Lingkup Manajemen Keuangan 1. Akuntansi Keuangan: Fokus: Pencatatan dan pengawasan setiap transaksi Perlindungan terhadap kekayaan Efisiensi kegiatan Bentuk Laporan: Neraca / Balance Sheet Laba-Rugi / Income Statement Analisis Laporan Keuangan
Waktu: Manfaat: Tagihan / Billing Pengupahan / Payroll Persediaan / Inventory Waktu: Lampau dan Sekarang Manfaat: Dewan Pengawas, Komisaris Direksi / Manajemen, Manajer Madya Masyarakat, Penyandang Dana, Pemilik Modal Kreditor, Pemasok Alat / Obat / Bahan
2. Akuntansi Manajemen: Fokus: Bentuk Laporan: Perencanaan, Penganggaran dan Pengendalian Penentuan Biaya dan Tarif Pengambilan Keputusan Efektifitas dan Produktifitas Bentuk Laporan: Anggaran dan Analisis Varians Anggaran Analisis Biaya Total dan Biaya Satuan Perhitungan Penetapan Tarif Pembayaran / Reimbursement Pengadaan Barang
Waktu: Manfaat: Lampau, Sekarang dan Masa Datang Dewan Pengawas, Komisaris Manajemen Badan Pengatur (Pemerintah) Organisasi Usaha Sejenis Pihak Ketiga (Penanggung Biaya) Kreditor / Bank
3. Manajemen Pendanaan: Fokus: Bentuk Laporan: Pendanaan Kegiatan Pemanfaatan Dana Pertumbuhan Kegiatan Investasi dan Divestatsi Efektifitas dan Efisiensi Bentuk Laporan: Neraca / Balance Sheet Laba-Rugi / Income Statement Analisis Arus Kas / Cash Flow
Waktu: Manfaat: Pengambilan Keputusan Investasi Penentuan Sumber Pendanaan Waktu: Masa Datang Manfaat: Manajemen Penyandang Dana Pemilik Modal Bank / Kreditor Pemasok Alat Medik
Konsep Dasar Akuntansi: 1. Konsep Aspek Ganda / Dual-Aspect Concept: Neraca / Balance Sheet terdiri dari Assets / Kekayaan dan Equities / Modal Assets / Kekayaan = Equities / Modal Assets / Kekayaan = Liabilities /Kewajiban + Owner’s Equity /Modal Pemilik 2. Konsep Pengukuran dengan Uang: Setiap transaksi dicatat dalam besaran uang 3. Konsep Pengakuan Entitas: Pencatatan dilakukan untuk suatu entitas
4. Konsep Kesinambungan Usaha: Entitas tidak terkait dengan individu pemilik Entitas tidak terkait dengan individu manajemen 4. Konsep Kesinambungan Usaha: Usaha dikembangkan untuk batas waktu tidak terbatas Usaha dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan 5. Konsep Biaya: Pengadaan kekayaan diakui sebagai biaya Nilai kekayaan terkait dengan waktu nilai jual / market value berbeda dengan nilai buku (biaya pengadaan dikurangi biaya penyusutan) Fokus tetap terhadap biaya / cost bukan nilai jual / market value
LAPORAN KEUANGAN 1. Tujuan laporan keuangan Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti: a). Pemberi bantuan (donatur), b). Investor, c). Kreditur, d). Otoritas Pengawasan, e). Pemerintah, dan f). Masyarakat
Pihak pengguna laporan keuangan rumah sakit memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai: a). Jasa yang diberikan oleh rumah sakit dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut, b). Cara manajemen rumah sakit melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka Informasi bermanfaat yang disajikan dalam laporan keuangan, antara lain meliputi informasi mengenai: a). Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih atau sisa hasil usaha rumah sakit,
b). Pengaruh transaski, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih atau sisa hasil usaha, c). Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya, d). Cara rumah sakit mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya, dan e). Usaha jasa rumah sakit.
2. Komponen laporan keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: a). Laporan Posisi Keuangan (Neraca) b). Laporan Aktivitas (Laporan Laba-Rugi) c). Laporan Perubahan Ekuitas c). Laporan Arus Kas, dan d). Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Tujuan Laporan Posisi Keuangan: 1). Untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu untuk menilai, a). Kemampuan rumah sakit untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan b). Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan untuk kebutuhan pendanaan eksternal.
LAPORAN NERACA PER 31 DESEMBER 20XA Aktiva: 1. Aktiva Lancar a). Kas dan Setara Kas b). Investasi Lancar c). Piutang Pelayanan d). Persediaan e). Uang Muka f). Beban Dibayar Dimuka g). Piutang Lainnya
a). Investasi Jangka Panjang 2. Aktiva Tidak Lancar a). Investasi Jangka Panjang (1) Saham (2) Surat Berharga b). Aktiva Tetap (1) Tanah (2) Peralatan dan Mesin (3) Gedung dan Bangunan (4) Sarana Fisik Lainnya (5) Kendaraan (6) Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
c). Aktiva Kerja Sama Operasional (1) BOT / Bangun Kelola Transfer (2) BTO / Bangun Serah Kelola d). Aktiva Pengendalian Bersama (1) Pengendalian Bersama Operasional (2) Pengendalian Bersama Aset e). Aktiva Tidak Berwujud (1). Formula (2). Biaya
f). Aktiva Pajak Tangguhan g). Aktiva Lain-lain (1). Uang Jaminan (2). Bangunan Dalam Penyelesaian (3). Aktiva Belum Dimanfaatkan (4). Beban Ditangguhkan (5). Aktiva Lainnya
LAPORAN NERACA PER 31 DESEMBER 20XA Kewajiban dan Ekuitas: 1. Kewajiban Lancar a). Utang Usaha b). Uang Muka Pasien c). Pendapatan Diterima Dimuka d). Beban Yang Masih Harus Dibayar e). Utang Bank f). Utang Pajak
g). Kewajiban Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo h). Utang Dividen i). Kewajiban Diestimasi 2. Kewajiban Jangka Panjang a). Utang Bank b). Utang Obligasi c). Utang Sewa Guna Usaha d). Utang Hipotek e). Kewajiban Diestimasi f). Utang Subordinansi
3. Ekuitas a). Modal Disetor / Pendirian b). Tambahan Modal Disetor / Sumbangan c). Selisih Penilaian Aktiva Tetap d). Selisih Penilaian Efek Tersedia untuk Dijual e). Selisih Kurs Karena Penjabaran LapKeu dalam Mata Uang Asing f). Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali g). Selisih Penilaian Aktiva dan Kewajiban h). Penghasilan Komprehensif Lainnya i). Cadangan Umum j). Cadangan Tujuan k). Saldo Laba
Laporan Laba Rugi Tujuan : 1. Menyediakan informasi mengenai: a). Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah Sisa Hasil Usaha (SHU), b). Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan c). Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. 2. Membantu para pengguna laporan keuangan untuk: a). Mengevaluasi kinerja dalam satu periode,
3). Laporan Laba Rugi menyajikan perubahan b). Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan c). Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen rumah sakit. 3). Laporan Laba Rugi menyajikan perubahan jumlah SHU selama suatu periode. Perubahan SHU dalam Laporan Aktivitas selanjutnya tercermin pada ekuitas atau aktiva bersih dalam Laporan Neraca. 13
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S/D 31 DESEMBER 20XA LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S/D 31 DESEMBER 20XA 1. Pendapatan A. Penghasilan Operasional Pelayanan Pasien a). Pendapatan Operasional Rawat Jalan b). Pendapatan Operasional Rawat Inap c). Pendapatan Operasional Tindakan Medik d). Pendapatan Operasional Unit Penunjang f). Pendapatan Operasional Lainnya g). Pengurangan Pendapatan Operasional 17
Multiple Step B. Harga Pokok Pelayanan Pasien C. Laba Kotor a). Bahan langsung b). Upah langsung c). Beban tidak langsung (overhead) C. Laba Kotor D. Pendapatan Operasional Lain a). Pendapatan PBA b). Pendapatan Financial Lease c). Pendapatan Operating Lease d). Pendapatan KSO
Multiple Step 2. Beban (Biaya) A. Beban Operasional (Usaha) a). Beban Umum dan Adimistrasi semua beban/biaya yang terkait langsung dengan kegiatan pelayanan b). Beban Operasional Lainnya tidak langsung dengan kegiatan pelayanan B. Laba (Rugi) Operasional
Single Step 2. Beban (Biaya) A. Beban Operasional a). Beban Pengunaan Bahan Persediaan b). Beban Gaji c). Beban Penyusutan dan Adminstrasi d). Beban Umum dan Administrasi e). Beban Operasional lainnya B. Laba Dari Operasional (Usaha)
Multiple dan Single Step 3. Pendapatan dan Beban Lain-lain A. Penghasilan Lain-lain a). Pendapatan Bunga b). Pendapatan Investasi (Dividen) c). Keuntungan Selisih Kurs (bersih) d). Keuntungan Penjualan Aktiva Lain B. Beban Lain-lain a). Beban Pendanaan (Bunga) b). Kerugian Selisih Kurs (bersih) c). Kerugigan Penjualan Aktiva Lain C. Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan
Multiple dan Single Step D. Beban Pajak Penghasilan a). Beban Pajak Kini b). Beban Pajak Tangguhan E. Laba (Rugi) Setelah Pajak F. Hak Minoritas G. Laba Bersih Dari Aktivitas Normal H. Pos Luar Biasa I. Laba (Rugi) Bersih
Laporan Arus Kas Tujuan utama Laporan Arus Kas: 1). Menyediakan dasar untuk menilai: a). Kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan b). Kebutuhan rumah sakit untuk menggunakan arus kas tersebut. 2). Laporan Arus Kas mencakup : struktur organisasi rumah sakit secara keseluruhan dan menyajikan nformasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S/D 31 DESEMBER 20XA LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR S/D 31 DESEMBER 20XA 1. Aliran Kas dari Aktivitas Operasi Kas dari Pendapatan Jasa Kas dari Penyumbang Kas dari Piutang Bunga yang diterima Penerimaan Lainlain Bunga yang dibayarkan Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan pemasok Pelunasan Utang Usaha Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional
2. Aliran Kas dari Aktivitas Investasi Ganti rugi dari asuransi Pembelian Aktiva Tetap Pembelian Investasi Penerimaan dari penjualan Aktiva Tetap Penerimaan dari penjualan investasi Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi 3. Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan Hasil dari penerbitan modal saham Penerimaan pinjaman atau utang jangka panjang
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanan Penerimaan modal sumbangan Pebayaran sewa guna usaha (lease) Pembayaran dividen Pembayaran kewaiban jangka panjang Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanan Kenaikan (Penurunan) bersih dalam kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun (bulan) Kas dan setara kas pada akhir tahun (bulan)
4. Rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih menjadi kas bersih uang digunakan untuk aktivitas operasi Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam Laba Bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi: Penyusutan dan amortisasi Kerugian akibat kebakaran Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan Kenaikan piutang Penurunan dalam persediaan dan biaya yang dibayar dimuka Kenaikan dalam piutang lain-lain
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional Kenaikan dalam hutang usaha Penurunan dalam penerimaan dimuka Pembayaran pajak penghasilan Arus kas sebelum pos luar biasa Hasil dari penyelesaian asuransi kerugian luar biasa Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional Data tambahan untuk aktivitas dan pendanaan nonkas: Peralatan yang diterima sebagai hibah Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan
Analisis Rasio Laporan Keuangan 1 Analisis Rasio Laporan Keuangan 1. Rasio likuiditas (liquidity ratios) 2. Rasio strukur modal (capital structure ratios) 3. Rasio aktifitas (activity ratios) 4. Rasio profitabilitas (profitability ratios)
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit yang sejenis. Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit di wilayah yang sama.
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dalam kurun waktu yang sama. Ukuran baku rasio pada dasarnya merupakan angka rata-rata hitung (arithmatic mean) dari rumah sakit-rumah sakit yang diukur rasionya dengan mengacu kepada 3 butir diatas.
Rasio Likuiditas(Liquidity ratios): 1). Rasio lancar (Current Ratio): Harta Lancar (Current Assets) Kewajiban Lancar (Current Liabilities) 2). Rasio Cepat (Quick Ratio): Kas + Surat berharga + Piutang/Tagihan
3). Rasio Uji Asam (Acid Test Ratio): Kas + Surat Berharga Kewajiban Lancar (Current Liabilities) 4). Days Cash on Hand: (Biaya Operasional-Depresiasi)/365
Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratios): 1). Rasio Biaya Modal (Equity Financing Ratio): Modal Sendiri Harta Total 2). Rasio Hutang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio): Hutang Jangka Panjang Modal
Hutang Jangka Panjang Harta Tetap 3). Rasio Hutang Terhadap Harta Tetap (Long Term Debt to Fixed Assets) Hutang Jangka Panjang Harta Tetap
Rasio Aktifitas (Activity ratios): 1). Total Assets Turnover: Total Operating Revenues Total Assets 2). Fixed Assets Turnover: Fixed Assets
3). Current Assets Turnover: Total Operating Revenues Current Assets 4). Inventory Turnover: Inventory
5). Hari Piutang Dilunasi (Days in Accounts Receivable): Tagihan Pasien (Net Patient Accounts Receivable) Pendapatan (Net Patient Service Revenues)/365 6). Rata-rata Hari Pelunasan Hutang (Average Payment Period): Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Biaya Operasional-Depresiasi/365
Rasio Profitabilitas: (Profitability ratios) 1). Deductible Ratio: Allowances & Uncollectibles from Gross Revenues Gross Patient Revenues 2). Operating Margin: Net Operating Income Total Operating Revenues
3). Return on Assets: Net Operating Income Total Assets 4). Return on Equity: Equity
( 1 - Equity Financing Ratio ) x ( 1 - Operating Margin Ratio ) x Lain-lain: Viability Index: adalah rasio yang digunakan untuk menyimpulkan keadaan keuangan yang mempunyai nilai baku non-normatif sebesar 1.0 dan didapat dengan rumus: ( 1 - Equity Financing Ratio ) x ( 1 - Operating Margin Ratio ) x ( 1 / Current Ratio) x 4.0
Manajemen Modal Kerja (Working Capital Management) Nett Working Capital = Harta Lancar - Kewajiban Lancar > Fungsi sebagai penyangga > Dalam jumlah yang efisien > Fokus pada harta dan hutang lancar > Terkait dengan siklus konversi kas
Permanent Working Capital: Temporary Permanent Working Capital: > Jumlahnya relatif tetap gaji, > Kebutuhan minimal dalam satuan waktu Temporary Working Capital: > Jumlahnya relatif fluktuatif setiap bulan > Pola relatif tetap dalam satu tahun > Kebutuhan di atas jumlah permanent working capital > Jumlah bisa lebih atau kurang dari permanent working capital
Intervensi Efisiensi Working Capital: > Pengelolaan uang tunai secara efisien > Pengelolaan tagihan secara efisien > Pengelolaan persediaan secara efisien Pengelolaan uang tunai > Penyesuaian antara kas masuk dan keluar > Manfaatkan cash overdraft atau transfer systems > Penjadwalan ulang pembayaran hutang > Percepat penyelesaian quasi cash
Manajemen Tagihan Manajemen Persediaan > Permintaan pra otorisasi > Pengecekan ulang otorisasi > Permintaan uang muka > Melakukan negosiasi > Melakukan factoring Manajemen Persediaan > Pengadaan sesuai kebutuhan > Pembayaran kredit > Penggunaan : First In First Out > Amati Slow moving u/ cegah Dead stocks
Cost Behavior / Perilaku Biaya
Analisis Break Even Kaidah Dasar : Pengadaan kekayaan diakui sebagai biaya terlepas dari sumber pengadaan Nilai kekayaan terkait dengan waktu Fokus tetap terhadap biaya / cost bukan nilai jual / market value Tarif Layanan Kesehatan : berdasarkan biaya layanan
Biaya : Biaya Tetap : biaya tetap total dan biaya tetap satuan Biaya Variabel : biaya variabel total dan biaya variabel satuan Biaya Modal : biaya tetap yang nilainya di depresiasi (amortisasi) setiap tahun Biaya Tetap Tahunan dihitung dengan memperhatikan unsur waktu Biaya Satuan : Biaya Tetap + Biaya Variabel dibagi dengan jumlah layanan
Pendapatan : Jumlah Layanan x Tarif Layanan Tarif Layanan Kesehatan : Biaya Satuan Layanan dikoreksi dengan nilai Return on Investment Perhitungan pendapatan dilakukan dengan memperhatikan unsur waktu Tarif terkait erat dengan jumlah layanan break-even point
Break-even Point : Pendapatan Total = Biaya Total Pendapatan Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total Tarif x Jumlah Layanan = Biaya Tetap Total + ( Biaya Satuan x Jumlah Layanan ) Profit Pendapatan Total = Biaya Total + Profit
Perhitungan BEP Tarif Layanan Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT) + Biaya Variabel Total (BVT) Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q ) Tarif x 25.000 = 10.000.000 + (4.500 x 25.000) 25.000 Tarif = 10.000.000 + 112.500.000 25.000 Tarif = 122.500.000 Tarif = 122.500.000/25.000 Tarif = 4.900
Perhitungan BEP Tarif Layanan Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT) + Biaya Variabel Total (BVT) Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q ) 5.000 x Q = 10.000.000 + (4.500 x Q ) 5.000 Q = 10.000.000 + 4.500 Q 500 Q = 10.000.000 Q = 10.000.000/500 Q = 20.000
ANALISIS BIAYA RUMAH SAKIT Jenis-jenis biaya a. Biaya langsung/direct cost: biaya yang secara jelas dapat ditelusuri penggunaannya dalam suatu unit kegiatan tertentu, misal: biaya gaji pegawai, biaya alat medik dan non medik, biaya bahan habis pakai, biaya obat-obatan, dll. dari unit rawat jalan. b. Biaya tidak langsung/indirect cost: biaya yang tidak dapat ditelusuri secara jelas penggunaannya dalam suatu unit kegiatan tertentu, misal: biaya gedung administrasi, biaya gaji pegawai admnistrasi, biaya listrik untuk unit rawat nginap yang ada dasarnya merupakan biaya dari tempat lain.
c. Biaya tetap/fixed cost:. biaya yang tidak berubah dengan berubahnya c. Biaya tetap/fixed cost: biaya yang tidak berubah dengan berubahnya volume atau jumlah produksi /layanan yang dihasilkan/ diberikan, misal: gaji pegawai, biaya gedung, dll. d. Biaya tidak tetap/variable cost: biaya yang berubah sesuai dengan berubahnya volume atau jumlah produksi/layanan yang dihasilkan/ diberikan, misalnya: biaya makan penderita, biaya obat-obatan di unit rawat inap.
e. Investasi:. biaya yang digunakan untuk pengadaan sarana e. Investasi: biaya yang digunakan untuk pengadaan sarana fisik, peralatan medis dan non-medis, dan perlatan lain yang akan digunakan (masa penggunaannya) lebih dari 1 tahun, misal: biaya gedung, biaya alat-alat ruang ICU, dll. f. Biaya operasional: biaya yang digunakan untuk pengadaan alat, bahan, obat, gaji dan lainnya yang digunakan dalam waktu kurang atau dibawah 1 tahun, misal: biaya obat-obatan, biaya bahan, gaji pegawai, dll.
a. Biaya historis/historical cost: a. Biaya historis/historical cost: biaya yang dikeluarkan pada saat awal/mula- mula pembelian atau pengadaan suatu alat dan sarana fisik, misalnya: biaya pengadaan alat operasi yang dilakukan pada tahun 1992. b. Biaya penggantian/replacement cost: biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penggantian suatu alat atau sarana fisik yang dihitung dengan biaya pada saat ini, misalnya: biaya yang diperlukan pada saat ini untuk mengganti alat radiologi yang dibeli tahun 1990 yang lalu.
Langkah Dasar Analisis Biaya Langkah Pertama: Identifikasi sumber biaya yang didapat oleh rumah sakit untuk melaksanakan kegiatannya. Hal yang dicakup dalam langkah ini termasuk menjabarkan dengan jelas setiap sumber biaya tersebut menurut komponen biayanya, misal: gaji/honor, obat, dll. Langkah Kedua: Identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang ada di rumah sakit setiap unit struktural maupun fungsional dalam rumah sakit yang menggunakan biaya dalam melaksankan kegiatannya. Pusat-pusat biaya ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: pusat biaya penghasil pemasukan (revenue producing cost center) dan pusat biaya bukan penghasil pemasukan (non-revenue producing cost center).
Langkah Ketiga: Menghitung besarnya biaya asli (direct cost) dari setiap unit penunjang dan produktif yang diuraikan menurut jenis biaya (investasi dan operasional) dan komponen - komponennya. Komponen biaya investasi antara lain yaitu biaya-biaya untuk: gedung, alat medis, alat non-medis, kendaraan, dll. Komponen biaya operasional antara lain yaitu biaya- biaya untuk: gaji/honor, obat, non-obat (kasa, kapas, gips, dll.), lain- lain. Biaya asli setiap unit penunjang dan produktif ini dihitung semua biaya yang telah digunakan untuk waktu tertentu, biasanya selama 1 tahun.
Untuk menghitung biaya investasi dalam setahun tidak digunakan biaya penyusutan seperti yang lazim digunakan. Dalam hal ini digunakan apa yang dikenal sebagai Annualized Fixed Cost (AFC) dengan rumus sbb.: IFC (1+i)t (1+r) AFC = L dimana ; IFC = Initial Fixed Cost, yaitu harga pengadaan/beli pada saat pertama kali. i = nilai inflasi t = umur alat/sarana fisik pada saat pengukuran r = nilai suku bunga L = masa hidup alat/sarana fisik ybsk.
Klasifikasi Biaya di Rumah Sakit Sub Klasifikasi Kategori Pengukuran Pertama Kedua Ketiga Tanah/Lahan Lokasi - - Sewa/bln Tenaga Klinis - Dokter Honor/Gaji - Paramedik Gaji/bln - Tehnisi Medik Gaji/bln Administratif Internal Adminstrator: Gaji/bln Manajer Gaji/bln Supervisor,dll Gaji/bln Eksternal Penunjang: Kebersihan Gaji/bln Dapur Gaji/bln Laundry Gaji/bln Dll. Gaji/bln
Administrasi Gaji/bln Keuangan Gaji/bln Komputer Gaji/bln Dll Gaji/bln Pertama Kedua Ketiga Umum: Administrasi Gaji/bln Keuangan Gaji/bln Komputer Gaji/bln Dll Gaji/bln Investasi Jangka Pendek Klinis Bahan Habis Pakai Harga/unit Obat-obatan Harga/unit Adminsitratif ATK Harga/unit Utilitas Harga/unit Investasi Jangka Panjang Klinis Alat Medik Penyusutan /bln Gedung Penyusutan Adminsitratif Alat Non Medik Penyusutan Sumber: David W. Young, 1984.
Kebijakan Pentarifan Acuan Dasar : o Biaya Satuan o Biaya Kebutuhan Total (Total Financial Requirement) : 1. Biaya Operasional (Cost of Doing Business) + Biaya Layanan Pasien + Biaya Sosial + Bad Debts + Biaya Kontrak + Biaya Pendidikan dan Penelitian
2. Biaya Bertahan (Cost of Staying in Business) + Biaya Modal Kerja + Biaya Peremajaan Aset + Biaya Pengadaan Tehnologi Baru 3. Biaya Pengembangan (Cost of Changing Business) + Biaya Perluasan Layanan + Biaya Pengembangan Layanan Baru 4. Pengembalian Modal (Return to Capital Resources) + Biaya Bunga Pinjaman + Biaya Cicilan Pokok + RoE atau Ro Community Investment
TFR = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 5. Biaya Ketidakpastian (Cost of Uncertainty) + Biaya Hukum + Biaya Administratif + Biaya Politis + Biaya Contingency TFR = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 Empiris - 15% - 30% diatas Biaya Satuan - Sebaran bervariasi diantara biaya 2 -5 - Biaya 5 cenderung relatif terbesar - Lingkup waktu 3 – 5 tahun kedepan
Penetapan Tarif RS Model Penetapan Tarif: 1. Estimasi jumlah layanan Permintaan terkait dengan tarif Kebutuhan ke permintaan terkait dengan ATP ATP vs Price elasticity/sensitivity 2. Penentuan biaya total dan satuan layanan Real cost vs Normative cost Pasokan vs Permintaan
Beda persepsi 3. Penetapan usulan tarif dan Penilaian estimasi jumlah layanan 4. Kesesuaian usulan tarif dengan TFR 5. Usulan jumlah layanan, biaya dan tarif disepakati : Beda persepsi Price takers vs price makers Jenis penanggung/pembayar
Pendekatan Utama Penetapan Tarif: 1. Pendekatan Berbasis Biaya Perhitungan retrospektif , berdasar yang terjadi Perhatikan TFR prospektif Normative cost verifikasi auditor eksternal 2. Pendekatan Negosiasi Potongan/diskon berdasar factor cost-saving pra-upaya, jumlah layanan, kelancaran bayar. Tergantung “kekuatan” provider vs buyer 3. Pendekatan Pasar Jenis provider -umum vs khusus, tunggal vs jaringan, non kartel vs kartel Perhatikan : minimalisasi biaya, optimalisasi jumlah layanan, penyesuaian tarif layanan tertentu
Konsep Penetapan Tarif: 1. Berdasar Kegiatan Per diem : berdasar tarif per hari Per tindakan : berdasar jenis layanan Kapitasi : pra-upaya berdasar jumlah anggota Per diagnosis : berdasar jenis penyakit 2. Case Mix Terkait dengan diagnosis primer dan sekunder Terkait dengan jenis penanggung biaya RS 3. Relative Value Unit Berdasar waktu, derajat kesulitan, dan bahan 4. Break-even + Profit Normative cost + TFR + Operating Margin
Rencana Kegiatan dan Anggaran RS 1. Anggaran Statistik - Proyeksi kegiatan setiap unit kerja - Dibuat berdasarkan aspek demand dan supply 2. Anggaran Operasional - Proyeksi pendapatan dan biaya berdasar akrual - Dibuat berdasarkan Anggaran Statistik 3. Anggaran Tunai - Dibuat berdasarkan Anggaran Operasional 4. Anggaran Investasi - Pencatatan tentang investasi - Proyeksi kebutuhan investasi
Analisis Keputusan Investasi Melakukan analisis titik-impas (break-even analysis) untuk menentukan jumlah atau harga jual yang efisien dari produksi yang dihasilkan. Melakukan analisis arus kas (cash flow analysis) untuk menentukan secara ekonomis kelayakan suatu investasi yang dilakukan dalam dua cara: (1) tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu, (2) memperhatikan perubahan nilai uang dikaitkan dengan waktu.
Tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Accounting rate of return (ARR) untuk mengetahui berapa besarnya persentase kemampuan pegembalian suatu investasi. Hal ini dihitung dengan menggunakan rumus: Pendapatan bersih rata-rata/tahun ARR = -------------‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ Biaya investasi awal
Tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Payback method (PB) untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu investasi dihitung dari arus masuk dari investasi tersebut. Waktu yang biasanya dihitung dalam tahun ini didapat dengan rumus: Biaya investasi awal PB = -------------‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑‑ Pendapatan bersih rata-rata/tahun
Dengan memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Discounted cash flow method (DCF) yang relatif mudah dan sering digunakan adalah: net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Untuk menggunakan tehnik diatas, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian compound interest factor (future value factor / FVF) dan discount factor (present value factor). Compound interest factor (CIF) pada dasarnya akan menjelaskan berapa besarnya nilai uang yang dimiliki pada saat ini, n tahun kemudian, bila dibungakan sebesar (interest=i) x % / tahun. Rumus yang digunakan adalah FVF/CIF = (1+i)n.
Dengan memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Discount factor (DF/PVF) akan menjelaskan berapa nilai yang akan diterima seseorang pada saat ini terhadap sejumlah uang yang seharusnya diterima pada n tahun yang akan datang apabila bunganya sebesar x % / tahun. Rumus yang digunakan adalah DF/PVF = 1 / (1+i)n. Future value annuity (FVA) factor dan present value annuity (PVA) factor, yang dikaitkan dengan penerimaan dan/atau pengeluaran setiap waktu tertentu. Rumus FVAF = ∑ (1+i)n dan rumus PVAF = 1 / ∑ (1+i)n