Syahmirza Indra Lesmana

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SMK MARSUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Advertisements

MANUAL HANDLING Manual Handling :
LATIHAN FLEKIBILITAS.
Training Agar Otot Lebih Kuat
BIOMEKANIK INTRODUKSI Pertemuan ke 1
RESISTANCE EXERCISE LENNY.
STRETCHING LENNY.
Chandra Setya Nugraha SMAK PENABUR HI
Examination of the Extremities. PERHATIAN UMUM 1.Pasien tidak memakai pakaian atau baju panjang selama pemeriksaan 2.Beberapa bagian mungkin tidak dilakukan.
LATIHAN STABILISASI Wahyuddin
RANGE OF MOTION EXERCISE
Gerak Fungsional Irfan.
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI SHOULDER COMPLEX
Pengobatan dengan Physical Agent ?
William Fleksion Exercise
PALPASI Anatomi Terapan.
Syahmirza Indra Lesmana
Cidera olahraga jilid 1 1.
Syahmirza Indra Lesmana
STRAIN, SPRAIN & DISLOCATION
PENGUKURAN INTEGRITAS SENDI DAN RANGE OF MOTION
Peran FT dalam Tim OR.
FISIOTERAPI DALAM PASCA BEDAH ORTHOPEDI
ERGONOMI.
Syahmirza Indra Lesmana
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
Selamat Siang...
Physiotherapy in Sport Injury
PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN DEKUBITUS PADA PASIEN PALLIATIF
Oleh : Sarti Rahayu P Program Studi Diploma III Fisioterapi
LATIHAN FUNGSIONAL PASCA CIDERA OR
PENGUKURAN DALAM PENELITIAN FT
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
HIDROTERAPI PADA HEMOFILIA
ERGONOMI DAN FISIOLOGI KERJA
Cidera Olahraga Pada Regio Lutut
DASAR-DASAR KEPELATIHAN
PRINSIP TERAPI LATIHAN PADA CIDERA OR
TES DAN PENGUKURAN.
William Fleksion Exercise
BIOMEKANIKA.
Pengobatan dengan Physical Agent ?
AND SELECTIVE MOVEMENT
PENGUKURAN KEKUATAN OTOT
Konsep Fisioterapi Olahraga Prestasi
Kemampuan Gerak Dasar.
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
William Fleksion Exercise
PERENCANAAN FISIOTERAPI
Dr. Iphov Kumala Sriwana, ST., M.Si
Tes dan Pengukuran irfan.
TES CEPAT TEMPORO MANDIBULAR JOINT: depression & elevation
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA GANGGUAN HERNIA DISKUS
KONSEP DASAR FISIOTERAPI OLAHRAGA
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA LUKA BAKAR
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Kes, M.Fis
DEFINITION OF NURSING -VIRGINIA HENDERSON-
1. Terminologi PRICE -> pertolongan pertama pada cedera olahraga akut dengan kondisi tertutup (tidak ada robekan kulit atau perdarahan), singkatan dari.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
TEHNIK MENGATUR DAN MEMINDAHKAN PASIEN
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
PENANGANAN CEDERA PADA ATLET DENGAN HYDROTHERAPY
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
PENGANTAR TERAPI LATIHAN FUNGSIONAL PERTEMUAN 1
BIOMEKANIKA OLAHRAGA.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
FISIOLOGI OTOT RANGKA GERAK TUBUH KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
MOTIVASI ATLET KLETUS MARSELNUS GABHE, S.Pd., M.Pd.
Transcript presentasi:

Syahmirza Indra Lesmana Fisioterapi Olahraga Syahmirza Indra Lesmana

SYAHMIRZA INDRA LESMANA, SKM. SSTFT.MOr Curicculum Vitae SYAHMIRZA INDRA LESMANA, SKM. SSTFT.MOr Tempat Tanggal Lahir : Den Haag, 7 – 7 – 1968 Alamat : Jl Cipedak IV dalam RT 07/09 No 92 A Srengseng sawah Jakarta Selatan Phone : 0811-187-905 / 021- 70621809 E-mail:syahmirza.indra@gmail.com/ syahmirza.lesmana@esaunggul.ac.id

Pengalaman 1991 – 2005 Fisioterapis RS Siaga Raya 1995 – 2005 Dosen di Akademi Fisioterapi UPN, Veteran Jakarta 2000 – 2013 Dosen di Fakultas Fisioterapi UIEU Jakarta 1994 – 1998 Fisioterapis PBSI 2006 – 2009 Fisioterapis Klinik Fisioterapi Eastwest 2009 – sekarang Fisioterapis Olahraga klinik fiaioterapi UEU  2004 – sekarang Konsultan Fisioterapi Liga Basket Nasional

Pengalaman organisasi 1998 – 2000 Sekum IFI 2000 – 2004 Wakil Ketua IFI 2004 – 2012 Ka Bid Pendidikan IFI Pusat 2010 – sekarang Sekum APTIFI 2010 – Sekarang Ketua Perhimpunan Fisioterapi Olahraga Indonesia

Pendidikan 2007 Magister Ilmu Olahraga Universitas Sebelas Maret Surakarta 2001 Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Universitas Indonusa Esa Unggul 2000 Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonusa Esa Unggul 1991 Diploma III Fisioterapi Akademi Fisioterapi Yayasan Institusi Rehabilitasi Medis

Definisi Fisioterapi bentuk pelayanan kesehatan kepada individu dan atau kelompok agar mereka dapat mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak serta fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. (Permenkes : Nomor 80/MENKES/SK/XII/2014)

DEFINISI FISIOTERAPI Pelayanan kepada individu dan masyarakat Mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi Sepanjang daur kehidupan Dengan modalitas fisioterapi

Fragmentasi Pelayanan FT Fisioterapi Kesehatan Wanita Fisioterapi Tumbuh Kembang Fisioterapi K 3 Fisioterapi Kesmas Fisioterapi Geriatri Fisioterapi Medik Fisioterapi Olahraga

Aktifitas Fisik kerja fisik yang menyangkut sistim lokomotor tubuh manusia yang ditujukan dalam menjalankan aktifitas hidup sehari harinya

Latihan berasal dari kata exercise sendiri adalah suatu aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain lain

Olahraga aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain lain dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi serta memiliki tujuan khusus tertentu. Bersifat overload

Olahraga Prestasi Adalah aktivitas olahraga yang dipertandingkan untuk meraih prestasi

Olahraga Aktivitas fisik teratur, terarah, baik dan benar Memiliki tujuan tertentu seperti, prestasi, kesehatan, rekreasi, pendidikan Dilakukan dengan aktivitas melebihi kemampuan individu (bersifat overload) Merangsang adaptasi tubuh manusia Adanya perubahan fisiologi oleh olahraga

Tujuan FT OR Meningkatkan gerak dan fungsi maksimal utuk melakukan aktifitas olahraga tanpa cidera Mengembalikan gerak dan fungsi maksimal optimal akibat cidera olahraga Mengembangkan aktifitas olahraga sesuai dengan gerak maksimal dan kemampuan fungsional

Kompetensi Fisioterapi OR 1 Injury Prevention 2 Acute Intervention 3 Rehabilitation 4 Performance Enhancement

Pengetahuah khusus Sport biomekanik dan kinesiologi Sport psikologi Sport farmakologi Sport fisiologi

Ketrampilan khusus Manual terapi Analisa postur Mampu mengaplikasikan taping, straping dan bandaging Mampu melakukan on field asesmen dengan akurat Mampu melakukan pre season examination Dengan pengalamannya mampu mencegah cidera Mampu menyusun disain latihan bagi atlit

Injury Prevention Sports physiotherapists assess the risks of injury associated with an athlete’s participation in a specific sport or physical activity context; they inform and train athletes and other professionals in a way that reduces the occurrence and recurrence of injuries

Pemeriksaan kesehatan awal (ppe) Oleh Fisioterapi Dilakukan pada waktu atlit partama kali akan masuk kedalam tim Pemeriksaan kesehatan meliputi : a) Tinggi dan berat badan, dilakukan oleh pelatih. b) Riwayat penyakit dahulu,.pemeriksaan fisik umum, c) Pengukuran anthropometri dan lemak tubuh d) Pemeriksaan ortopedik e) Pemeriksaan fleksibility dan strength f) Pemeriksaan Speed, agility, power, balance, dan endurance.

Acute Intervention Melakukan onfield assessment Menyediakan tool kit olahraga yang lengkap Melakukan tindakan pertama pada cidera OR

Onfield assessment Analisa gerak olahraga TOTAPS Talk Observasi Touch Active movement Pasive Movement Skill test

Pemeriksaan Observasi Inspeksi Tes sendi Tes otot Tes neuromuskuler Aktif Pasif Pasif fisiologi Joint play Tes otot Kekuatan Kontrol Panjang Isometrik Tes neuromuskuler Palpasi Tes provokasi Functional assessment Special test Tes lain yang berhubungan Pemeriksaan lainnya

Range of motion Capsular patern  gangguan pada intra capsuler Non Capsular patern  gangguan bukan pada intra capsuler, bisa karena gangguan ekstra artikular

End feel Normal Patologis Soft end feel: terganjal oleh jaringan lunak. Contoh fleksi siku. Elastic end feel: peregangan jaringan lunak capsule ligamentai. Contoh rotasi internal/eksternal sendi bahu. Hard end feel: pembatasan tulang. Contoh ekstensi siku. Patologis Empty end feel: gerak melebihi ROM normal seolah tanpa penghambat. Contoh pada dilokasi sendi. Springy end feel: pembatasan oleh ketegangan otot. Contoh fleksi panggul pada posisi lutut lurus. Firm harder end feel: pembatasan oleh kapsul-ligamen memendek. Contoh rotasi eksternal pada frozen shoulder.

Bunyi Kripitasi  adanya degenerasi pada jaringan Clik  biasanya terjadi pada hipermobil bila clik berulang ulang Snaping Crack

Gerak aktif dan pasif Yang perlu diperhatikan, irama gerak, kekuatan lokal dan daya tahan, kripitasi, jenis nyeri Jika timbul nyeri pada gerakan aktif dan pasif ke arah yang sama  jaringan non kontraktil Jika timbul nyeri pada gerakan aktif dan pasif ke arah yang berlawanan  jaringan kontraktil Jika pada pasif ada keterbatasan gerak maka kelainan pada kapsul sendi

Resistance tes/ Isometrik tes Nyeri dan kuat  cidera pada otot kecil dan tendon Nyeri dan lemah  cidera pada otot besar dan tendon Tidak nyeri dan lemah  gangguan neurologis atau ruptur komplete Tidak nyeri dan kuat  normal

Intepretasi Joint play Normal mobilitas tanpa nyeri  normal Normal mobility dengan nyeri  adanya minor strain Hipomobiliti tanpa nyeri  kontraktur atau adhesi Hipomobiliti dengan nyeri  akut sprain Hipermobiliti tanpa nyeri  robekan total Hipermobiliti dengan nyeri  robekan partial

Cidera jaringan lunak Lakukan Onfield asesmen Berikan PRICER P= Protection R = Rest I = Ice C = Compresion E = Elevation R = Refferal

Rehabilitation Sports physiotherapists use clinical reasoning and therapeutic skills to assess and diagnose sports-related injuries, and to design, implement, evaluate and modify evidence-based interventions that aim for a safe return to the athlete’s optimal level of performance in their specific sport or physical activity

Pemilihan Modalitas Fase Perkiraan waktu Gambaran klinis Modalitas Alasan Initial Akut 3 hari cidera Bengkak, nyeri tekan dan nyeri gerak Cryo, ES, IC, US, Laser, manual traksi MLPP Menurunkan bengkak, nyeri Respon inflamasi Hari 1 - 6 Bengkak, nyeri gerak, nyeri tekan, hangat Rest, Cryo, ES, IC, US, Laser, latihan ringan Menurunkan bengkak, nyeri. Efek non termal Fibroblastic repair Hari 4 - 10 Nyeri tekan, nyeri gerak dan bengkak Termal, ES, Laser, US, latihan dan manual terapi Memperbaiki jaringan sesuai fungsi Maturation remodeling Lebih 7 hari Gannguan gerak dan fungsi Latihan Fungsional Mengembalikan kemampuan OR

Perlu Perhatian Karakteristik atlit ;Umur, Karakteristik personal, Pengalaman,Tingkatan latihan, Tehnik , Kurangnya pemanasan, Kompetisi yang intensif, Problem kesehatan, General meaures Alat dan Fasilitas; Alat pelindung, Fasilitas olahraga, Penerangan , ,Kesesuaian cuaca Karateristik Olahraga

Performance Enhancement Sports physiotherapists contribute to the enhancement of an athlete’s performance by evaluating their physical and performancerelated profile and advising or intervening to optimise conditions for maximal performance in a specific sport, within a multidisciplinary team approach

Tujuan terapi latihan Improve Strenght Improve endurance Flexibility Traning Perbaikan kondisi dan psikomotor skill Tehnik relaksasi

DEFINISI TERAPI LATIHAN Therapeutic exercise is the systematic, planned performance of bodily movements, postures, or physical activities intended to provide a patient/client Terapi latihan adalah rencana yg sistimatis untuk perencanaan penampilan dari gerak tubuh, postur dan aktifitas fisik dari pasien/ klien Shibu lijack

Latihan Fungsional Latihan penguatan fungsional dapat diartikan sebagai latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasilkan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari Gerakan penguatan yang sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dan merupakan basic atau dasar dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, seperti: lifting, reaching, power, balance, dan kombinasi dari yang tersebut diatas.

Latihan penguatan fungsional adalah latihan penguatan dengan menggunakan beban dari dalam tubuh sendiri. Namun agar dapat memaksimalkan kontraksi dari otot tersebut maka diperlukan beban eksternal. Dan terfokus pada latihan beberapa otot (lebih dari satu otot yang ikut bekerja) yang menggantikan kerja dari otot yang diisolasi pada suatu jenis latihan atau gerakan dan juga beberapa sendi. Selain itu pada latihan ini juga harus mengintegrasikan semua aspek dalam melakukan gerakan.

Unsur Unsur Lat Fungsional Performa otot Balance Daya tahan kardiopulmonal Stabilitas FUNGSI Mobiliti fleksibiliti Kordinasi NM Kontrol

Balance  kemampuan tubuh dalam menjaga keseimbangan statis dan dinamis melawan gravitasi Performa otot adalah kapasitas kemampuan otot dalam menghasilkan suatu power / upaya melakukan gerakan terdiri dari kekuatan, daya tahan dan power Kordinasi  adalah kemampuan untuk ketepatan timing dan urutan dalam menghasilkan gerakan dalam intensitas yang sesuai www.themegallery.com

Fleksibilitas  kemampuan melakukan gerakan yang bebas tanpa hambatan Mobilitas  kemampuan dari struktur atau segmen tubuh melakukan gerakan dalam ROM yang penuh atau fungsional ROM baik menyangkut jaringan kontraktil maupun jaringan non kontrkatil Kontrol neuromuskuler  interaksi antara sensoris dan motoris sistim yang memungkinkan kerja yang sinergis dari agonis dan antagonis dan menghasilkan gerak dengan propeoceptic dan kinestetic yang benar Shibu lijack

Daya tahan kardio respirasi  penyediaan energi yang memungkinkan adanya gerakan dengan intensitas rendah waktu lama Postural stability, postural kontrol dan equileberum  kemampuan berubah dari statik ke dinamis Stabilisasi kemampuan tubuh menjaga posisi yang stabil dari proximal ke distal Shibu lijack

Penanganan pada fase akut (1 minggu cidera) Gangguan  inflamasi, nyeri, oedema, spasme otot, efusi sendi, ggn gerak, penurunan fungsi secara umum Mendidik pasien  memberitahukan kepada pasien untuk mengantipasi masa recovery dengan konskewensinya Kontrol nyeri, oedema dan spasme  RICE dan mengurangi beban pada bagian yg cidera, gentle osilasi tanpa nyeri

Memelihara jaringan lunak, integritas dan moblitas sendi  pemberian latihan pasif dengan dosis yang tepat dengan pain limit Mengurangi bengkak  obat2an Memelihara integritas dan fungsi area lain yang terkait  latihan aktif, aerobik exercise, penggunaan alat bantu ketika beraktifitas Perhatian dosis yang diberikan harus sesuai antara work dan rest, bila nyeri dan inflamasi meningkat latihan terlalu berat CI Stretching dan latihan beban

Masa sub akut (sampai 3 mg cidera) Masalah  nyeri pada akhir gerakan, penurunan oedema, peningkatan kontrkatur jaringan, kelemahan otot, penurunan fungsi Mendidik pasien  informasikan ke pasien untuk mengantisipasi waktu penyembuhan jaringan. Ajarkan home exercise dan lakukan aktiftas fungsi yg normal Mempercepat penyembuhan jaringan  perhatikan proses penyembuhannya, dan bergerak sesegera mungkin

Perbaiki jaringann lunak, otot dan mobilitas sendi  pasif ke aktif dengan limitasi nyeri, secara bertahap tingkatkan mobilitas jaringan (warm, massage, joint mobilitation grade III, Inhibition technique, stretching technique) Meningkatkan kontrol neuromuskuler, daya tahan otot, dan kekuatan pada otot yang terlibat dan berhubungan dengan cidera  peningkatan multiple isometric exercise, latihan aktif untuk ROM. PWB, Stabilisasi exc, peningkatan isotonik exc dengan peningkatan jumlah repetisi, perbaikan posture, peningkatan beban pada tahap selanjutnya

Memelihara area lain yang terintegrasi dan berhubungan  penguatan dan stabilisasi exc yang progresif, latihan fungsional tanpa merangsang bagian cidera secara berlebihan Perhatian : tanda inflamasi dan sweling di sendi menurun, rasa kurang nyaman ketika berkatifitas akan meningkat, tapi tidak akan lebih dari beberapa jam. Perhatikan tanda tanda aktifitas berlebihan yaitu, fatique, nyeri dan spasme

Fase kronis Gangguan -> kontraktur, penurunan performa otot, penurunan fungsional, ketidak mampuan beraktifitas optimal Mendidik pasien  instruksikan pasien melakukan latihan dengan aman, ajarkan menghindari re injury Meningkatkan mobilisasi sendi, jaringan lunak dan otot  Tehnik stretching spesifik (mobilisasi sendi, cross fiber massage, inhibisi strech, fleksibilitas exc)

Meningkatkan kontrol neuromuskuler, kekuatan dan daya tahan otot  progresif exercise ( tahanan sub ke masksimal, spsifikasi latihan baik consetrik maupun eksentrik, single to multiple plane, simple to kompleks, peningkatan kecepatan gerak, Peningkatan daya tahan kardiovaskuler  progersif latihan daya tahan Peningkatan aktivitas fungsional  latihan fungsional

Program latihan isotonik Jumlah set dan repetisi Frekwensi dan durasi Latihan kekuatan dan daya tahan

Program latihan isometrik Jumlah dan intensitas kontraksi meningkat dalam jumlah persentasi Durasi dan frkewensi Spesifitas sudut gerakan

Isotonik vs isometrik Motivasi lebih besar pada latihan isotonik dari isometrik Dua duanya dapat meningkatkan kekuatan otot, walaupun ada beberapa teori yang mengatakan isotonik lebih baik dari iometrik Daya tahan dapat lebih meningkat dalam latihan isotonik dibanding isometrik Recoveri pada isotonik lebih cepat dari isometrik Latihan isometrik meningkatkan kekuatan di satu bagian sedang latihan isotonik pada seluruh bagian otot

INTENSITAS Adalah jumlah tahanan yang diberikan pada setiap pengulangan dan set Menentukannya dengan repetisi maksimum 1 RM adalah jumlah beban yang mampu diangkat dalam satu kali angkatan Kegunaan 1 RM untuk dasar dalam pemberian beban latihan dan mengidentifikasi jumlah beban yang akan diberikan dalam suatu program latihan

Sistim energi Aerobik  beban ringan waktu panjang  training zone 72 – 87 % Anaerobik  beban berat waktu pendek  training zone 90 – 95 % Creatin phospat  beban maksimal waktu sangat pendek  > 95 %

Percentage of Body Weight as an Initial Exercise Load Universal bench press: 30% body weight Universal leg extension: 20% body weight Universal leg curl: 10% to 15% body weight Universal leg press: 50% body weight

Volume Adalah jumlah latihan yang dilakukan dengan mengalikan repetisi dan set Repetisi adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalam satu set Set adalah jumlah pengulangan gerakan dalam satu kali sesi latihan Ditentukan untuk menentukan latihan untuk penguatan atau daya tahan

Frekwensi Adalah jumlah sesi yang dilakukan dalam satu hari atau satu minggu Frekwensi ditentukan dari beban yang diberikan Antara 2 – 3 kali perminggu untuk penguatan 3 – 5 kali untuk daya tahan

Durasi Adalah lamanya latihan yang diberikan untuk mencapai tujuan Untuk neural adaptasi 2 – 3 minggu Untuk struktural adaptasi 8 – 12 minggu

Rest Interval Lamanya waktu istirahat antara set latihan Beban berat maka rest panjang Beban ringan maka rest pendek

Model latihan Jenis kontraksi Close atau open chain exercise Jenis tahanan Kecapatan kontraksi

Penambahan beban Resisten Leverage Isolasi Gravitasi Set/ repetisi Rest interval Frekwensi Kecepatan gerak ROM Durasi Tipe kerja otot Aksi dari grup otot Panjang otot saat mulai Momentum

Fase dari pemulihan Fase 1 (minggu ke 0 – minggu ke 6 – 8) fase akut Fase 2 (minggu ke 7 – 12) adaptasi anatomi dan hipertropi otot Fase 3 (Minggu ke 13 – 16) linear dan lateral stabilitasi Fase 4 (minggu 16 atau lebih) drill untuk kembali ke OR

Fase 1 Edukasi pasien Menghilangkan/ mengurangi nyeri dan bengkak Menjelaskan pencegahan dan kontra indikasi Menjelaskan dan merencanakan program dengan pasien Menghilangkan/ mengurangi nyeri dan bengkak Pencapaian normal ROM Meningkatkan kembali motor kontrol dan pencapaian kekuatan Mengembalikan propeoceptic Perawatan luka

Meningkatkan Aktif ROM Mobilisasi patela (med-lat, sup-inf) Heel slide (0-90) minggu pertama, (0-120) minggu ketiga, wall slide (full ROM) minggu keempat Aktif dan pasif stretching dari calves dan hip fleksor, PRONE HANG setelah 3 minggu Pendular exercise buat bahu Lader finger

Functional Strenghthening Kontrol otot dapat diperoleh tanpa membahayakan faase akut adalah dilakukan latihan dalam bentuk close chain (0-60) dengan bentuk isometrik exercise (Gale and Richdmon 2006, Mc carthy and bach 2005) Muscle setting untuk quad, hamstring, gluteus Hell slide, mini squat, wall squat, step up NMES dan ko kontraksi juga membantu

Weight shifting Single leg standing Single leg standing pada permukaan tidak rata Single leg balance pada permukaan tidak rata dan tambahan tugas lainnya

Kriteria ke fase 2 Tidak ada nyeri Minimum dan tidak significan bengkak (min 1 cm) Full AROM fleksi dan ekstensi Meningkatkan control quadriceps untuk memelihara tubuh pada saat weight wall squat Mampu berdiri satu kaki dengan wooble board selama 60 detik

Fase 2 Adaptasi anatomi dan penguatan Overlaps with fase 2 dan 3 (minggu 7 – 12) Tujuan Memperkenalkan gym program dan peningkatan pre jump dan propeoceptic Mulai latihan core stabilisasi Mulai mini band exercise Mulai dynamic stretches

Prinsip Prinsip overload SAID Principles (Specific Adaptation to Imposed Demands) Tranfers of training Prinsip 4 titik pilar

Adaptasi neural Awal dari peningkatan ketegangan otot secara cepat Peningkatan EMG aktivitas dalam minggu ke 1 – 4 Terkait dengan proses motor learning dan peningkatan kordinasi Peningkatan dari rekuitmen motor unit sebaik dengan peningkatan sinkronisasi Terjadi pada 2 – 3 minggu dari latiha beban

Hipertropi Peningkatan ukuran dari serabut otot dikarenakan meningkatnya volume myofibril Terjadi pada minggu ke 2 dan 3 dengan latihan beban dengan intensitas tinggi Berhubungan dengan latihan beban dengan volume tinggi dalam bentuk eccentric

Contoh penentuan disain latihan Hipertropi Intensitas 65 – 85 % dari 10 RM Repetisi 8 – 12 kali Rest interval 1 : 2 Penguatan Intensitas 65 – 95 % dari 10 RM Repetisi 4 – 8 kali Rest interval 1 : 4 Daya tahan Intensitas 65 – 75 % dari 10 RM Repetisi 12 – 20 kali Rest interval 1 : 1

Kriteria untuk ke fase 3 Pola jalan normal Mampu berdiri satu kaki pada permukaan yang tidak rata sambil melempar tangkap bola Kekuatan yang adekuat, latihan dari beberapa minggu sebelumnya mengarah ke yang akan datang Mampu untuk single leg squat, multi directional lunge, single leg RDL, dan single leg supine bridge 45 detik Naik sepeda 20 menit

Fase 3 lompat ke lari (linear dan lateral stabilitas) Overlap sama fase 2 Bentuk latihan Ladder drill Akselarasi wall drill Pylometric jump Medicine ball series Peningkatan kekuatan dengan latihan propeoceptic Start jogging minggu ke 12 dan 13

Fase 4 (Kembali ke olahraga) Tujuan Maksimalisasi kekuatan dan daya tahan stabilisasi lutut Optimalsasi kontrol neuromukuler dengan latihan pylometric Latihan agilty Latihan kecepatan reaksi Latihan spesific ke cabor regenerasi

Tes untuk kembali ke cabor Mengukur fungsi total kaki dan mendeteksi limitasi performa antara kaki sehat dengan kaki sakit Tes ini bukan alat untuk mendiagnosa gangguan baik neuromuskuler kontrol aatau gangguan kekuatan otot Single leg hop test, six timed hop test, single leg cross over test Shutlle Run, Run to 8

Prinsip stretch dan recoil Ada tiga bagian tape jangkar, zona terapi dan ekor Tarik taping menjauhi jangkar (anchor) dan ekor (tail) akan recoil ke jangkar Untuk mendorong pemendekan otot untuk fasilitasi pasang tape dari origo ke insertio dengan tarikan 10 – 35 % Untuk mendorong pemanjangan otot untuk inhibisi pasang tape dari insertio ke origo dengan tarikan 10 – 25 %

Proses Recovery Kompensatie mekanisme Shrink dan lift effect di tubuh: - elastisitasnya - tekanan di kulit berkurang

Effect dari berkurangnya tekanan: Sakit berkurang Peredaran cairan di tubuh menjadi bagus Tonus otot berkurang Tidak takut untuk bergerak Mempercepat recovery

TERIMA KASIH

Terima Kasih Selamat berjuang