PENYUSUNAN TES PERTEMUAN 7 KHAOLA RACHMA ADZIMA PGSD FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami secara konseptual, prosedural dan kaitan keduanya mengenai pengertian, kegunaan, dan penyusunan tes
Tes Tes dalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Ciri-ciri Tes yang Baik Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki : Validitas. Reliabilitas. Objektivitas. Praktikabilitas. Ekonomis.
Fungsi Tes Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat pada waktu penyusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dari 3 hal : Fungsi untuk kelas, Fungsi untuk bimbingan, Fungsi untuk administrasi.
Langkah-langkah Penyusunan Tes Menantukan tujuan mengadakan tes. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan. Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu. Menyusun tabel spesifikasi yang membuat pokok materi aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut. Menuliskan butir-butir soal didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup. Apabila TIK ditulis sangat khusus, maka satu TIK diukur oleh satu butir soal. Tetapi jika TIK itu merupakan TIK esensial, maka satu TIK dapat diukur dengan lebih dari satu butir soal.
Komponen Tes Buku test yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar jawaban tes yakni lembar yang disediakan oleh penilaian bagi testee untuk mengerjakan tes. Kunci jawaban berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki. Kunci jawaban ini dapat berupa huruf-huruf yang dikehendaki atau kata/ kalimat. Pedoman penilaian atau pedoman skoring berisi keterangan perincian tentang skor atau angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.
Menentukan Bentuk Soal Ditinjau dari segi konstruksi soal, yaitu bentuk objektif dan uraian, maka dapat dilakukan sebagai berikut Memilih fakta-fakta tunggal seperti : tahun, nama, atau istilah. Hal-hal seperti ini merupakan bagian yang paling tepat untuk dijadikan butir soal bentuk benar salah (B-S) ataupun isian singkat. Hubungan konsep-konsep yang berupa klasifikasi dan diferensiasi ditentukan untuk membuat soal bentuk pilihan ganda (multiplechoice). Definisi atau hubungan sebab-akibat, merupakan bahan yang dapat diuji dengan bentuk benar-salah, pilihan ganda ataupun hubungan antar hal (dua pernyataan yang dihubungkan dengan kata ”sebab”). Memilih konsep-konsep yang agak kompleks sifatnya, untuk dijadikan soal bentuk uraian.
Menuliskan Soal-soal Tes Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami. Untuk mengukur pencapaian atau prestasi belajar, faktor bahasa tidak boleh menjadikan hambatan penyelesaian soal. Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda atau membingungkan. Cara memenggal kalimat atau meletakkan/ menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak ditafsirkan salah. Dalam matematika misalnya, penulisan pangkat maupun indeks harus diusahakan pada tempat yang semestinya. Petunjuk mengerjakan, Walaupun kadang-kadang siswa sudah biasa melihat bentuk-bentuk soal yang dijumpai, namun petunjuk mengerjakan tiap kelompok soal merupakan hal yang penting dan tidak boleh diabaikan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas, dan siswa tidak bekerja menyimpang dari yang dikehendaki guru.