Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid Trichinella spiralis Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid
Pendahuluan Disebut sebagai cacing trikina Infeksi cacing ini disebut trikinosis; Tersebar luas di dunia terutama negara-negara yang mengkonsumsi daging babi yang tidak dimasak dengan sempurnah; misalnya di eropa atau amerika utara Di asia pernah dilaporkan di thailand, Siria dan india Di papua nugini sebesar 28.9 %
habitat Cacing dewasa maupun larva cacing dapat ditemukan secara bersama-sama di dalam tubuh hospes definitif. Cacing dewasa hidup dalam mukosa duodenum dan jejenum hospes definitif misalnya bai, tikus dan manusia serta anjing, kucing, beruang dan berbagai mamalia lainnya Larva cacing ditemukan dalam benttuk kista di dalam otot-otot bergaris hospes definitif.
Anatomi dan Morfologi Ukuran cacing jantan yaitu 1.4 mm-1.6 mm Cacing betina lebih panjang hingga mm Ujung anterior cacing berbentuk lansing dengan mulut tanpa papil. Ujung posterior cacing bentuknya bulat tumpul pada cacing betina sedang yang jantan melengkung ke arah ventral. Di bagian posterior cacing jantan terdapat 2 (dua) buah papil yang membedakan bentuknya dengan cacing betina
Cacing betina mempunyai ovarium dengan vulva terletak seperlima anterior dari badan. Cacing betina tidak bertelur melainkan melahirkan larvanya (vivipaar). Alat pencernaan cacing panjang dan sempit. Panjang larva cacing dapat mencapai 100 mikron, namun di dalam otot hospes definitif pada umumnya larva dalam bentuk kista. Dalam bentuk kista larva dapat hidup selama 6 (enam) bulan bahkan bisa mencapai 30 tahun. Daging hospes yang mengandung larva Trichinella infektif bagi mamalia yang memamakannya
Daur Hidup Cacing dewasa Trichinella spiralis maupun larvanya terdapat dalam satu hospes yang sama, namun untk melengkapi daur hidupnya cacing ini membutuhkan dari satu jenis yang sama atau yang berbeda; Manusia terinfeksi karena memakan daging babi mentah yang mengandung kista larva cacing atau daging yang dimasak kurang matang Pada waktu berada di usus halus dinding kista pecah dan larva akan terlepas, lalu segera memasuki mukosa usus. Dalam waktu 2 hari larva akan berkembang menjadi cacing dewasa
Seekor cacing Trichinella spiralis dapat melahirkan sampai 1500 larva yang dilepaskan dalam mukosa usus. Kemudian larva memasuki aliran darah dan limfe dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya, terutama ke otot-otot gerak seperti otot lidah, diagfragma, laring, otot bipses, perut, deltoid dan gastroknemius. Larva memasuki otot-otot yang miskin glikogen, membentuk kista di daerah tersebut dan tetap infektif dalam waktu lama; Pada bulan ke 6-9 terjadi perkapuran kista.
Manifestasi klinis Perubahan patologi jaringan organ Gejala terjadi dua hari sesudah tertelannya kista larva yang infektif. Cacing dewasa yang berasal dari perkembangan larva infektif yang melakukan invasi ke dalam mukosa usus dapat menyebabkan kelainan patologis pada organ dan jaringan; Larva yang menyebar ke otot-otot gerak menimbulkan peradangan endovaskuler dan perivaskuler akut yang menyebabkan terjadinya nyeri otot rematik yang diikuti dengan gangguan bernafas, megunyah dan berbicara; Selain itu dapat terjadi kelumpuhan yang spastik pada otot ekstermitas diikuti edema di sekitar mata, hidung dan tangan. Dapat pula terjadi pembesaran limfe
Migrasi larva dapat menyebabkan terjadinya nekrosis jantung yang menimbulkan miokarditis yang merupakan komplikasi berat trikinosis; Komplikasi lainnya adalh endefalitis, meningitis, tuli, gangguan mata dan diplegia Pada tahap tiga, terjadi edema toksis atau dehidrasi berat yang merupakan masa krisis terjadi penurunan tekanan darah penderita yang menimbulkan kolaps. Ada juga gejala-gejala neurotoksik dan komplikasi misalnya miokarditis, pnemonia, peritonitis dan nefritis. Pada infeksi ringan trikinosis; penyembuhan terjadi dalam waktu 2 minggu sedangkan pada infeksi berat penyembuhan dalam waktu 8 minggu.
Diagnosis Cacing dewasa atau larva cacing dapat dijumpai pada penderita trikinosis pada waktu mengalami diare; Di dalam darah , cairan otak atau dalam ASI larva yang beredar sulit diitemukan Cara yang paling mungkin adalah menemukan larva dengan biopsi otot atau biopsi organ pada penderita atau penderita yg telah meninggal dunia Pemeriksaan darah tepi, uji serologi dan pemeriksaan radiologi merupakan sarana bantu untuk menegakkan diagnosa trikinosis
Pemeriksaan darah tepi : menunjukan adanya gambaran eusinofilia Uji serlogi : uji fiksasi komplemen, uji presipitin, uji aglutinasi dan uji flokulasi bentonit. Dengan menggunakan antigen pada pengeceran 5000-10.000 kali, hasil postif dapat dibaca dalam waktu 20 menit Pemeriksaan radiologis ; adanya kista pada jaringan atau organ tubuh penderita
Prognosis Infeksi ringan pada trikinosis mempunyai pprognosis yang baik, dan sebaliknya Tidak adanya eosinifil atau eosinifilia yang ringan menunjukan prognosis yang buruk.
Pengobatan Obat Tiabendazol selama 1 minggu, dosis 25 mg/kg BB/ hari yg terbagi dalam 3 dosis pemberian; disertai kortikosteroid dosis rendah untuk mengurangi gejala dan keluhan penderita. Terhadap sakit kepala dan nyeri otot dapat diberikan analgesik sedangkan gejala neurologik dapat diobati dengan penenang.
Pencegahan Harus dilakukan pemeriksaan daging babi yang akan dijual/ dimasak. Memasak daging babi sebelum dimakan Babi ternak harus diberi makanan yang sehat Membasmi tikus.