Session 3 Obat dan Sistem Saraf Tujuan Instruksional : Menjelaskan susunan saraf Menjelaskan penggolongan obat menurut pengaruhnya terhadap sistem kerja saraf Menjelaskan jenis obat-obat Susunan Saraf Pusat
Sistem Saraf Jaringan Saraf manusia terdiri dari Neuron (sel saraf ) dan neuroglia Neuron memiliki fungsi konjuntivitas ( menghantar ) dan menerima rangsangan ( Eksitabilitas ) Neuron terdiri dari 3 bagian : Badan Sel (Perikarion) Dendrit yang berfungsi menerima rangsangan dan meneruskannya ke badan sel Akson yang berfungsi menruskan respon informasi dari badan sel
Macam-Macam Neuron a. Neuron Sensorik Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron . b. Neuron Motorik Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron motor. c. Interneuron (Neuron Asosiasi) Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini, yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.
Penyakit Saraf 1. Penyakit Parkinson Penyakit parkinson biasanya menyerang orang yang berusia 40 tahun ke atas. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya neurotransmitter dopanmin pada basal ganglia. Gejala penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan, kaku otot, sehingga sulit bergerak. 2. Epilepsi Epilepsi disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena terdapatnya jaringan parut pada otak, tumor, gangguan metabolisme, dan lain-lain. Epilepsi ditandai dengan kejang-kejang dan hilang kesadaran. 3. Stroke Stroke dapat dipicu oleh tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga akan mengganggu fungsi otak. Gejala stroke, antara lain pusing-pusing, apabila sudah parah diikuti dengan gejala lain, yaitu sulit berbicara, tidak dapat melihat, lumpuh, bahkan mati separuh. 4. Neuritis Neuritis merupakan penyakit radang saraf yang disebabkan karena benturan fisik misalnya pukulan, patah tulang. Ada juga yang disebabkan oleh defisiensi vitamin, antara lain vitamin B1, B6, dan B12. Gejala neuritis, antara lain kesemutan dan terasa sakit pada daerah yang disarafi.
Farmakologi sistem saraf Sistem saraf umumnya dibedakan atas susunan saraf pusat SSP dan susunan saraf otonom SSO Fungsi adalah menerima rangsangan , meneruskan dan merespon rangsangan Sifat kerjanya seperti listrik karena sistem saraf tidak ubahnya seperti jaringan listrik dalam tubuh Dalam kaitan dengan sakit , susunan saraf dapat mengalami gangguan karena ketegangan ( stress emosional ) dan mengalami penekanan ( depressi ) atau kelemahan akibat penurunan fungsi
Nyeri Kepala Nyeri ada 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis Nyeri adalah gejala yang menandai adanya ketidak beresan dalam tubuh Definisi nyeri ( The International Association for The Study of Pain ) adalah suatu pengalaman indrawi dan emosional yang berkaitan dengankerusakan jaringan tubuh secara aktual dan potensial Nyeri diakibatkan oleh trauma, luka, atau penderitaan emosinal ,allergi, iritasi dls Otak sebagai pusat susunan saraf secara otomatis mengeluarkan zat endhorphin untuk menetralisir nyeri dalam batas-batas tertentu
Penyebab sakit kepala Penyebab sakit kepala beragam antara lain karena mengalami Ketegangan gangguan hormonal seperti migrain sinusitis Pasca trauma Tidur Hipertensi/stroke meningitis
Fungsi SSP Cerebrum merupakan pusat-pusat dari memori, kesadaran,penyesuaian diri, dan refleks. Thalamus berfungsi sebagai pengatur memori secara otomatis. Hipothalamus berfungsi sebagai pusat pengaturan SSO, suhu tubuh, cairan tubuh, metabolisme, tidur dan kelenjar hypofise. Disekitar Hipothalamus terdapat Sistem Aktivasi Retikular yang berfungsi mengatur kewaspadaan, kesiapan dan gerakan otot. Medula Oblongata merupakan pusat pengaturan kardiovaskular,sistem pernafasan,pencernaan,indera dan kelenjar Medula Spinalis merupakan pusat pengaturan refleks dari setiap bagian tubuh.
Penggolongan Obat-obat SSP Penggolongan Obat SSP didasarkan kepada sifat kerja obat pada umumnya yakni depresi ( menekan ) dan stimulasi ( merangsang ): Obat-obat SSP yang menekan secara selektif : Obat Analgesik – Antipiretik yang menekan hipothalamus dan pusat pengaturan suhu Obat Psikotropik yang menekan hipothalamus dan sistem retikuler Obat Narkotik –menekan Cortex, thalamus dan hipothalamus Obat Antikonvulsi yang menekan pusat rangsangan sehingga menimbulkan rasa lelah, kantuk dan kehilangan kesadaran Obat-obat yang menekan hampir secara keseluruhan (sistemik) adalah obat Sedatif-hipnotik dan obat Anestesi
Obat Analgetik Narkotik Morphin HCl Hydromorphine Pethidine Metadon Codein
Obat Analgetik non Narkotik Obat analgetik non narkotik digunakan untuk nyeri ringan disamping juga berfungsi sebagai antipiretik dan anti inflamatory. Obat analgesik non narkotik sangat banyak dan pada umumnya digolongkan menurut bahan aktifnya yakni : Salisilat Para Amino Fenol Pyrazolon Asam Organik lainnya Obat pirai
Golongan Salisilat Golongan salisilat merupakan obat analgesik tertua antara lain : Acetosal, Aspirin, Natrium Salisilat, salisilamid Titik tangkap kerja golongan salisilat adalah di hipothalamus yang dapat meningkatkan ambang nyeri Obat analgesik salisilat juga berfungsi sebagai obat antipiretik ( menurunkan demam ),anti inflamasi dan anti allergi dan meningkatkan ekskresi asam urat Efek samping penggunaan obat ini umumnya adalah dapat menimbulkan iritasi lambung yang menimbulkan rasa panas nyeri,mual dan muntah dan diare
Golongan Para Amino Fenol Golongan obat ini adalah Fenacetin dan Asetaminofen ( parasetamol ) berfungsi sebagai analgesik dan antipiretik Sejak tahun 1966 fenasetin sudah tidak boleh digunakan lagi karena dalam tubuh fenasetin diubah menjadi zat beracun yaitu N- asetil – para aminofenol Asetaminofen banyak digunakan sekarang antara lain karena tidak menimbulkan iritasi lambung namun apabila digunakan dalam jangka lama dapat menimbulkan kerusakan sel darah, hati dan ginjal, ketegangan hingga kepada konvulsi
Golongan Pirazolon Kekuatan obat ini sama dengan salisilat namun obat ini agak toksik ( beracun ) yang dapat menimbulkan agranulositosis dengan gejala demam tinggi, luka di tenggorokan, erupsi kulit dengan pigmentasi, karenanya banyak negara yang melarang penggunaannya. Obat ini dapat diberikan dengan suntikan intra muskuler Obat jenis ini dijual bebas dengan nama Antalgin, dipyron, metamisol.doloneurobion, fastalgin dll
Golongan Asam Organik Golongan obat ini umumnya digunakan sebagai obat analgesik dan antiinflamasi untuk rematoid artritis pengganti obat kortikosteroid seperti prednison. Obat ini dijual dengan nama generik Indometasin,fenoprofen,ibuprofen dls Efek samping penggunaan obat ini a.l.: Gangguan saluran cerna Vertigo dan kelelahan, hipertensi dan hiperglikemi
Obat Antipsikotik atau Psikotropik Obat anti-psikotik tidak dapat menghilangkan etiologi psikologik namun dapat mempengaruhi fungsi psikhis Obat antipsikotik digolongkan menurut bahan aktif kimiawinya yakni : Derivat Fenotiazin seperti Chlorpromazin , tioridazin, flufenazin dan perfenazin yang efektip menenangkan penderita gangguan jiwa yang agresif dan hiperaktif , bersifat antiallergik dan anti konvulsi Derivat Haloperidol digunakan untuk keadaan penderita yang mengalami manik-depresif dan schizofren paranoid syndrome
Obat Sedatif-hypnotik Sedatif artinya menekan reaksi terhadap rangsangan khususnya emosi tanpa menimbulkan kantuk Hypnotik artinya menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai menurunnya refleks. Obat sedatif-hypnotik digolongkan menjadi : Golongan Barbiturat Non Barbiturat Golongan barbiturat dalam dosis tertentu dapat menekan SSP mulai dari sistem retikular,,hipothalamus hingga kepada medula oblongata dan berfungsi sebagai anti konvulsi Organ lain tidak dipengaruhi, kecuali dalam dosis yang sangat besar dapat menimbulkan penurunan tekanan darah, motilitas usus berkurang, menurunkan suhu tubuh dan mengurangi produksi kemih organ penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan obatgolongan barbiturat adalah hati dan ginjal karena kalau kedua organ tersebut mengalami gangguan akan mengakibatkan ekskresi obat terhambat dan efek obat berlangsung lama Efek samping yang dapat timbul a.l. gagal pernafasan, koma, mual vertigo, lemah ,takut, nyeri dan insomnia
Obat Sedatif-hypnotik Golongan obat barbiturat yang banyak dipakai a.l.: Phenobarbital ( luminal ) untuk anti konvulsi, antihipertensi, antiepilepsi. Aprobarbital, pentobarbital untuk obat tidur Thiopental ( Penthotal ) sebagai obat anestesi Golongan obat non barbiturat yang banyak dipakai antara lai Hydras Chlorali, Natrium Bromida. Plasidil, diazepam, doriden meprobamat ( medicar ), clordiazepoxide dll umumnya digunakan untuk obat tidur Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini adalah allergi, tremor, pusing,lemah, pelupa dan hepatitis
Obat-obat SSO ( Susunan Saraf Otonom ) SSO kadang disebut susunan saraf vegetatif, susunan saraf visceral karena susunan saraf ini tidak dapat dipengaruhi oleh kemauan namun berperanan penting mengatur keperluan primer dari tubuh dan memberi peringatan akan bahaya yang datang dari luar tubuh Keseimbangan tubuh ditentukan oleh SSO Perangkat SSO terdiri dari saraf otonom afferent ( sensoris ) yang menerima rangsangan dan saraf otonom efferen ( motorik ) SSO terdiri dari saraf simpatis dan saraf parasimpatis yang berpusat di medula spinalis dan medula oblongata Rangsangan yang diterima oleh saraf sensoris tidak langsung diteruskan oleh pusat ke saraf perifer namun harus melalui ganglion yang kemudian dengan zat penghantar Asetilkolin diteruskan ke organ yang dipersarafi
Susunan Syaraf dibedakan atas 2 yakni : Anatomi Susunan Saraf Susunan Syaraf dibedakan atas 2 yakni : Susunan Syaraf Pusat Susunan Syaraf Otonom Anatomi Susunan Syaraf Pusat meliputi cerebrum,cerebelum,medula oblongata( bulbus )dan medula spinalis Susunan syaraf Otonom terdiri dari syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis yang berpusat di Medula Spinalis dan Medula Oblongata
Fungsi SSP Cerebrum merupakan pusat-pusat dari memori, kesadaran,penyesuaian diri, dan refleks. Thalamus berfungsi sebagai pengatur memori secara otomatis. Hipothalamus berfungsi sebagai pusat pengaturan SSO, suhu tubuh, cairan tubuh, metabolisme, tidur dan kelenjar hypofise. Disekitar Hipothalamus terdapat Sistem Aktivasi Retikular yang berfungsi mengatur kewaspadaan, kesiapan dan gerakan otot. Medula Oblongata merupakan pusat pengaturan kardiovaskular,sistem pernafasan,pencernaan,indera dan kelenjar Medula Spinalis merupakan pusat pengaturan refleks dari setiap bagian tubuh.
Penggolongan Obat-obat SSP Penggolongan Obat SSP didasarkan kepada sifat kerja obat pada umumnya yakni depresi ( menekan ) dan stimulasi ( merangsang ): Obat-obat SSP yang menekan secara selektif : Obat Analgesik – Antipiretik yang menekan hipothalamus dan pusat pengaturan suhu Obat Psikotropik yang menekan hipothalamus dan sistem retikuler Obat Narkotik –menekan Cortex, thalamus dan hipothalamus Obat Antikonvulsi yang menekan pusat rangsangan sehingga menimbulkan rasa lelah, kantuk dan kehilangan kesadaran Obat-obat yang menekan hampir secara keseluruhan (sistemik) adalah obat Sedatif-hipnotik dan obat Anestesi
Obat Analgetik Narkotik Morphin HCl Hydromorphine Pethidine Metadon Codein
Obat Analgetik non Narkotik Obat analgetik non narkotik digunakan untuk nyeri ringan disamping juga berfungsi sebagai antipiretik dan anti inflamatory. Obat analgesik non narkotik sangat banyak dan pada umumnya digolongkan menurut bahan aktifnya yakni : Salisilat Para Amino Fenol Pyrazolon Asam Organik lainnya Obat pirai
Golongan Salisilat Golongan salisilat merupakan obat analgesik tertua antara lain : Acetosal, Aspirin, Natrium Salisilat, salisilamid Titik tangkap kerja golongan salisilat adalah di hipothalamus yang dapat meningkatkan ambang nyeri Obat analgesik salisilat juga berfungsi sebagai obat antipiretik ( menurunkan demam ),anti inflamasi dan anti allergi dan meningkatkan ekskresi asam urat Efek samping penggunaan obat ini umumnya adalah dapat menimbulkan iritasi lambung yang menimbulkan rasa panas nyeri,mual dan muntah dan diare
Golongan Para Amino Fenol Golongan obat ini adalah Fenacetin dan Asetaminofen ( parasetamol ) berfungsi sebagai analgesik dan antipiretik Sejak tahun 1966 fenasetin sudah tidak boleh digunakan lagi karena dalam tubuh fenasetin diubah menjadi zat beracun yaitu N- asetil – para aminofenol Asetaminofen banyak digunakan sekarang antara lain karena tidak menimbulkan iritasi lambung namun apabila digunakan dalam jangka lama dapat menimbulkan kerusakan sel darah, hati dan ginjal, ketegangan hingga kepada konvulsi
Golongan Pirazolon Kekuatan obat ini sama dengan salisilat namun obat ini agak toksik ( beracun ) yang dapat menimbulkan agranulositosis dengan gejala demam tinggi, luka di tenggorokan, erupsi kulit dengan pigmentasi, karenanya banyak negara yang melarang penggunaannya. Obat ini dapat diberikan dengan suntikan intra muskuler Obat jenis ini dijual bebas dengan nama Antalgin, dipyron, metamisol.doloneurobion, fastalgin dll
Golongan Asam Organik Golongan obat ini umumnya digunakan sebagai obat analgesik dan antiinflamasi untuk rematoid artritis pengganti obat kortikosteroid seperti prednison. Obat ini dijual dengan nama generik Indometasin,fenoprofen,ibuprofen dls Efek samping penggunaan obat ini a.l.: Gangguan saluran cerna Vertigo dan kelelahan, hipertensi dan hiperglikemi
Obat Antipsikotik atau Psikotropik Obat anti-psikotik tidak dapat menghilangkan etiologi psikologik namun dapat mempengaruhi fungsi psikhis Obat antipsikotik digolongkan menurut bahan aktif kimiawinya yakni : Derivat Fenotiazin seperti Chlorpromazin , tioridazin, flufenazin dan perfenazin yang efektip menenangkan penderita gangguan jiwa yang agresif dan hiperaktif , bersifat antiallergik dan anti konvulsi Derivat Haloperidol digunakan untuk keadaan penderita yang mengalami manik-depresif dan schizofren paranoid syndrome
Obat Sedatif-hypnotik Sedatif artinya menekan reaksi terhadap rangsangan khususnya emosi tanpa menimbulkan kantuk Hypnotik artinya menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai menurunnya refleks. Obat sedatif-hypnotik digolongkan menjadi : Golongan Barbiturat Non Barbiturat Golongan barbiturat dalam dosis tertentu dapat menekan SSP mulai dari sistem retikular,,hipothalamus hingga kepada medula oblongata dan berfungsi sebagai anti konvulsi Organ lain tidak dipengaruhi, kecuali dalam dosis yang sangat besar dapat menimbulkan penurunan tekanan darah, motilitas usus berkurang, menurunkan suhu tubuh dan mengurangi produksi kemih organ penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan obatgolongan barbiturat adalah hati dan ginjal karena kalau kedua organ tersebut mengalami gangguan akan mengakibatkan ekskresi obat terhambat dan efek obat berlangsung lama Efek samping yang dapat timbul a.l. gagal pernafasan, koma, mual vertigo, lemah ,takut, nyeri dan insomnia
Obat Sedatif-hypnotik Golongan obat barbiturat yang banyak dipakai a.l.: Phenobarbital ( luminal ) untuk anti konvulsi, antihipertensi, antiepilepsi. Aprobarbital, pentobarbital untuk obat tidur Thiopental ( Penthotal ) sebagai obat anestesi Golongan obat non barbiturat yang banyak dipakai antara lai Hydras Chlorali, Natrium Bromida. Plasidil, diazepam, doriden meprobamat ( medicar ), clordiazepoxide dll umumnya digunakan untuk obat tidur Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat ini adalah allergi, tremor, pusing,lemah, pelupa dan hepatitis
Obat yang merangsang SSP ( Stimulantia ) Obat stimulantia SSP dibedakan atas : Obat Konvulsan Obat yang secara langsung menimbulkan rangsangan kesadaran seperti :Strychnin, pikrotoksin, pentilentetrazol, bemegrid dan nikethamide Obat Analeptik ( obat yang menimbulkan sulit tidur ) Efedrin, amfetamin, kokain, pipradol, kamfer dls Obat psychic Energizer ( obat penyegar ) Coffein, imipramin, amitriptilin dls