UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL KEEMPAT STRES DALAM PEKERJAAN Di Susun Oleh: Erna Multahada, S.HI., M.Si UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI http://www.mercubuana.ac.id 2007
M R-4. P I/O: Stres dalam Bekerja http://www.mercubuana.ac.id Perpanjangan stress dapat mengarah kepada gangguan kesehatan fisik dan psikologis. Contoh, hasil stress meliputi ulcers (lambung), gila, dan burnout. Burnout adalah pola identifikasi di dalam perilaku dari individu-individu tertentu yang menyebabkan kelelahan. Ketegangan (strain) adalah hasil stress. Ketegangan adalah tanda fisiologis, psikologis atau perilaku dari kesehatan yang memburuk. Physical and Social Environment Personal Makuup 2 Stressor Stress Reaction Physiological and Behavioral Responses Stres Breakdown of Physical and Psychological Health Gambar-1. Gambaran Reaksi Stres. Stres adalah keadaan fisiologis yang dihasilkan di dalam tubuh seseorang karena adanya stimuli. Stres akan berdampak kepada kesehatan. Pandangan Selye mendapatkan kritik dari sejumlah peneliti lain. Stres menurut mereka tidak dipandang hanya sebagai suatu jawaban. Stres harus dilihat sebagai fungsi dari individu yang menafsirkan situasi. Reaksi orang tidak sama terhadap situasi stres yang sama. Setiap orang memiliki peta kognitif dari lingkungannya. Setiap benda, benda mati atau hidup, yang ada dilingkungannya mempynyai maknanya masing-masing. Karena itu rangsangan atau peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan itu sendiri tidak membangkitkan stres, tetapi individu itu sendiri harus mempersepsikannya sebagai situasi yang penuh stres. Selye membedakan dua bentuk stres, yaitu distress, yang merupakan reaksi seseorang terhadap kejadian-kejadian negatif. Eustres merupakan reaksi seseorang terhadap kejadian-kejadian positif. Kedua reaksi ini merupakan stres fisologis. Lebih lanjut Selye menjelaskan bahwa stres bukan sekedar ketegangan syaraf, melainkan dapat memiliki konsekuensi positif. Stres juga bukan sesuatu yang harus dihindari karena tidak adanya stres sama sekali adalah kematian.
M R-4. P I/O: Stres dalam Bekerja http://www.mercubuana.ac.id perlawanan (resistence stage), beberapa tanda-tanda sederhana memberi kesan bahwa badan mulai kembali lagi kepada keadaan normal. Sebagai contoh, hati dan pernafasan memiliki kemunduran. Tetapi tanda lainnya adalah badan masih dalam keadaan mempertahanan diri. Dalam kondisi ini tingkat hormonal tetap tinggi. Akhirnya, jika stress terus belangsung, individu masuk ketahap peredaan (exhaustion stage). Munandar (2001) memperjelas bahwa jika exposure (paparan) terhadap pembangkit stress berkesinambung dan badan mampu menyesuaiakan, maka terjadi perlawanan terhadap sakit. Reaksi badaniah yang khas terjadi untuk menahan akibat-akibat dari pembangkit stress (tahap resistence). Tetapi jika paparan terhadap stress berlanjut, maka mekanisme pertahanan badan secara perlahan-lahan menurun sampai menjadi tidak sesuai dan satu dari organ-organ gagal untuk berfungsi sepatutnya. Pada tahap peredaan (exhaustion stage), seseorang sudah mengalami kelelahan yang tinggi di dalam mengadakan perlawanan terhadap stress akhirnya menyerah (proses secara jasmani mulai menurun), dan terjadi sakit. Jika stress berlanjut individu akan meninggal. b. Model Peristiwa Tekanan Kehidupan (the stressful life events model) Holmes dan Rahe (dalam Berry, 1999) sependapat dengan Selye bahwa peristiwa kehidupan dapat memiliki efek fisik. Peneliti menunjukkan seperangkat peristiwa kehidupan yang menyebabkan reaksi stress. Holmes dan Rahe mengatakan bahwa suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seseorang dapat menyebabkan stres. Model ini secara singkat mengumpamakan bahwa suatu reaksi stress terjadi sewaktu-waktu/kapan saja ketika pengalaman individu 4 terkadang membutuhkan respon penyesuaian atau perilaku coping (penanggulangan). Peristiwa yang dapat menyebabkan stres dapat positif dan negatif dengan melibatkan aspek-aspek kehidupan seseorang, seperti keluarga dan pekerjaan. Rahe dan kawan-kawan menggambarkan proses hidup yang dapat menyebabkan stres terjadi. Mereka mengidentifikasi antara stressor dan dasar penyebab sakit fisik. Sebagaimana di gambarkan pada gambar-2, respon individu dengan proses penahan/penyangga (buffering) dan penyaringan (filtering). Pengalaman masa lalu adalah filter pertama yang dapat menambah atau mengurangi dampak dari peristiwa yang penuh dengan tekanan. Jika suatu peristiwa sama dengan peristiwa masa lalu yang berbahaya, kemudian individu