembangan Program Dokumenter TV
MENULIS PARAGRAF NARASI
Dinamika Film Dokumenter Pertemuan 9 (Setelah UTS)
REVIU FILM OLEH KELOMPOK 8.
PRODUKSI ACARA TELEVISI
TEKS CERITA SEJARAH RATIH PRATIWI XII/ 1.
FORMAT BERITA Format penyajian berita TV dapat ditetapkan sesuai dengan bahan yang diperoleh.
PRODUKSI BERITA TV-PART 1
Foto Jurnalis Bahasa Gambar MATERI compiled & designed by:
Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
DOKUMENTER.
Narrative Strategies.
Beberapa Trik Menyajikan Slide
Creative Feature Documenter
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
Teknik Presentasi.
PRODUKSI PROGRAM TV - DOKUMENTER
TAHAP PRA-PRODUKSI NADIA RIZKY N. S.Pd., Gr.. VISUALISASI KONSEP Manusia adalah makhluk bernalar dan bermoral, yang menyukai segala sesuai gagasan dalam.
Transcript presentasi:

FEATURE-DOKUMENTER Perkembangan Program Dokumenter TV Pertemuan 7 Sharing with Satrio Arismunandar Pertemuan 7

Kemasan dokumenter bisa sangat beragam Kemasan dokumenter bisa sangat beragam. Mulai dari dokumenter yang di-syut pada situasi apa adanya, sampai dokumenter yang menggunakan gambar reka ulang (reenactment atau recreation), dengan naskah (script) lengkap, dengan persiapan dan perhatian terhadap hal-hal yang detail.

Untuk menghasilkan karya dokumenter yang baik, dibutuhkan sejumlah unsur. Pertama, kita harus memiliki gambar (footage) yang baik. Yakni, sebuah bukti visual yang mengajukan pernyataan tentang film dokumenter tersebut dalam bahasa visual. Gambar tentang Tsunami yang melanda kota Banda Aceh itu memang bagus, namun belum cukup. Sebuah dokumenter mungkin saja memprofilkan warga Aceh, yang memilih bertahan hidup di pinggir pantai, meski tahu bahwa sewaktu-waktu Tsunami bisa saja melanda daerahnya lagi.

Kedua, kita harus memiliki ide atau konsep, yang mengekspresikan sudut pandang karya dokumenter tersebut. Wawancara mungkin bisa membantu merumuskan suatu sudut pandang. Namun, wawancara itu biasanya merupakan cara yang terlalu berat dan merepotkan dalam sebuah dokumenter, untuk menyampaikan suatu gagasan. Wawancara semata-mata tidak lantas menjadikannya sebuah dokumenter. Hal ini karena wawancara tidak menunjukkan topik, tetapi wawancara hanya menunjukkan orang yang sedang bicara tentang suatu topik. Ketiga, kita harus memiliki sebuah struktur. Yaitu, progresi gambar dan suara secara teratur, yang akan menarik minat audiens, dan menghadirkan sudut pandang dari karya dokumenter tersebut, sebagai sebuah argumen visual.

The War Room – review Film dokumenter The War Room, karya Chris Hegedus dan D.A. Pennebaker, tentang kampanye Bill Clinton tahun 1992, sebelum menjadi Presiden AS. Film ini dibuka dengan serangkaian gambar di daerah pemilihan New Hampshire, yang menunjukkan problem-problem yang dihadapi Clinton selaku kandidat presiden. Tidak ada wawancara dalam film itu. Yang terlihat adalah interaksi-interaksi, yang menunjukkan apa yang terjadi pada kampanye Clinton saat itu. Ketika menonton film itu, secara bertahap audiens melihat kampanye Clinton akhirnya berhasil mengatasi berbagai hambatan, dalam proses menuju kemenangan.

Dokumenter Sejarah dan Biografi Dokumenter selalu melihat ke peristiwa-peristiwa bersejarah dan biografi tokoh-tokoh penting dan menarik. Saat ini, televisi dan pasar di lingkungan pendidikan, menjadikan sejarah dan biografi sebagai bidang garapan utama bagi pembuat dokumenter. Contohnya adalah: · Maestro, program di Metro TV, yang memprofilkan tokoh-tokoh yang unik, hebat, dan berprestasi di bidang masing-masing. Tokoh semacam Idris Sardi (musisi dan pemain biola), Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Rosihan Anwar (wartawan senior), Teguh Karya (sutradara kawakan), Bing Slamet (penyanyi, pengarang lagu, dan komedian), layak dijadikan profil. · Perjalanan Islam di Indonesia, program di Trans TV, yang menggambarkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, dengan berbagai peninggalan budaya dan sejarahnya yang unik di berbagai daerah.

Sejarah dan biografi adalah laporan sesudah terjadi (after-the-fact) tentang kejadian masa lalu. Problem utama bagi pembuat dokumenter adalah bagaimana menemukan cara, agar karya dokumenter semacam itu secara visual tetap menarik. Bagi tokoh atau peristiwa di abad ke-20, mungkin masih banyak stok gambar dan foto yang bisa digunakan untuk membuat dokumenter tersebut. Namun, untuk sebuah dokumenter sepanjang setengah jam atau satu jam, butuh usaha keras agar bisa menampilkan tokoh atau peristiwa yang terjadi ratusan tahun lalu. Seperti cerita tentang kejayaan kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa, atau tentang perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda. Pembuat dokumenter sering mengisi kekosongan atau kurangnya gambar itu dengan wawancara pakar, pergi ke lokasi peristiwa, atau bekas rumah tinggal tokoh sejarah bersangkutan. Tak jarang, pembuat dokumenter juga “meminjam” gambar (footage) dari film fiksi untuk menggambarkan periode, pribadi, atau peristiwa masa lalu. Dalam pembuatan dokumenter Perjalanan Islam di Indonesia, misalnya, produser Trans TV terpaksa meminjam footage dari film Walisongo. Pendekatan lain adalah reka ulang atau reka adegan (reenactment), penciptaan ulang (re-creating) zaman bersejarah atau orang dan peristiwa dari biografi tersebut. Reka ulang dalam dokumenter harus mengikuti aturan yang sama seperti penciptaan ulang dalam teks sejarah atau teks biografis. Apa yang ditampilkan harus akurat dan benar, sebagaimana yang dipahami pembuat dokumenter.

Dokudrama (docudrama) Sebenarnya, mendasarkan sebuah presentasi dramatis pada orang atau peristiwa nyata atau bersejarah, bukanlah sesuatu yang baru. Ini bisa dilihat pada film-film bioskop seperti Cromwell (film tentang tokoh Inggris), The Longest Day (film tentang Perang Dunia II), dan JFK (film tentang pembunuhan Presiden John F. Kennedy). Namun, film-film itu adalah fiksi, bukan dokumenter. Film-film itu mungkin berkaitan dengan peristiwa- peristiwa nyata, namun ia tidak dikungkung atau dibatasi oleh kebenaran historis dari peristiwa-peristiwa tersebut. Film-film ini adalah karya fiksi yang diturunkan dari kehidupan atau manusia nyata, dan sejarah peristiwa- peristiwa nyata. Singkatnya, dokudrama tidak sama dengan dokumenter.

Dokumenter perilaku (documentaries of behavior) Ini adalah dokumenter yang menjadikan perilaku manusia sebagai obyeknya. Dengan adanya kamera dan peralatan perekam yang ringan, yang bisa dengan mudah dibawa ke mana saja, dimungkinkan bagi pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan mengamati perilaku mereka dalam film atau videotape. Pada hari-hari awal sinema langsung (direct cinema), banyak film dibuat tentang orang biasa, yang menjalani kehidupan biasanya. Dokumenter perilaku sampai saat ini masih banyak dibuat orang.

Dokumenter emosi (documentaries of emotion) Sementara dokumenter perilaku mendorong kita ke suatu arah baru, beberapa praktisi dokumenter mulai mengeksplorasi bentuk lain dari perilaku, yang kita sebut saja dokumenter emosi. Salah satu contoh adalah karya Allie Light, dalam film Dialogues with Madwomen, yang mengeksplorasi dimensi- dimensi emosional dari penderita sakit mental.

Reality Video Peran Baru bagi Sinema Langsung Reality video merupakan genre baru dokumenter. Awalnya, ini dimulai dengan program komedi di televisi, yang mengandalkan pada kiriman cuplikan-cuplikan video yang konyol dan lucu dari para penonton. Kemudian, tayangan ini menghasilkan tumbuhnya minat baru pada dokumenter aktualitas (actuality documentary). Program televisi seperti Cops; LAPD; dan Real Stories of the Highway Patrol, membawa sinema langsung ke layar televisi di rumah kita. Kemunculan program semacam ini dipicu oleh kompetisi ketat antar berbagai pembuat dokumenter, yang menuntut mereka untuk menekan anggaran produksi. Para pembuat dokumenter ini biasanya adalah produser televisi siaran yang bersindikasi dan jaringan (network). Contoh program sukses dari jenis ini di Indonesia adalah Jika Aku Menjadi dan Termehek-mehek di Trans TV. Dua program inhouse ini sempat meraih rating tertinggi di Trans TV dan menjadi program unggulan di prime time pada Oktober 2008.