Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Pelanggan DTH TelkomVision

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dasar-dasar Komunikasi Data
Advertisements

Jaringan komputer Lasmedi Afuan, ST.,M.Cs.
Media Transmisi By Kustanto.
Sistem Kerja TV Digital II :
PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG
STASIUN BUMI, FUNGSI DAN PRINSIP KERJANYA DALAM SISTEM TRANSMISI SATELIT SIGIT KUMARYANTO.
REPAIRING RECEIVER TELEVISION SYSTEM
Parabola 1.
Budi Apriyanto, S.Kom Object-Oriented Programming Komunikasi Data Budi Apriyanto, S.Kom
RECEIVER TELEVISION SYSTEM
Link Budget Komunikasi Satelit
PENGENALAN PERANGKAT BWA
MELWIN SYAFRIZAL DAULAY
PENGENALAN PERANGKAT VSAT
PENGENALAN PERANGKAT WLL
Jaringan Komputer.
Telekomunikasi Rahmat D.R. Dako, ST., M.Eng.
JARINGAN KOMPUTER 2 Juli 2012.
Guided and Un-guided Media Transmission
Kelompok 2 Nama : Andika Dwi Prakoso (05) Andre Hartian S (06)
KOMUNIKASI DATA 1. Pendahuluan Sahari SAHARI. Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan Informasi bisa.
MEDIA TRANSMISI WIRELESS
TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL
Physical Layer.
DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI
Universitas Indraprasta
ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
Sistem Komunikasi Satelit
PENGANTAR DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
Sistem Komunikasi Satelit
Bab #2 – Dasar Transmisi Sinyal
infrastruktur jaringan
Garis Besar Sistem Komunikasi Pertemuan 01
William Stallings Data and Computer Communications 7th Edition
Jaringan VSat Pertemuan X.
Media Transmisi Modul 3 Pengantar Sistem Telekomunikasi
PENGELOLAAN JARINGAN VSAT SEKOLAH
PENGENALAN SISTEM KOMUNIKASI SATELIT
Pointing Antenna dan Interferensi Satelit
SOP PENGUKURAN FREKUENSI RADIO RADIO & TV SIARAN ANALOG
Pengantar Sistem Telekomunikasi
Training Diknas Anambas 2013
Oleh: HIDAYAT BAHKTIAR [ A ] MOH. FUAD NASIKHIN [ A ]
Dasar Sistem Komunikasi (lanjutan)
Pembuatan Antena Kaleng + Wireless USB
Manfaat Jaringan komputer
Sistem Penerima dan Pemancar Sebuah Pendahuluan
JARINGAN KOMPUTER Universitas Panca Budi Medan DENNY CHARTER, ST
Akademi Teknik Telkom Purwokerto
MENGOPERASIKAN PERALATAN KONVERSI
VSAT ( Very Small Aperture Terminal )
TROUBLESHOOTING W-LAN
PAY TV (TV BERLANGGANAN)
TRANSMISI DATA Keberhasilan Transmisi Data tergantung pada : 1. Kualitas signal yang ditransmisikan 2. Karakteristik media transmisi   Jenis-jenis media.
Link Budget Komunikasi Satelit
Multiplexer VSAT Microwave RADIO
ETHERNET CARD FUNGSI : ALAT ATAU MEDIA PENGHUBUNG ANTARA DUA KOMPUTER ATAU LEBIH, YANG DIBUAT DALAM BEBERAPA BENTUK JARINGAN ATAU HUBUNGAN SESUI KEBUTUHAN.
Media Transmisi Terdapat dua kategori dasar media transmisi :
Jaringan Komputer dan Komunikasi
DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI
Bab II Media Transmisi & Diteksi dan Koreksi Kesalahan
Bab 4. Media Transmisi Bab 4. Media Transmisi.
INSTALASI LAYANAN VIDEO PADA HOTEL DAN KANTOR
Penanganan Gangguan Jaringan (FTTH) Pada Layanan IndiHome di PT
HDMI High Definition Multimedia Interface
ETHERNET CARD FUNGSI : ALAT ATAU MEDIA PENGHUBUNG ANTARA DUA KOMPUTER ATAU LEBIH, YANG DIBUAT DALAM BEBERAPA BENTUK JARINGAN ATAU HUBUNGAN SESUI KEBUTUHAN.
Jaringan Komputer dan Komunikasi
Bab #2 – Dasar Transmisi Sinyal
Basic Networking Chapter 03 Cabling Chapter 03.
Oleh : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom.
Transcript presentasi:

Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Pelanggan DTH TelkomVision Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Pelanggan DTH TelkomVision

Objectives Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan skill, knowledge, attitude peserta serta me-ningkatkan kemampuan dalam menginstalasi, mengoperasikan dan memelihara perangkat pelanggan DTH TELKOMVision

Jaringan Layanan Televisi Pengenalan Jaringan Layanan Televisi Berbayar

Jaringan CATV TAP Amplifier 2 Way Splitter Other Network Amplifier Tap Coaxial Distribution Coaxial Drop Headend Tap Amplifier TAP Amplifier 2 Way Splitter

Contoh Jaringan CATV TAP Amplifier CIU

Jaringan HFC (Hybrid Fiber Coax) Other Network Node Optical Distribution Hub Fiber Node Coaxial Distribution Headend Optical Transport Node Coaxial Drop Digital Network High speed

Headend CATV/HFC LNBC LNBC Rec. Sat Mod FN Forward Path Transmitter Fiber Dist Panel Rec. Sat Mod LNBC HUB Rec. Sat Mod Combiner Rec. Sat Mod Mod Network Management INTERNET Cable Router Mod PSTN Cable Telephony Mod Return Path Receiver DEM Divider DEM

Perangkat Optik Jaringan HFC Distribution Hub Fiber Node Forward Path Transmitter

Konfigurasi Perangkat Pelanggan CATV/HFC Pedestal Distribution Box CAU CAU Loss = 2,5 dB Splitter P.Inverter Tap Fax Telephone PC Cable Modem Set Top Box RG59/RG6/7 cable Television Tap-off value= 18dB@750MHz Minimum input signal Level = 4dB@750MHz Level = 4 dB @ 750 MHz

Jaringan IPTV Komputer Modem ADSL2++ DSLAM BRAS INTERNET Gateway Pswt Tlp Televisi STB Server TV Content

Konfigurasi Sistem TV Satellite DTH TelkomVision

Definisi Sistem TVSarelit (DTH) TVSatelit Direct to Home (DTH) : TM Definisi Sistem TVSarelit (DTH) TVSatelit Direct to Home (DTH) : Pengiriman sinyal video dan audio digital langsung diterima di rumah melalui transmisi satelit, diacak dan berbayar.

Konsep Dasar DTH CAS Receiver Antenna Farm Content Satellites Up link Palapa C2 Asiasat DTH Satellite (TELKOM-1) Up link Panamsat Down link Digital Headend Uplink Facility CAS Terminal DTH Pelanggan Video Server TV Terestrial (aerial, Cable) Studio Other applications (radio,e-shopping,game) Receiver Antenna Farm

Konfigurasi Sistem TV Satelit (DTH) TM HEADEND and CPE Konfigurasi Sistem TV Satelit (DTH) TELKOM 1 Headend Headend DTH TELKOMVision Uplink Site TELKOM-I LNB Receive from Content Provider AV Switcher TV Monitor Decoder Video Player Pelanggan Distributor Content from others Server

Headend DTH Stasiun Bumi Cibinong Dari satelit lain SATELIT TELKOM-1 LNBC MPEG-2 Encoder Rec. Sat Rec. Sat MPEG-2 Encoder Rec. Sat MPEG-2 Encoder LNBC Rec. Sat MPEG-2 Encoder Statistical Multiplexing QAM Modulation Up Converter HPA Rec. Sat MPEG-2 Encoder Stasiun Bumi Cibinong MPEG-2 Encoder Content Lokal MPEG-2 Encoder

Konfigurasi Sistem TVSatelitTM (DTH) Perangkat yang diperlukan Pelanggan DECODER/RECEIVER Perangkat disisi pelanggan yang berfungsi untuk menerima dan mengolah sinyal yang dibantu dengan kartu tayang (smart card). Decoder harus menggunakan sistem yang sama dengan sistem headend, misal IRDETO. Kartu Tayang (smart card) Alat berbentuk kartu (ISO 1900) dengan embeded chip yang berfungsi untuk mem-buka kode pengacak gambar dan kontrol pelanggan. LNB (Low Noise Block) Alat untuk menerima frekuensi down link dan mengubahnya ke frekuensi inter-mediate sebelum masuk ke kabel coaxial. Antenna Reflector berbentuk parabola, bisa jenis solid atau mesh (berlubang). Catatan: 1.6, 1.2, 0.8 meter antena hanya untuk yang solid. Coax Cable Kabel yang berfungsi menghubungkan decoder dan LNB. Seri Model RG11 (jarak: 50-100 m) atau RG6 (< 50 m).

Master Antenna Satellite Television (MASTV) Decoder Demux Mod . DTH Receiver Combiner Video Audio RF Trunk Amplifier Bridger TAP Line Exterder Mini Head End Komunitas Pelanggan Jaringan Coaxial

Konfigurasi Sistem TVSatelitTM (DTH) TELKOM-1 Frekuensi : 3580 MHz, 3620 MHz, 3640 MHz Total transponder : 3 buah EIRP (Received Pwr) : 41 dBW Kapasitas 2 xpdr : 2 x 36Mbps Freq. Band : Ext C-band Posisi Orbit : 108 BT GSO Masa Operasional : 1999 - 2014 Pabrikan : Lockheed Martin USA Satellite Op.Center : SPU Satelit Sub.Div.Satelit-Div. LD TELKOM, Cileungsi-Cibinong. Courtesy of Lockheed Martin GSO: Geo Synchronous Orbit

Bandwidth Satelit Extended C-Band Uplink 5925 MHz 6425 MHz 6725 MHz Down Link 3400 MHz 3700 MHz 4200 MHz Extended C-Band Downlink

Perangkat Pelanggan DTH TelkomVision

Konfigurasi Perangkat Pelanggan LNB Decoder/ Receiver IF 950 – 1750 MHz RF 3,4 – 4,2 GHZ Antena Kabel Coax Pesawat Televisi

Antena Parabola Fungsi Antena Parabola : Jenis Antena Parabola : Arah transmit (up link) berfungsi untuk mengarahkan dan mengirimkan energi gelombang elektromagnnetik yang bermodulasi RF ke satelit pada band frekuensi 6 GHz. Arah terima (down link) berfungsi mengkoleksi dan menerima energi gelombang elektromagnnetik yang bermodulasi RF dari dari satelit pada band frekuensi 4 GHz. Jenis Antena Parabola : Jenis antena parabola yang digunakan untuk sistem DTH adalah : Prime Focus. Reflektor Feed Horh

Hour Angle - Declination Pengarahan Antena Parabola Pada antena ini terdapat tiga penggerak pengarahan antena, yaitu penggerak latitude (fix atau variabel), penggerak Hour Angle dan penggerak Declination. Tetapi pada konstruksi antena parabola untuk TelkomVision penggerak latitude dan declination disatukan, sehingga hasil perhitungan sudut declination harus ditambah dengan sudut latitude lokasi antena tersebut. Besarnya sudut Declination relatif kecil dibandingkan sudut Latitude, sehingga sudutnya terwakili oleh sudut Latitude.

Perhitungan Sudut Hour Angle (HA) dan Declination (DEC) HA = arc sin sin b 1 - 0,32.cos c ( cos b - 0,08.cos c) DEC = arc tg 0,15. sin c b = [ longitude SB - longitude Satelit ] c = Latitude

   B A Posisi pelanggan di Lintang Utara. Khatulistiwa Posisi pelanggan di Lintang Utara.  = sudut latitude/lintang  = sudut Hour Angle  = sudut Declination Bidang A adalah bidang khatulistiwa Bidang A dan B sejajar Sudut Declination relatif kecil

Perangkat LNBC Perangkat LNBC (Low Noise Block Converter) berfungsi untuk menguatkan sinyal RF 4GHz dari satelit dan mengkonversi sinyal RF 4 GHz menjadi sinyal RF 1 GHz. LNBC dilengkapi dengan suatu amplifier wideband (500 MHz) rendah noise yang mempunyai noise figure sekitar 1 – 2 dB. Disamping itu LNBC dilengkapi dengan unit Down Converter yang mengubah sinyal RF 4 GHz menjadi sinyal RF 1 GHz dengan Local Oscilator (LO) 5150 MHz. LNBC secara total mempunyai penguatan (Gain) sinyal RF sekitar 60 - 65 dB. LNBC beroperasi pada temperatur maksimum 70o C. LNBC mendapat catuan daya 14/18 Vdc secara remote dari power supply indoor atau dari modul satellite receiver, dimana sistem catuan daya secara power feeding (disisipkan ke kabel coaxial).

Blok Diagram LNBC DC Regulator LNA BPF MIXER LO IF AMP Fuse LED 14/18 VDC 950 – 1750 MHz 3,4 – 4,2 GHz

Spesifikasi Teknis LNBC Tabel - 1 Rentang Frekuensi Penerimaan Impedansi input Rentang Frekuensi Output Frekuensi Local Oscilator (LO) Stabilitas Frek. LO Gain (typical) Gain Flatness Daya Output (pada 1 dB com- pression Point) Output Spurious Output VSWR Impedansi output Power Suplly Temperatur opoerasi Dimensi Berat 3,4 – 4,2 GHz 75 ohm , konektor tipe F 950 – 1750 MHz 5150 ± 10 kHz ± 100 kHz 65 dB ± 1 dB / 36 MHz 0.0 dBm 60 dBc (maksimum) 2.0 : 1 (maksimum) 75 ohm , tipe F-Female 21 VDC , 200 mA (maksimum) 30o - + 70o C 97 mm x 67 mm x 65 mm 205 gram Ket : LNBC produk Pro Broadband Inc. (PBI) tipe PLC-900 C-Band Single Polarization.

Kabel Coaxial dan Konektor Kabel coaxial tipe RG11 atau RG6 digunakan untuk menghubungkan LNBC dengan DTH Receiver (tergantung jarak parabola ke DTH receiver). Kalau di antena terdapat dua LNBC, maka untuk menyatukan kedua sinyal dari LNBC dipasang suatu combiner/splitter. Konektor yang digunakan untuk sistem DTH ini adalah konektor tipe F, dimana inner konektor adalah inner-nya dari kabel coaxial. Tipe Male Tipe Female

Karakteristik Kabel Coaxial Pengukuran pada Frekuensi ( MHz ) 5 30 50 300 350 400 450 550 600 750 1000 RG-59 ft 0,81 1,45 1,78 4,13 4,48 4,81 5,13 5,72 6,00 6,53 7,95 m 2,66 4,76 5,84 13,55 14,70 15,78 16,83 18,77 19,68 21,42 26,08 RG-6 0,61 1,17 1,44 3,37 3,65 3,92 4,17 4,65 4,87 5,50 6,43 0,20 3,84 4,72 11,06 11,97 12,86 13,68 15,26 15,98 18,04 21,10 RG-611 0,56 1,00 1,20 2,74 2,98 3,20 3,41 3,80 3,99 4,50 5,25 1,84 3,28 3,94 8,99 9,78 10,50 11,19 12,47 13,09 14,76 17,22 RG-11 0,36 0,75 0,93 2,17 2,36 2,53 2,69 3,01 3,16 3,58 4,23 1,18 2,46 3,05 7,12 7,74 8,30 8,83 9,88 10,37 11,75 13,88 Type Kabel dB Loss per 100

Decoder/Receiver

Perangkat Pelanggan Decoder/Receiver LNB D/A Decoder Scrambler Selection Channel SmartCard Power Supply D/A converter Video Audio 220 Vac 14/18 Vdc Decoder/Receiver IF 950 – 1750 MHz RF 3,4 – 4,2 GHZ Antena Kabel Coax

Instalasi Perangkat Pelanggan DTH TelkomVision

Instalasi Antena Parabola dan Receiver Dizipa TELKOMVision a. Antenna Parabola Pemilihan Lokasi (survey lokasi) Persyaratan lokasi yang akan digunakan untuk menempatkan parabola adalah : 1. Bebas interferensi dari sistem lain yang mempunyai frekuensi 3,4 GHz s/d 3,7 GHz) 2. Bebas pandangan dengan satelit (Line of Sight) 3. Lokasi harus mempunyai landasan datar, rata dan padat. 4. Mempunyai ruang gerak untuk antena.

Bebas Interferensi : untuk mengetahui adanya interferensi dari sistem lain kita layak dengan menggunakan Horn dan Spctrum Analayzer. Spectrum Analyzer Horn Pelaksanaan pengukurannya, spectrum analyzer diset pada band frekuensi 3,4 GHz - 3,7 GHZ dan posisi digerak-gerak ke bebera-pa arah untuk menemukan frekuensi dari sistem lain. Horn atau dan waveguide harus khusus untuk frekuensi 4 GHz. Bebas pandangan ke arah satelit : artinya bahwa arah peneri-maan dari satelit tidak boleh terhalang oleh pohon-pohon atau material lain seperti gedung tinggi dll.

Lokasi landasan harus datar, rata dan padat : artinya bahwa dilokasi itu landasan untuk kaki antena parabola harus datar, rata dan padat. Kalau kondisi ini tidak terpenuhi akan mempengaruhi posisi pengarahan ke satelit. Untuk mengetahui datar atau ratanya landasan harus diukur menggunakan waterpas. Mempunyai ruang gerak untuk antena : artinya bahwa dilokasi itu harus mempunyai ruang yang bisa menggerakan antena ke satelit lain. Penggerakkan antena ke arah barat atau timur bisa digerakkan sekitar 10o.

Pemasangan Tiang Penyangga Parabola Persyaratan tiang penyangga adalah kokoh dan kuat untuk menyangga beban parabola. Tiang penyangga harus di-pasang secara tegak lurus (90o) diatas pemukaan landasan yang datar atau di dinding rumah.

Merakit Parabola Ada beberapa tahapan dalam merakit antena parabola antara lain : 1. Merakit piringan (Dish) Jumlah piringan untuk parabola 6 feet ada 6 buah, sedangkan parabola 8 feet ada 8 buah. Kepingan piringan lima lubang mur-baud

Tahap berikutnya memasang untuk peme-gang mekanisme penggerak antena Pemegang piringan dengan lingkaran pemegang penggerak antena

Menginstalasi mekanisme penggerak antena pada tiang antena Menginstalasi mekanisme penggerak antena pada tiang antena. Pada kenyataannya antena parabola ini mempunyai sistem penggerak yang disebut Hour Angle – Declination. Posisi antara penggerak dengan tiang harus tegak lurus (gunakan angle level). Sumbu Hour Angle Declination Penggerak Tiang Pengunci Ke tiang Angle Level

Selanjutnya pasang piringan diatasnya KOMPAS Pandangan Atas Memposisikan penggerak ke arah utara dengan meng-gunakan kompas. Longgarkan dua mur pengunci, kemu-dian putar penggerak sampai sejajar dengan arah utara kompas. Kalau posisinya sudah tepat kencangkan dua mur pengunci. Selanjutnya pasang piringan diatasnya Bagian penggerak declination dan Hour Angle ada di posisi selatan U Pemasangan ini kalau lokasi antena parabola ada di lin-tang selatan

U Pemasangan ini kalau lokasi antena parabola ada di lintang utara

Pemasangan penyangga untuk LNB. Pemasangan LNB pada dudukannya. Posisi LNB diatur dengan menggunakan mur yang tersedia agar posisinya tepat pada fokus parabola. Selanjutnya pasang dudukan LNB pada penyangga yang sudah terpasang. Pasang konektor male yang sudah tersambung dengan kabel coaxial pada konektor female yang terdapat pada kedua LNB. Lakukan pengatur route kabel dan diklem pada tiang penyangga.

  = sudut latitude + sudut declination Mengatur sudut declination. Pasang angle level pada bagian bawah penggerak. Longgar baud bawah untuk penggerak declination. Putar baud yang atas sampai bagian penggerak terdorong keatas sambil melihat jarum angle level menunjukkan berapa derajat. Kalau posisinya sudah tepat kencangkan baud bawah.  = sudut latitude + sudut declination  U

Melakukan pemasangan penggerak Hour –Angle dan pengaturan sudut Hour Angle. Angle Level Pasang angle level di bagian ujung penggerak, kemudian longgarkan mur bawah penggerak Hour Angle. Kemudian lakukan pengatur sudut Hour Angle dengan memutar mur atas penggerak Hour Angle.

Menarik kabel RG11 dari antena ke decoder. Kabel coax ke decoder

Cara Pemasangan Konektor Potong bagian jaket, aluminium braided shield, aluminium foil shield dan dielectric (inner tidak dipotong) sepanjang 1/2 in (1,25 cm). Kupas jaket sepanjang 3/16 inch (5 mm). Dorong serabut aluminium ke belakang dan tekan secara merata hingga menempel pada jaket. Pasang ring diatas serabut aluminium. Masukkan konektor diantara foil dan shield. Press crimp ring dengan crimping tool. Potong center conductor se-hingga yang menonjol keluar hanya 1/8 in (3mm). Jika konektor tsb tanpa crimping maka konektor dima-sukkan ke kabel dengan diputar secara pelan-pelan.

Pemasangan Kabel di Receiver Kabel RG11 dari Antenna Kabel Power 220 VAC Kabel Video dan Audio dari Pesawat Televisi Masukkan Stop Kontak ke saluran tegangan 220 VAC

Receiver Setelah stop kontak disambungkan ke sumber 220 VAC, akan muncul tampilan Jam. Tanda panah untuk memasukkan SmartCard Chip SmartCard

Pencarian Satelit menggunakan Satellite Finder LNB Splitter Receiver Coax RG11/RG6 Satellite Finder Langkah selanjutnya adalah mema-sang kabel RG11 dari salah satu output LNB ke terminal splitter/ combiner. Output Spllitter disam-bungkan dengan alat ukur satellite finder menggunakan kabel RG11. Set satelitte finder ke saatelit TELKOM-1 dan lihat di layar monitor sinyal yang diterima dari satelit TELKOM-1. Jika sinyal yang diterima dari satelit TELKOM-1 masih lemah, lakukan pengaturan sudut Hour angle dan Declination secara perlahan-lahan atau halus sampai diperoleh sinyal dari satelit cukup kuat.

Jika sinyal maksimal satelit telah didapatkan, lepas alat ukur satellite finder, dan pasang kabel coaxial seperti gambar dibawah ini Coax RG11/RG6 Splitter LNB Coax RG11/RG6 Receiver

Langkah berikutnya, sambungkan receiver ke pesawat televisi. Konektor Siemens warna kuning untuk Video Konektor Siemens warna putih dan merah untuk Audio. Dan hidupkan pesawat Televisi Tekan tombol warna MERAH pada remote control Receiver. Selanjutnya lakukan setting pada Receiver sesuai panduan yang tersedia. Sinyal Video (konektor warna kuning) Receiver (bag belakang) Sinyal Audio (konektor warna putih dan merah) Pst Televisi (bag belakang)

Pemeliharaan dan Troubleshooting

Pemeliharaan Rutin (Tindakan Preventif) Item Pemeliharaan Periode Pemberian Stempet pada drat-drat penggerak Declination dan Hour Angle dan mur-baud pada kaki parabola. Pengecekan kaki-kaki tiang parabola atau clamp-clamp pengikat tiang (yang menempelkan ke dinding) dan pengunci Azimuth Pengecekan posisi antena parabola Pengecekan pengunci LNB Pengecekan piringan parabola (kalau ada kotoran/daun) Pengecekan isolasi-isolasi konektor kabel. Pengecekan fisik kabel coaxial (kulitnya retak-retak) Periode Tahunan Semester

Troubleshooting Penanganan Antena Parabola Report monitor “No Signal” atau Blank Gejala : Jika signal power ada dan signal quality rendah/hilang Tindakan : Cek kondisi parabola Re-pointing antena parabola (sudut Azimuth, Declination dan Hour Angle) dan posisi LNB. Cek kualitas gambar  70 %. Kalau masalah enkripsi/pengacak, gangguan bisa dari Content Provider. Buka parameter downlink satelit di situs www.lyngsat.com atau www.satcodx.com.

Penanganan LNB Gejala : Jika signal power rendah/hilang Tindakan : Cek power supply 14/18 Vdc pada kabel coaxial (dari decoder) Cek kabel/konektor/isolasi coaxial dari LNB ke Decoder termasuk cek Splitter Cek LNB, kalau signal power tidak ada atau salah satu polaritas tidak normal, LNB rusak  ganti LNB. Gambar - 13 FLUKE 73 OFF V 300 mV  A Hati-hati jangan sampai inner dan outer terjadi hubung singkat

Perkabelan sistem DTH Coax RG11/RG6 LNB Splitter Coax RG11/RG6 14/18 Vdc Receiver

Penanganan Decoder/Receiver (Video) Gejala : Gambar pecah–pecah atau putus-putus atau mosaic phenomenon (FREEZE) Tindakan : Sinyal terlalu lemah, periksa signal quality apakah sudah maksimal atau belum. Signal quality sudah maksimal, tetapi gambar masih kotak-kotak. Coba Re-start dengan cara mencabut kabel powernya dari panel listrik / tekan power receivernya, bila sering terjadi ganti dengan receiver standby yang spesifikasinya sama. Signal quality belum maksimal, maka lakukan pengecekan antena parabola, apabila posisi kurang tepat atau bergeser arah, lakukan Re-pointing antena parabola untuk mendapatkan sudut Azimuth, sudut Hour Angle dan posisi LNB yang tepat sesuai dari satellite apa yang ingin di cari. Hujan kencang dapat menimbulkan freeze. Solusi me-nunggu gambar kembali normal atau tidak normal maka di lakukan Re-Pointing.

Frekuensi transpondernya terkena interferensi maka pindahkan antena parabola ke tempat/posisi yang aman dari interferensi atau ganti ukuran parabola yang lebih kecil ( Untuk C-Band antena parabola minimal 4 feet (1,20 m) ini berlaku hanya pada satellite TELKOM 1 saja, karena untuk frekuensi tinggi kemungkinan akan mendapatkan hasil yang rendah ). Dari content providernya sedang dalam perbaikan Terjadinya Sun Outage pada satellite tersebut (Bulan April dan September) Gejala : Gambar dilayar televisi tidak full Tindakan : Cek format video output (4:3 or 16:9) di receiver. Sistem video (AUTO, PAL-BG, PAL-DK, PAL-I, PAL-M, PAL-N, NTSC-M, NTSC-N, SECAM) di receiver, untuk di Indonesia memakai sistem videonya adalah PAL-BG. Gangguan dari content providernya

Gejala : Gambar dilayar televisi tidak berwarna Tindakan : Sistem video (AUTO, PAL-BG, PAL-DK, PAL-I, PAL-M, PAL-N, NTSC-M, NTSC-N, SECAM) di receiver, untuk di Indonesia memakai sistem videonya adalah PAL-BG. Gangguan dari content providernya Gejala : Tidak ada subtitle language / ada subtitle language tetapi bukan bahasa Indonesia Tindakan : Setting pada receiver pilih subtitle language dan pilih bahasa malay atau bahasa Indonesia Gangguan dari content providernya

Gejala : Blank (tidak ada gambar) Tindakan : Dimungkinkan uplink satellite tersebut / content providernya sedang dalam perbaikan Receiver tidak auto reload setelah terjadi gangguan dari satellite, coba Re-start dengan cara mencabut kabel powernya dari panel listrik / tekan power receivernya. Bila sering terjadi atau jika sudah di Re-start belum kembali normal, ganti receiver dengan spesifikasi. Gejala : Tidak ada/ada proses pengacakan (scrambler) Tindakan : Untuk sistem enkripsinya free to air, maka gangguan bisa dari content provider baik itu pindah frekuensi transpondernya atau channel tersebut akan menjadi channel berbayar. Dimungkinkan gangguan dari content providernya

Penanganan Decoder/Receiver (Audio) Gejala : Audio hilang/loss Tindakan : Cek instalasi kabeling A/V dari receiver ke Psw Televisi, apakah output audio yang terdapat di belakang receiver maupun pada input audio konektor A/V televisi tersambung dengan baik atau tidak. Cek mode sistem bisu/MUTE, tekan MUTE di remote control untuk atur suara. Atur suara dengan menambah volume di receiver atau psw televisi ke tingkat yang sesuai. Jika semua sudah di cek tetapi audio belum keluar kemungkinan gangguan pada receiver, maka harus di restart. Dari content providernya

Gejala : Audio tidak jelas Tindakan : Cek instalasi kabeling A/V dari receiver ke Psw Televisi, apakah output audio yang terdapat di belakang receiver maupun pada input audio konektor A/V televisi tersambung dengan baik atau tidak. Sistem video (AUTO, PAL-BG, PAL-DK, PAL-I, PAL-M, PAL-N, NTSC-M, NTSC-N, SECAM) di receiver, untuk di Indonesia memakai sistem videonya adalah PAL-BG . Dari content providernya Gejala : Bahasa yang berbeda Tindakan : Pengaturan Parameter Audio (Left, Right, dan Stereo) pada receiver, yang harus dilakukan adalah kembali ke Menu  pengaturan Audio  pilih audio (Left, Right, Stereo) dan bahasa audio. Pilih kanal audio yang tepat yang berada di belakang panel receiver (PUTIH atau MERAH).

Pilih bahasa pertama untuk didengarkan jika cocok dengan siaran tersebut. Ini tergantung pada transmisi sinyal audio. Untuk receiver yang ada card / sudah di authorized pada saat di pindah menu channel yang ada di receiver, maka kabel audio juga harus pindah L, R, dan S

Selesai