Pertemuan ke 4.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB II HIMPUNAN.
Advertisements

Pertemuan I-III Himpunan (set)
Waniwatining II. HIMPUNAN 1. Definisi
LOGIKA MATEMATIKA PERTEMUAN 3 HIMPUNAN III
HIMPUNAN MATEMATIKA EKONOMI.
Himpunan.
MATEMATIKA BISNIS HIMPUNAN.
Matematika Informatika 1
Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit
KONSEP DAN OPERASI HIMPUNAN
MATEMATIKA BISNIS BY : ERVI COFRIYANTI.
BAB II HIMPUNAN.
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan
HIMPUNAN 2.
HIMPUNAN Rani Rotul Muhima.
DPH1A3-Logika Matematika
HIMPUNAN.
Bahan kuliah Matematika Diskrit
Oleh : Devie Rosa Anamisa
Pertemuan ke 4.
MATEMATIKA DISKRIT PERTEMUAN KE 2 SAFITRI JAYA, S.Kom, M.T.I
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan
LOGIKA MATEMATIKA PERTEMUAN 1 HIMPUNAN I
Bahan kuliah Matematika Diskrit
Bahan kuliah Agribisnis study club Frogram Study Agribisnis
BAB 1 Himpunan
BAB II HIMPUNAN.
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan
MATEMATIKA BISNIS & EKONOMI
Matematika Diskrit Himpunan Sri Nurhayati.
HIMPUNAN MATEMATIKA EKONOMI 1.
HIMPUNAN MATEMATIKA EKONOMI.
Himpunan Citra N, MT.
Matematika Diskrit (1) Himpunan.
Himpunan Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan
Analisa Data & Teori Himpunan
Disusun Oleh: Novi Mega S
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
BAB II HIMPUNAN.
IF34220 Matematika Diskrit Nelly Indriani W. S.Si., M.T
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
Pertemuan III Himpunan
Mata Kuliah: MATEMATIKA DISKRIT Harni Kusniyati
Matematika Diskrit Himpunan
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
BAB II HIMPUNAN.
Himpunan (Lanjutan).
HIMPUNAN.
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
MATEMATIKA EKONOMI UT HIMPUNAN dan SISTEM BILANGAN.
Transparansi Kuliah Kedua Matematika Diskrit
HIMPUNAN Oleh Cipta Wahyudi.
Himpunan.
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 2: Himpunan dan Sistem Bilangan
MATEMATIKA EKONOMI HIMPUNAN dan SISTEM BILANGAN Ir Tito Adi Dewanto.
Matematika Diskrit Himpunan Sri Nurhayati.
Diagram Venn Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn.
Himpunan.
Diagram Venn Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn.
01 LOGIKA MATEMATIKA Penyajian Himpunan,operasi-operasi dasar himpunan
BAB 1 Himpunan
PENGERTIAN HIMPUNAN Himpunan merupakan kumpulan objek-objek (benda). Objek-objek yang dimaksud di sini adalah elemen atau anggota himpunan tersebut CARA.
BAB 1 HIMPUNAN.
BAB 1 HIMPUNAN.
1 Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit. 2 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen,
Matematika Diskrit bab 2-Himpunan Himpu nan Oleh : Sri Supatmi,S.Kom.
1 Himpunan Bahan kuliah IF2091 Struktur Diskrit. 2 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen,
Transcript presentasi:

Pertemuan ke 4

II. HIMPUNAN 1. Definisi Kumpulan objek-objek yang berbeda dan mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama. Setiap objek yang terdapat dalam himpunan disebut anggota atau unsur atau elemen. Anggota-anggota himpunan ditulis dalam tanda kurung kurawal.

2. Penyajian Himpunan 4 cara menyajikan himpunan : Tabulasi atau enumerisasi Simbol-simbol baku Notasi pembentuk himpunan (set builder) Diagram Venn

Tabulasi atau Enumerasi Metode tabulasi adalah cara menulis atau menyatakan himpunan dengan jalan menuliskan semua anggotanya. Jika A adalah himpunan bilangan 1,2,3,4 maka himpunan tersebut ditulis dalam bentuk A = { 1, 2, 3, 4}

Contoh 2.3 : Sah-sah saja elemen-elemen di dalam himpunan tidak mempunyai hubungan satu sama lain, asalkan berbeda. Sebagai contoh, {kucing, a, Amir, 10, paku} adalah himpunan yang terdiri dari lima elemen, yaitu kucing, a, Amir, 10, paku Contoh 2.4 :

Contoh 2.6 : Himpunan bilangan bulat positif ditulis sebagai Sedangkan himpunan bilangan bulat sebagai

Untuk menyatakan keanggotaan tersebut digunakan notasi : Untuk menyatakan x merupakan anggota himpunan A Untuk menyatakan x bukan merupakan anggota himpunan A Contoh 2.7 : Maka 

Simbol-simbol Baku Simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang sering digunakan antara lain : P = himpunan bilangan bulat positif Z = himpunan bilangan bulat. Q = himpunan bilangan rasional. R = himpunan bilangan riil.

Kadang kita berhubungan dengan himpunan-himpunan yang semuanya merupakan bagian dari sebuah himpunan yang universal. Himpunan yang universal ini disebut semesta dan disimbolkan dengan U Misalnya : A adalah himpunan bagian dari U, dengan

Notasi Pembentuk Himpunan Himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi oleh anggotanya. Notasi:{x | syarat yang harus dipenuhi x } Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan : Bagian di kiri tanda ‘ | ’ melambangkan elemen himpunan Tanda ‘ | ’ dibaca dimana atau sedemikian sehingga Bagian di kanan tanda ‘ | ’ menunjukkan syarat keanggotaan himpunan Setiap tanda ‘ , ’ di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan

Contoh 2.9 : A adalah himpunan bilangan bulat positif lebih kecil dari 5, dinyatakan sebagai A = { x | x adalah himpunan bilangan bulat positif lebih kecil dari 5} Atau dalam notasi yang lebih ringkas : A = { x | x  P, x < 5 } Yang sama dengan A = { 1, 2, 3, 4 }

Diagram Venn Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Diagram Venn terdiri dari himpunan atau himpunan-himpunan yang dilambangkan dengan lingkaran dan himpunan semesta dilambangkan dengan persegi panjang.

Contoh 2.10: U = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 } A = {1, 2, 3, 5 } B = {2, 5, 6, 8 } U atau S mempunyai anggota bilangan asli < 10 U A B 7 1 8 2 4 5 3 6

3. Kardinalitas Kardinalitas menunjukan jumlah anggota suatu himpunan. Jika terdapat himpunan A, maka kardinal A ditulis dengan lambang n (A) atau |A| Contoh : A={x | x bilangan prima, x  10} A={2, 3, 5, 7 } maka |A| = 4

4. Himpunan Kosong Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0. Himpunan kosong dilambangkan dengan  atau { }. Contoh : P= {orang Indonesia yang pernah ke bulan}, maka |P| = 0

5. Himpunan Bagian (subset) Sebuah himpunan dapat merupakan bagian dari himpunan lain. Anggota yang terkandung pada himpunan tersebut juga terkandung pada himpunan yang lain. Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. Notasi : A  B

Diagram Venn Himpunan Bagian 2 3 4 5

Suatu himpunan merupakan himpunan bagian dari himpunan itu sendiri. Jika terdapat suatu himpunan A, maka berlaku A  A. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari suatu himpunan. Jika terdapat himpunan kosong dan himpunan A, maka berlaku   A. Jika A  B dan B  C, maka A  C

6. Himpunan yang Sama Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika A adalah himpunan bagian B dan B merupakan himpunan bagian A. Dengan menggunakan lambang matematika. A = B  A  B dan B  A

6. Himpunan yang Sama Contoh 2.17 : Jika Maka A = B Dan Karena urutan elemen di dalam himpunan tidak penting

7. Himpunan yang Ekivalen Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal A = kardinal B. Dengan menggunakan lambang matematika, A  B  A = B Contoh 2.18 :

8. Himpunan Saling Lepas Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak mempunyai anggota yang sama. Dalam bentuk lambang dapat ditulis : A // B.

Diagram Venn Himpunan Saling Lepas

9. Himpunan Kuasa Himpunan kuasa (power set) adalah suatu himpunan A yang anggota-anggotanya merupakan suatu himpunan bagian A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A itu sendiri. Himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan : P (A) atau 2A

Contoh 2.20 : Jika Maka

10. Operasi Thdp Himpunan Irisan (intersection) Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur yang termasuk di dalam A dan di dalam B. Irisan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A  B.

Diagram Venn Operasi Irisan

Gabungan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A  B. Gabungan (union) Gabungan himpunan A dan himpunan B adalah semua unsur yang termasuk di dalam A atau di dalam B. Gabungan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A  B. A  B ={X:x  A, x  B, atau x  AB }

Diagram Venn Operasi Gabungan

Komplemen (complement) Himpunan komplemen adalah himpunan semua unsur yang tidak termasuk dalam himpunan yang diberikan. Jika himpunannya A maka himpunan komplemennya dilambangkan A’ atau Ā

Diagram Venn Komplemen U A

Selisih (difference) Selisih himpunan A dan B adalah semua unsur A yang tidak termasuk di dalam B. Selisih himpunan A dan himpunan B dilambangkan A – B atau A  B’

Diagram Venn Operasi Selisih

Beda Setangkup (symmetric difference) Beda setangkup himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya hanya merupakan anggota himpunan A saja atau B saja.

Diagram Venn Beda Setangkup

Perkalian Kartesian Jika terdapat himpunan A dan himpunan B maka perkalian kartesian A x B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan pasangan terurut dengan komponen pertama berasal dari himpunan A dan komponen kedua berasal dari himpunan B. A x B ={(a,b) | a  A dan b  B }

Contoh 2.29 : Perkalian Kartesian Misal : C = { 1, 2, 3 } D = { a, b } Maka : C x D = {(1,a) ,(1,b) ,(2,a) ,(2,b), (3,a) , (3,b)} Pasangan berurut (a,b) berbeda dengan (b,a), dengan kata lain (a,b)  (b,a)

Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B  B x A, dengan syarat A atau B tidak kosong Jika A = Ø atau B = Ø, maka A x B = B x A = Ø Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka : |A x B | = | A | . | B |

11. Perampatan Operasi Himpunan Operasi himpunan dapat dilakukan thdp 2 atau lebih himpunan.

Contoh 2.32 : Misalkan : Maka,

Pertemuan 5

12. Hukum-hukum Aljabar Himpunan No Hukum 1 Identitas (i) (ii) 2 Dominasi (i) (ii) 3 Komplemen (i) (ii) 4 Idempoten (i) (ii)

5 Involusi 6 Penyerapan 7 Komutatif 8 Asosiatif

9 Distributif 10 De Morgen Hukum 0/1 Kompl. 2 11  

13. Prinsip Dualitas 1 Identitas : Dualnya : 2 Dominasi : 3 Komplemen : 4 Idempoten :

5 Penyerapan : Dualnya : 6 Komutatif : 7 Asosiatif : 8 Distributif : 9 De Morgan : 10 Hukum 0/1

14. Prinsip Inklusi - Eksklusi AB = A + B - A  B Menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup

Contoh 2.35 : Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5? Penyelesaian : A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3. B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5. A  B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK-Kelipatan Persekutuan Terkecil-dari 3 dan 5, yaitu 15) Yang ditanyakan adalah AB.

AB = A + B - A  B = 33 + 20 – 6 = 47 Terlebih dahulu kita harus menghitung Untuk mendapatkan AB = A + B - A  B = 33 + 20 – 6 = 47 Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5

Contoh 2.36 : Prinsip inklusi-eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan ABC = A + B + C - A  B - A  C - B  C +  ABC  Contoh 2.36 : I = himpunan mhs yang mengambil kuliah Bahasa Inggris. P= himpunan mhs yang mengambil kuliah Bahasa Perancis. J = himpunan mhs yang mengambil kuliah Bahasa Jerman. maka I = 1232, P = 879, J = 114 I  P = 103, I  J = 23, P  J = 14, dan IPJ = 2092

Penyulihan nilai-nilai di atas pada persamaan IPJ = I + P + J - I  P - I  J - P  J +  IPJ  Memberikan 2092 = 1232 + 879 +114 – 103 -23 -14 +  IPJ  Sehingga  IPJ  = 7 Jadi, ada 7 orang mhs yang mengambil ketiga buah kuliah Bahasa Inggris, Perancis dan Jerman.

Sifat-sifat Operasi Himpunan dan prinsip dualitas

15. Partisi Contoh 2.37 : Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2,…dari A sedemikian sehingga : a. b. Himpunan bagian Ai saling lepas, yaitu Contoh 2.37 : Misalkan Adalah partisi dari A

16. Pembuktian Proposisi Himpunan Pernyataan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunakan : Diagram Venn Tabel keanggotaan Sifat aljabar/operasi himpunan Definisi

Pembuktian dengan menggunakan Diagram Venn Untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan himpunan dengan menggunakan diagram Venn : Gambarkan diagram Venn untuk ruas kiri dan ruas kanan kesamaan. Jika ternyata kedua gambar dari diagram Venn tersebut sama maka kesamaan tersebut terbukti benar.

Contoh 2.38 : Keduanya memberikan area arsiran yang sama A B A B C C

B B A A C C

Pembuktian dengan menggunakan tabel keanggotaan. Contoh 2.39 : A B C BC A(BC) AB AC (AB)(A C) 1

p q p  q T F p q p  q T F Konjungsi Disjungsi

Pembuktian dengan menggunakan sifat aljabar/operasi himpunan. Contoh 2.40 : Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa Penyelesaian :  Distributif  Komplemen  Identitas

Pembuktian dengan menggunakan definisi. Membuktikan proposisi himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi proposisi yang berbentuk implikasi. Biasanya terdapat notasi himpunan bagian Contoh 2.47 : Misalkan A dan B himpunan. Jika dan maka Buktikan !

17. Himpunan Ganda & Operasinya Pada himpunan ganda, terdapat satu anggota yang muncul lebih dari satu kali. Jumlah kemunculan anggota dari suatu himpunan ganda disebut multiplisitas. Contoh : Q = { 1,1,2,2,2,4,7,8,8,9} Multiplisitas 2 adalah 3 Multiplisitas 8 adalah 2

Operasi Gabungan Operasi gabungan pada multiset akan menghasilkan multiplisitas anggota-anggotanya sama dengan multiplisitas maksimum anggota-anggota pada himpunan ganda. Contoh : S = { 1,1,2,2,2,3} T = { 1,1,1,2,2,3,3,4} ST = { 1,1,1,2,2,2,3,3,4}

Operasi Irisan Operasi irisan pada multiset akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggota-anggotanya sama dengan multiplisitas minimum anggota-anggota pada himpunan ganda. Contoh : S = { 1,1,2,2,2,3} T = { 1,1,1,2,2,3,3,4} ST = { 1,1,2,2,3}

Operasi Selisih Misal S dan T adalah multiset. Operasi selisih S – T akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggota-anggotanya ditentukan dengan cara : Jika multiplisitas anggota yang sama antara S dan T lebih besar pada S maka S – T multiplisitas anggota yang ada pada S dikurangi multiplisitas pada T, jika selisihnya positif Jika multiplisitas anggota yang sama antara S dan T lebih besar pada T, maka multiplisitas anggota yang sama tersebut sama dengan 0 ( jika selisihnya nol atau negatif )

Contoh : S = { 1,1,2,2,2,3} T = { 1,1,1,2,2,3,3,4} S-T = { 2 } T-S = { 1,3,4}

Operasi Jumlah Contoh : S = { 1,1,2,2,2,3} T = { 1,1,1,2,2,3,3,4} Misal S dan T adalah multiset. Operasi penjumlahan S + T akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggota-anggotanya merupakan jumlah dari multiplisitas masing-masing anggota yang sama. Contoh : S = { 1,1,2,2,2,3} T = { 1,1,1,2,2,3,3,4} S+T = { 1,1,1,1,1,2,2,2,2,2,3,3,3,4}