Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Perilaku Kekerasan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BERDUKA DAN KEHILANGAN
Advertisements

ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH MARAH ( RESIKO TINGGI KEKERASAN TERHADAP ORANG LAIN) Hikmah Lia Basuni.
PROSES KEPERAWATAN JIWA
Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah.
Fakultas Ilmu Kesehatan Unmuh Jember Halusinasi Gangguan Proses Pikir: Team Keperawatan Jiwa Supported by Mad Zaini.
Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
ASKEP WAHAM.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
PERILAKU KEKERASAN.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
PERTEMUAN 15 KONFLIK.
DALAM KEPERAWATAN JIWA
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
KEHILANGAN DAN BERDUKA
STRESS.
KONSEP KESEHATAN JIWA OLEH TUTU A. SUSENO.
KELOMPOK 1 NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT
PERILAKU KEKERASAN.
Gangguan Proses Pikir:
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
By TUTU APRIL ARIANI,SKp,MKes
GANGGUAN KONSEP DIRI istichomah
DIMENSI TINDAKAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Mariyono Sedyowinarso
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
PERILAKU KEKERASAN Oleh : Nina Rizka Rohmawati
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
KONSEP MODEL KESEHATAN JIWA
PENATALAKSANAAN KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR: WAHAM OLEH: NI MADE CANDRA YUNDARINI ( ) MULAI.
KONSEP SEHAT-SAKIT JIWA
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
Ns. ENI NUR’AINI, S.Kep, MSc
“harga diri rendah (hdr)
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
BERDUKA DAN KEHILANGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN & STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DG RESIKO PERILAKU KEKERASAN Disampaikan Oleh : Ns. Rany Agustin W, S. Kep.
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Konsep Dasar Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Soal kasus 1.Perawat ingin melakukan anamnesis pada pasiennya. Pada saat perawat datang ke tempat tidur pasien. Pasien terlihat sedang sendiri di sudut.
KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
Manajemen Konflik dan Negoisasi
RETNO LUSMIATI ANISAH, S.Kep,Ns. DEFINISI  Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan terencana dalam mempelajari kliennya.
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
KEHILANGAN DAN BERDUKA Eri Riana Pertiwi. Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan.
Transcript presentasi:

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Perilaku Kekerasan Muhammad Muslih

Common terminology Hostility, also called verbal aggression, is an emotion expressed through verbal abuse, lack of cooperation, violation of rules or norms, or threatening behavior (Schultz & Videbeck, 2009). Physical aggression is behavior in which a person attacks or injures another person or that involves destruction of property.

Pengertian Keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995). (Yosep, 2010)

Pengertian Perilaku kekerasan adalah merupakan status rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik. Merupakan suatu bentuk komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu.

Rentang Respon Marah Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/ PK ADAPTIF MALADAPTIF Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/ PK

Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti atau menyalahkan orang lain, dan memberikan kelegaan Frustasi : Gagal mencapai tujuan karena tidak realitas atau terhambat, tidak dapat menemukan alternatifnya Pasif : Diam, tidak mampu mengungkapkan perasaan, tidak berdaya dan menyerah. Agresif : Tindakan destruktif tapi masih terkontrol. Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman Amuk : Tindakan destruktif yang tidak terkontrol. Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat, hilang kontrol disertai amuk dan merusak lingkungan.

Hierarki Agresif RENDAH TINGGI Memperlihatkan permusuhan yang rendah Keras dan menuntut Mendekati orang lain dengan ancaman Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan perawatan medis Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan medis

Faktor Presipitasi Klien Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang PD, ekspresi diri, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Lingkungan Padat, bising , panas, penghinaan, kehilangan orang yang dicintai, kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar dalam keluarga Interaksi Konflik, provokatif, Riwayat perilaku antisosial (penyalahgunaan obat, alkohol) Kematian anggota keluarga yang penting

Evidence based

Biological theory Faktor Predisposisi Neurologic factor Genetic factor Kazuo Murakami (2007) adanya potensi agresif yang dormant  gen karyotype XYY Cyrcardian rhytm pe↑ kortisol

Biological theory Faktor Predisposisi Biochemistry factor pe↑ norepinefrin, dopamin dan androgen, pe↓ serotonin dan GABA (Gamma Amino Butiric Acid) Brain area disorder gangguan sistem limbik dan lobus temporal tumor, trauma, ensefalitis, epilepsi Kerusakan fungsi sistem limbik (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan memori).

Psychological theory Faktor Predisposisi Psychoanalitical theory  instinctual drives Frustation-Agression theory tujuan terhambat  agresif

Behavioral theory Faktor Predisposisi Social learning theory Imitation, modelling and information processing theory Reinforcement (Observasi  Stimulasi  Adopsi)

Faktor Predisposisi Herediter Social control  support system Tipe kepribadian  Introvert Koping individu Koping keluarga Aspek religius  Devil support

Gejala Klinis Wawancara : Diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang dirasakan klien, dampak marah yang timbul, cara mengatasi marah Observasi : Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, memaksakan kehendak : merampas makanan, memukul

Tanda dan Gejala  FISIK Muka merah dan tegang Mata melotot/pandangan tajam Tangan mengepal Rahang mengatup Wajah memerah dan tegang Postur tubuh kaku Pandangan tajam Mengatup rahang dengan kuat Jalan mondar-mandir

Tanda dan Gejala  VERBAL Bicara kasar Nada suara tinggi, membentak, berteriak Mengancam secara verbal/fisik Mengumpat dengan kata-kata kotor Suara keras Ketus

Tanda dan Gejala  PERILAKU Melempar/memukul benda/orang lain Menyerang orang lain Melukai diri sendiri/orang lain Merusak lingkungan Amuk/agresif

Tanda dan Gejala  EMOSI Tidak adekuat Merasa tidak aman Rasa terganggu Dendam dan jengkel Bermusuhan Mengamuk Ingin berkelahi Menyalahkan dan menuntut

Tanda dan Gejala  KOGNITIF/INTELEKTUAL Mendominasi Cerewet Kasar Berdebat Meremehkan Sarkasme

Tanda dan Gejala  SOSIAL Menarik diri Pengasingan Penolakan Ejekan Sindiran

Proses terjadinya masalah Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain : Menyerang atau menghindar (fight or flight) Menyatakan secara asertif (assertiveness) Memberontak (acting out) Perilaku kekerasan

Peran perawat STRATEGI PREVENTIF STRATEGI ANTISIPASIF Kesadaran Diri Pendidikan Klien Latihan Asertif STRATEGI ANTISIPASIF Komunikasi Perubahan lingkungan Tindakan Psikofarmakologi STRATEGI PENGURUNGAN Manajemen krisis Seclusion Restrain

Peran perawat KESADARAN DIRI : perawat harus meningkatkan kesadaran diri, memisahkan masalah pribadi dan masalah klien PENDIDIKAN KLIEN : mengajarkan cara komunikasi, cara mengekspresikan marah dengan tepat, respon adaptif dan maladaptif LATIHAN ASERTIF : kemampuan dasar yang harus dimiliki perawat, berkomunikasi langsung dgn setiap orang, mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan, sanggup melakukan komplain, mengekspresikan penghargaan dengan tepat.

Peran perawat KOMUNIKASI : Strategi komunikasi terapeutik PERUBAHAN LINGKUNGAN : menyediakan berbagai aktivitas untuk meminimalkan perilaku yang tidak sesuai TINDAKAN PERILAKU ; membicarakan dgn klien mengenai perilaku yang bisa diterima dan tidak

PsikoFarmakologi Buspirone Anti depresant (Amitriptyline dan Trazodone) Antipsychotic (Haloperidol, Chlorpromazine/CPZ, Trihexypenidile/THD) Naltrexone (antagonis opiat) Betablocker (Propanolol)  pada anak dan GMO

PsikoFarmakologi Mood stabilizer (Lithium) Carbamazepine (Tegretol) dan Valproate (Depakote)

PsikoFarmakologi Golongan Benzodiazepine (Lorazepam dan Clonazepam) Atypical Antipsychotic agent (Clozapine, Risperidon, Olanzapine) Golongan Benzodiazepine (Lorazepam dan Clonazepam)

PsikoFarmakologi Golongan Antipsikosis

PsikoFarmakologi

Mekanisme koping Sublimasi  adanya sasaran pengganti Proyeksi  menyalahkan orang lain mengenai kesulitan atau keinginan yang tidak baik Represi  mencegah pikiran masuk ke alam sadar Reaksi formasi  mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan Diplacement  melepaskan perasaan tertekan pada objek yang tidak berbahaya.

Pengkajian Pengumpulan data Analisa data Aspek biologis Aspek emosional Aspek intelektual Aspek social Aspek spiritual Analisa data Data subyektif Data obyektif Data primer Data sekunder

Diagnosa Perilaku Kekerasan

Resiko mencederai diri, orang lain dan ,lingkungan Pohon Masalah Resiko mencederai diri, orang lain dan ,lingkungan Perilaku Kekerasan Harga Diri Rendah Faktor predisposisi : Genetik Tipe kepribadian : introvert Kontrol sosial Faktor presipitasi : Kematian anggota keluarga yang penting Penyalahgunaan Napza

Intervensi & Implementasi Pasien SP 1 BHSP Mengidentifikasi marah Tanda dan gejala yang dirasakan Mengidentifikasi PK yang biasa dilakukan Mengidentifikasi akibat dari cara yang dilakukan Melatih mengendalikan PK dg cara latihan nafas dalam

Intervensi & Implementasi Pasien SP 2 Evaluasi latihan nafas dalam Melatih mengendalikan PK dg cara fisik kedua (pukul bantal/kasur) Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua SP 3 Evaluasi jadwal harian ttg dua cara fisik mengendalikan PK Latihan mengungkapkan marah dengan cara verbal (menolak dg baik, mengungkapkan dg baik, mengungkapkan perasaan dg baik) Menyusun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

Intervensi & Implementasi Pasien SP 4 Diskusikan hasil latihan mengendalikan PK secara fisik dan verbal Bantu klien mengendalikan marah dg cara spiritual (beribadah dan berdoa) Beri jadwal latihan beribadah dan berdoa SP 5 Bantu klien mengendalikan PK dg obat

Intervensi & Implementasi Keluarga SP 1 Memberikan HE pd keluarga ttg cara merawat klien PK dirumah (diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien, penyebab, tanda gejala, perilaku yg muncul akibat PK) Diskusikan kondisi klien yg perlu dilaporkan ke perawat SP 2 Melatih keluarga cara-cara mengendalikan kemarahan SP 3 Membuat perencanaan pulang klien bersama keluarga

Evaluasi S Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat, Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang Klien mengatakan barang menjadi rusak semua Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam O Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif, bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas dalam SP 1 Pasien tercapai P Perawat : Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00 Klien : Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00 dan 15.00

Manajemen Krisis Ada 5 kriteria menurut The American Psychiatric Assosiation yaitu : Mencegah segera bahaya yang bisa dialami oleh klien maupun orang lain ketika terapi yang lain tidak efektif lagi. Untuk menghindarkan gangguan serius program penanganan atau kerusakan lingkungan yang bermakna Untuk mempertahankan penanganan sebagai bagian dari terapi perilaku Untuk menurunkan jumlah stimulasi yang dapat dijangkau oleh klien Untuk menuruti pesanan klien sendiri

Indikasi : Mengendalikan perilaku kekerasan klien yang potensial membahayakan diri klien dan orang lain yang sudah tidak mampu lagi dikendalikan dengan pengobatan atau teknik psikososial lainnya. Ancaman terhadap integritas fisik yang berhubungan dengan penolakan klien untuk istirahat, makan, minum Reduksi stimulasi lingkungan, terutama jika diminta oleh klien (pastikan tindakan ini telah dikaji dan berindikasi terapeutik)

Look at Stuart and Sundeen (1995: 738-739)

Manajemen Krisis Identifikasi pemimpin tim krisis Susun/ kumpulkan tim krisis Beritahu petugas keamanan yang diperlukan Pindahkan semua klien dari area tersebut Siapkan alat pengekang (restraint) Susun strategi dan beritahu anggota lain Tugas penanganan klien secara fisik Jelaskan semua tindakan pada klien Ikat/ kekang klien sesuai instruksi pemimpin (posisi yang nyaman) Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi Observasi kondisi klien Penuhi KDM Evaluasi tindakan dengan tim Jelaskan tindakan pada klien lain Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan

Seclusi (pengekangan fisik) Pengekangan fisik secara mekanik Isolasi (menempatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien tidak dapat keluar atas kemauan sendiri)

Restrain

Restrain

Terimakasih