PARIWISATA  Dua kekuatan atau daya tarik pariwisata Indonesia yang membedakannya dengan negara lain dan layak dijual adalah keindahan alamnya dan faktor.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hadi Saputra Pertemuan ke 1
Advertisements

Negara Maju dan Negara Berkembang
Jessica Tiarany S Vanessa Wangania. JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat menuturkan, Indonesia memiliki kekuatan dalam memproduksi.
PENJULAN PONSEL DI INDONESIA. PONSEL ADALAH SUATUA ALAT UNTUK BERKOMUNIKASI MELALUI JARAK JAUH MAUPUN DEKAT.
TAMAN NASIONAL SEMBILANG SEBAGAI KAWASAN PARIWISATA DAN EKONOMI
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
OLEH CES (CAK EKO SUPENO)
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB I
BAB I NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU.
Desentralisasi Fiskal, Struktur Anggaran dan Indikator Makro Daerah
ACCOMMODATIONS IN BALI. ibps_PHRIBali.2012 Perkembangan Jumlah Akomodasi Di Provinsi Bali Tahun 2009 s/d 2011 NoKabupaten/Kota JumlahTotalJumlahTotalJumlahTotal.
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Oleh : Wulan Dendy AS (27) IX-F.
KELOMPOK 10 ANALISIS DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DAFTAR ISI DATA A B TEORI A B ANALISIS A B c KESIMPULAN.
1 Modul 4 Pertemuan ke 4 Oleh : SUHARMADI,DRS.AK.MM.MSi
MELEPAS KETERGANTUNGAN TAMBANG
BERITA RESMI STATISTIK
DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa ASEAN?
PROBLEMATIKA & PROSPEK INDUSTRI KREATIF, SENI DAN PARIWISATA DI BANTEN
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM RANGKA MENDUKUNG PARIWISATA DAERAH
Tenaga Nasional Berhad’s (TNB) Foreign Currency Debt
Oleh: M. Wahid Supriyadi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya
PARIWISATA Disusun Oleh .. Jennichi Rusita Nur
PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS KEMENTERIAN/LEMBAGA 2016
BISNIS GLOBAL.
Oleh : Muhammad Arif Kirdiat Ketua Umum Banten Homestay Association
Manajemen Pemasaran Global
KOMPUTER & PERKEMBANGAN INTERNET
Achmad Rozi El EROY Introduction to MICE.
NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU.
Andri Sahata Sitangggang S.Kom. M.Kom
IKHTISAR PEREKONOMIAN 2010 DAN PROSPEK 2011
DAMPAK KEPARIWISATAAN
"Tax Holiday" Belum Bisa Membendung Impor Ponsel Pemerintah memberikan pembebasan atau pengurangan pembayaran pajak dalam waktu tertentu (tax holiday)
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TUGAS IPS NAMA : ERWIN BANGKIT PRASETYO NOMOR : 16 KELAS : 9D
TUGAS MAKRO EKONOMI YULI OKTAVIANI
THE REVALUATION OF THE CHINESE YUAN
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
PARIWISATA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Komunikasi Pariwisata
Kedatangan Wisatawan Mancanegara 10 Kebangsaan Terbesar, Tahun 2016
TUGAS IPS NAMA : SIGIT ANDI PRASETYO NOMOR : 26 KELAS : 9D
24 November 2016 ARAHAN PRESIDEN RI Pada Acara Kompas CEO Forum.
Sekilas Data Pariwisata Jawa Timur
Devisa Sektor Pariwisata (Miliar Dollar AS) Perkembangan Pariwisata Indonesia Tahun Wisatawan Nusantara Jumlah Perjalanan (juta kali) Total Pengeluaran.
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. NTB
INDUSTRI PARIWISATA DAN EKONOMI
ANALISA SWOT PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA
Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ( Batu Bara)
ANGGARAN PENJUALAN.
Negara Maju dan Negara Berkembang
Bagian 4 Hukum dan Undang-Undang Kepariwisataan
PEREKONOMIAN INDONESIA DI MASA DEPAN OLEH : ASTI NOVIANA C
Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Prospek Ekonomi Sektoral
Manajemen Pemasaran Global
Manajemen Pemasaran Global
PARIWISATA SECARA GLOBAL
Bendera-bendera negara
Strategi Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung (Studi Kasus Desa Wisata Pangsan, Banjar Sekar Mukti Pundung, Kecamatan Petang ) Program Magister Arsitektur.
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PGO 6230
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA PGO 6230
Krisis keuangan global menunjukkan bagaimana sistem moneter internasional menjadi global. Meskipun krisis ternyata telah menghantam ekonomi maju.
Sekilas INDONESIA Negara Kepulauan yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa Lebih dari 300 ragam suku dan etnis dan 742 bahasa dan dialek. Lebih.
Pariwisata Sebagai Sektor Utama Ekonomi Nasional
Transcript presentasi:

PARIWISATA  Dua kekuatan atau daya tarik pariwisata Indonesia yang membedakannya dengan negara lain dan layak dijual adalah keindahan alamnya dan faktor manusianya. Bangsa Indonesia terkenal dengan sifat yang penuh dengan kehangatan, ramah tamah, murah senyum dan tolong menolong, terutama terhadap wisatawan mancanegara (wisman) sehingga dapat menimbulkan keinginan yang kuat wisman untuk kembali lagi ke Indonesia.

Menyadari bahwa kekuatan pariwisata kita adalah manusia maka berbagai langkah penggarapan difokuskan kepada manusia. Pada tahun 2001 inovasi sudah pernah dilakukan dengan memperkenalkan branding Indonesia "Just a smile away", dan membuahkan hasil dengan pencapaian wisman sebesar 5,15 juta dan tahun 2002 sebesar 5,03 juta, sementara negara lain mengalami penurunan kedatangan wisman akibat tragedi World Trade Center (WTC) — New York.

Disamping itu, peninggalan budaya Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Beberapa benda-benda peninggalan atau warisan budaya sebagian besar disimpan dalam museum. Museum memiliki peran penting untuk pembelajaran bagi generasi penerus serta sebagai tempat pembelajaran sejarah dan budaya bangsa, melalui beragam koleksi yang dimilikinya. Untuk menjadikan museum sebagai salah satu aset yang dipromosikan kepada wisatawan baik mancanegara maupun domestik, maka pemerintah mempromosikan tahun 2010 sebagai Tahun Kunjung Museum dengan mengandalkan museum sebagai salah satu tujuan wisata (KOMPAS, 7 Januari 2010).

Program Tahun Kunjung Museum 2010 merupakan kelanjutan dari Gerakan Nasional Cinta Museum di tahun 2009. Program yang didukung dengan berbagai kegiatan di museum seluruh Indonesia, bertujuan untuk memperbesar jumlah pengunjung museum serta meningkatkan apresiasi dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya bangsa. Dengan adanya program Tahun Kunjungan Museum yang dibarengi dengan mereposisi museum, diharapkan animo masyarakat untuk berkunjung ke museum lebih meningkat, dan pada gilirannya museum menjadi lebih semarak dan hidup dalam pengelolaannya. Program ini juga didukung dengan penetapan Benda Cagar Budaya (BCB) sebanyak 319 situs di tahun 2010 oleh Kemenbudpar dan pada tahun 2011 ditargetkan sebesar 553 situs BCB yang akan ditetapkan.

Fungsi museum disamping sebagai media pelestarian warisan budaya, juga sebagai wahana pembelajaran masyarakat, serta objek wisata yang edukatif. Sehingga museum dengan keragaman dan variasi aset budaya dan tradisi didorong agar menjadi lebih dinamis, menarik dan prima sehingga dapat turut meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Dengan demikian diharapkan target kunjungan wisatawan tahun 2010 dapat tercapai.

Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Target untuk menjaring 7 juta wisman pada tahun 2010 mampu dicapai sebagai salah satu hasil dari pencanangan Program Tahun Kunjungan Museum 2010. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 jumlah wisman tumbuh sekitar 10,74 persen. Sebelumnya pada tahun 2009 jumlah wisman yang datang ke Indonesia sudah mencapai 6,3 juta orang.

Pasca aksi terorisme pada tahun 2008, disusul krisis finansial global yang dampaknya hingga tahun 2009, sektor pariwisata masih mampu bertahan, bahkan dapat tumbuh positif. Hal ini merupakan prestasi di tengah kemunduran sektor pariwisata dunia seperti Australia dan Thailand yang tumbuh negatif. Obyek wisata yang menjadi tujuan wisman secara umum adalah Bali, Yogyakarta, Jakarta, Pulau Batam, Pulau Bintan dan Lombok.

Menurut data yang diolah dari Dokumen Imigrasi, jumlah wisman yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan pada seluruh pintu masuk kedatangan pada tahun 2010. Kedatangan wisman terbanyak melalui bandara Ngurah Rai di Bali yang mencapai 2,5 juta orang atau sekitar 36,36 persen dari total wisman yang datang ke Indonesia. Jika dibandingkan tahun 2009 jumlahnya naik 6,76 persen. Wisman yang masuk malalui Bandara Soekarno Hatta tercatat 1,8 juta orang, atau meningkat sekitar 31,16 persen dibandingkan tahun 2009.

Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Indonesia 2006- 2010 (orang) Tahun Bandara Sukarno-Hatta Jakarta Ngurah Rai (Bali) Juanda (Surabaya) Hang Nadim (P. Batam) Lainnya Jumlah 2006 1.147.250 1.328.929 110.405 1.012.711 1.272.056 4.871.351 2007 1153006 1741935 140438 1077336 1393074 5536759 2008 1464717 2081786 156726 1061390 1469878 6234497 2009 1390440 2384819 158076 951384 1439011 6323730 2010 1.823.636 2.546.023 168.888 1.007.446 1.456.951 7.002.944

Peningkatan industri pariwisata juga berkaitan dengan krisis politik berkepanjangan yang disertai aksi demonstrasi dan kekerasan di Thailand. Banyak wisman mengalihkan tujuan berliburnya dari Thailand ke Indonesia. Negara lain yang mendapat limpahan wisman dari Thailand adalah Malaysia dan Singapura. Menurut data Bali Tourism Board, kecenderungan pengalihan kunjungan wisman dari Thailand terlihat sejak aksi unjuk rasa oleh kelompok anti pemerintah (Kaus Merah) bergulir awal tahun 2010 di negeri Gajah Putih itu. Turis Australia yang selama ini menjadi salah satu pasar utama Thailand mulai berpaling ke Indonesia, khususnya Bali.

Hasil Survei Turis Asing Kemenbudpar memperlihatkan bahwa pada tahun 2010 turis dari Australia yang datang ke Indonesia mencapai sekitar 771,8 ribu orang, atau naik 32,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan wisman dari Australia ini merupakan peningkatan tertinggi dibandingkan wisman dari negara lain. Limpahan kunjungan juga dilakukan sejumlah wisatawan asal Eropa, terutama Prancis dan Belanda. Wisman dari Perancis pada tahun 2010 mencapai 163,1 ribu orang, dari Belanda sekitar 151,8 ribu orang. Secara proporsi, mayoritas wisman yang datang ke Indonesia masih dari Malaysia sekitar 18,24 persen dan Singapura sekitar 19,61 persen dari seluruh jumlah wisman.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Lama Menginap Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 17 provinsi selama Januari-Desember 2010 rata-rata mencapai 50,66 persen atau naik 1,79 poin dibanding TPK hotel berbintang periode yang sama tahun 2009. TPK Hotel Berbintang di Bali selama Januari-Desember 2010 rata-rata mencapai 60,67 persen, naik 1,06 poin dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang selama Januari­Desember 2010 mencapai 2,02 hari, yang berarti turun 0,07 hari dibanding periode yang sama tahun 2009.

Meningkatnya jumlah kunjungan wisman tidak juga terpisahkan dari berbagai agenda pariwisata nasional dan regional yang diselenggarakan di beberapa provinsi. Even World Ocean Conference di Manado tahun 2009, yang disusul dengan diselenggarakannya Sail Bunaken di tahun yang sama, telah mendorong citra Manado sebagai kota Wisata Dunia. lni dibuktikan dengan manado sebagai pilihan bagi para turis asing untuk menginap selama berlangsungnya acara Sail Banda tahun 2010. Rata-rata lama menginap tamu asing tertinggi ada di Sulawesi Utara selama 2010.

Provinsi lain yang juga tinggi adalah Lampung yang didorong oleh penyelenggaraan Festival Krakatau dan provinsi Kalimantan Timur dengan festival Erau Tepong Tawar. Peningkatan indikator-indikator pariwisata seperti TPK dan Rata-rata Lama Menginap Tamu asing maupun domestik semuanya terjadi pada bulan-bulan diselenggarakannya even pariwisata di wilayah yang bersangkutan.

Profil Wisatawan Berdasarkan hasil Passangers Exit Survey yang dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ) Kementerian Kebudayan dan Pariwisata, sejak periode tahun 2006 sampai dengan 2010 sekitar 60 persen lebih wisman yang berkunjung ke Indonesia adalah laki-laki dan mayoritas dari kelompok umur 25-44 tahun, yakni sekitar 50 persen lebih (Tabel 8.2). Umur 25-44 tahun merupakan masa dimana manusia kuat melakukan perjalanan jauh, sehingga wajar jika wisman yang datang ke Indonesia terbanyak dari kelompok umur tersebut, terutama laki-laki.

Kunjungan wisman memiliki tujuan sangat beragam, antara lain untuk bisnis, dinas, konvensi, berlibur, pendidikan, dan lain-lain. Mayoritas wisman pada periode 2006-2010 bertujuan untuk berlibur, dan pada tahun 2010 jumlahnya mencapai 4,1 juta orang atau sekitar 59 persen dari seluruh jumlah wisman. Wisman yang bertujuan untuk berbisnis menduduki peringkat kedua, mencapai 2,2 juta orang atau sekitar 31 persen pada tahun yang sama.

Jika dilihat dari jenis pekerjaan, ternyata sebagian besar wisman yang datang ke Indonesia merupakan profesional. Pada tahun 2010 jumlahnya mencapai sekitar 36 persen. Selanjutnya mereka yang berprofesi sebagai manajemen/administrasi sekitar 24 persen, sales/ karyawan/teknisi sekitar 15 persen, dan sisanya berprofesi lainnya (pelajar, ibu rumah tangga, militer, pegawai pemerintah, dan lainnya).

Profil Wisatawan Mancanegara, 2006 – 2010 Kelompok Umur 2006 2007 2008 2009 2010 Jenis Kelamin   -Laki-laki 3.206.890 3.562.010 4.119.986 4.210.706 4.724.416 -Perempuan 1.663.461 1.943.749 2.114.511 2.113.024 2.278.528 - Kurang dari 15 173831 236.579 163.436 129.026 218.262 273.662 339.237 390.908 415.740 619.244 1.370.995 1.488.823 1.679.831 1.660.580 1.928.808 1.400.942 1.547.316 1.809.668 1.828.268 1.788.136 989.526 1.199.824 1.355.719 I 420 819 1.320.773 410.993 448.375 516.912 531.007 664.783 - Lebih dari 64 251402 244.605 318 513 - 338.290 462.938

MAKSUD DAN KUNJUNGAN Kelompok 2006 2007 2008 2009 2010 - Bisnis 1.863.881 1.976.142 2.115.607 1.978.434 2.182.880 - Berlibur 2.753.740 3.195.373 3.627.861 3.788.341 4.148.046 - Lainnya 253.730 334.244 491.029 556.955 672.018 Pekerjaan   Profesional 1.653.481 1.723.193 2.136.150 2.295.858 2.536.340 manajemen/Administrasi 987.219 1.079.946 1.222.216 1.344.390 1.661.967 Sales/ Karyawan /Teknis 1.254.930 1.385.339 1.315.288 1.262.577 1.032.455 975.721 1.317.281 1.560.843 1.420.905 1.772.182

Penerimaan Devisa dari Wisatawan Konflik politik yang terjadi di Thailand menjadi pelajaran bahwa faktor keamanan yang kondusif di negara mana pun tetap menjadi penentu utama kunjungan wisatawan. Kasus Born Bali pada 2002 dan 2005 setidaknya terbukti telah menurunkan kunjungan wisatawan asing ke Bali, meskipun sekarang Bali sudah bangkit kembali. Disamping upaya terus menerus di bidang keamanan, pemerintah juga gencar mengadakan promosi wisata yang bertujuan untuk meningkatkan devisa dari sektor ini.

Pada tahun 2010 penerimaan devisa dari wisman mencapai US$ 7,6 milyar atau meningkat sebesar 20,73 persen dibandingkan tahun 2009. Perolehan devisa sebesar itu berhasil melampaui penerimaan devisa dari sektor pariwisata yang ditargetkan pemerintah sebanyak US$ 7 miliar. Sementara itu pada tahun 2009 perolehan devisa sempat terpuruk minus 14,29 persen, meskipun jumlah wisman meningkat. Hal ini disebabkan kecenderungan wisman yang membatasi pengeluaran melalui akomodasi selama berada di Indonesia dan menurunnya daya beli wisman sebagai imbas krisis keuangan global yang melanda negara-negara asal wisman.

Wisatawan yang datang ke Indonesia Penerimaan Devisa dari Wisatawan menurut Negara 2007 – 2010 Wisman (Orang) 2007 2008 2009 2010 Malaysia 891.353 1.117.454 1.179.366 1.277.476 Singapura 1.352.412 1.397.056 1.272.852 1.373.126 Japan 508.820 546.713 475.766 419 Korea, Rep. 327.843 320.808 256.522 274.999 Taiwan 227.586 224.194 203.239 213.442 China 230.476 337.032 395.013 469.355 Australia 314.432 450.178 584.437 771.792 Amerika Serikat 155.652 174.331 170.231 180.361 Jerman 112.160 137.854 128.649 145.244 Belanda 106.987 140.771 143.485 151.836 Inggris 121.599 150.412 169.271 192.259 Lainnya 1.156.139 1.237.644 1.344.889 1.534.073 Jumlah 505.759 6.234.497 6.323.730 7.002.944

Penerimaan Devisa dari Wisatawan Negara Penerimaan Devisa (Juta US $) 2007 2008 2009 2010 Malaysia 522,32 765,3 807,64 864,34 Singapura 802,01 114289 767,29 927,97 Japan 377,04; 654,38 435,8 409,87 Korea, Rep. 304,92 325,52 217,47 251,05 Taiwan 177,96 234,11 160,36 184,76 China 223,85 375,08 350,98 433,38 Australia 376,37 668,22 845,88 1 171,87 Amerika Serikat 221,01 292,08 239,94 252,23 Jerman 13211 22304 186,07 217,38 Belanda 147,12 24212 212,72 269,2 Inggris 164,67 219,13 204,94 277,14 Lainnya 1846,91 2205,73 . 1868,91 2 344,26 Jumlah 5 345,98 7 347,60 6 2917,99 7 603,45,

Limpahan wisman Australia dari Thailand juga berdampak positif pada penerimaan devisa Sektor Pariwisata. Perolehan devisa Wisman yang berasal dari Australia menduduki peringkat pertama atau sekitar 15,41 persen dari total penerimaan devisa pada tahun 2010. Tahun sebelumnya juga menduduki peringkat pertama namun hanya memberi kontribusi 13,43 persen. Secara absolut penerimaan devisa pada tahun 2010 mencapai US$ 1,2 milyar. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, penerimaan devisa naik 38,54 persen. Penerimaan devisa dari negara lain yang mengalami peningkatan cukup signifikan masing-masing dari Inggris 35,23 persen dan Belanda 26,55 persen. Sumbangan devisa wisman dari Asia banyak diperoleh dari Singapura sekitar US$ 928,0 juta dan Malaysia US$ 864,3 juta. Dibandingkan tahun 2009, penerimaan devisa dari wisman Singapura naik 20,94 persen, sedangkan dari Malaysia naik 7,02 persen.

Dari seluruh wisman yang datang ke Indonesia, hanya wisman dari Jepang yang menurun kunjungannya (11,94 persen), sehingga berdampak pada penurunan penerimaan devisa dari negara tersebut sekitar 6 persen menjadi US$ 409,9 juta. Penyebabnya adalah krisis ekonomi global yang hingga kini masih berpengaruh kuat di negara matahari terbit tersebut. Padahal Jepang dulu menjadi pasar potensial bagi pasar wisata Indonesia. Dampak krisis ekonomi global membuat wisatawan Jepang cenderung berwisata short hall atau wilayah yang paling dekat seperti ke China dan Korea. Pengurangan pengunjung dari Jepang juga diakibatkan penghentian rute penerbangan Narita-Denpasar-Osaka-Denpasar pada 31 September 2010 oleh maskapai Jalan Airlines (JAL) (www.kabarbisnis.com).

Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Stabilitas keamanan dan politik yang semakin membaik, program tahun kunjungan museum, dan peningkatan kunjungan wisman pada tahun 2010, berimbas pada peningkatan belanja wisman, sehingga perolehan devisa juga terus bertambah. Rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari US$ 995,93 tahun 2009 menjadi US$ 1.085,75 atau naik sebesar 9,02 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 pengeluaran wisman sempat turun sekitar 15,49 persen. Penurunan pengeluaran wisman pada tahun 2009 ini disebabkan oleh adanya penghematan atau pengetatan pengeluaran dari para wisatawan mancanegara akibat dari pengaruh krisis keuangan global tahun 2008. Hal ini juga dapat terlihat pada semakin pendeknya lama tinggal wisman berada di Indonesia. Menurut Survei Pengeluaran Wisatawan Mancanegara (Kemenbudpar), rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia pada tahun 2009 hanya selama 7,69 hari, kemudian pada tahun 2010 lebih lama menjadi 8,04 hari.

Wisman yang berasal dari Amerika Tengah membelanjakan uangnya rata-rata US $ 2.148,7 per kunjungan dan merupakan rata­rata pengeluaran tertinggi dibandingkan wisman negara lain, disusul oleh Belanda (US $ 1.772,9) dan Swedia (US $ 1.665,8). Meskipun jumlah kunjungan wisman dari Malaysia dan Singapura paling tinggi dibanding negara lain, dan penerimaan devisa yang didapat dari wisman kedua negara tersebut juga cukup tinggi, namun rata-rata pengeluaran per kunjungan kedua negara tersebut paling rendah, masing-masing US $ 676,6 untuk wisman Malaysia dan US $ 675,8 untuk wisman Singapura. Sementara itu wisman dari Australia sebagai penyumbang devisa terbesar, membelanjakan uangnya rata-rata US $ 1.518,4 per kunjungan.

Berdasarkan pengeluaran wisman per hari, rata-rata pengeluaran wisman mengalami peningkatan dari US $ 129,57 pada tahun 2009 menjadi US $ 135,01 pada tahun 2010 atau naik sebesar 4,20 persen. Peningkatan pengeluaran wisman tertinggi dialami wisman dari Amerika Tengah (72,87 persen), Arab Saudi (33,28 persen), dan Kanada (28,81 persen). Sementara itu jika dilihat secara absolut pengeluaran wisman per hari terbesar berasal dari negara Mesir US $ 195,09, Amerika Tengah US $ 186,84 dan Arab Saudi US $ 171,88.

Pengeluaran Wisman per Kunjungan Rata-rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Menurut Negara Asal, 2008-2010 (US $) Negara Pengeluaran Wisman per Kunjungan 2008 2009 2010 ASIA   Malaysia 684,86 684,81 676,6 Singapura 818,07 602,81 675,81 Jepang 1 196,94 916 978,28 Rep. Korea 1 014,68 847,77 912,92 Taiwan 1 044,24 789 865,62 Rep. Cina 1 112,71 888,54 923,33 Arab Saudi 2 266,06 1 330,14 1 610,95 Bangladesh 1 567,5 1 122,8 1 202,32 India 1 205,63 1 327,94 1 074,89 Srilangka 783,35 1 112,11 1 270,64 EROPA Jennan 1 617,92 1 446,3 1 496,65 Belanda 1 719,98 1 482,49 1 772,96 Inggris Raya 1 456,84 1 210,72 1 441,5 Spanyol 1 388,45 1 532,29 1 600,31 Norwegia 1 537,39 2132,8 1 214, Swedia 1 587,93 1 022,79 1 665,8 AMERIKA Amerika Serikat 1 675,41 1 409,49 1398,47 Kanada 2 070,23 1 241,39 1 568,73 Amerika Tangah 1 566,67 824,13 2148,67 AUSTRALIA dan OCEANIA Australia 1 484,34 1 447,35 1 518,38 Selandia Baru 1 592,91 1 341,64 1 346,85 AFRIKA Mesir 834,57 1 514,73 1 243,69 Rata-rata 1178,54 995,93 1 085,75

Pengeluaran Wisman Per Hari Negara Pengeluaran Wisman Per Hari 2008 2009 2010 ASIA   Malaysia 131,77 129,65 134,46 Singapura 163,34 133,58 144,64 Jepang 160,89 141 159,34 Rep. Korea 156,52 154,45 153,95 Taiwan 155,16 136,31 148,16 Rep. Cina 148,59 143,13 154,36 Arab Saudi 230,76 128,96 171,88 Bangladesh 183,9 101,61 105,27 India 116,78 149,31 123,78 Srilangka 102,4 172,57 113,45 EROPA Jennan 124,92 111,84 118,93 Belanda 105,88 105,14 114,24 Inggris Raya 125,17 112,64 122,56 Spanyol 137,3 121,11 131,44 Norwegia 134,33 180,75 109,74 Swedia 166,76 100,18 89,19 AMERIKA Amerika Serikat 119,56 126,92 132,53 Kanada 123,32 102,38 131,88 Amerika Tangah 134,29 108,08 186,84 AUSTRALIA dan OCEANIA Australia 137,58 141,67 143,76 Selandia Baru 156,28 133,37 AFRIKA Mesir 182,56 183,1 195,09 Rata-rata 137,38 129,57 135,01