KULIAH KEBIDANAN TATAP MUKA 6 -7

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Mekanik Tubuh & Ambulasi
Advertisements

KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Pertolongan Persalinan Normal
Sarari dan Manajemen Laktasi
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
1. PENGUATAN ABDOMINAL DASAR
KEBUTUHAN IBU PADA KALA III DAN PENDOKUMENTASIAN KALA III
siklus reproduksi 3 Plasentasi Fisiologi kebuntingan
Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
Prolaps Tali Pusat Dr Dovy Djanas SpOG-K.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSALINAN KALA 1,2,3 DAN 4.
ADAPTASI FISIOLOGI PERSALINAN
SENAM NIFAS Dwi Astuti,M.Kes.
KEJADIAN PASCA KELAHIRAN
MENU Istilah Lazim dalam Anatomi dan Fisiologi Struktur Tubuh Manusia
KALA III & IV.
SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
KELAHIRAN DAN KESULITANNYA
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Disampaikan Pada …………………………….2014
DISTOKIA ; sebab-sebab dan penanggulangannya
PERSALINA LETAK LINTANG
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
1. PENGUATAN ABDOMINAL DASAR
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA MASA NIFAS
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Kelainan letak VENA ANISA IIB.
DISTOKIA ; sebab-sebab dan penanggulangannya
Konsep Dasar Asuhan Persalinan
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
PERSENTASI BOKONG (LETAK SUNGSANG) By. Yeni Asmita,SST,SKM
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
Nama : Desi sri wahyuni Tingkat : IIB Askeb II persalinan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA MASA NIFAS
Faktor yang mempengaruhi persalinan
OLEH PUTRI ANANDA YESRI
MEMPENGARUHI PERSALINAN
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
PENDAHULUAN Tingkat kematian anak babi prasapih dapat mencapai 30 – 50%, ini merupakan salah satu faktor penentu yang sering kali menjadi suatu masalah.
PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT
PERSALINAN LETAK SUNGSANG SISRI NINGSIH
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
ASUHAN KALA IV PERSALINAN
ASUHAN PERSALINAN KALA II
Devi Baniarti Eka Novitasari Eva Laili Rahmawati Nini Ariani
PARTURATION, PARTUS, DELIVERY, MISE BAS
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
PENGERTIAN PERSALINAN
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TEAM PROMKES RSUD DR. ADJIDARMO
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Transcript presentasi:

KULIAH KEBIDANAN TATAP MUKA 6 -7 APLIKASI PRAKTIS MENOLONG KELAHIRAN

PEMERIKSAAN SAPI AKAN MELAHIRKAN 1. TAHAP PERSIAPAN BAGI TENAGA AHLI BAGI TEMPAT PEMERIKSAAN ALAT – ALAT DAN SARANA YG DIBUTUHKAN SAPI YG AKAN DIPERIKSA

2. TAHAP PEMERIKSAAN SAPI DALAM KEADAAN BERDIRI ASPEK KEAMANAN BAGI PEMERIKSA HINDARI KONTRAKSI UTERUS DENGAN ANASTESI ATAU PIJAT BAGIAN DORSUM SAPI RECTAL EKSPLORASI (SISTEMATIS) VAGINAL EKSPLORASI (SISTEMATIS) ; AMATI BAGIAN-BAGIAN CERVIX, VAGINA, KANTONG FETUS PENENTUAN SITUS (PRESENTASI, POSITION HABITUS) DETERMINASI : KAKI DEPAN, CORPUS, KUKU, OLECRANON KAKI BELAKANG, TARSUS, DADA, RUSUK.

DOLORES 3. TAHAP ANASTHESI SECARA UMUM DILAKUKAN INTRAVENOUS, YAITU MENGGUNAKAN CHLORAL HIDRAT (5 – 10%); 20 – 30 CC PADA BAGIAN VENA JUGULARIS LOKAL; SECARA EPIDURAL MENGGUNAKAN DOSIS 10 – 20 CC CHLORAL HIDRAT INTRAMUSCULARIS, BISA MENGGUNAKAN ; ASTRACAINE, COCAINE, NOVOCAINE DAN PROCAINE (1 – 2%0 DOSIS 10 – 15 CC DOLORES

DOLORES DOLORES PRAEPARTUS, RASA SAKIT INI SEBAGAI AKIBAT TUBUH BERTUJUAN MEMBUKA SERVIX, ROTATIE FETUS DAN PEMBENTANGAN FETUS DOLORES AD PARTUM, ADANYA KONTRAKSI URAT DAGING PERUT DENGAN TUJUAN UNTUK MENGELUARKAN FETUS DOLORES POST PARTUM, BERTUJUAN UNTUK MENGELUARKAN PLASENTA

STADIUM KELAHIRAN FETUS KELUAR SECARA AKTIF URAT-URAT DAGING UTERUS DAN PERUT BERKONTRAKSI JANGKA WAKTU 0,5 – 4 JAM, INDUK YG BARU PERNAH BERANAK BIASANYA LEBIH LAMA KEPALA DAN BAGIAN YG TELAH MELEWATI VULVA MELENGKUNG KE BAWAH URAT DAGING FETUS MENGENDOR, UNTUK MEMUDAHKAN PINGGUL DAN KAKI BELAKANG MERENTANG KE BELAKANG DAN MELEWATI PELVIS INDUK SECARA MUDAH

LETAK SUNGSANG JIKA FETUS LETAKNYA SUNGSANG, KITA BARU BOLEH MENARIK SESUDAH PERSENDIAN TARSUS SAMPAI DI VULVA. KARENA ITU BERARTI, BAGIAN TERBESAR BAGIAN BELAKANG SUDAH BERADA DI SERVIX. SEBELUM KITA MENARIK FETUS, KITA TUNGGU DULU 10 MENIT, JIKA KAKI BELAKANG SUDAH KELUAR SAMPAI PERSENDIAN TARSUS. JIKA TETAP FETUS TDK MAU KELUAR SENDIRI, BARU KITA ADAKAN TARIKAN. PENARIKAN HARUS BERSAMAAN DENGAN DOLORES. JIKA BAGIAN DISTAL DARI TIBIA SUDAH SAMPAI DI VULVA, ADA KEMUNGKINAN CORDA UMBILIKALIS TERTEKAN OLEH TIBIA, SEHINGGA KITA HARUS LEKAS-LEKAS TARIK FETUS KELUAR SUPAYA TDK MATI. JIKA FETUS SUDAH KELUAR, BIARKAN INDUKNYA BERBARING UNTUK ISTIRAHAT. USAHAKAN BAGIAN BELAKANG LEBIH TINGGI DARI BAGIAN DEPAN, UNTUK MENGHINDARI PROLAPSUS UTERI. INDUKNYA HARUS KITA CUCI DARI KOTORAN-KOTORAN DARAH DAN LENDIR KELAMIN. BERILAH AIR YG CUKUP PANAS 1 EMBER DAN BIARKAN MINUM. JIKA PARTUS BERLANGSUNG NORMAL, BERILAH MAKAN BIASA. TAPI BILA TERDAPAT KENAIKAN PANAS BADAN DAN PERNAFASAN, BERILAH PAKAN YANG MUDAH DICERNA.

PENGELUARAN PLASENTA PERTOLONGAN SAPI BERANAK NORMAL JANGKA WAKTUNYA ANTARA 0,5 – 8 JAM, RATA-RATA 4 – 5 JAM GEJALA LEBIH DARI 12 JAM; KEMUNGKINAN TERJADI RETENSIO SECUNDINAE (SELAPUT FETUS TETAP TINGGAL DALAM UTERUS) TEMPAT HARUS KHUSUS, TERBAIK DI LAPANGAN KALAU DIDALAM KANDANG, MAKA KANDANG HARUS BERSIH, CUKUP LUAS DAN DI BERIKAN ALAS JERAMI SUPAYA EMPUK YANG PENTING ADALAH KETIKA TERJADI PENGELUARAN FETUS HARUS SEGERA DI BERSIHKAN HIDUNH DAN MONCONGNYA. MEMBANTU PENGELUARAN PLASENTA JIKA MELEWATI 4 JAM PERTOLONGAN SAPI BERANAK NORMAL

SITUS FETUS MENJELANG PROSES KELAHIRAN BERDASARKAN ATAS BAGIAN FETUS YANG POSISINYA MENGHADAP PELVIS INLET SUMBU LONGITUDINAL FETUS PARALEL DENGAN SUMBU LONGITUDINAL INDUKNYA SUMBU FETUS DAN INDUKNYA MEMBENTUK SUDUT 90 °

MACAM SITUS (PRESENTATION) LETAK ANTERIOR = LETAK KEPALA = ANTERIOR PRESENTATION, YAITU BAGIAN ANTERIOR FETUS LANGSUNG MENGHADAP PELVIS INLET LETAK POSTERIOR = LETAK SUNGSANG = POSTERIOR PRESENTATION. BAGIAN POSTERIOR FETUS LANGSUNG MENGHADAP PELVIS INLET. SUMBU LONGITUDINAL FETUS SEJAJAR DG SUMBU LONGITUDINAL INDUKNYA DORSO LUMBAL = DORSO PRESENTATION, DORSUM FETUS MENGHADAP PELVIS INLET (SUMBU TRANSFERSAL FETUS AGAK LURUS INDUKNYA) STERNO ABDOMINAL = VENTRAL PRESENTATION. BAGIAN VENTRAL FETUS DENGAN KAKI-KAKINYA MENGHADAP PELVIS INLET SUMBU TRANSFERSAL FETUS TEGAK LURUS INDUK

POSISI FETUS : KONDISI INI DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN TITIK TERTENTU DARI FETUS YANG MENGHADAP KE TITIK TERTENTU DARI PELVIS INDUKNYA. TITIK-TITIK TERTENTU UNTUK FETUS ADALAH : DORSAL VETEBRAE DIPAKAI UNTUK ANTERIOR PRESENTATION LUMBAL VERTEBRAE DIPAKAI UNTUK POSTERIOR PRESENTATION TITIK YG DITENTUKAN BAGI PELVIS INDUKNYA : SACRUM = SEBELAH ATAS PUBIS = SEBELAH BAWAH ILLIUM = KIRI DAN KANAN

MACAM-MACAM POSISI PADA ANTERIOR PRESENTATION DORSO SACRAL POSITION, DORSO VERTEBRAE MENGHADAP KE SACRUM INDUKNYA, BOKONG FETUS DI DINDING ABDOMEN DAN STERNUM DI PUBIS DORSO PUBIS POSITION, DORSAL VETEBRAE (PUNUK = GUMBAI) FETUS MENGHADAP KE PUBIS POSISI DORSO –ILLIAL SINUSTRA, FETUS BERADA DISISI KIRI, KEPALA DI SISI KANAN, LEHER DISISI KANAN. DORSAL VETEBRAE MENGHADAP KE ILLIUM SINUSTRA. STERNO-DORSAL DIAMETER, WAKTU KELUAR BERADA PADA BIS ILLIACA DIAMETER, DI TENGAH-TENGAH PELVIS. KAKI-KAKINYA JIKA BELUM MASUK KE PELVIS, MENGHADAP KE SISI KANAN INDUKNYA. POSISI DORSO – ILLIAL DEXTRA, LETAK FETUS KEBALIKAN DARI DORSO – ILLIAL SINUSTRA POSITION

MACAM-MACAM POSISI PADA POSTERIOR PRESENTATION POSISI LUMBAL SACRAL, LUMBAL VETEBRAE MENGHADAP KE SACRUM INDUKNYA, COXO-FEMORAL ARTICULATIO DEXTRA MENGHADAP KE ILLEUM DEXTRA DAN YG KIRI KE ILLEUM SINUSTRA POSISI LUMBAL PUBIS, LUMBAL VETEBRAE MENGHADAP KE PELVIS INDUKNYA, KAKI-KAKINYA MENGHADAP KE SACRUM POSISI ILLIAL DEXTRA, FETUS MENGHADAP DI SISI KANAN LUMBO VETEBRAE MENGHADAP ILLEUM DEXTRA. KAKI-KAKINYA MENGHADAP KE SISI SINUSTRA. POSISI LUMBO ILLIAL SINUSTRA, KEBALIKAN DARI LUMBO ILLIAL DEXTRA

TRANSFERSAL (MELINTANG) MACAM-MACAM POSISI PADA DORSO LUMBAL PRESENTATION LETAK FETUS TRANSFERSAL, KEPALA DISEBELAH SISI INDUKNYA DAN BADANNYA MELENGKUNG SEPERTI ANJING TIDUR. TITK TERMINASINYA ADALAH PADA BAGIAN KEPALA TIGA MACAM POSISI TRANSFERSAL : POSISI CEPHALO-ILLEUM DEXTRA, FETUS LEBIH KE SISI KANAN, TERLETAK SEDIKIT BANYAK KE DINDING ABDOMEN, KEPALA DISISI KANAN, BOKONG DISISI KIRI, BADAN MELENGKUNG DAN LUMBAL MENGHADAP KE PELVIS. CEPHALO-ILLEUM SINUSTRA, KEBALIKAN DARI CEPHALO-ILLEUM DEXTRA POSISI CEPHALO-SAKRAL, DORSO LUMBAL MENGHADAP KE PELVIS, LETAKNYA VERTIKAL, BOKONG DI VENTRAL, KEPALA MENGHADAP DI SAKRAL LUMBAL. SEPERTI FETUS DUDUK DI DAERAH KELENJAR SUSU INDUKNYA.

MACAM-MACAM POSISI PADA STERNO ABDOMINAL PRESENTATION SITUSNYA TRANSVERSE PRESENTATION, TETAPI ABDOMEN MENGHADAP KE INLET PELVIS. PALPASI DALAM MERABA ABDOMEN PERTAMA-TAMA DAN DUA KAKINYA ATAU LEBIH BERSATU, KADANG-KADANG KAKI DEPAN DAN KAKI BELAKANG. KEPALA KADANG TERABA, KADANG-KADANG TIDAK TERABA

3 MACAM POSISI : POSISI CEPHALO-ILLEUM SINUSTRA, FETUS DISEBELAH KANAN. KEPALA MENGHADAP KEILLEUM SINUSTRA INDUKNYA, BOKONG KE ILLEUM KANAN CEPHALO ILLEUM DEXTRA, KEBALIKAN DARI POSISI CEPHALO-ILLUM SINUSTRA POSISI CEPHALO-SAKRAL, FETUS VERTIKAL, BOKONG VENTRAL, ABDOMEN DAN STERNUM MENGHADAP KE PELVIS INLET, KAKI-KAKINYA MENGARAH KE OS UTERI, SEDANGKAN SCHOFT (PUNUK = GUMBAI) MENGHADAP KE SAKRA LUMBAL. KEPALA BISA MEMBELOK KE SISI ATAU KE BELAKANG DARI FETUS.

PRESENTATION SKEMA PRESENTATION ANTERIOR LONGITUDINAL POSTERIOR DORSO SACRAL DORSO ILLIUM DEXTRA DORSO ILLEUM SINUSTRA DORSO PUBIS SKEMA PRESENTATION ANTERIOR LONGITUDINAL LUMBO SACRAL LUMBO ILLEUM DEXTRA LUMBO ILLEUM SINUSTRA LUMBO PUBIS POSTERIOR PRESENTATION CEPHALO ILLEUM DEXTRA CEPHALO ILLEUM SINUSTRA CEPHALO SACRAL DORSO LUMBAL TRANSFERSAL CEPHALO ILLEUM DEXTRA CEPHALO ILLEUM SINUSTRA CEPHALO ILLEUM SACRAL STERNO ABDOMINAL

MEKANISME KELAHIRAN LETAK FETUS DI DALAM UTERUS SELAMA BUNTING : PADA KUDA; VERTEBRAE MENGHADAP KE VENTRAL, KAKI MEMBENGKOK, LEHER BENGKOK, MULUT DI DADANYA. SEBELUM PARTUS ADA ROTASI DI SUMBU LONGITUDINAL KARENA ADANYA KONTRAKSI UTERUS. POSISINYA MENJADI KE SISI KANAN DAN AKHIRNYA SACRUM. KAKI-KAKINYA MELURUS KARENA GERAKAN FETUS. PADA SAPI; SAMPAI AKHIR BUNTING FETUS TERLETAK DISISI (MIRING). SEBELUM PARTUS ADA ROTASI FETUS, PADA SUMBU LONGITUDINAL. ROTASI INI KADANG-KADANG DAPAT MENJADI LETAK YANG ABNORMAL. LETAK NORMAL : PRESENTATION LONGITUDINAL ANTERIOR POSITION YG DORSAL SACRAL. KEPALA DAN KAKI DEPAN MENGARAH KE OS UTERI. DAPAT JUGA LETAK POSTERIOR, KAKI BELAKANG MENGHADAP OS UTERI (POSISI INI PADA KUDA SERING MENGALAMI KEMATIAN)

SAPI = ANTERIOR PRESENTATION MEKANISME KELAHIRAN SAPI KESUKARANNYA PADA THORAX FETUS, KARENA SEDIKIT LEBIH BESAR DARI INLET INDUKNYA. BICOXO FEMORALIS DIAMETER DARI PANGGUL FETUS MELEBIHI DIAMETER BIS ILLIACA DARI PELVIS INDUKNYA. DAPATNYA PELVIS FETUS MELALUI INLET INDUKNYA, KARENA TULANGNYA LEBIH BERSIFAT TULANG RAWAN, SEHINGGA DIPERKECIL SEWAKTU MENDAPAT TEKANAN AKIBAT DOLORES WAKTU LAHIR. KEUNTUNGAN WAKTU FETUS SAPI DILAHIRKAN DIBANDINGKAN KUDA ADALAH BAHWA FETUS LEBIH TERLINDUNG DARI PADA FETUS KUDA, KARENA ISCHIO-PUBIS SYMPHISIS LEBIH PANJANG DAN DASAR PELVIS LEBIH LEGOK. VARIASI POSISI PRESENTATION TDK BERBEDA BANYAK DARI PADA KUDA YANG MEMPUNYAI PELVIS SEMPIT.

POSTERIOR PRESENTATION PADA SAPI KEADAANNYA SAMA DENGAN KUDA. LEBIH BANYAK ANAK SAPI LAHIR DALAM POSISI LUMBO-SACRAL DARI PADA ANAK KUDA, KARENA LUTUT YG LEBIH MIRING HINGGA TAK BEGITU MENDAPAT KESUKARAN SEWAKTU MELEWATI KRISTA PUBIS. FEMORNYA TAK LEBIH PANJANG DARI SACRO-PUBIS DIAMETER. INDUKNYA LEBIH SERING MERASA SAKIT DAN LEBIH FREQUEN MELAHIRKANNYA SECARA SPONTAN.

HEWAN / TERNAK KECIL (DOMBA DAN KAMBING) SECARA UMUM SAMA DENGAN SAPI KAMBING DAN DOMBA MODIFIKASINYA SAMA, BILA HANYA BERANAK SATU. BILA BERANAK KEMBAR BANYAK, UKURAN FETUS LEBIH KECIL DARI PELVISNYA, SEHINGGA KELAHIRANNYA MENJADI LEBIH MUDAH. KONDISI INI HAMPIR SAMA DENGAN BABI, ANJING DAN KUCING. PADA ANJING, ANTERIOR PRESENTATION, KAKI DEPAN FETUS SERING TERLETAK DISEBELAH SISI THORAX (LETAK PUNDAK) WAKTU MELEWATI PELVIS. KEPALA FETUS LEBIH BESAR DARI THORAXNYA, DAN TAK BEGITU DAPAT TERTEKAN. KEPALA MERUPAKAN BAGIAN PENGHALANG KELAHIRAN TERBESAR.

MENOLONG SAPI BERANAK UMUMNYA PERTOLONGAN LEBIH SERING DILAKUKAN KETIKA SAPI AKAN MELAHIRKAN. BERILAH TEMPAT YANG LUAS, PISAHKAN DARI SERETAN SAPI-SAPI YG LAIN. JIKA SAPI AKAN MELHIRKAN SECARA BERBARING, SEDANGKAN SUSUNYA TERLALU KERAS DAN BESAR HINGGA MENYUSAHKAN, MAKA KELUARKAN DAHULU AIR SUSUNYA. MASSAGE KELENJAR SUSU AKAN MEMBERIKAN RANGSANGAN UTERUS UNTUK MEMPERKUAT DOLORES AD PARTUM. SISANYA ½ JAM SEBELUM PARTUS, SAPI AKAN BERBARING DENGAN TENANG. BIARKAN SAJA, AMNION AKAN KELUAR DARI VULVA. KALAU ½ - 1 JAM AMNION BELUM SOBEK, PECAHKAN SAJA ATAU TUNGGU SAMPAI 3 – 4JAM. JIKA ½ -1 JAM MEMBRAN AMNION SOBEK, FETUS BELUM LAHIR, MAKA HARUS LAKUKAN PERIKSA VAGINAL

STADIUM PERMULAAN : URAT DAGING UTERUS MULAI BERKONTRAKSI FETUS TERDORONG KE SERVIX CERVIX MENGALAMI DILATASI, JANGKA WAKTUNYA ADALAH 0,5 – 24 JAM, RATA-RATA 2 – 6 JAM. TANDA-TANDA RASA SAKIT SAPI TIDAK TENANG SELAPUT FETUS PECAH, CAIRAN KANTONG FETUS KELUAR FETUS TERDORONG KE POSISI NORMAL, KAKI-KAKI TERBENTANG LURUS KE DEPAN DAN KEPALA TERLETAK DI ATASNYA.

HARUS DIPERHATIKAN : VULVA DICUCI DAHULU MENGGUNAKAN DESINFECTEER DENGAN SABUN, CREOLIN DSB. TANGAN KITA HARUS STERIL TANGAN HARUS DIBALUT DENGAN BAHAN PELICIN (VASLIN, MINYAK ATAU LAINNYA) SAMPAI KE KETIAK. JALANNYA PERTOLONGAN KITA DAPAT MERABA SERVIXNYA (MUNGKIN SAJA BELUM MEMBUKA), LETAK FETUS (MUNGKIN ABNORMAL) PADA PINTU GERBANG PELVIS. JIKA LETAK FETUS NORMAL, TARIK SAJA DENGAN TALI YANG DIIKATKAN PADA KEDUA KAKI NYA DI ATAS SENDI KOGEL DENGAN PERTOLONGAN KAYU YANG PANJANGNYA SEKITAR 40 CM. PANJANG TALI 1 ½ - 2 M DAN HARUS STERIL.

ARAH TARIKAN HARUS DISESUAIKAN DENGAN SUMBU JALAN KELAHIRAN DAN TUBER ISCHIADICUS. PADA UMUMNYA TARIKAN KE ARAH KELENJAR SUSU. LAKUKAN DENGAN HATI-HATI JANGAN SAMPAI TERJADI PERKOYAKAN VULVA. BAGIAN YANG PALING MUDAH SOBEK ADALAH COMMISSURADORSALIS. LINDUNGI DENGAN TELAPAK TANGAN YANG DIMASUKAN KE DALAM VAGINA ATAU VULVA. HADAPKAN TELAPAK TANGAN KE FETUS. BIASANYA HAL INI DILAKUKAN PADA SAAT KEPALA HENDAK MELALUI VULVA. KITA MULAI MENARIK SETELAH CORPUS KAKI DEPAN SAMPAI VULVA. KALAU BELUM SAMPAI JANGAN DITARIK, KARENA PADA SAAT ITU KEPALA SUDAH MELALUI SERVIX.

KONTROL PASCA PARTUS TERHADAP INDUK : BILA SECUNDINAE BELUM KELUAR DAN TERLALU PANJANG, GUNTING SECUNDINAE INI KORDA UMBILIKALIS AKAN PUTUS DENGAN SENDIRINYA. UNTUK MENJAGA INFEKSI TUTUL DENGAN YODIUM TINCTURE DENGAN JARI TANGAN YANG BERSIH, ANAK SAPI BIARKAN MENGHISAP DAN BAWA KE PUTTING SUSU GOSOK ANAK SAPI DENGAN JERAMI KERING, KALAU TIDAK BISA MENGAKIBATKAN MASUK ANGIN SEKALIGUS UNTUK MENAMBAH DAYA PERNAFASAN. TOLONG ANAK SAPI BERUSAHA UNTUK BERDIRI BERIKAN COLOSTRUM, SUPAYA LAMBUNG ANAK LEKAS BERFUNGSI.

KEJADIAN SESUDAH BERANAK 1. DOLORES. DISEBABKAN KONTRAKSI UTERUS SELAMA BEBERAPA SAAT SESUDAH PARTUS DAN SESUDAH PENGELUARAN SEKUNDINA, DENGAN TUJUAN UNTUK MENGEMBALIKAN UTERUS KE VOLUME NORMAL AKAN BERJALAN TERUS. SESUDAH KELAHIRAN NORMAL, UMUMNYA JARANG-JARANG ATAU TAK ADA SYMPTOM-SYMPTOM RASA SAKIT INI; BILA HAL INI ADA, INDIKASINYA HANYALAH EKOR SAJA YANG DIKIBAS-KIBASKAN, YG PADA WAKTU ITU DINDING ABDOMEN MENJADI KERAS. JIKA SAMPAI BATAS 24 JAM TANDA-TANDA INI SELALU MUNCUL, MUNGKIN TERJADI RETENSI DARI FETUS MEMBRANE DALAM UTERUS ATAU TERDAPAT INFERSIO UTERI. LAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA VAGINAL. BILA TERDAPAT RETENSI DARI MEMBRAN FETUS ATAU INFERSIO UTERI, MAKA PENGOBATAN HARUS DILAKUKAN.

2. PUERPERIUM KEADAAN KEMBALI KE POSISI SEBELUM PARTUS BIASANYA BERJALAN NORMAL, JIKA TERJADI PENGHAMBATAN, MAKA INDUK BISA MATI KEADAAN KEMBALI KE POSISI SEBELUM PARTUS DISEBUT, INVOLUTIO UTERI KECUALI INVOLUTIO UTERI, SERVIX, VAGINA, VULVA DAN LIGEMEN-LIGAMEN MENGALAMI HAL YANG SAMA (PERUBAHAN KE POSISI SBLM PARTUS) INVOLUTIO UTERI TERBAGI ATAS 3 BAGIAN : PENGELUARAN SEUNDINA PENGELUARAN LOCIA-LOCIA KEMBALI BIDANG UTERUS YG REGRESIF

PENGELUARAN SECUNDINAE SEBAB-SEBAB PLASENTA FOETALIS TERLEPAS DARI PLASENTA MATERNA: SIRKULASI DARAH DALAM JONJOT-JONJOT SETELAH PARTUS TERHENTI. JONJOT-JONJOT MENGECIL, TAK KUAT DALAM CRIPTEN MUKOSA, GAMPANG LEPAS. DOLORES POST PARTUM, BERJALAN 4 – 5 KALI DALAM 15 MENIT. LAMA DOLORES 100 – 15O MENIT. KADANG-KADANG DOLORES INI DIBANTU OLEH TEKANAN PERUT. GAYA BERAT DARI SECUNDINAE SENDIRI, YANG MENGGANTUNG DARI VULVA. GAYA BERAT INI MENGAKIBATKAN TARIKAN PADA PLASENTA FOETALIS, YANG MELEPASKAN DARI PLASENTA MATERNA. PADA CARNIVORA, TERLEPASNYA PLASENTA FOETALIS DISEBABKAN KORONA DITARIK SENDIRI DENGAN DI GIGIT. TANDA-TANDA SECUNDINAE DARI LUAR : BERWARNA MERAH, PADA HERBIVORA TERDAPAT COTILEDON-COTILEDON DAN BERJONJOT-JONJOT.

PENGELUARAN LOCIA-LOCIA BERUPA BENDA SERUPA CAIRAN YANG KEMERAH-MERAHAN, SEREUS ATAU MUCEUS YANG DIKELUARKAN DARI VAGINA SESUDAH PARTUS. EXCRETUM INI TERDIRI ATAS DARAH, LENDIR, SUSU UTERUS, SEL-SEL EPITHEL, LEUCOCYT-LEUCOCYT, ZAT-ZAT LEMAK. JUMLAH LEBIH SEDIKIT PADA HEWAN, KELUAR TDK TERATUR, KEBANYAK PADA WAKTU DEFECATIE DAN URINERON. PADA HARI PERTAMA KELUAR SEBAGAI NANAH YG TIPIS, MENJADI LENDIR, TETAPI TDK PERNAH BERBAU BUSUK JIKA BERJALAN NORMAL. PADA HEWAN BESAR EXCRETUM TERLIHAT DISEKELILING COMMISURA INFERIOR DARI VULVA, TERTIMBUN DISEKELILING PAHA, EKOR DAN DIATAS TEMPAT BERANAK. JIKA TERNAK BERBARING, LANTAI MENJADI BECEK. LENDIR DIKELUARKAN TERUS LEBIH DARI 1 MINGGU SESUDAH PARTUS. KADANG BERHENTINYA LOCIA YG SEKONYONG-KONYONG MENGAKIBATKAN KEDUNGUAN, PENGURANGAN SEKRESI SUSU, PANAS BADAN SEDIKIT NAIK DAN PEMBENDUNGAN. UNTUK MENGHINDARINYA MAKA BERIKAN PAKAN YANG BERKUALITAS BAIK DAN CUKUP, PEMELIHARAAN BAIK DAN JANGAN TERLALU CAPEK.

WAKTU PENGELUARAN LOCHIIN : KUDA : 8 HARI (HARI PERTAMA SAWO MERAH KUNING BERUPA LENDIR DAN AKHIRNYA MENJADI TRANSPARAN BENING. SAPI : 2 -3 MINGGU SETELAH SECUNDINAE DIKELUARKAN KAMBING/DOMBA : 5 HARI - 14 HARI ANJING : 2 MINGGU KUCING : 8 – 10 HARI PENGELUARAN LOCIA YANG TERAKHIR SELALU BENING, KALAU TIDAK MAKA BERARTI TERDAPAT INFEKSI

MENOLONG DOMBA KAMBING BERANAK PRINSIPNYA SAMA DENGAN SAPI BABI TINDAKAN SAMA KALAU BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN, DIJAGA JANGAN SAMPAI INDUKNYA MENIDURI ANAKNYA.