MODUL MATA KULIAH : MANAJEMEN INVESTASI DAN PASAR MODAL Dosen Semester/ TA Materi Kuliah Pertemuan : Manajemen Investasi dan pasar modal : Yuhasril, SE, ME : Ganjil / T.A 2012/2013 : Pasar Forward dan Future : 25 Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / S I Manajemen Program studi Ilmu Manajemen PKK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Jakarta. Tahun 2012 ‘13 Manajemen Investasi dan Pasar Modal Yuhasril, SE, ME. 1 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Konsep Dasar Operasi Margin Margin adalah sejumlah uang tunai atau sekuritas setara uang tunai yang di deposit investor kepada broker (perusahaan efek/investment banking). Saldo dalam rekening atau dalam pembukuan margin disesuaikan setiap hari (mark-to- market). Margin akan meminimalkan kemungkinan kerugian karena kegagalan menepati janji dalam kontrak. PENILAIAN KONTRAK KOMODITI BERJANGKA ( VALUATION OF COMMODITY FUTURES CONTRACTS ) Semua perjanjian dalam kontrak dinilai berdasarkan “arbitrage pricing model.” Untuk dapat memahami bagaimana nilai ditentukan dengan model ini, misalkan arbitrager membeli satu kontrak komoditi di pasar tunai pada harga tertentu (So) dan secara simultan melakukan transaksi di kontrak berjangka dan menjualnya pada satu harga tertentu (Fo) pada tanggal tertentu t tahun-tahun yang akan datang. Sepanjang umur kontrak (selama kontrak belum jatuh tempo), mendapat tingkat pengembalian berdasarkan hubungan sebagai berikut: si arbitrager dijamin akan Fo S o (1 r ) t Oleh karena tingkat pengembalian ini terjamin, si arbitrager tidak mempunyai risiko. Basis, Convergence, Calender Spread, and the Relationship between Futures Contract Prices and Expected Future Spot Prices The Spot-futures parity theorem dapat digunakan untuk menjelaskan karakteristik pasar berjangka (futures market) sebagai berikut: 1. The price of a futures contract will not necessarily be the same as the price of the underlying commoditi in the spot market because of the cost-of-carry. It costs arbitragers to carry (hold) a commodity. Artinya harga kontrak berjangka tidak harus sama dengan harga komoditi induk di pasar tunai karena adanya biaya yang tidak dapat dielakkan karena adanya komoditi induk. Keharusan menyediakan komoditi induk memaksa si pelaku arbitrase ‘13 Manajemen Investasi dan Pasar Modal Yuhasril, SE, ME. 3 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Ada beberapa teori yang berbeda tentang bagaimana harga berjangka ditentukan untuk komoditi yang gampang rusak (perishable goods) yaitu: a. The net hedging hyphotesis. Pada setiap pasar komoditi, selalu terdapat produsen dan processor komoditi.Kedua pihak cenderung menghindari risiko harga. Para produsen ingin menjual futures contracts menggunakan komoditi yang akan mereka panen di masa yang akan datang untuk memenuhi kewajiban mereka menyerahkan komoditi. Si processor (pihak yang menggunakan komoditi sebagai bahan baku dalam usahanya) pada sisi lain, membeli futures contracts untuk memastikan (mematok) harga bahan baku yang dibutuhkannya di masa yang akan datang. Selanjutnya, di pasar berjangka terdapat para spekulator yang dapat melakukan long (membeli) dan short (menjual) kontrak berjangka sesuai dengan antisipasi/harapan mereka mengenai pergerakan harga yang akan datang dan juga para arbitrager yang membeli contracts long atau menjualnya short jika mereka melihat harga futures/spotmispricing sehingga menghasilkan profit tanpa risiko. The net hedging hyphotesis menyatakan bahwa apakah harga berjangka diatas atau dibawah nilai harga tunai komoditi induk yang diharapkan di masa yang akan datang akan tergantung apakah “natural” hedgers di pasar adalah produsen atau processor komoditi. Apabila kontrak berjangka lebih banyak dijual oleh produsen yang akan menyerahkan komoditi dari hasil penennya, normal backwardation membuat harga kontrak berjangka dibawah harga tunai komoditi berjangka di masa yang akan datang (Fo < Ss). Sebaliknya jika kebanyakan kontrak berjangka dibeli oleh pemakai (processor) komoditi, maka terjadi contango yang artinya bahwa pasar didominasi pembeli kontrak berjangka yang membuat harga kontrak diatas harga tunai yang diharapkan di masa yang akan datang (Fo > Ss). Normal backwardation seringkali terjadi ketika komoditi tidak dapat dijual short mencegah terjadinya arbitras tanpa risiko (riskless arbitrage). b. Modern Portfolio Theory Teori portfolio moderen menyarankan bahwa nilai sekarang komoditi yang di panen (So) harus sama dengan nilai sekarang harga tunai (seasonal) yang diharapkan di masa yang S t (1 rc ) t akan datang (St): So = ‘13 Manajemen Investasi dan Pasar Modal Yuhasril, SE, ME. 5 Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id