MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ATRESIA ANI FENI ALFIONITA DOSEN PEMBIMBING: UTARY DWI LISTIARINI, SST. M.Kes
Latar Belakang Cacat bawaan adalah keadaan cacat yang terjadi sebelum terjadi kelahiran. Istilah anomali kongenital adalah cacat fisik maupun non fisik, sedangkan malformasi dan dismorfi kongenital diartikan berupa cacat fisik saja. Atresia merupakan kelaianan kongenital yang cukup sering dengan insidensi rata-rata sekitar 1 setiap 2500 hingga 3000 kelahiran hidup. Insidens di Amerika Serikat 1 kasus setiap 3000 kelahiran hidup. Di dunia, insidensi bervariasi dari 0,4 – 3,6 per 10.000 kelahiran hidup. Insidensi tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 1 kasus dalam 2500 kelahiran hidup. Masalah pada atresia retri dan anus adalah ketidakmampuan untuk menelan, makan secara normal, bahaya aspirasi termasuk karena saliva sendiri dan sekresi dari lambung.
pengertian Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal (Suriadi, 2001). Atresia rekti dan anus adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau pemeriksaan perineum.
Patofisiologi Terjadinya anus imperforata karena kelainan kongenital dimana saat proses perkembangan embrionik tidak lengkap pada proses perkembangan anus dan rektum. Dalam perkembangan selanjutnya ujung ekor dari belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genito urinari dan struktur anorektal. Atresia anal ini terjadi karena ketidaksempurnaannya migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7- 10 minggu selama perkembangan janin. Anus imperforata dapat terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan.
Penyebab Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu kantung buntu yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai kantung buntu. Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam berbagai derajat Terdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena menetapnya membran anus. Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu kantung yang buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus yang seharusnya terbentuk (lekukan anus).
Tanda Dan Gejala Bayi muntah – muntah pada umur 24 – 48 jam. Sejak lahir tidak ada defekasi mekonium. Anus tampak merah, usus melebar, kadang-kadang ileus obstruksi. Termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan. Pada auskultasi terdengar hiperperistaltik. Pada fistula trakeoesofagus, cairan lambung juga dapat masuk ke dalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis.
Komplikasi Asidosis hiperkioremia. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). Komplikasi jangka panjang. - Eversi mukosa anal - Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis) 5. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. 6. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi) 7. Prolaps mukosa anorektal. 8. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)
Klasifikasi 1) Anomali rendah Rectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborectalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius. 2) Anomali intermediet Rectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalis; lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal. 3) Anomali tinggi Ujung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak ada. Hal ini biasanya berhungan dengan fistuls genitourinarius – retrouretral (pria) atau rectovagina (perempuan). Jarak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm.
Diagnosa Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada fistula Bila ada fistula pada perineum (mekonium +) kemungkinan letak rendah
Penanganan Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk berhati- hati terhadap obat-obatan, makanan awetan dan alkohol yang dapat menyebabkan atresia ani. Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam jika sampai tiga hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak feses atau tinja akan tertimbun hingga mendesak paru-parunya. Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk menghindari konstipasi.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KONGENITAL I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas / Biodata Nama bayi : Bayi Ny “I” Umur : 2 jam Tgl/Jam : 11-7-2012 / 14.50 WIB Jenis Kelamin : Perempuan Berat Badan : 2750 gr Panjang badan : 46 cm Nama Ibu : Ny. F Nama Ayah : Tn. “D” Umur : 23 Tahun Umur : 25 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat rumah : Jl. Pahlawan Alamat Rumah : Jl. Pahlawan Pengahasilan : - Penghasilan : Rp. 1.500.000,00-
B. Anamnesa ( Data Subjektif ) Pada Tanggal : 11-7-2012 Jam : 16.00 WIB Tempat : Klinik Keluhan utama pada bayi : Petugas mengatakan bayi mengalami atresia ani dengan hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukaan adanya lubang anus, dan sejak lahir tidak ada BAB. Riwayat penyakit dalam kehamilan Perdarahan : tidak ada Pre eklampsia : tidak ada Eklampsia : tidak ada Penyakit kelamin : tidak ada
3. Kebiasaan waktu hamil Makanan : Ibu mengatakan selama hamil makan 3 x sehari dengan porsi kecil namun sering dengan menu nasi, lauk-pauk (tempe, tahu, ikan laut, telur dan daring), sayur-sayuran, buah-buahan serta tambahan susu. Obat / jamu : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu pada saat hamil muda maupun tua. Merokok : Tidak ada Akitivitas : Ibu mengatakan saat hamil sedikit mengurangi pekerjaan rumah tangga yang berat-berat.
4. Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : Spontan Ditolong oleh : Bidan Ketuban pecah : Spontan Lama persalinan Kala I : 8 jam Kala II : 1 jam Kala III : 20 menit Kala IV : 2 jam Komplikasi bayi : tidak ada Waktu/jam : 14.50 WIB Bayi lahir : Perempuan, menangis spontan Apgar Score : I: 7 V: 9 5. Resusitasi Pengisapan Lendir : Ada Ambu : Tidak ada Massage jantung : Tidak ada Inkubasi Endutraheal : Tidak ada Oksigen : Tidak ada Therapy : Tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik ( Data Objektif ) 1. Keadaan Umum : Baik Kepala : Normal Ubun-ubun : Normal Muka : Normal Mata : Normal Telinga : Normal Mulut : Normal Hidung : Normal Dada : Normal Tali pusat : Normal Pinggang : Normal Ekstremitas : Normal Genitalia : Normal Anus : Tidak ada lubang C. Pemeriksaan Fisik ( Data Objektif ) 1. Keadaan Umum : Baik 2. Tanda vital sign Suhu : 37 0C. RR : 47 x/i Pols : 126 x/i BB : 2750 gr
4. Refleks Morrow : Bisa, dapat diketahui saat dikagetkan dengan menepuk tangan maka bayi akan kaget. Rooting : Bisa, dapat dilihat saat menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh Sucking : Bisa, dapat dilihat saat bayi menyusu pada ibunyaGraph /plantar : Bisa, dapat diketahui saat tangan disentuhkan pada tangan bayi dengan sendirinya bayi akan menggenggam. Walking : Tidak bisa. Tonik neck : Tidak ada 5. Antopometri Lingkar kepala : 35 cm Keliling kepala : SOB : 32 cm, FO : 33 cm MO : 39 cm Lingkar dada : 34 cm LILA : 11 cm 6. Eliminasi BAK : 1 x BAB : belum ada Pemeriksaaan penunjang Pemeriksaan fisik rektum (mencolok anus)
II. INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosa : Bayi baru lahir perempuan umur 2 jam dengan atresia ani Data dasar : Apgar score I: 7 V: 9 BB : 2750 gr PB : 46 cm JK : ♀ Usia : 2 jam 3. Dx sebanding : Sindrom vactrel ( sindrom dimana terjadi abnormalitas pada vertebral, anal, jantung, trakhea, esofahus, ginjal dan kelenjar limfe), kelainan sistem pencernaan, perkemihan dan tulang belakang. 4. Masalah : Anus tampak merah, usus melebar, kadang- kadang ileus obstruksi dan termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan. 5. Kebutuhan : Penanganan segera
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Atresia esofagus Asidosis hiperkioremia. Inkontinensia Prolaps mukosa anorektal. Fistula kambua IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA colok anus Lakukan rujukan dengan BAKSOKU V. PERENCANAAN Beri informasi tentang hasil pemeriksaan Pertahankan suhu tubuh bayi Lakukuan bounding attachment Beri nutrisi atau ASI yang cukup Perawatan tali pusat bayi Beri imuniasasi pada bayi Beri penkes tentang perawatan bayi Beri dukungan moril dan emosional Lakukan rujukan
VI. PELAKSANAAN Menginformasikan pada ibu bahwa bayi sehat dan mengalami attresia ani dengan BB: 2750 gr PB 46 cm Nilai apgar score: I: 7 V: 9 Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan kain bersih, kring, lembut serta menutup kepala bayi dengan topi agar tidak terjadi hipotermi. Melakkukan kontak dini dengan memberikan bayi dengan dekapan ibunya agar terjadi ikatan batin dan kasih sayang. Memberikan bayi nutrisi yang cukup dengan pemberian ASI segera setelah lahir selama 2 jam atau setiap kali bayi merasa haus. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kasa steril setiap hari atau setiap mandi atau merasa lembab untuk mecegah infeksi. Memberikan imunisasi awal kepada bayi yaitu Hb-0 dan Vit K kemudian dilanjutkan dengan imunisasi dasar yaitu BCG pada bayi usia 0-3 bulan, selanjutnya Polio dan DPT- Hb dari usia 0-6 bulan kemudian campak pada usia 9 bulan. Memberikan informasi tentang pemberian ASI eksklusif dimulai dari usia 0-6 bulan. Memberikan dukungan moril dengan memberi semangat kepada ibu dan keluarga serta meyakinkan kepada keluarga bahwa bayi nya dapat diatasi. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit agar bayinya dapat ditangani dengan segera.
VII. EVALUASI Keadaan bayi baru lahir sehat tetapi mengalami Atresia Ani. Suhu tubuh bayi 36- 370 C dan terjaga kehangatannya. Kontak dini telah dilakukan. Asi telah diberikan kepada bayi. Tali pusat bayi tidak infeksi. Imunisasi awal telah diberikan kepada bayi dan ibu mengerti untuk melakukan imunisasi selanjutnya. ASI eksklusif telah diberikan. Ibu dan keluarga sudah bisa menerima keaadan bayi dan sudah merasa tenang. Ibu bersedia untuk melakukan rujukan.
TERIMA KASIH