DATABASE ADMINISTRATION Pertemuan ke-12
Disaster Planning source : Database Administration the complete guide to practices and procedures chapter 16 by. Craig S. Mullins
pengantar Disaster planning mirip dengan asuransi Implementasi disasater planning akan membutuhkan biaya rutin, tapi kita akan mendapatkan pengganti ketika ada musibah (bisa disebut investasi)
Kebutuhan akan planning Disaster recovery planning disebut juga dengan contingency planning : sebuah proses mempersiapan aset dan operasi organisasi untuk menghadapi bencana Disaster (bencana) dalam IT : any unplanned, extended loss of critical business applications due to lack of computer processing capabilities for more than a 48-hour period (Sungard Recovery Services -1995)
"any event that has a small chance of transpiring, a high level of uncertainty, and a potentially devastating outcome.“ The DB2 Developer's Guide (Mullins 2000)
Disasters bisa merupakan buatan manusia, seperti kerusakan listrik, ledakan pipa atau perang Efek yang besar disaster dalam bisnis adalah alasan utama mengapa ada disaster recovery planning tempat mempengaruhi jenis bencana yang terjadi Meski disaster tidak dapat diprediksi dan tidak diharapkan, setiap organisasi harus memiliki rencana yang komperhensif dan telah dites untuk menghadapi situasi bencana Segera setelah bencana terjadi, perusahaan yang memiliki disaster plan dapat memberikan service pada customer lebih cepat daripada perusahaan yang tidak memiliki disaster plan. Perusahaan yang menghadapi disaster tanpa disaster plan kecil kemungkinannya dalam melanjutkan bisnis
Pasca bencana perusahan harus merestore IT infrastructure Pasca bencana perusahaan harus menghandle beberapa isu bisnis seperti Lokasi alternatif untuk melaksanakan bisnis Metode komunikasi untuk menginformasikan lokasi dan prosudur baru bisnis pada karyawan Menginformasikan pada custumer bagaimana transaksi bisnis dengan perusahaan pasca bencana Salah satu komponen penting yang harus direcovery adalah database dan DBMS
Risk and Recovery Tujuan utama dari disaster recovery plan adalah meminimalkan biaya yang hilang pada fasilitas IT Dalam database recovery local, DBA harus melakukan evaluasi menyeluruh pada seluruh objek database untuk disaster recovery Berdasarkan kebutuhan data ada 3 tipe resiko (dengan derajat masing-masing di tiap kategori) financial loss, business service interruption, and legal responsibilities Saat membangun disaster recovery plan, bisnis harus diletakkan pada prioritas pertama, bukan teknis atau isu yang lain
Kita dapat mengkatagorikan aplikasi pada beberapa grup berdasarkan besarnya efek jika aplikasi tersebut tidak ada: Very critical applications. Penting dan mendesak untuk kelangsungan perusahaan, support kebutuhan Business-critical applications penting untuk kelanjutan bisnis contoh : aplikasi untuk telepon provider service, sistem untuk deliver phone service, customer billing Critical applications. Penting tapi tidak mendesak Required Applications. Penting tapi dapat dilakukan dilakukan backup di remote location, biasanya untuk support Noncritical applications. Tidak terlalu dibutuhkan, bahkan pasca bencana terkadang tidak perlu di recovery
General Disaster Recovery Guidelines Tujuan utama disaster recovery adalah meminimalkan downtime dan kehilangan data. Planning untuk disaster recovery adalah pekerjaan level enterprisewide DBMS dan database recovery hanyalah satu komponen dari seluruh disaster recovery plan Sebuah disaster recovery plan, harus melihat seluruh fungsi bisnis, interface customer, phone center, jaringan, dan aplikasi
The Remote Site Dibutuhkan ketika bencana terjadi, sebuah lokasi off-site dimana perusahaan dapat melanjutkan binnis Jika perusahaan besar dan memiliki beberapa data center, perusahaan dapat menggunakan salah satu data center untuk backup Beberapa perusahaan memembuat sebuah remote location dimana setiap data dikirimkan secara rutin Backup materials harus disimpan dengan aman Jika bencana terjadi, perusahaan harus memiliki mekanisme untuk memindahkan material dari storage location ke recovery location
The Written Plan Sebuah rencana yang tertulis adalah salah satu pondasi sebuah disaster plan yang bagus Disaster recovery plan harus dikirim ke seluruh personil yang memiliki peran dalam skenario recovery. Setiap orang harus memiliki copy recovery plan di rumah dan di kantor,termasuk di lokasi recovery disaster recovery plan adalah sebuah living document. disaster recovery plan harus mengandung instruksi lengkap off-site disaster recovery.
disaster recovery plan harus memiliki beberapa informasi Off-site location. Personnel. Authorizations. Recovery procedures and scripts for all system software, applications, and data. Reports
Testing Disaster Plans Setiap membuat sebuah disaster recovery plan perusahaan harus selalu melakukan sebuah regular test Perusahaan harus melakukan tes disaster recovery plan pada remote recovery site minimal setahun sekali Dengan disaster recovery test perusahaan dapat melihant kelemahan dan error pada sebuah plan regular disaster recovery tes juga untuk memastikan setiap personil siap dalam menghadapi bencana disaster recovery tes harus memenuhi seluruh aspek yang tertulis pada plan
Personnel Dalam perspektif DBMS tim harus memiliki kemampuan untuk menginstall dan mengkonfigurasi DBMS, memastikan DBMS dapat terintegrasi dengan software, merecovery database, dll Artinya tim recovery harus multiskill dan dapat berdadaptasi Seluruh tim harus bertemu dan cross tess secara rutin. Setiap tim harus dipastikan berada pada tempat dan kondisi yang direncanakan Tidak ada nya personil pada saat crucial task (karena rencana yan g kurang matang atau indisiplin) akan mengakibatkan seluruh disaster plan gagal
Backing Up the Database for Disaster Recovery Beberapa strategi backup untuk disaster recovery Tape Backups Startegi backup yang tepat untuk disaster recovery adalah dengan cara yang sama untuk membuat local backup file Perusahaan harus membuat copy dari report pada local site dan mengirim ke remote location segera Report harus menginfokan detail informasi yang dibutuhkan untuk recovery sperti: file name, type of backup (full or incremental), how the image copy was created (database utility or file system command), date and time of the backup, date and time it was shipped off-site, and the date and time it was received off-site (if possible).
Figure 16-1. The database log and disasters
Storage Management Backups Backup dengan storage management software dengan beberapa step: Stop the DBMS to create a systemwide point of stability for recovery. Copy all of the database objects, using storage management software to dump complete disk volumes to tape. When all of the disk volumes containing database objects have been successfully copied, restart the DBMS. Copy the backup tapes and send them to the remote site.
Cara yang lain Membuat sebuah wide-area network (WAN) untuk menunjang pengiriman backup ke remote lokasi adalah salah satu taktik yang tepat Salah satu cara yang lain adalah membuat sebuah remote mirroring dari data pada alternate site pada jaringan Agar strategi efektif, semua perubahan pada primary site harus di mirror pada remote site termasuk database change (INSERTs, UPDATEs, and DELETEs), database utility operations (LOAD and REORG), and local database recovery operations.
Disaster Prevention DBAs dan IT professionals umumnya harus membuat prosedur dan memastikan peraturan di dalamnya berjalan Memastikan prosedur dan peraturan berjalan adalah langkah awak yang tepat dalam disaster plan Ide lain yang tepat adalah membuat sebuah dokumentasi dan menyebarkan prosedur tersebut pada end user untuk mengajarkan mereka jika terjadi error
Ada beberapa referensi yang bagus untuk mengcover disaster dan contigency planning yang detail: http://www.survive.com http://www.thebci.org http://www.globalcontinuity.com http://www.sungard.com http://www.gedisasterrecovery.com
Summary Kunci utama dari tugas DBA adalah develop plan untuk meminimalkan kerusakan jika ada bencana Tujuan disaster plan adalah membuat aplikasi kembali online dengan sesedikit mungkin loss dan interupsi Ada banyak komponen yang dibutuhkan untuk membuat sebuah recovery plan, tapi yang utama adalah bagaimana rencana yang komperehensif dapat dibuat dan di maintenance. Meski tanggungjawab DBA adalah untuk merecovery database, tapi DBA harus jadi bagian dari multidisipline tim untuk disaster recovery. Regular planning, testing, and revising sangat dibutuhkan untuk kelanjutan proses bisnis
Tugas individu Buat 2 soal dan jawaban untuk masing-masing bab. Dari bab 7 – 14 Jika ada yang sama maka soal terkait dicoret Kirim ke : agungTama@aol.com Sebelum tanggal 10-06-2014, jam 23.30; Format Subject : NPM_TgsDBA1_8
Membuat video backup data di sqlserver atau oracle atau mysql. Dikumpulkan tanggal 18-06-2014. Format File : NPM_TgsDBA2
Materi POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN DAFTAR PUSTAKA 7 Application Performance Designing application for relational access Relational optimization Additional optimization consideration SQL coding and tuning for efficiency Buku 1 Bab 12
8 Database Security Database Security Basicx Granting and Revoking Authority Authenticatiion Roles and Groups Others Database Security Mechanism Auditing External Security Buku 1 Bab 14 9 Backup & Recovery Preaparing for Problems Image Copy Backups Recovery Alternatives to Backup and Recovery Buku 1 Bab 15 10 Disaster Planning The Need for Planning General Disaster Recovery Guidelines Backing Up the Database for Database Recovery Disaster Prevention Buku 1 Bab 16
11 Data and Storage Management Storage Management Basics Files and Data Sets Space Management Storage ptions Planning for the Future Buku 1 Bab 17 12 Data Movement and Distribution Loading and Unloading Data EXPORT and IMPORT Bulk Data Movement Distributed Database Buku 1 Bab 18 13 Database Connectivity Client/Server Computing Databases, the Internet and the Web Buku 1 Bab 20 14 DBA Tools DBA Rulues Types and Benefits of DBA Tools Evaluating DBA Tools Vendors The Rule Buku 1 Bab 22 dan 23
Terima kasih