DESAIN DAN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER SUBNETTING DESAIN DAN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER
IP Classfull Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga informasi - informasi subnet tidak dikirimkan. Ini berarti jika sebuah router menjalankan RIP mempunyai sebuah subnet mask dengan nilai tertentu, router beranggapan bahwa semua interface yang berada di dalam alamat classfull routing. Jika kita mencampurkan panjang subnet yang berbeda dalam sebuah network yang menjalankan protocol RIP atau IGRP maka network itu tidak akan bekerja
IP Classless Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP
Mengapa Dilakukan Subnetting ? Untuk mengurangi lalu lintas jaringan, mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast domain. (reduced network traffic) Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan (optimized network performance) Pengelolaan yang disederhanakan yang memudahkan kita dalam pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan (simplified management) Penghematan alamat IP
Mengapa Dilakukan Subnetting ? Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit- bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me- reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.
Mengapa Dilakukan Subnetting ? Pembentukkan Subnetting
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing dengan menggunakan metode VLSM (Variable Length Subnet Mask), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR) Metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR, kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Sebelum kita melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan : Subnet Mask CIDR 255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20 255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21 255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22 255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23 255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24 255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25 255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26 255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27 255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28 255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29 255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana : Untuk IP address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0 Untuk IP address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0 Untuk IP address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir karena IP address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Contoh: Subnetting pada jaringan classfull dengan alamat network 192.168.1.0, seperti yang diperlihatkan pada gambar? Hitung jumlah kebutuhan subnet/network? Hitung jumlah host yang valid? Tentukan subnet-subnet yang valid? Tentukan host yang valid dan alamat broadcast?
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Contoh: Subnetting pada jaringan classfull dengan alamat network 192.168.1.0/28, seperti yang diperlihatkan pada gambar? Hitung jumlah kebutuhan subnet/network? Hitung jumlah host yang valid? Tentukan subnet-subnet yang valid? Tentukan host yang valid dan alamat broadcast?
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Jawab: Hitung jumlah kebutuhan subnet/network? Untuk mengetahui berapa banyak subnet/network yang kita butuhkan, kita perlu menghitung jumlah interface router yang dipergunakan, sebagai contoh gambar diatas memiliki 14 interface dengan (fa) interface LAN FastEthernet dan (se) Serial sebuah koneksi WAN. Catatan: Setiap Interface adalah subnet networknya sendiri,dan Link-link WAN antara dua router adalah satu subnet. Setiap interface pada router membutuhkan sebuah alamat host yang valid pada subnet yang dikonfigurasi. Masukkan rumus = 2x ≥ 14 dimana x merupakan jumlah bit “1” pada subnet mask yang baru. Perhitungan 24 ≥ 14 = 16, sehingga x = 4. Jadi memenuhi rancangan kebutuhan kita, tetapi dengan mencadangkan 2 subnet.
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Jawab: Hitung jumlah host yang valid? Rumus : 2y-2 Subnet Mask /28 11111111.11111111.11111111.11110000 y = 4, dimana y merupakan jumlah bit “0” pada subnet mask yang baru 24-2 = 16-2 = 14 Host per Subnet
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Jawab: Tentukan subnet-subnet yang valid? Block size = 256 – subnet mask = 256 – 240 = 16 Hasil 16 menunjukkan range subnet yang dapat dipakai untuk tiap subnet. Berikut ini adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255.240 Subnet 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224 240 Host Pertama 1 17 33 49 65 81 97 113 129 145 161 177 193 209 225 241 Host Terakhir 14 30 46 62 78 94 110 126 142 158 174 190 206 222 238 254 Broadcast 15 31 47 63 79 95 111 127 143 159 175 191 207 223 239 255 Ket: Setiap subnet kolom merupakan satu subnet, kolom pertama adalah subnet pertama dan seterusnya. Contoh : subnet 192.168.1.0 mempunyai host pertama 192.168.1.1, host terakhir 192.168.1.14 sehingga range host yang valid adalah 192.168.1.1 sampai dengan 192.168.1.14 dengan alamat broadcast 192.168.1.15.
CIDR (Classless Interdomain Domain Routing) Karena yang dibutuhkan hanya 14 subnet, maka kita bisa mencadangkan 2 subnet yang ada. Kelemahan pengalokasian classfull terletak pada pemborosan alamat host, dimana pada gambar 3 menunjukkan link WAN bersifat point to point yang sebenarnya hanya membutuhkan dua alamat host, sehingga kita menyia-nyiakan 12 alamat host/IP.
VLSM VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam klasik subnetting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa digunakan. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
VLSM Langkah-langkah pengerjaan: Tentukan nilai notasi prefix dan nilai mask yang baru berdasarkan jumlah host tiap network. Tentukan jumlah network. Tentukan jumlah host yang valid. Tentukan block size. Masukan data ke tabel VLSM dimulai dari host terbesar yang berfungsi untuk mempermudah kita mengatur network supaya tidak terjadi overlap (tumpang tindih)
VLSM /25 /26 /27 /28 /29 /30 /31 /32 128 64 32 16 8 4 2 1 Contoh : Diberikan IP Address IP : 192.168.100.0 Kebutuhan Host Riau = 30 host Pontianak = 20 host Papua = 14 host Bali = 6 host
VLSM Jawab: Riau :192.168.100.0-192.168.100.31/27 Pontianak :192.168.100.32-192.168.100.63/27 Papua : 192.168.100.64-192.168.100.79/28 Bali : 192.168.100.80-192.168.100.87/29
TERIMA KASIH