Fikom UEU Halomoan Harahap

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEBUDAYAAN Keseluruhan perilaku manusia yang dipelajari
Advertisements

PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS TEKS DAN JENIS-JENIS TEKS
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH
BAB MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
APRESIASI SENI & BUDAYA ISLAM
PANDUAN PENULISAN LAPORAN TEKNIS
Roy Sari Milda, ST.  Penelitian adalah kegiatan untuk mencari atau menjelaskan sesuatu yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan, baik yang bertujuan.
Pengantar Kesusastraan Umum
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
Pendekatan dalam sastra
MENCARI KEBENARAN.
Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pengantar Kesusastraan Umum
Definisi dan Metodologi Sejarah Pendidikan Islam (Materi Ke-1)
PENAFSIRAN TEKS Ki Puji Karyanto.
Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]
Studi Kasus Dr. Halomoan Harahap, M.Si. – Esa Unggul University.
TEORI INTERTEKSTUAL.
ALIRAN TEOLOGI ISLAM MASA MODERN
Pembimbing Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd
Prosedur Penilaian dan Teknik Penilaian
OBYEK DAN TUJUAN FILOLOGI
Pertemuan XIII Analisis Data.
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
KOMISI PENGKADERAN TAFSIR ALKITAB.
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SIMBOLIK
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
Hubungan Ilmu, Penelitian
PENGKAJIAN PUSTAKA DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI
HERMENEUTIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010
PERTEMUAN KETUJUH KEDUDUKAN FILOLOGI.
MUHAMMAD FAHMI AL HABIB ( )
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
PENGKAJIAN PUSTAKA DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
PERTEMUAN KE LIMA PENGERTIAN FILOLOGI.
Prosedur Analisis Wacana Kritis
LATAR BELAKANG LAHIRNYA FILOLOGI
Hermeneutika al-Qur’an (Nashr Hamid Abu Zayd)
Hubungan Etika dan Ilmu
Mata Kuliah Al Qur’an Hadis Oleh Syukur
Munafrizal Manan, S.H., S.Sos., M.Si., M.IP.
MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Mata Kuliah Islam dan Budaya Jawa Jurusan PAI STIT Muh. Wates
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
Disusun oleh Anang Witjaksono
Tema dan persoalan.
HAKIKAT SASTRA dan STUDI SASTRA
MENETAPKAN JUDUL DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Pengantar Kesusastraan Umum
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Tugas Sejarah X IPS II.
ILMU SASTRA Meneliti sifat-sifat yang terdapat di dalam teks-teks sastra dan bagaimana teks tsb. Berfungsi dalam masy.
Simbolisme dalam Agama Drs. H. Nur Syahid, MPdI
TINJAUAN DESKOMVIS TOPIK 5 MODEL TINJAUAN ESTETIKA FILOSOFI DARI RENAISANCE, PENCERAHAN, MODERN DAN POST MODERN TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN.
KRITIK TERHADAP HERMENEUTIKA
Pendekatan seni budaya
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
APRESIASI SENI & BUDAYA ISLAM
KEDUDUKAN FILOLOGI ANTARA ILMU-ILMU LAIN
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Prosedur Penelitian Semiotika Halomoan Harahap.
NAMA ANGGOTA : 1.ARSI PURNAMA DEWI ( ) 2.FRISCA TAMARA IKA PRATIWI ( ) 3B PENDIDIKA N BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA.
Marsono Kedudukan Hakiki Perempuan dalam Serat Wasita Dyah Utama.
Metode Penelitian Sastra
Transcript presentasi:

Fikom UEU Halomoan Harahap Hermeneutika Fikom UEU Halomoan Harahap

Pengertian Sejak awal, hermeneutika telah sering didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation) Secara sederhana, hermeneutika diartikan sebagai seni dan ilmu untuk menafsirkan teks-teks yang punya otoritas, khususnya teks suci (Leidecker 1976) Dalam definisi yang lebih jelas, hermeneutika diartikan sebagai sekumpulan kaidah atau pola yang harus diikuti oleh seorang mufassir dalam memahami teks keagamaan (Bertens 1981) Namun, dalam perjalanan sejarahnya, hermeneutika ternyata tidak hanya digunakan untuk memahami teks suci melainkan meluas untuk semua bentuk teks, baik sastra, karya seni maupun tradisi masyarakat. Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun simbol-simbol. Dalam arti lain hermeneutika adalah cara ataupun metode penafsiran untuk menemukan makna tersembunyi di dalam teks.

Hermeneutika sbg metode setidaknya ada pendapat yang saling berdebat satu sama lain, yakni disatu sisi ada pendapat yang melihat bahwa hermeneutika haruslah merumuskan sebuah teori yang eksplisit sebagai panduan dalam menafsirkan teks, dan disisi lain ada pendapat yang melihat bahwa metode hermeneutika haruslah tidak dirumuskan secara eksplisit, melainkan implisit dan terwujud di dalam praksis penafsiran yang dikaitkan dengan pengaruh-pengaruh lainnya.

Metode Hermaneutika Ada tiga bentuk atau model hermeneutika Pertama hermeneutika objektif yang dikembangkan tokoh-tokoh klasik, khususnya Friedrick Schleiermacher (1768-1834), Wilhelm Dilthey (1833-1911) dan Emilio Betti (1890-1968). Menurut model pertama ini, penafsiran berarti memahami teks sebagaimana yang dipahami pengarangnya, sebab apa yang disebut teks, menurut Schleiermacher, adalah ungkapan jiwa pengarangnya, sehingga seperti juga disebutkan dalam hukum Betti, apa yang disebut makna atau tafsiran atasnya tidak didasarkan atas kesimpulan kita melainkan diturunkan dan bersifat intruktif.

Untuk mencapai tingkat seperti itu, menurut Schleiermacher, ada dua cara yang dapat ditempuh; lewat bahasanya yang mengungkapkan hal-hal baru, atau lewat karakteristik bahasanya yang ditransfer kepada kita. Ketentuan ini didasarkan atas konsepnya tentang teks. Menurut Schleiermacher, setiap teks mempunyai dua sisi: (1) sisi linguistik yang menunjuk pada bahasa yang memungkinkan proses memahami menjadi mungkin, (2) sisi psikologis yang menunjuk pada isi pikiran si pengarang yang termanifestasikan padastyle bahasa yang digunakan. Dua sisi ini mencerminkan pengalaman pengarang yang pembaca kemudian mengkonstruksinya dalam upaya memahami pikiran pengarang dan pengalamannya.

Selanjutnya, untuk dapat memahami maksud pengarang sebagaimana yang tertera dalam tulisan-tulisannya, karena style dan karakter bahasanya berbeda, maka tidak ada jalan bagi penafsir kecuali harus keluar dari tradisinya sendiri untuk kemudian masuk kedalam tradisi dimana si penulis teks tersebut hidup, atau paling tidak membayangkan seolah dirinya hadir pada zaman itu. Sedemikian, sehingga dengan masuk pada tradisi pengarang, memahami dan menghayati budaya yang melingkupinya, penafsir akan mendapatkan makna yangob jektif sebagaimana yang dimaksudkan si pengarang.

Kedua, hermeneutika subjektif yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh modern khususnya Hans-Georg Gadamer (1900- 2002) dan Jacques Derida (l. 1930). Menurut model kedua ini, hermeneutika bukan usaha menemukan makna objektif yang dimaksud si penulis seperti yang diasumsikan model hermeneutika objektif melainkan memahami apa yang tertera dalam teks itu sendiri. Stressing mereka adalah isi teks itu sendiri secara mandiri bukan pada ide awal si penulis. Inilah perbedaan mendasar antara hermeneutika objektif dan subjektif.

Dalam pandangan hermeneutika subjektif, teks bersifat terbuka dan dapat diinterpretasikan oleh siapapun, sebab begitu sebuah teks dipublikasikan dan dilepas, ia telah menjadi berdiri sendiri dan tidak lagi berkaitan dengan si penulis. Karena itu, sebuah teks tidak harus dipahami berdasarkan ide si pengarang melainkan berdasarkan materi yang tertera dalam teks itu sendiri. Bahkan, penulis telah “mati” dalam pandangan kelompok ini. Karena itu pula, pemahaman atas tradisi si pengarang seperti yang disebutkan dalam hermeneutika objektif, tidak diperlukan lagi.

Menurut Gadamer, seseorang tidak perlu melepaskan diri dari tradisinya sendiri untuk kemudian masuk dalam tradisi si penulis dalam upaya menafsirkan teks. Bahkan, hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena keluar dari tradisi sendiri berarti mematikan pikiran dan “kreativitas”. Sebaliknya, justru seseorang harus menafsirkan teks berdasarkan apa yang dimiliki saat ini (vorhabe), apa yang dilihat (vorsicht) dan apa yang akan diperoleh kemudian (vorgriff).

Ketiga, hermeneutika pembebasan yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh muslim kontemporer khususnya Hasan Hanafi (l. 1935) dan Farid Esack (l. 1959). Hermeneutika ini sebenarnya didasarkan atas pemikiran hermeneutika subjektif, khususnya dari Gadamer. Namun, menurut para tokoh hermeneutika pembebasan ini, hermeneutika tidak hanya berarti ilmu interpretasi atau metode pemahaman tetapi lebih dari itu adalah aksi

Menurut Hanafi, dalam kaitannya dengan al- Qur`an, hermeneutika adalah ilmu tentang proses wahyu dari huruf sampai kenyataan, dari logos sampai praksis, dan juga tranformasi wahyu dari pikiran Tuhan kepada kehidupan manusia. Hermeneutika sebagai sebuah proses pemahaman hanya menduduki tahap kedua dari keseluruhan proses hermeneutika. Yang pertama adalah kritik historis untuk menjamin keaslian teks dalam sejarah. Ini penting, karena tidak akan terjadi pemahaman yang benar jika tidak ada kepastian bahwa yang difahami tersebut secara historis adalah asli. Pemahaman atas teks yang tidak asli akan menjerumuskan orang pada kesalahan.

Setelah diketahui keaslian teks suci tersebut dan tingkat kepastiannya --benar-benar asli, relatif asli atau tidak asli-- baru difahami secara benar, sesuai dengan aturan hermeneutika sebagai ilmu pemahaman, berkenaan terutama dengan bahasa dan keadaan-keadaan kesejarahan yang melahirkan teks. Dari sini kemudian melangkah pada tahap ketiga, yakni menyadari makna yang difahami tersebut dalam kehidupan manusia, yaitu bagaimana makna-makna tersebut berguna untuk memecahkan persoalan-persoalan kehidupan modern.

Prosedur Rumuskan masalah penelitian dan tujuan penelitian tentang penafsiran teks (naskah). Misal : Rumusan Masalah : Apa Motif dan Implikasi Lagu “Laskar Pelangi” bagi murid SD ..... Jakarta ? Tujuan penelitian : ingin mengetahui motif pencipta lagu Lakar Pelangi Ingin mengetahui penghayatan siswa-siswa SD tentang isi lagu Laskar Pelangi

Tetapkan Bahan Penelitian dan Sumber Data Misal : Bahan penelitian adalah naskah asli dan syair lagu Laskar Pelangi yang ditulis oleh ..... Sumber data : Penulis lagu Anak-anak SD ... Pilih metode analisis hermeneutika yang akan digunakan. Misal : hermeneutika Subyektif

Lakukan Keabsahan Data Lakukan analisis teks Buat lembar kerja analisis Lakukan Keabsahan Data Perhatikan Triangulasi Triangulasi teori Triangulasi Data Triangulasi Sumber Triangulasi Metode Analisis Makna Tafsir/Interpretasi Makro (tematik) Superstruktur Mikro

Analisis Data Editing Koding Kategorisasi Interpretasi Kesimpulan/jawaban