Menulis berbgai karya sastra/cerpem Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan cerita rekaan yang berkisahkan tentang kehidupan. Cerpen bersifat naratif atau kisahan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita atau narasi yang fiktif yang merupakan rekaan pengarang, bercerita tentang kehidupan dan relatif pendek.
Unsur-unsur intrinsik cerpen Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Plot /alur adalah hubungan atau kaitan peristiwa satu dengan yang lainnya. Sebab akibat terjadinya suatu peristiwa dapat kita sebut alur atau plot.
Plot dapat di kupas dalam Pengenalan (tokoh, peristiwa, tempat, dll) Timbulnya konflik Konflik memuncak Klimaks Pemecahan masalah Jika penyajiannya urut disebut alur maju Namun jika plotnya tidak urut disebut alur kilas balik atau mundur(flash back)
c. Karakter/penokohan merupakan unsur yang paling untuk menguatkan pesan-pesan pengarang. Karakter atau penokohan cerita dapat dikenali dari beberapa hal, yaitu: Melalui apa yang diperbuatnya Melalui ucapan-ucapannya Melalui penggambaran fisik Melalui pikiran-pikirannya Melalui penerangan atau penjelasan langsung dari pengarang
d. Setting/ latar setting bukan sekedar bacground/tempat kejadian saja d. Setting/ latar setting bukan sekedar bacground/tempat kejadian saja. Setting juga meliputi waktu cerita, suasana cerita, gaya hidup pada saat penceritaan.
e. Poin of View artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Poin of view lazim disebut gaya penceritaan atau teknis cerita.
Ada gaya penceritaan 1. Omniscient poin of view (sudut yang berkuasa) disini bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tau segalanya. Dalam gaya ini pengarang berlaku di luar cerita (dia) 2. Objective of view pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, sama sekali tidak memberi komentar apa pun. Pengarang hanya menceritakan peristiwa dan pelaku tokoh lewat dialog-dialog. Sedangka pikiran dan perasaan tokoh tidak diketahui pengarang. Dalam gaya ini pengarang di luar cerita (dia)
Lanjutan 3. Poin of view orang pertama. Gaya ini bercerita dengan sudut pandang “aku”. Jadi seperti orang menceritakan pengalamannya sendiri juga. 4. Poin of view peninjau. Dalam tekhnik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Gaya yang digunakan pengarang dalam hal adalah gaya “aku” tetapi si aku tidak berperan sebagai tokoh sentral.
f. Gaya / Style pengarang gaya adalah ciri khas pengarang, baik dari segi bahasa maupun tema cerita. Setiap pengarang biasanya mempunyai gaya sendiri. Pegarang yang relegius akan tampak dalam karangannya. Pengarang yang matang dalam kehidupan akan menghasilkan karangan yang penuh filosofi kehidupan. Pengarang remaja biasanya mengungkapkan kehidupan atau problema remaja dalam ceritanya.
g. Amanat tiap cerita ditulis dengan maksut tertentu g. Amanat tiap cerita ditulis dengan maksut tertentu. Suasana cerita membantu menegaskan maksud pengarang. Lewat dialog-dialog atau alur cerita pengarang sebenarnya mempunyai maksud dan tujuan. Amanat atua tujuan pengarang terkadang tampil secara tersirat juga kadang ditampilkan pengarang secara luas lewat dialog-dialog.
2. Penulisan cerpen Penulisan Alinea/Paragraf Dalam cerpen terdapat uraian atau pengisahan dan ada dialig-dialog. Cara penulisannya kadang terpisah kadang disatukan.yang pasti dalam pengisahan sebuah cerpen penulis juga menggunakan sistem alinea untuk mengemukakan satu kesatuan alur pikir.
perhatikan penulisan cerpen berikut Begitu berlangsung berbulan-bulan, sampai pula suatu ketika di berkata, “bud, bulan aku libur.” “lantas?” “pura-pura bego kamu! Ya, kita enggak ketenu dong.” “lalu kenapa?” Dia diam sejenak, dua jenak, sebelum akhirnya dia mengucap, “kita udahan, yuk.” Pada alinea pertama dan terakhir terdapat pengisahan sekaligus dialog. Pada alinia-alinia ini diungkap satu alur pikir yaitu suasana atau perilaku tokoh “dia”. Sedangkan, pada alinea-alinea yang lain terlihat hanya sebuah dialog singkat. Di alinea kedua walaupun tanpa penjelasan atau pengisahan, kita atau pembaca mengetahui bahwa dialog itu bukan lagi ucapan tokoh “dia” tetapi tokoh yang lain yaitu tokoh “aku”
“ kamu naksir, ya.” katanya sambil melototkan matanya b. Penulisan dialog penulisan dialog yang dilakukan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain menggunakan tanda petik. Contoh: “ kamu naksir, ya.” katanya sambil melototkan matanya “Hei, ini menarik!” ujarku,”Boleh-boleh. Mulai sekarang kita pacaran, kamu cewekku, aku cowokmu. Oke?” “lalu kenapa?”
Penulisan percakapan sendiri ditulis tanpa menggunakan tanda petik. Lanjutan Penulisan percakapan sendiri ditulis tanpa menggunakan tanda petik. Contoh: Ah, buat apa aku susah-susah, pikir Ani sebentar. Toh, tidak ada yang memperhatikam apa yang kuperbuat. Dengan gontai Ani meneruskan langkahnya, kel;uar dari gedung itu. Gedung yang penuh cahaya gemerlap dan tawa para tamu terasa suram dan sepi bagi Ani.
c. Penulisan judul cerpen Penulisan judul cerpen lazimnya mempunyai ciri: Singkat Menarik Merupakan lanjaran isi ( memberi sedikit gambaran mengnai isi cerita) Penulisan judul diawali dengan huruf kapital untuk setiap kata kecuali kata depan dan kata penghubung yang terdapat di tengah judul. Penulisan judul tidak diakhiri tanda titik
Contoh: Bunga di Tepi Jalan Tas Merah Evita Semua untukmu Nurul Jika Mama Pergi
Ciri-ciri cerpen Panjang kurang lebih 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata). Habis dibaca dalam sekali duduk. Hanya ada satu insiden yang menguasai jalan cerita. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib. Hanya terdapat satu alur atau plot. Perwatakan dan penokohan dilukiskan secara singkat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat cerpen yang berkualitas Banyak membaca buku(sastra), ilmu sosial, ilmu manusia psikologi, Bergaul/sosialisasi Latihan menulis dengan disiplin Berfikir dan bertindak menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan Berambisi punya karya
Menentukan judul cerpen Harus catchy (menarik dan mudah diingat) Terditi atas 1-5 kata Memilih kata-kata yang tepat dan kuat Jika perlu bersifat kontroversial Memperhatikan bahasa yang digunakan
Yang tidak disukai pebaca Cerita bertele-tele Alur acak-acakan Isi menggurui Menggunakan jargon atau istilah-istilah yang sulit dimengerti Ditulis dengan kalimat panjang Dalam membuat cerpen kalimat yang ideal terdiri atas 8-12 kata dan bila lebih harus menggunakan tanda baca yang benar.