Pertemuan 23 s.d 26 Garis Pengaruh Rangka Batang Matakuliah : S0284/ Statika Rekayasa Tahun : Pebruari 2006 Versi : 01/00 Pertemuan 23 s.d 26 Garis Pengaruh Rangka Batang
Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat membuat diagram / skema pola garis pengaruh batang - batang pada konstruksi rangka (C4)
Outline Materi Garis pengaruh Rangka Batang
II Garis Pengaruh Cara analitis Cara ini memakai cara ritter yaitu dengan memoting 3 batang kemudian mencari titik momennya Rasuk V dengan batang tegak Gambar (2.1) adalah struktur (bangunan) rangka batang rata berupa bangunan jembatan jalan bawah beban P = 1 ton merupakan beban bergerak tepi bawah.
2. Dengan metoda Ritter lakukan pemotongan (a-a) yang melalui tiga batang yaitu D0, T1 dan B2 untuk mencari garis pengaruh (gp) batang D0 maka Momen terjadi di I (sifat Ritter) 3. Akibat P sejarak x dari perletakan A maka dan P = 1 t (satu satuan beban)
4. Menghitung gp batang D0, dengan MI = 0 (potongan a-a) maka dapat dibuat batasan yang berlaku (interval) Batasan dan (a). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kanan karena memakai metoda Ritter maka semua gaya-gaya yang terkena potongan a-a dianggap tarik
MI = 0 x = a x = 0 D0 = 0
(b). Batasan lihat gaya – gaya sebelah kiri
MI = 0 x = a x = l D0 = 0
Terbukti bahwa pada x = a harga D0 untuk kedua batasan adalah sama yaitu 5. Menghitung gp B2, dengan MIV = 0 Batasan dan (a). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kanan MIV = 0 ;
(b). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kiri x = 0 B2 = 0 x = a (b). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kiri x = 6a B2 = 0
6. Menghitung gp T1, dengan MA=0 (pertemuan batang D0 dan B2) 6. Menghitung gp T1, dengan MA=0 (pertemuan batang D0 dan B2). Kita tidak dapat menentukan batasan (interval) sebab MA = 0 berada di ujung bangungan ( konstruksi ). Untuk menyelesaikan persoalan ini dipakai dengan cara menaruh beban P = 1 ton di tiap-tiap titik kumpul. Bila 1 ton diletakkanpada titik A maka RA = 1 ton sehingga gaya pada T1 = 0 Bila 1 ton diletakkan pada titik I maka T1 = 1 ton (+) Bila 1 ton diletakkan pada titik II maka T1 = 0 Sehingga dapat digambarkan bahwa gp T1 pada titik A, II, III dst sama dengan nol kecuali pada titik I sama dengan 1
Dengan demikian dapat diketahui juga bahwa garis pengaruh batang B, sama dengan gp batang B2 (sifat keseimbangan titik di I). 7. Sekarang lihat pot b-b gp batang A, dapat dicari melalui MII = 0 batasan dan
(a). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kanan MII = 0 -RB.4a-A1.h = 0
x = 0 A1 = 0 x = 2a (b). Batasan lihat gaya sebelah kiri
MII = 0 RA.2a+A1.h = 0 x = 2a x = 6a A1 = 0
8. Menghitung gp D1 Untuk gp D1 tidak memakai M = 0 karena posisi batang atas dan bawah adalah sejajar, dalam hal ini dipakai cara v = 0 dan H = 0 Batasan (interval): (a).Batasan lihat gaya-gaya sebelah kanan
V = 0 RB+D1 Sin = 0 Pada x = 0 D1 = 0 x = a
(b). Batasan lihat gaya-gaya sebelah kiri V = 0
x = 2a x = 6a D1 = 0 (c). Batasan
V = 0 x = a
x = 2a 9. Menghitung gp D2 sama dengan gp D1 hanya hasil yang didapat berlawanan dengan gp D1 karena posisi D2 berlawanan dengan D1. 10. Menghitung gp T3
Lihat titik V, potong dengan c-c (batang A1, A2 dan T2) Karena struktur adalah jembatan jalan bawah maka pada bagian atas dari struktur tidak ada beban maka gp T2 = 0.
11. Menghitung gp T3 Jika P di A maka RA = P = 1t berarti T3 = 0 Jika P = 1 ton di I maka dan berarti T3=0
Jika P = 1 ton di II maka dan berarti T3=0 Jika P = 1 ton di III maka T3=1ton (+) Gp T3 dapat di gambarkan sbb.
12. Garis pengaruh A2 dan B2 dapat dicari dengan melakukan pemotongan yang melalui A2, D2 dan B2 Diagram garis-garis pengaruh T2, T3, T5, D2, A2 dan B2 digambarkan pada gambar di bawah ini.
Rasuk N (Rasuk Pararel) Garis pengaruh batang pengisi diagonal
Garis pengaruh D1 pot a-a Batasan 0 x a P=1 pada A VA=1; gp D1=0 Batasan a x 6a VA – D1 Sin = 0 Garis pengaruh D3 pot b-b Batasan 0 x a VB – D2 Sin = 0
Batasan 2a x 6a VA – D2 Sin = 0 Garis pengaruh D4 pot c-c Batasan 0 x 2a VB + D3 Sin = 0
Batasan 3a x 6a VA – D3 Sin = 0 Jadi untuk gp batang D (diagonal) untuk bentuk rasuk atas dan bawah sejajar dapat digambarkan melalui ordinat fiktif sebesar dibawah perletakan
Garis pengaruh batang pengisi tegak jalan bawah.
Garis pengaruh T1 P=1 pada A maka VA=1 Dengan menggambarkan P=1 sebagai ordinat fiktif dibawah perletakan A maka didapat gp T1. Garis pengaruh T2. Potongan a-a Batasan 0 x a y = 0 VB – T2 = 0 T2 = VB
Batasan 2a x 6a y = 0 VA + T2 = 0 T2 = -VA Garis pengaruh T3. Potongan b-b Batasan 0 x 2a y = 0 VB – T3 = 0 T3 = VB Batasan 3a x 6a y = 0 VA + T3 = 0 T3 = -VA
Dengan menggambarkan ordinat fiktif VA = 1 dan VB = 1 dibawah perletakan maka dapat digambarkan gp T
Garis pengaruh T3 lihat potongan a-a batasan x 0 a a x 2a Batasan x 0 a lihat gaya-gaya sebelah kanan potongan y = 0 VB – T3 = 0 T3 = VB = x = 0 T3 = 0 x = a T3 = 1/6 Batasan 2a x 6a lihat gaya-gaya sebelah kiri potongan y = 0 VA + T3 = 0 T3 = -VA
Garis pengaruh T4; lihat pot b-b Jika P = 1 pada titik 4 T4 =0 P = 1 pada titik 6 y = 0 –T4 – P =0 T4 = - P = -1
Rasuk Bentuk Segitiga
Gp Btg A1 potongan a-a MI = 0 Batasan : 0 x a lihat gaya-gaya sebelah kanan -VB.3a – A1ZA = 0
x = 0 A1 = 0 x = a A1 = Batasan a x 4a lihat gaya-gaya sebelah kiri VA.a + A1ZA = 0
x = a A1 = x = 4a A1 = 0 Gp Btg B2 MIII = 0 Batasan : 0 x a -VB.3a + B2h = 0 x = 0 B2 = 0 x = a B2 =
Batasan a x 4a VA.a – B2h = 0 x = a B2 = x = 4a B2 = 0 Gp T1 P di A T1 = 0 P di I T1 = P y = +1 P di II T2 = 0
Gp D MA = 0 ZD = 2ZA = 0 x a -VB.4a + D ZD = 0 x = 0 D = 0 x = a
a x 2a
x = a x = 2a D = 0 2a x 4a D = VA . 0 = 0 g p A2 MII = 0 ZA2 = 2 ZA Batasan 0 x 2a -VB.2a-A2(2ZA)=0
x = 0 A2 = 0 x = 2a Batasan 2a x 4a VA.2a + A2 (2 ZA ) = 0 x = 4a A2 = 0
T2 = 2 A2 Sin
Rasuk Parabola
Beban bergerak di bawah Mencari g p A2, B2, D1 lihat potongan a-a. Kali ini g p dinyatakan dalam VA dan VB, garis pengaruh (gp) VA dan VB dibuat terlebih dahulu, masing-masing besarnya 1 satuan beban (dalam hal ini 1t) untuk masing-masing gp reaksi: gp A2 pot a-a; MIV=0 Batasan : 0 x 2a -VB.4a – A2 ZA2 = 0
atau Xa = jarak dari tumpuan A ke titik pertemuan IV Maka dengan menggambarkan besaran dibawah tumpuan B dimana VB = 1 maka dapatlah ditulis gp A2.
Batasan 2a x 6a VA.2a + A2 ZA2 = 0 atau besaran dilukis di bawah tumpuan A.
Menghitung Za2 tg = 2/1 = 2 = 70,48 Sin = 0,894 Za2 = 2 ½ Sin = 2,24 m
Garis pengaruh D1. MV = 0 Batasan 0 x a - VB. ( l + x D1 ) – D1 ( ZD1 ) = 0 a x 2a Daerah peralihan disini gaya beralih tanda
2a x 6a - VA. x D1 + D1 ZD1 = 0 garis pengaruh T2 MV = 0 batasan 0 x 2a - VB. ( l + x T2 ) + T2 ( 2a + XT2 ) = 0
2a x 3a Daerah peralihan 3a x 6a - VA. x T2 + T2 ( 2a + X T2 ) = 0
Garis pengaruh T3 beban bergerak di bawah Lihat titik VI keseimbangan titik kumpul VI
g p A3 MVII = 0 0 x 3a - VB.3a – A3 ZA3 = 0 3a x 6a + VA.3a + A3 ZA3 = 0
untuk menggambarkan g p T3 maka garis pengaruh A3 harus digambarkan dulu g p T3 = 2 A3 sin . Jika P berjalan diatas
Gp T3 = - P + 2 A3 Sin
Garis Pengaruh Rasuk V