Bagian ini akan mengungkapkan tentang ancangan lain dari proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya,yaitu mengenai pengaruh timbal balik dari.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ERGONOMIKA TEMPAT DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA
Advertisements

Handout Analisis & Pengukuran Kerja
Teknik Presentasi Sambas Miharja, SST.
Ergonomika & Psikologi konsumen
ABSTRAK Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan sebagai arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang bergerak dari zona asal.
DELLA AMBAR KISTIA FEBRIANA PUSPASARI
Keterampilan Dasar Mengajar
KIAT SUKSES KEBERHASILAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN. BAB I PENDAHULUAN.
Komunikasi Lisan Kelompok Manajemen Rapat
STRESS KERJA.
STRESS DALAM PEKERJAAN
PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Mata Kuliah KSI C Minggu-3 (Konsep Sistem Informasi C)
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO
PERTEMUAN 11 PROSES KOMUNIKASI.
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MENGELOLA KONFLIK
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
STKIP-PGRI Banjarmasin
Teknik Presentasi.
UNSUR DAN PRINSIP PERANCANGAN TAMAN
Kondisi kerja dan Psikologi Kerekayasaan
Materi – 03 Sistem Kantor.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH
Getaran dan bunyi.
WORK PSYCHOLOGY KONDISI KERJA DAN PSIKOLOGI KEREKAYASAAN
SUPLEMEN MODUL 14 ETIKA BELAJAR
SI122 – Interaksi Manusia dan Komputer
SAP 3 TEORI ORGANISASI.
Kondisi kerja dan Psikologi Kerekayasaan
Interaksi Manusia dan Komputer
PSIKOLOGI INDUSTRI.
Universitas Bina Nusantara 12 Maret 2001
OBSERVASI.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PROSES KOMUNIKASI PERTEMUAN 11.
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
Pertemuan 5.
ERGONOMI.
11 MODUL MANAJEMEN PENGUPAHAN DAN PERBURUHAN FAKULTAS EKONOMI
Komunikasi dan kepemimpinan
BIOMEKANIKA.
FAKTOR MANUSIA (2) (LANJUTAN) DOSEN. UTAMI DEWI WIDIANTI.
KESEHATAN KERJA SYAFRIANI, M.Kes.
ASPEK ERGONOMIK KELOMPOK : 1. Noval Azmi 2. Yulizar Ikhsan. F 3. M. Wahyu Setiawan 4. Riki Supriyadi 5. Adi Gilang Wahyu. A 6. Achmad Rinandar. F AMIK.
INTERAKSI MANUSI DAN KOMPUTER
KOMPUTER/MEDIA GRAFIS
ERGONOMI.
JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARAN By: Durinda Puspasari.
STRESS DALAM PEKERJAAN / Meiza86
Stres....
Kurangi Stres di Pagi Hari dengan 10 Langkah Sederhana
KOMUNIKASI : Memahami komunikasi & keahlian berkomunikasi
Keterampilan Dasar Mengajar
GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT KEBISINGAN
3 Keterampilan Dasar Bertanya
Matakuliah : L0252 – Computer Aided Learning = Technology Psychology
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MENGELOLA KONFLIK
Keterampilan Dasar Mengajar
K3 INFORMAL PEKERJA PENAMBANG PASIR
PENGERTIAN Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA DAN OBSERVASI
KETRAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
BAB III PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA
Ergonomi: sistem kerangka dan otot manusia
Kondisi kerja dan Psikologi Kerekayasaan
Transcript presentasi:

Psikologi Industri & Organisasi BAB 4 KONDISI KERJA DAN PSIKOLOGI KEREKAYASAAN

Bagian ini akan mengungkapkan tentang ancangan lain dari proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya,yaitu mengenai pengaruh timbal balik dari berbagai kondisi kerja dengan tenaga kerja dan rancangan pekerjaan,rancangan ruang kerja yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasan manusia sebagai tenaga kerja. Ancangan ini dikenal sebagai psikologi kerekayasaan (engineering psychology).Istilah lain yang berdekatan artinya dengan hal in adalahKerekayasaan faktor faktor manusia (Human factors engineering),kerekayaan manusia (human engineering),biomekanika,ergonomika,Psikoteknologi,psikologi eksperimen terapan – CHAPANIS ,1976. Meskipun istilah istilah ini memiliki arti yang berdekatan,tetapi tampaknya banyak mengandung perbedaan yang mendasar,karena kemudian nama atau sebutan/istilah tsb merupakan topik diskusi yang hangat diantara para profesional.

Salah satunya adalah perbedaan antara psikologi kerekayasaan (engineering psychology) dan kerekayasaan faktor faktor manusia (human factors engineering). Menurut CHAPANIS, 1976 psikologi kerekayasaan terutama memperhatikan penemuan dan penerapan informasi tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan mesin,peralatan,pekerjaan,dan lingkungan kerja. Tujuan akhir dari bidang ini ialah membantu dalam membuat rancangan dari peralatan,tugas,tempat kerja dan lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga hal hal tsb menjadi pasangan yang tepat bagi kemampuan dan keterbatasan tenaga kerja. Sedangkan kerekayasaan manusia pada umumnya dipandang sebagai suatu istilah umum untuk bidang yang memperhatikan : (1) Unjuk kerja,perilaku manusia,dan pelatihan dalam sistem mesin – manusia. (2) Rancangan & pengembangan dari sistem mesin – manusia. (3) Penelitian medis & biologis yang berkaitan dengan sistem

Berdasarkan hal ini,maka kerekayasaan faktor faktor manusia menarik/memanfaatkan bagian tertentu yang terdapat dalam ilmu ilmu yang mengkaji manusia seperti anatomi,antropometri,fisiologi terapan,kesehatan lingkungan,sosiologi,toksikologi,dan sebagian lagi dari bidang kerekayasaan seperti rancangan industrial dan riset operasi. Sedangkan psikologi kerekayasaan dapat dilihat sebagai salah satu cabang ilmu yang memberikan sumbangannya kepada bidang yang lebih luas yaitu Kerekayasaan faktor faktor manusia. Psikologi kerekayasaan memandang tenaga kerja sebagai suatu konstanta psikologis dan biologis yang mengandung banyak kecakapan dan keterbatasan yang ditentukan oleh faktor bawaan. Tugas ahli psikologi dibidang psikologi kerekayasaan ialah mengubah : (1) mesin dan alat yang digunakan manusia dalam pekerjaannya. (2) Lingkungan tempat bekerja,agar pekerjaannya lebih sesuai.

Pakar yang juga memiliki pendapat yang sama dengan CHAPANIS adalah SINGLETON ,dengan tambahan bahwa kerekayasaan faktor faktor manusia sama dengan ergonomik. perbedaan antara psikologi kerekayasaan dan kerekayasaan faktor faktor manusia secara konseptual dapat dijelaskan ,namun secara operasional kedua cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan/dibedakan. Pakar yang tidak membedakan kedua bidang tersebut diatas adalah SCHULTZ 1982,Ia berpendapat bahwa : “… mencocokkan operator dengan mesin merupakan bidang kajian psikologi kerekayasaan yang juga disebut kerekayasaan faktor faktor manusia.Bidang ini adalah cangkokan dari kerekayasaan dan pengetahuan psikologik.Kita dapat mendefinisikan secara formal sebagai ilmu dari kerekayasaan mesin atau alat alat untuk digunakan oleh manusia,dan sebagai ilmu dari kerekayasaan perilaku manusia untuk pengoperasian yang tepat dari mesin mesin.”

Definisi atau batasan dari SCHULTZ ini terlalu sempit,membatasi pada interaksi manusia dengan mesin dan alat alat kerja saja. Karena iti dalam bagian ini,akan digunakan batasan dari Mc Cormick,1970 tentang kerekayasaan faktor faktor manusia yang dianggap sama dengan Psikologi Kerekayasaan yaitu : Sasaran dari KEREKEYASAAN FAKTOR FAKTOR MANUSIA ialah menunjang atau menggalakkan efektivitas penggunaan dari objek objek fisik dan fasilitas yang digunakan manusia dan untuk memelihara atau menunjang nilai nilai manusia tertentu yang baik (yang diinginkan) dalam proses ini. Ancangan dari KEREKAYASAAN FAKTOR FAKTOR MANUSIA ialah penerapan sistematis dari informasi yang relevan tentang ciri ciri dan perilaku manusia pada rancangan/desain dari benda benda yang digunakan manusia dan pada metoda penggunaannya,serta dalam rancangan lingkungan tempat manusia bekerja dan hidup.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa KEREKAYASAAN ( FAKTOR FAKTOR) MANUSIA dapat dianggap sebagai proses merancang sesuatu yang digunakan manusia.

PELOPOR PSIKOLOGI KEREKAYASAAN

1. MANAJEMEN ILMIAH Hal yang dilakukan oleh FREDERICK W.TAYLOR ,yang menekankan efisiensi dalam melakukan pekerjaan,dengan membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan fungsi anggota tubuh tenaga kerja manusia merupakan pelopor dalam psikologi kerekayasaan.

2.ANALISIS WAKTU & GERAK GILBRETH dengan therblig nya (simbol simbol dari berbagai macam gerak) yang diciptakan dalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak (time and motion analysis). Melalui hal ini ,ia dan rekan rekannya sampai pada penyederhanaan dan pembakuan kerja (work simplification and work standardization).

3.KONDISI KERJA Penelitian di HAWTHORNE,dekat Chicago yang dilakukan oleh para ilmuwan dari universitas HARVARD pada pabrik Western Electric Company bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap produktivitas. Dewasa ini penelitian tentang dampak lingkungan yang ekstrim,yang luar biasa,bahkan yang “bermusuhan” terhadap pelaksanaan pekerjaan para tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari psikologi kerekayasaan.

KONDISI KERJA 1. KONDISI FISIK KERJA. (a) Iluminasi (penerangan) (b) warna. (c) Bising (noise). (d) Musik dalam bekerja. 2. KONDISI LAMA WAKTU KERJA. (a) jam kerja. (b) Kerja paro waktu tetap. (c) Kerja empat hari/minggu. (d) Jam kerja lentur.

KONDISI KERJA FISIK Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal,mulai dari fasilitas parkir diluar gedung perusahaan,lokasi dan rancangan gedung,sampai jumlah cahaya,dan suara yang terdapat pada ruang seorang tenaga kerja. Rancangan kantor memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja. SCHULTZ,1982, mengajukan suatu hasil penelitian di Amerika tentang pengaruh kantor yang dirancang seperti dialam terbuka.Tanpa dinding yang membagi ruang kedalam kamar yang terpisah pisah.Semua karyawan dari pangkat yang terendah sampai menengah dikelompokkan dalam satuan kerja fungsional,yang dipisahkan dari satuan lainnya oleh tanaman,lemari dan rak buku yang pendek.Situasi ini melancarkan arus komunikasi yang harus dilakukan oleh semua unit kerja.

Situasi ini juga menunjang adanya keterbukaan,timbulnya rasa keikatan dan kerjasama kelompok,serta mengurangi rntangan psikologis antara manajemen dan karyawan Meskipun demikian faktor kelemahan tetap masih ada,keluhan utama tentang kantor dengan rancangan “alam terbuka” ini berkaitan dengan adanya keluhan tentang berkurangnya keleluasaan pribadi,banyaknya kebisingan yang dirasakan,dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Selain masalah rancangan ruang kerja,diteliti juga faktor faktor lingkungan yang spesifik seperti (a) penerangan (iluminasi),(b) warna,(c) kebisingan dan (d) musik.

a. Penerangan (iluminasi) Bekerja dalam ruangan yang terang akan berbeda dengan bekerja dalam ruangan yang cahayanya remang remang. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penerangan (iluminasi adalah, (a) kadar cahaya (intensitas),(b) distribusi cahaya, dan (c) sinar yang menyilaukan. (a) untuk kadar cahaya (intensitas),Illuminating engineering Society telah merekomendasikan suatu patokan baku iluminasi untuk berbagai macam situasi dan tugas.

b. Pengaturan distribusi dalam ruangan atau daerah kerja yang ideal ialah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja lebih tinggi kadar cahayanya dibandingkan dengan daerah sekelilingnya,akan menimbulkan kelelahan pada mata (eyestrain) setelah jangka waktu tertentu. Hal ini terjadi karena kita dalam bekerja juga mengalihkan pandangan dari daerah kerja kedaerah sekelilingnya, dan ini membuat pupil mata kita membesar kala melihat daerah yang lebih gelap,dan mengecil pada saat melihat daerah yang lebih terang.

(c) Sinar yang menyilaukan merupakan faktor yang dapat menimbulkan berkurangnya efisiensi visual dan meningkatkan ketegangan mata, serta mengaburkan pandangan . Silau dalam bekerja dapat diatasi dengan berbagai cara,yang pada dasarnya “menutupi “ sumbercahaya yang menimbulkan kesilauan dengan pelindung,atau diletakkan diluar bidang pandangan pekerja,bisa juga dengan memberi semacam visor atau menggunakan pelindung mata. Suyatno,1985 secara rinci menyarankan apa yang harus diperhatikan agar silau diruang tamu,kantor,ruang kelas,dan ruang kerja lainnya dapat dihindari. SCHULTZ menganjurkan untuk memberikan iluminasi yang seragam pada daerah kerja untuk menghindari silau.Ini dapat dilakukan dengan penerangan yang tidak langsung.sehingga tidak ada cahaya yang langsung kena mata.

b.WARNA Erat kaitannya dengan iluminasi ialah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Banyak orang memberikan makna yang tinggi pada penggunaan warna atau kombinasi warna dikantor atau dipabrik,dan berpendapat bahwa penggunaann warna atau kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produksi,menurunkan kecelakaan dan kesalahan kerja,serta meningkatkan semangat kerja.Tetapi pandangan pandangan ini belum ditunjang oleh penelitian. Penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja yang memang bermakna adalah sebagai ,(1) Coding device dan sebagai pencipta kontras warna, (2) Upaya menghindari ketegangan dan kelelahan mata, (3) alat untuk menciptakan ilusi tentang besar dan suhu ruang kerja,serta EFEK PSIKOLOGIS .

c.BISING (noise) BURROWS dalam McCormick 1970 mengatakan bahwadalam kerangka teori informasi,yang disebut/dinamakan sebagai BISING ialah “that auditory stimulus or stimuli bearing no informational relationship to the presence or completion of immediate task.” Bising dapat menyebabkan seseorang kehilangan pendengaran (TULI ). McCormick 1970 membedakan (1) kerusakan pendengaran kerena syaraf (nerve deafness) dan (2) karena konduksi (Conduction deafness). (1) pada umumnya terjadi kerena frekuensi frekuensi suara yang tinggi lebiih sering dialami dibandingkan dengan suara dengan frekuensi yang rendah. Atau karena usia. (2) merupakan tuli sementara.

Tingkat/derajat kekerasan suara atau bunyi tertentu dapat merupakan ancaman bagi pendengaran.Tingkat desibel tertentu dapat menimbulkan hilangnya pendengaran secara sementara,atau secara permanen. Menurut SCHULTZ 1982 seorang pekerja mendengar bunyi pada tingkat 80 desibel keatas untuk jangka waktu yang lama pasti akan menderita kehilangan pendengaran tertentu. Mendengar suara dengan tingkat desibel 100 – 125 dalam jangka waktu yang pendek ,orang akan mengalamim ketulian sementara. Dalam waktu yang singkat mendengar bunyi dengan tingkat desibel 150 keatas ,orang dapatmenjadi tuna rungu permanen.

Akibat akibat lain dari tingkat bising yang tinggi adalah : (1) Akibat akibat lain dari tingkat bising yang tinggi adalah : (1).Timbulnya perubahan fisiologis. Penelitian menunjukkan pada orang orang yang mendengar bising pada tingkat 95 – 110 dB,terjadi penciutan dari pembuluh darah,perubahan detak jantung,dilatasi pupil mata. Penyempitan dari pembuluh darah tetap berlangsung beberapa waktu setelah tidak ada bising lagi dan mengubah persediaan darah untuk seluruh tubuh. Suatu paparan yang bersinambung terhadap bising yang keras dapat meningkatkan tekanan darah,dan dapat menyebabkan sakit jantung.Bising yang keras dapat meningkatkan ketegangan otot. (2) Adanya dampak psikologis. Bising dapat mengganggu kesejahteraan emosional.Mereka yang bekerja dalam lingkungan yang ekstrim bising lebih agressif,penuh curiga,dan cepat merasa jengkel dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan yang sepi.

Hasil hasil penelitian terhadap dampak negatif dari bising menunjukan “bukti” yang berbeda beda. McCormick menyimpulkan adanya “bukti “ bahwa bising , (1) menghasilkan penurunan prestasi kerja. (2) Tidak mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja. (3) menghasilkan peningkatan pada prestasi kerja. Dengan perkataan lain,penelitian hingga dewasa ini belum dapat memberikan jawaban yang pasti tentang pengaruh bising terhadap prestasi kerja. Pengurangan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan cara : (1).mengurangi bunyi mesin (2).memasang dinding kedap suara (3).mengharuskan karyawan menggunakan alat pelindung pendengaran.

d.MUSIK DALAM BEKERJA Musik tampaknya memiliki pengaruh yang positif pada pekerjaan pekerjaan yang sederhana,rutin,dan monoton,sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi tinggi,pengaruhnya menjadi sangat negatif. SCHULTZ 1982 mengemukakann hasil penelitian,bahwa lebih dari 80% penyelia dan bukan penyelia berpendapat,musik sebagai latar belakang akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. 40% dari mereka percaya bahwa musik akan meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja para bawahan mereka. 86% dari penyelia berkeyakinan bahwa bawahannya merasa senang mendengarkan musik mengiringi kerja mereka selama jam jam kerja.

SUYATNO 1985 berpendapat bahwa musik sebagai pengiring kerja harus dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut : (1) Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek yang menguntungkan fikiran. (2) Musik akan bernilai sekali pada pekerjaan yang bersifat repetitif dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental. (3) Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup keras. (4) Musik bernada meriah diperdengarkan secara singkat pada awal hari,permulaan kerja,untuk membangkitkan gairah,diperdengarkan juga pada akhir hari,dan empat kali masing masing selama ½ jam diperdengarkan musik ringan ditengah hari. (5) Tempo musik jangan terlalu lambat tetapi juga jangan terlalu cepat.Irama yang lambat bisa membuat mengantuk,sedangkan irama yang cepat dapat menganggu dan mengakibatkan ketergesaan.

KONDISI LAMA WAKTU KERJA.

a.JAM KERJA Jumlah jam kerja dalam 1 minggu,di Indonesia,pada umumnya adalah 40 jam. Dari 40 jam kerja perminggu ternyata bahwa secara aktual orang bekerja kurang dari 40 jam. Hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara jam kerja nominal – yaitu jam kerja sebagaimana yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan - ,dengan jumlah jam kerja aktual – yaitu jam kerja sebagaimana yang dijalankan oleh tenaga kerja. Hasil penelitian dari Schultz 1982 membuktikan bahwa dari 37,5 jam kerja perminggu (nominal),tidak lebih dari 20 jam yang digunakan untuk benar benar bekerja (aktual).

Hal ini menunujukkan bahwa hampir separuh dari jam kerja setiap minggu merupakan waktu waktu yang hilang bagi perusahaan.Perusahaan membayar dua kali lipat untuk pekerjaan yang diterimanya. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang menarik antara jam kerja nominal dan jam kerja aktual,jika jam kerja nominal bertambah maka jam kerja aktual malahan menurun. Akibat tambahan dari jam kerja nominal yang ditambah adalah naiknya secara mencolok angka kecelakaan,sakit,dan absen. Bila jumlah jam kerja nominal dikurangi apakah jam kerja aktual akan naik?. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jam aktual akan meningkat bila jumlah jam nominal berkurang. Namun kajian kajian lain menunjukkan bahwa pengurangan dari jam kerja nominal tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah jam kerja aktual.

b.KERJA PARO WAKTU TETAP Beberapa dasa warsa yang lalu tampak adanya kecenderungan dari tenaga kerja ,yang makin lama makin meningkat,untuk bekerja sebagai pekerja paro waktu tetap (permanent part time employees) Menurut Schultz 1982 bekerja paro waktu menarik bagi : (1) Orang orang yang yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga. (2) Orang orang yang cacat jasmaniah. (3) Orang orang yang sedang mengalami krisis usia tengah baya. (4) Orang orang yang memang tidak bersedia untuk bekerja selama 40 jam kerja perminggu dikantos atau di pabrik

c.EMPAT HARI KERJA/MINGGU Berapa jumlah hari kerja perminggu yang paling baik,masih belum diketahui. Prakarsa untuk mengurangi hari kerja datang dari tingkat manajemen,dimana dengan empat hari kerja perminggu mereka harapkan akan terjadi peningkatan pada produktivitas dan effisiensi pekerja dan pengurangan dari jumlah absen tenaga kerja. Dari hasil hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan empat hari kerja perminggu pada kebanyakan perusahaan merupakan keberhasilan,meskipun bukan tanpa kritik.

d.JAM KERJA LENTUR Sejak 1960 an di Jerman barat terkadi suatu perubahan radikal dalam penjadwalan kerja,dimana para pekerja dibiarkan menentukan sendiri pada jam berapa mereka ingin mulai bekerja,dan pada jam berapa mereka menghentikan kerjanya. Para karyawan dapat melapor kerja antara jam 7.30 – 9.00 dan pulang antara 16.00 – 17.30.Penetapan berapa lama setiap tenaga kerja akan bekerja setiap harinya ditentukan berdasarkan perorangan dalam setiap bagian atau seksi sebagai fungsi dfari kebutuhan perusahaan. Ternyata penerapan jam kerja lentur ini berhasil dan memberikan beberapa keuntungan pada perusahaan.

KEUNTUNGAN BAGI PERUSAHAAN : 1 KEUNTUNGAN BAGI PERUSAHAAN : 1. Produktivitas naik pada hampir dari separo perusahaan yang menerapkan jam kerja lentur. 2. Angka absensi berkurang pada lebih dari 75% dari perusahaan. 3. Keterlambatan datang berkurang 8 pada 84% perusahaan. 4.Angka keluar masuk tenaga kerja berkurang pada lebih dari 50% dari perusahaan. 5. Semangat kerja karyawan meningkat pada hampir semua perusahaan.

SISTEM MANUSIA MESIN Sistem Manusia – mesin adalah sistem sistem komponen manusia dan komponen mesin harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Kompenen manusia saja atau komponen mesin saja tidak berarti tanpa saling melengkapi diantara keduanya. Ada dua macam sistem Mesin – Manusia yaitu (1) yang berikal terbuka (open loop Man Machine system),dan (2) yang berikal tertutup (close loop man machine system). Sistem Mesin – Manusia yang berikal tertutup lebih efisien dibangkan dengan sistem yang berikal terbuka. Tugas lain dalam merancang sistem Mesin – Manusia ialah dalam merancang ruang kerja (work space).

Perancangan dilakukan berdasarkan prinsip prinsip dari ekonomi/penghematan gerak (motion economy) dan keterangan dari antropometri. Schultz 1982 memberikan tiga prinsip umum dalam rancangan ruang kerja,yaitu : (1) Semua bahan,peralatan,dan persediaan harus terletak berurutan sesuai dengan urutan penggunaanya. (2) Alat alat harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka siap diambil untuk digunakan, (3) Semua suku cadang dan alat alat harus berada dalam jarak raih yang mudah dan menyenangkan. Sistem Mesin – Manusia berlangsung dalam suatu lingkungan,tidak dapat berlangsung secara terisolasi.Dan lingkungan ini dapat mempengaruhi efisiensi sistem tsb.Karena itu faktor faktor yang ada pada lingkungan sistem Mesin – Manusia tetap harus diperhatikan .

PENYAJIAN INFORMASI Manusia memiliki banyak alat indria,meskipun demikian alat indria yang paling banyak digunakan selama manusia sebagai tenaga kerja bekerja adalah alat indria penglihatan dan pendengaran. Dalam merancang konstruksi mesin,yang pengaruhnya besar terhadap effisiensi kerja dalah keputusan yang harus diambil tentang Peraga apa yang akan digunakan sebagai saluran komunikasi antara mesin – manusia,serta bagaimana bentuk peraga tersebut. Penetapan terhadap saluran komunikasi antara mesin – manusia tergantung pada : (a). Jenis informasi yang harus dialihkan. (b). Cara penggunaan informasi. (c). Lokasi dari tenaga kerja. (d).Lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi. (e). Sifat dari alat indria manusia itu sendiri

CHAPANIS ,1976 mengemukakan bahwa pada umumnya alat komunikasi visual sesuai untuk digunakan jika : 1.Pesan yang harus disampaikan adalah pesan yang majemuk atau abstrak,atau mengandung istilah teknikal maupun ilmiah. 2.Pesan yang harus disampaikan adalah panjang. 3.Pesan diwaktu yang akan datang perlu diacu (digunakan lagi). 4.Pesan berkaitan dengan orientasi ruang atau lokasi dari titik titik yang ada dalam ruang. 5.Kondisi suatu sistem harus dibandingkan dengan sesuatu garis dasar atau kondisi operasi normal. 6.Tidak adanya keadaan yang mendesak dalam penyampaian pesan. 7.Saluran audio yang ada telah terlalu besar bebannya. 8.Lingkungan audio tidak sesuai untuk menyampaikan pesan secara auditif. 9. Pekerjaan operator memungkinkannya untuk tetap berada disatu tempat. 10. Keluaran mesin/sistem terdiri dari berbagai macam informasi.

Sedangkan untuk alat komunikasi auditif yang tepat unuk digunakan ,menurut CHAPANIS adalah jika : 1. Pesan sederhana. 2. Pesan yang disampaikan pendek. 3. Kecepatan penyampaian merupakan faktor terpenting. 4. Pesan tidak perlu diacu lagi dikemudian hari. 5. Pesan berkeitan dengan waktu kejadian atau waktu tertentu. 6. Saluran komunikasi visual sedang terlalu besar bebannya. 7. Lingkungan tidak sesuai bagi penerimaan pesan secara visual. 8. Operator harus banyak bergerak. 9. Ada kemungkinan bahwa operator dapat terkena ANOXIA . 10. Diperlukan unuk mendeteksi permasalahan dalam situasi yang bising(membedakan diantara suara suara yang ada).

SISTEM KOMUNIKASI ORAL/AUDITORY dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar yaitu : (a) SISTEM TANDA NADA Sisten ini umumnya digunakan bila ,(1) pesannya sederhana, (2) penerima/pendengar terlatih dalam memahami arti tanda sandi,(3) pesan memerlukan tindakan segera, (4) tanda tanda bicara terlalu membebani pendengar,(5) kondisi lingkungan tidak sesuai untuk menerima tanda bicara,(6) Kerahasiaan penting ,(7) saluran komunikasi berbicara terlalu besar bebannya,(8) Berbicara akan mengganggu pendengar lain yang tidak memerlukan pesannya. (b) SISTEM KOMUNIKASI BERBICARA,umumnya digunakan jika : (1) kelenturan dalam komunikasi diperlukan,(2) perlu untuk mengenali sumber dari pesan,(3) Pendengar tidak terlatih dlm memahami tanda sandi, (4) pertukaran informasi dua arah yang cepat merupakan keharusan,(5)pesan terkait pada masa y.a.d dan persiapan tertentu.

FUNGSI FUNGSI KENDALI Penggunaan alat alat operasi atau alat kendali pada rancangan dan konstruksi mesin merupakan hal yang penting dalam sistem mesin – manusia. Dalam kebanyakan sistem mesin – manusia,manusia sebagai operator menerima informasi melalui beberapa alat indrianya,mengolah informasi tsb dengan berbagai macam cara,untuk kemudian mengambil suatu tindakan,yang biasanya dilakukan melalui suatu alat kendali. Hasil penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa rancangan alat kendali mempunyai dampak yang penting terhadap kecepatan dan kecermatan tenaga kerja dalam bertindak mengoperasikan mesin.

Dalam merancang alat kendali yang tepat perlu diperhatikan bebrapa hal,antara lain : (1). Mencocokkan alat kendali dengan anggota tubuh,jangan sampai ada satu anggota tubuh yang bebannya terlalu besar. (2). Mencocokkan alat kendali dengan gerakan. (3). Mencocokkan alat kendali dengan lingkungan kerjanya. (4). Memperhatikan population stereotypes,pemahaman manusia tentang arah gerak sesuai dengan kebiasaan yang dialami.