Cholestasis Gangguan absorbsi lemak  steatorrhea

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUMOR SALURAN PENCERNAAN TERUTAMA C.A COLON
Advertisements

Dr. rini rahmawati kadir, Mkes, CWCCA
Sistem urinaria II.
KEMBUNG Kembung (bloating) merupakan segala pembesaran atau peningkatan diameter area abdominal yang tidak normal. Kondisi ini menimbulkan sensasi kembung,
PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
Kelompok 2.
Kelainan Sistem Pencernaan
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
TRAUMA ABDOMEN Kel.6 : Vivi Mutiasari Wieke Erina A Yulia Nurjanah
KELOMPOK 5.
SISTEM PENCERNAAN (TGI)
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
COLITIS MATERI KULIAH.
By: dr. Nurhayati, M. Biomed (Parasitologi FK UNAND)
Sri Dewi Sulastri (RKM )
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN APPENDIKSITIS
Asuhan keperawatan klien dengan kolelithiasis
KOLON - REKTUM dan ANUS.
KULIAH GASTROENTEROLOGI
KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL
HERNIA
LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN
Intususepsi atau invaginasi
TUMOR JINAK DAN GANAS PADA VULVA, VAGINA, TUBA DAN UTERUS
Intususepsi atau invaginasi
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
Asuhan Keperawatan pada Pasien Konstipasi
FAAL SISTEM PENCERNAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
DASAR DIGNOSIS KLINIS NEOPLASMA
K51 SRI SULUHLESTARI.
ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
AMOEBIC LIVER ABSCESS dr. Ayling Sanjaya, M.Kes., Sp. A
KANKER VULVA.
FIBRIO ADENOMA, KISTA SARCOMA, DAN SARCOMA
PENDAHULUAN. Penyakit dan Kelainan Gastrointestinal di Bagian Bedah FK UNTAN 24 Februari 2016 dr.HS Budiman, SpB.
MERILIZA WATI SALELEUBAJA
FIBRIO ADENOMA KISTA SACROMA FILODES SARCOMA
GANGGUAN GASTROINTESTINAL AKIBAT OBSTRUKSI
Konsep Kebutuhan Eliminasi
PENATALAKSANAAN PENYAKIT HEMORHOID DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI
Penyakit Crohn [daerah enteritis] PENGERTIAN
K35-K38 Diseases of Appendix
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
FIBRO ADENOMA Sisrina nota rita
KANKER PAYUDARA TUMOR JINAK DAN GANAS PADA VULVA,VAGINA,TUBA,UTERUS,DUARIUM Sisrina nota rita
REFERAT AKUT ABDOMEN Pembimbing dr. Dik Adi Nugraha,Sp.B,M.Kes KEPANITERAAN ILMU BEDAH RSUD SOREANG SOREANG, BANDUNG.
ANATOMI FISIOLOGI USUS BESAR
Hirchsprung Oleh: Ninis indriani.
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
ASKEB NEONATAL KELOMPOK II ATRESIA ANI.
KELAINAN ANOREKTAL KONGENITAL
FAAL SISTEM PENCERNAAN
BIOLOGI Sistem Pencernaan Manusia XI KEP 6 SMK KESEHATAN SAMARINDA
ILEOSTOMI.
Ileus Obstruktif et causa Hernia Inguinalis Inkaserata
ASKEP COLITIS ULSERATIF
ABSES PERIANAL Pembimbing : dr. Tommy Halauwet, Sp.B Marini Elisabeth
PROSES PENUAAN Saptawati Bardosono 9/17/2018.
TRAUMA ABDOMEN.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
Ensefalopati Hepatik.
R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes. Tujuan Kerja Organ pencernaan : 1.Mengabsorbsi cairan dan makanan 2.Menyiapkan makanan untuk diabsorbsi & digunakan oleh.
KANKER PROSTAT ( CARCINOMA PROSTAT ) oleh : dr. Febriyon Syuhanda KLINIK SANSANI.
SISTEM REPRODUKSI. Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. SISTEM.
Transcript presentasi:

Cholestasis Gangguan absorbsi lemak  steatorrhea Gangguan absorbsi vitamin ADEK  faal hemostasis menurun : PPT meningkat Sterkobilin berkurang  acholis Bilirubinemia meningkat  ikterus Timbunan asam empedu kulit  gatal Metabolisme hepar : - cholesterolemia meningkat - alkali phospatase meningkat - gamma glucoronyltransferase meningkat - faktor V meningkat

Batu Empedu Usia : makin tua makin banyak Seks : wanita : pria sebagai 3 : 1 Estrogen : perubahan komposisi empedu kontraksi sfingter oddi stasis empedu Alimentasi : obesitas – diet kalori tinggi diabetes alkoholik Fat Forty Female Fertile Flatulence Food 6F

Abses Hepar Pyogenik – negara maju Amuba – negara berkembang Immunologi menurun tua / kronis / alkoholik DM / leukemia / tranplantasi Sumber : bilier (40%) hematogen – vena porta (20%) multipel arteri hepatika kontak idiopatik (25%)

Abses Hepar Amuba Etiologi : entamoeba histolitika Diagnosa sangat mungkin : 1. daerah endemik 2. gejala disentri usus 3. adanya e.histolitika dalam tinja 4. rektoskopi ada ulkus rektum 5. serologis : seramuba + 6. punksi aspirasi : cairan coklat 7. hasil baik dengan pengobatan spesifik

KARSINOMA HEPATOSELULER

Kista Pankreas KISTA ASLI KISTA PALSU Epitel + Dalam kelenjar kaput Enzym + berhubungan saluran Bawaan / didapat KISTA PALSU Epitel - Diluar kelanjar Tak berhubungan saluran Didapat

Karsinoma Pankreas Insiden meningkat  10% kanker digestif Kurabilitas rendah : - 20% resektabel - 10% kurabel pankreatitis kronis diabetes mellitus Penapisan - tak ada Eksokrin LOKASI : Kaput 59,1% Korpus 18% Kauda 7% Difus 15%

Kolon dan Rektum Usus besar dimulai dari ileo-caecal junction sampai anus. Terbagi atas Sekum Kolon asenden Kolon transversum Kolon desenden Sigmoid Rektum Anus Panjang rata-rata usus besar 135-150 cm Diameter terbesar sekum ( 8,5 cm ) Diameter terkecil sigmoid ( 2,5 cm )

Divertikel Kolon Protrusi dinding kolon Berbentuk kantong dengan leher sempit Besarnya beberapa milimeter sampai dua sentimeter Divertikel sejati ( true diverticle ) Kantong terdiri dari semua / seluruh lapisan dinding kolon Divertikel palsu ( false diverticle ) Kantong hanya terdiri dari lapisan mukosa dan submukosa

Divertikulitis Radang akut dari divertikel Disebabkan retensi feses Gejala klinik : Nyeri lokal Serangan akut Konstipasi Diare Pemeriksaan foto barium dan endoskopi dilakukan setelah proses akut reda

Inflammatory Bowel Diseases Dua penyakit yang sering dijumpai : Penyakit Crohn Kolitis ulserativa Kedua penyakit ini banyak dijumpai dinegara Eropa dan Amerika. Saat ini insiden penyakit ini menun- jukkan peningkatannya di Indonesia

Penyakit Crohn (Regional Enteritis) Penyakit radang granulomatik gastrointestinal Bersifat kronik progresif Terutama orang muda Penyakit Crohn (Regional Enteritis)

Kolitis Ulseratif Penyakit radang granulomatik terutama usus besar Penyakit genetik dengan manifestasi berbeda Mengenai usia muda 15-30 tahun dan usia tua 60 sampai 80 tahun Dapat mengenai seluruh kolon (pan kolitis), terutama rektum Radang menjalar secara horisontal pada submukosa dan membentuk tukak. Kolitis Ulseratif

Polip Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari epitel mukosa Terbanyak dikolon dan rektum Berupa bentukan bertangkai maupun tidak bertangkai (sesile) Ada yang berpotensi ganas

Poliposis Kolon (Familial Poliposis) Herediter Polip majemuk Tersebar pada seluruh kolon Potensial ganas ( 60 % kasus ) Insiden pria = wanita Diagnosa ditegakkan berdasarkan Riwayat polip pada keluarga Foto barium Endoskopi Pencegahan : Pemeriksaan berkala pada keluarga yang beresiko

Karsinoma Kolon dan Rektum

Epidemiologi Karsinoma kolon peringkat ke-7 Keganasan peringkat ke-3 di USA Di Indonesia (BKKI) Karsinoma kolon peringkat ke-7 Karsinoma rektum peringkat ke-10 Karsinoma kolo rektal peringkat ke-6 Insiden pria sama dengan wanita Insiden cenderung pada usia lebih muda

Karsinoma Kolon Polipoid Skirus Ulseratif

Karsinoma Rektum Ulseratif Vegetatif Infiltratif Colok dubur Berak darah dan lendir Tenesmus Sering didiagnosa sebagai hemorhoid Sifat tumor Ulseratif Vegetatif Infiltratif Diagnosa Colok dubur Proktoskopi Sigmodoskopi

Hemoroid Pelebaran vena pleksus hemoroidalis Hemoroid Interna Pelebaran pleksus v. hemoroidalis superior Diliputi mukosa Posisi kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral (jam 3 – 7 – 11) Drenase ke vena hemoroidalis superior selanjutnya ke vena porta Hemoroid Eksterna Pelebaran pleksus vena hemoroidalis inferior Dibawah garis muko kutan Diliputi epitel anus Drenase kevena sistemik selanjutnya ke vena cava

Fisura Anus Luka epitel pada anal kanal Fisura biasanya tunggal pada posterior mid-line Edema papila pada anal kanal hipertropik papil Edema pada fisura kulit sentinel tag Trias fisura anus Ulkus Hipertropik papil Sentinel tag

Fistel Perianal Diakibatkan drenase abses anorektum Umumnya berasal dari satu muara dikripta anorektum Klasifikasi PARK: Intersfingter Transfingter Suprasfingter Ekstrasfingter

PROLAPS REKTUM (PROCIDENTIA) Seluruh bagian rektum turun melalui anus Penyebab : Kelemahan otot dasar panggul Tekanan abdomen yang meningkat

Hernia : Tonjolan (protrusion) dari organ intra peritoneal keluar dari rongga perut melalui lubang (defect) dan masih diliputi peritoneum. Lokalisasi : 75 % di pelipatan paha (groin). MACAM I : HERNIA EKSTERNA ( tampak dari luar ). Hernia Inguinalis Lateralis. Hernia Inguinalis Medialis. Hernia Femoralis. Hernia umbilikalis,Sikatrikalis,Sciatic,Petit , Spigelian dan Perinialis. II : HERNIA INTERNA ( tidak tampak dari luar). Hernia Obturatoria Hernia diafragmatika Hernia Foramen Winslowi Hernia Ligament Treit Lain lain.

Komplikasi hernia : 1. Irreponible ( Irreducable ). Adalah hernia yang isi kantong tidak dapat kembali tanpa adanya gangguan pasase dan atau vaskuler. 2. Inkarserata : adalah irreponible dimana isi kantong terjepit pada daerah cincin hernia sehinnga terjadi gangguan pasase dan atau vaskuler. 3. Strangulata : adalah irreponible disertai gangguan (terjepit) sehinnga terjadi ischemi dengan gejala nyeri didaerah benjolan,keme rahan, kadang isi kantong nekrose.

Hernia inkarserata atau strangulata : Strangulata-ischemia Inkarserata

Sudden onset of severe abdominal pain Which developed within one week of hospital admission (1) Non traumatic 1. Limited time acute decision 2. “urgent” intervention Acute Abdomen > 6 hrs (1) Dombal De. FT, Gastroenterology 1979, 14 (supl)

Causes Of Acute Abdomen Non surgical (include extra abdominal pathology) = Medical Illness 50% Local / general peritonitis GI obstruction Intra / retroperitoneal bleeding Ischemic / infarct (thrombosis) Urologic / gynecologic pathology

Causes Of Acute Abdomen 15,8% 7% 60,7% 7,9% 8,6% DR SOETOMO GENERAL HOSPITAL SURABAYA 2002-2004(Apr) n=140

Ileus Usus distensi Tidak terjadinya gerakan dan pasase isi usus small bowel large bowel keduanya Usus distensi