5 PEMBUATAN SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN BAJAK MOLE PADA LAHAN PERTANIAN Latar Belakang Masalah Pembuatan saluran drainase menggunakan bajak mole dibawah.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PONDASI 1.
Advertisements

Jakarta, 7 – 8 November 2013 Seminar Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi “Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian.
11 MODUL Pengertian Dasar Pemadatan Tanah
PERGERAKAN AIR DALAM TANAH
LENGAS TANAH.
SIFAT- SIFAT TANAH DAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Tujuan klasifikasi tanah
PENGERTIAN TANAH Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari aggregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara.
2,3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
SIFAT-SIFAT FISIK DAN MORFOLOGI TANAH
AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA
Studi Tekno-Ekonomi Pengolahan Tanah di Kecamatan Pauh Kota Padang Sumatera Barat Dr. Ir. Santosa, MP.
Konsistensi Tanah.
KLASIFIKASI TANAH.
BATAS-BATAS ATTERBERG
KUAT GESER TANAH YULVI ZAIKA DR ENG.
INFILTRASI Kuliah Hidrologi WA-5.
Infiltrasi Infiltrasi : adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah.
Teknologi Dan Rekayasa
KEMANTAPAN LERENG.
Agregat By Leo Sentosa.
Disusun oleh : Wartiwan
SUBGRADE.
KULIAH-2 PROSES DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EROSI
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Fakultas Teknik UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
JUNI, 2016 PONTIANAK, INDONESIA.
Mata kuliah semester berikutnya
METODE PERHITUNGAN (Analisis Stabilitas Lereng)
TANAH FAJRI ANUGROHO Sumber Pustaka:
Latar Belakang Masalah
PEMBAGIAN ALAT BERAT.
SIFAT FISIK SIFAT KIMIA SIFAT BIOLOGI
SIFAT FISIK TANAH Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna.
YULVI ZAIKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAK.TEKNIK UNIV. BRAWIJAYA
Latar Belakang Masalah
4.5 Mengidentifikasi konsistensi tanah
1 SISTEM HIDROLIK SEBAGAI PENGGERAK BAJAK MOLE
Pengendalian Sedimen dan Erosi
Oleh : Ribka Vania R. Kuhon Ilmu Tanah
Kondisi drainase dan aerasi tanah
KULIAH-2 PROSES DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EROSI
M. Hariansyah, S.T., M.T TTL : Balikpapan, 17 Maret 1968 Alamat : Jl. Pakuan Ciheuleut No 79 Bogor Pekerjaan : Dosen Tetap FT- UIKA Bogor Status : Menikah.
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
Kuliah ke-4 WA TKS333 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
Latar Belakang Masalah
SIFAT FISIKA TANAH Muhammad Rozadi
Fakultas Teknik Sipil UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
KARAKTERISITIK BATUAN
MEKANIKA TANAH 1 “Pemadatan Tanah” COMPACTION OF SOIL
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Irigasi Cucuran Irigasi cucuran juga disebut irigasi tetesan, terdiri dari jalur pipa yang ekstensif dan berdiameter kecil langsung memberi air ke tanah.
INFILTRASI.
INFILTRASI.
KARAKTERISITIK BATUAN
BAB II PEMADATAN TANAH Adhi Muhtadi, ST, SE, MSi..
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Profil tanah ? III. Sifat Fisik Tanah
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
PENGGUNAAN ILMU MEKANIKA TANAH (1)
ANALISIS AYAKAN (SIEVE ANALYSIS)
Agregat By Leo Sentosa.
STRUKTUR BADAN JALAN KERETA API (SUBGRADE)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
Bajak Putar (Rotary Plow) Dengan menggunakan bajak putar: Pekerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh Dapat digunakan pada tanah kering maupun tanah.
KESTABILAN LERENG Pada umumnya tanah atau batuan di alam berada dalam keadaan seimbang dalam artian lain keadaan dimana distribusi tegangan pada tanah.
KLASIFIKASI TANAH. KLASIFIKASI??? Merupakan proses menempatkan suatu contoh tanah kedalam kelompok – kelompok atau kelas – kelas tertentu. TUJUAN KLASIFIKASI???
Alat Penguji Kadar Mineral (Air) dalam Tanah.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

5 PEMBUATAN SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN BAJAK MOLE PADA LAHAN PERTANIAN Latar Belakang Masalah Pembuatan saluran drainase menggunakan bajak mole dibawah permukaan tanah pada kedalaman 40 cm, mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, terutama untuk mengatur kedalaman bajak mole sesuai dengan setpoin yang diinginkan. Profil permukaan tanah dan kekuatan geser tanah tanah sangat mempengarhui pembuatan saluran drainase mole.

Tujuan Penelitian a. Menghasilkan rancangan alat berupa sistem kontrol terprogram untuk menggerakan silinder hidrolik sebagai penggerak bajak mole, b. Memperoleh elevasi kedalaman hasil olah bajak mole pada sudut kemiringan 0%, 0.1% dan0.2 %, serta simpangan antara setpoin dan posisi bajak mole.  

Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Tahap 1 Tahap 2 Tahap 2 No Tempat Uraian Lama Penelitian ( Agustus 2012 - Bulan Februari 2014) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 A S O N D J F M Laboratorium Teknik Elektro dan Teknik Mesin Fakultas Teknik UIKA Bogor Digunakan untuk merancang konstruksi dudukan silinder hidrolik dan bajak mole   Laboratorium Instrumentasi dan Perbengkelan IPB Perancangan sensor pengirim dan penerima, Elektronika dan sistim kontrol hidrolik skala Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA IPB, di Laboratorium lapangan Siswadhi Soeparjo Untuk pelaksanaan ujian lapangan ( out door), Manual dan Otomatis Tahap 1 Tahap 2 Tahap 2

Alat dan bahan Alat yang digunakan: Satu (1) set Traktor : 55 kW, Holand Satu set ekternal hidrolik traktor kapasitas 50 liter/menit, 250 bar Satu set selonoid 30 A, 4 aliran ( 2 in 2 out) Satu set accu battere 12 V, 7,6 Ah untuk transmitter Alat ukur tekanan 1 set 250 bar Monitoring laptop Fujitsu layar 11”, Hardisc 250GB,ram/rom 8 GB Selang hidrolik dan asesorisnya Fleksibel 3/8” Satu set ECU ATMEGA Arduino 238 Satu set sensor jarak Ultarsonik, 3 m Silinder Hidrolik Pnj 50 cm, dia 10 cm, dia torak 5cm, 10 ton Satu set tool elektronika Solder, tang, obeng, kabel, VCB, timah Besi kontruksi bajak mole Plat ST 37, p:1200mm, t: 25mm, l: 250mm, Bajak mole Tinggi 125 cm, lebar 250 cm, tebal 25 mm Satu Set teodolit DT. Nikon NE-205 ( 2nd) Bahan penelitian: Minyak Hidrolik Pertamina, SAE 20, 50 liter Satu set Patok ukur, tali dan kelengkapannya Mistar Ukur Penggaris stenlis, 60 cm Lapangan penelitaan Panjang lapangan uji 30 m Lebar 16 meter Pembagian lintasan 16 lintasan

Pengukuran Profil Permukaan Tanah

Penentuan Lintasan Jalur Traktor

Metode Pengolahan bajak mole

Pengujian Pengolahan bajak mole

Metode Pengukuran elevasi Menggunakan Mistar Ukur Menggali tanah disamping hasil olah bajak

Metode Pengujian Fisik dan Mekanik Tanah Mengambil sampel tanah pada beberapa titik ditiap lintasan. Melakukan uji laboratorium Jenis Pengujian Standar Tujuan Water conten ASTM D 2216-90 Mengetahui kondisi kelembaban contoh tanah asli. Specific Gravity ASTM D 854-91 Mengetahui berat jenis contoh tanah( Gs) Unit Weigh ASTM C -29 Mengetahui berat persatuan volume Atterberg Limit ASTM D-4318-84 Menentukan batas plastis dan batas cair, dipakai untuk klasifikasi tanah berbutir halus Unconfined compressive Sireght ASTM D – 2166 Mengetahui kekuatan tekanan bebas tanah kohesif pada kondisi tanah asli maupun dipadatkan(diolah) Direct Shear Test ASTM D3080 Mengetahui besarnya kekuatan tanah terhadaf gaya horizontal Sieve Analysis ASTM D-421 Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah Hidrometer Analysis ASTM D -100 Menentukan distribusi dari butiran tanah yang memiliki diameter lebih kecil Hand Boring ASTM D 1452-80 Mengetahui jenis dan komposisi tanah secara visual

Hasil dan Bahasan Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Jenis Pengujian Hasil Satuan Keterangan Water conten 31.2 % Pada permukaan tanah dengan kedalaman 10, 20,30 dan 40 cm, diperlukan perbaikan untuk pembuangan air permukaan. Specific Gravity 2.55 gr/cm3 Berat jenis tanah cukup baik untuk menopang berat beban. Unit Weigh: Tanah tidak terlalu jenuh air Berat isi tanah basah 1,58 Berat isi tanah kering 0,04 Isi pori 16,17 - Derajat kejenuhan 79.15 Nilai porositas 44,76 Unconfined compressive Sireght 3.278 kg/cm2 Tanah mempunyai kekuatan geser tidak diari (undrained), termasuk golongan lempung kenyal (stiff clay) yang berpengaruh cukup sedang. Direct Shear Test (s) 3,389 Tanah mempunyai kekuatan geser yang cukup tinggi terhadap gaya horizontal. Nilai C 3,29 Tan  44,99 o

Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Sieve Analysis: Jumlah berat tertahan disaringan No 3 Prosentasi lolos 100 gr % Tanah bergredasi buruk ( poorly graded), karena pembagian ukuran butiran tidak merata Jumlah berat tertahan disaringan No 4 1,9 99,62 Jumlah berat tertahan disaringan No 8 7,3 84,92 Jumlah berat tertahan disaringan No 30 21,9 56,06 Jumlah berat tertahan disaringan No 40 51,4 30,32 Jumlah berat tertahan disaringan No 50 79,2 28,74 Jumlah berat tertahan disaringan No 100 67,1 15,32 Jumlah berat tertahan disaringan No 200 45,2 6,28

Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Hidrometer Analysis 11 - Akhir pengujian terdapat tanah disaringan No 200, hal ini terjadi karena sampel tanah mengendap dan partikelnya kembali menyatu ketika terendam selama 24 jam. Atterberg Limit: Batas cair ( liquied limits) Batas plastis( Plastis Limit) Indeks Plastisitas ( Plastiscity index) 42,19 16,04 26,16 % Klasifikasi tanah berprilaku sebagai tanah liat, kurang organik, dengan indeks plastisitas tinggi Pengujian Hand boring: Kedalaman 0 – 0,2 cm Tanah kuning kecoklatan, bergradasi halus, tidak gembur, lengket Kedalaman 0,2 – 0,4 Tanah kuning muda bergradasi halus, tidak gembur, lengket Kedalaman 0,4 – 0,6 Pasir Debu Liat/lempung 16,8 28,4 55,52 Hasil uji sampel, bahwa tanah berprilaku sangat liat, kurang organik.

Hasil dan Bahasan Pengukuran profil tanah

Hasil pengujian elevasi bajak mole tanpa kontroller Pengukuran cara manual

Hasil pengujian elevasi bajak mole menggunakan kontroller kemiringan 0%, pengukuran cara manual

Hasil pengujian elevasi bajak mole menggunakan kontroller kemiringan 0

Hasil pengujian elevasi bajak mole menggunakan kontroller kemiringan 0

Analisis Simpangan antara setpoin terhadap posisi bajak mole Lintasan Simpangan ( antara setpoin) terhadap elevasi mole (%) Kemiringan A 2,29 Tanpa kontrol B 3,69 C 4,22 D 4,10 E 1,00 Dengan kontrol kemiringan 0% F 0,63 G 0,79 H 0,48 I 0,84 Dengan kontrol kemiringan 0.1% J 0,57 K 0,40 L 0,51 M 0,99 Dengan kontrol kemiringan 0.2% N 1,04 O P 0,87

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, pembuatan saluran drainase bajak mole, ketika tidak menggunakan sistem kontrol, profil permukaan tanah sangat mempengaruhi hasil olah kedalaman bajak mole. Menggunakan sistem kontrol kedalaman terprogram, antara set poin dengan posisi bajak mole pada setiap lintasan, dengan kemiringan bajak mole 0%, 0.1% dan 0.2%, profil permukaan tanah sangat kecil mempengaruhi sistem kontrol. Terlihat dari hasil analisis simpangan masing-masing lintasan. Output penelitian: Hariansyah M, Radite P.A Setiawan, Asep Sapei, Desrial dan Dewa Made Subrata, 2014. Kontrol Sistem Design And Testing For Depth Soiler-Sub Programmed, telah dikirim ke ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences (ISSN 1819-6608). Amerika, (dalam proses) review. www//aprnjournals.com/jeas/index.htm