Gerakan One Village, One Product (OVOP) Gerakan Satu Nagari-Satu Produk SRI MARYANTI,SE.MSI ------ Forum Bappeda 2004
Gerakan Satu Nagari-Satu Produk OITA, JEPANG Revitalisasi Kampung Halaman One Village, One Product Movement (1979) (1994) 1 Modifikasi dan Adaptasi 2 SUMATERA BARAT Gerakan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa-Komoditi Unggulan (1996) 2004 ??? NAMA GERAKAN ?? Gerakan Satu Nagari-Satu Produk (SNSP ) ??? ------ Forum Bappeda 2004
Kondisi Sosial-Ekonomi OITA, JEPANG MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN PERTANIAN: Subsidi MENGURANGI URBANISASI: Berkurangnya Petani di Desa MENJAGA KESIMBANGAN ALAM DAN BUDAYA SEKTOR INDUSTRI MODERN SANGAT MENDUKUNG LITBANG SANGAT MAJU SDM BERKUALITAS DAN PROFESIONAL KELEMBAGAAN PENDUKUNG TELAH BERKEMBANG KONDISI AWAL yang TIDAK SAMA dengan DAERAH SUMATERA BARAT ------ Forum Bappeda 2004
Data Base West Sumatra (2001) Oita Prefecture (1998) Population (persons) 4 249 000 (100.4/km2) 1 121 128 (692.2/km2) Area (km2) 42 899 6 338 Workforce (%): Agriculture Manufacture Service 49.62 7.44 12.32 9.67 15.36 38.83 Income/capita (US$) 190 20 000 Export (US$ M) 262.2 20 839.3 Milk cow (head) Rice Paddies (ton) (Area harvested, ha) 502 1 668 955 (4.43/ha) (376 710.0) 16 700 107 600 (3.87/ha) (31 244.86) ------ Forum Bappeda 2004
TIGA PRINSIP OVOP BERFIKIR GLOBAL BERTINDAK LOKAL BEBAS DAN KREATIF PENGEMBANGAN SDM Dengan sumberdaya (kekayaan) dan budaya lokal yang spesifik, diciptakan produk yang dapat dipasarkan ke tingkat global. Masyarakat memilih sendiri produk unggulan yang akan dihasilkannya. Sebuah Nagari dapat memproduksi 2 atau 3 produk. Pemerintah memberikan bantuan teknis, keuangan dan pemasaran. Tujuan utama gerakan OVOP adalah pembangunan SDM. Pembangunan komunitas lokal yang mampu memecahkan setiap tantangan. ------ Forum Bappeda 2004
GERAKAN OVOP MOTO: CQC (Low COST, High QUALITY and CONSUMMER needs) Gerakan PEMBERDAYAAN WILAYAH (Desa) dengan Menghidupkan Semangat Kemandirian & Kebebasan Gerakan PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT (SDM) terhadap POTENSI Wilayah untuk Mendapatkan KEUNTUNGAN Maksimal Gerakan PENGEMBANGAN PRODUK Asli Daerah dengan SELERA GLOBAL PERNYATAAN SIMBOLIS yang Tidak Berarti Satu Desa Mempunyai Satu Produk Unggulan Saja MOTO: CQC (Low COST, High QUALITY and CONSUMMER needs) ------ Forum Bappeda 2004
Pengembangan Budaya Lokal THE CONCEPT FROM OITA Badan Diklat Program Pertukaran Pemuda Program Pendidikan Kepemimpinan Masyarakat Diklat Kepemimpinan Perempuan Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Era Global Individual yang mampu / mandiri Pengembangan SDM Gerakan “One Village, One Product” (Sosialisasi dengan Kegiatan) (Satu dalam Pengetahuan dan Kegiatan) Lokal berwawasan Global Bebas dan Kreatif Pengembangan SDM Prinsip Dasar Revitalisasi Wilayah Menciptakan Produk Lokal untuk Pasar Global Pengembangan Produk Memproduksi Produk Lokal Peningkatan Kemampuan Pengolahan Distribusi Pengembangan Budaya Lokal Menggali Budaya Lokal Mengembangkan Budaya Lokal Spesifik Gerakan One Village, One Culture ------ Forum Bappeda 2004
Haluan Dasar yang Ditempuh Oita Prefecture Untuk Lebih Maju Paradigma Abad 20: Industrialisasi, Sentralisasi, Urbanisasi dengan Prioritas Pertumbuhan dan Ekonomi Jaminan bagi Penduduk dan Peningkatan Keterlibatan Penduduk dalam hubungannya dengan Dunia Luar Gerakan Berlandaskan Perobahan Dari Motivasi ekonomi ke spiritual Dari nilai kuantitas ke nilai kualitas Dari Sentralisasi ke desentralisasi Dari keseragaman ke keragaman (diversity) Pembangunan suatu masyarakat regional yang independent yang mengarah pada 3 elemen “nature, industry & culture” Perlunya dibangun suatu Masyarakat Regional dimana aktifitasnya berdasarkan suatu Sistem Nilai Baru Peningkatan Kerjasama yang menggunakan identitas regional ------ Forum Bappeda 2004
Rencana Untuk Mencapai Tujuan Dasar Membangun Suatu Masyarakat yang mendapatkan seluruh kebutuhan (needs) penduduknya dan dengan segala kemudahannya Suatu Masyarakat Regional yang Menyenangkan bagi Penduduknya Suatu masyarakat regional yang dikenal karena alam, industri dan budaya Tujuan Utama: Propinsi dengan suatu standard kehidupan yang tinggi pada abad 21. Menciptakan G-N-S Oita baru Growth Network Security ------ Forum Bappeda 2004
Bentuk G-N-S Oita Baru GROWTH NETWORK SECURITY Dalam bidang Pendidikan; Lingkungan yang menyenangkan dimana anak2 dan pemuda tumbuh; Penduduk mampu membangun industri termasuk pertanian, kehutanan, perikanan; Penduduk mampu memelihara lingkungan; Kesetaraan gender dan partisipasi perempuan; Bertambahnya sukarelawan; Belajar untuk seumur hidup dll. NETWORK Dalam bidang Pariwisata yang memanfaatkan Lingkungan, industri, budaya; Pertukaran budaya, ekonomi dan olahraga di Asia; Pencipataan Kerjasama regional pada tingkat propinsi (AKRES); Menata perdagangan pada kota dan wilayah jarang penduduk; Memelihara sistem arus transportasi dan pertukaran informasi. SECURITY Dalam bidang Kesehatan untuk lansia, peningkatan kesehatan; Menjaga kelestarian lingkungan; Menciptakan masyarakat lestari-aman; Menjaga kualitas lingkungan; Keselamatan dari bencana alam; Menyediakan lapangan pekerjaan dll. ------ Forum Bappeda 2004
KEGIATAN UTAMA OVOP MENCIPTAKAN PRODUK UNGGULAN DENGAN KUALITAS GLOBAL: Menemukan Kembali Produk & Budaya Lokal Spesifik MENGEMBANGKAN WILAYAH (DESA) SEHINGGA ADA KEBANGGAAN TINGGAL DI WILAYAH (DESA)TERSEBUT MENGEMBANGKAN SDM YANG BERFIKIR GLOBAL TETAPI BERTINDAK LOKAL ------ Forum Bappeda 2004
LANGKAH REVITALISASI GERAKAN OVOP (One Village, One Product) PEMANTAPAN SEMANGAT & VISI ONE VILLAGE, ONE PRODUCT: Perencanaan Terpadu dan Koordinasi KAMPANYE GERAKAN ONE VILLAGE, ONE PRODUCT: Visi, Partisipasi & Kemandirian Masyarakat, Dampak OVOP, Globalisasi KEGIATAN: PENETAPAN LOKASI PRODUK UNGGULAN: Pendekatan Wilayah PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA PENGEMBANGAN PRODUK: Teknologi Tepat Guna PEMANTAPAN PERAN KELEMBAGAAN PENDUKUNG: Info, Pasar & Modal, Teknologi PEMBANGUNAN SARANA-PRASARANA WILAYAH: Peran Pemerintah ------ Forum Bappeda 2004
GERAKAN ONE VILLAGE, ONE PRODUCT REVITALISASI KAMPUNG HALAM ! KAMPANYE/SOSIALISASI dengan TINDAKAN SATU dalam PENGETAHUAN dan TINDAKAN Bagaimana perkembangan OVOP di Sumatera Barat setelah 8 tahun diterapkan ? ------ Forum Bappeda 2004
KENDALA PENGEMBANGAN GERAKAN OVOP DI SUMATERA BARAT KONDISI PETANI-PENGUSAHA KECIL TRADISIONAL KELEMBAGAAN KEUANGAN KELEMBAGAAN PEMASARAN KELEMBAGAAN LITBANG KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI (BANDINGKAN DENGAN OITA, JEPANG: Hasil Kunker ???) KENDALA PADA PEMERINTAHAN PERENCANAAN: Keterpaduan (Rakorbang); Pendekatan Wilayah KERJASAMA TEKNIS DINAS/INSTANSI: Kurang Koordinasi PERAN PIMPINAN (Pengambil Keputusan): Komitmen Pimpinan yang Visioner OVOP Gorontalo & Jagung ?? ------ Forum Bappeda 2004
BERTINDAK LOKAL: Think Globally, Act Locally BERFIKIR GLOBAL, BERTINDAK LOKAL: Think Globally, Act Locally Keadaan Sekarang Produksi untuk kebutuhan hidup pokok. Memproduksi beberapa jenis produk dengan skala kecil. Kelebihan produksi untuk pasar lokal. Ilmu pengetahuan dan teknologi terbatas. Permintaan pasar regional dan global belum jadi perhatian utama. Tujuan Pengembangan Prinsip Think Globally, Act Locally Produk dengan nilai tambah tinggi dan skala optimal. Memproduksi dengan keuntungan maksimal. Produk untuk pasar regional dan global. Perdagangan regional dan global jadi dasar penentuan produk. Produk spesifik, keunggulan komperatif dan daya saing tinggi. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. ------ Forum Bappeda 2004
BEBAS & KREATIF : Self-reliance & Creativity Keadaan Sekarang Jumlah dan jenis produksi berdasarkan arahan pemerintah. Memerlukan perlindungan (subsidi, bantuan teknis). Penentuan produk belum dengan kelayakan ekonomi. Harga dan pemasaran masih diatur pemerintah. Tujuan Peningkatan Kebebasan dan Kreatifitas Bebas menentukan produk. Tahu dan dapat menganalisis potensi wilayah sendiri. Mandiri dan kreatif dalam menentukan produk. Satu Nagari dapat memproduksi satu atau beberapa produk. Bangga untuk membangun dan tinggal di Nagari. ------ Forum Bappeda 2004
Human Resource Development Keadaan Sekarang Kegiatan Dinas/instansi belum terkoordinasi dengan baik. Lembaga dan kelompok masyarakat belum berkembang. Tingkat & pelayanan kesehatan belum optimal Sistem penanganan bencana alam/penyakit belum berkembang. SDM unit pelayanan publik perlu ditingkatkan. Tujuan Pengembangan Sumberdaya Manusia Penguasaan IPTEK: Peningkatan daya saing . Paham masalah pembangunan berkelanjutan. Merasa aman dan bangga tinggal di Nagari. Pelayanan kesehatan yang baik dan merata. Masyarakat mendapat informasi dengan mudah. Masyarakat secara kelompok mampu memecahkan masalahnya sendiri. Profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukan. ------ Forum Bappeda 2004
DISTRIBUSI/PEMASARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN: SATU NAGARI, SATU PRODUK (OVOP) FAKTOR INTERNAL KEBANGGAAN UNTUK TINGGAL dan BERBISNIS di PERDESAAN (Kembali ke Nagari) FAKTOR EKSTERNAL KEUANGAN/MODAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PESAING DISTRIBUSI/PEMASARAN EKONOMI EKSTERNAL TEKNOLOGI & KEMAMPUAN TENAGA KERJA WILAYAH (NAGARI) dan PRODUK UNGGULAN PERATURAN (LEGALITAS) KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN : VISI 2. JPS, KUT, CRASH PROGRAMS MANAJEMEN KEBIJAKAN & PROGRAM PEMERINTAH INFRASTRUKTUR LEMBAGA KEMASYARAKATAN 1 DINAS dan INSTANSI (Lembaga Pendorong/Fasilitator Pembangunan) LKAM, KAN, LSM, LEMBAGA GEBU MINANG,DLL OVOP, One Village, One Product ------ Forum Bappeda 2004
PENURUNAN TINGKAT KEUNTUNGAN INDIKATOR DAN FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN SEKTOR PERTANIAN No INDIKATOR FAKTOR PENYEBAB 1. PENURUNAN TINGKAT KEUNTUNGAN Harga faktor produksi (inputs) meningkat & sulit didapat. Nilai tukar (TOT) antara hasil pertanian & industri memburuk Subsidi semakin berkurang (bahkan dihapuskan) Skala ekonomi usaha tidak optimal (petani subsistence bertambah) Distribusi (input dan hasil) masih belum efisien 2. PENGURANGAN LAHAN PRODUKTIF Lokasi baru tidak ekonomis karena infrastruktur lemah (terisolir) Lahan terlantar tidak produktif (kurang layak) Pembukaan kawasan perumahan, industri, dll 3. PERPINDAHAN TENAGA KERJA PRODUKTIF KE KOTA Upah di kota lebih tinggi, pendapatan sektor industri & jasa tinggi Generasi berpendidikan enggan menjadi petani (berkaitan dengan rendahnya tingkat upah/keuntungan ) 4. PERSAINGAN DENGAN PRODUK IMPOR Produk impor relatif murah dan berkualitas tinggi Teknologi (iptek) petani masih tradisional / tertinggal Sistem distribusi (pemasaran) kurang efisien Usaha tani kurang efisien dan produktif ------ Forum Bappeda 2004
DASAR PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN PADA SUATU WILAYAH ASPEK INDIKATOR KETERANGAN EKONOMI KEUNTUNGAN & NILAI TAMBAH LEBIH BESAR DARI USAHA PRODUK LAIN SKALA USAHA KAPASITAS LEBIH MEMADAI, EFISIEN DISTRIBUSI & PEMASARAN LANCAR, DIDUKUNG OLEH KELEMBAGAAN RAKYAT PELUANG PASAR PASAR LOKAL, PROSPEK LUAR DAERAH, LUAR NEGERI SUMBER DAYA (POTENSI WILAYAH) LEBIH TERSEDIA MODAL, LAHAN, BAHAN BAKU, TENAGA KERJA TEKNIS IPTEK MAJU (MODERN) MENGUASAI IPTEK KHUSUS (MODERN) DAN MEMBUDAYA PENGEMBANGAN IPTEK DIDUKUNG OLEH KEGIATAN LITBANG, KEMAMPUAN SDM SOSIAL BUDAYA PENDIDIKAN & KETERAMPILAN MEMPUNYAI TINGKAT KEAHLIAN RELATIF KHUSUS DAN MEMBUDAYA DIBANDINGKAN WILAYAH LAIN KEWIRAUSAHAAN (PROFESIONAL) BERKEMBANGANNYA PENGUSAHA YANG BERORIENTASI BISNIS ------ Forum Bappeda 2004
Sambungan: ASPEK INDIKATOR KETERANGAN DEMOKRASI (BOOTOM UP) KEMAUAN MASYARAKAT SENDIRI MELIBATKAN MASYARAKAT DALAM MENENTUKAN PRODUK TANPA PAKSAAN DARI ATAS GERAKAN DARI BAWAH KESEPAKATAN KOMODITI UNGGULAN LEBIH DIPRIORITASKAN TIDAK BERARTI MASYARAKAT DILARANG MEMPRODUKSI PRODUK LAIN YANG TIDAK DIUNGGULKAN HISTORIS LEBIH DIKENAL PRODUK & WILAYAH PRODUKSI SUDAH LAMA DIKENAL MASYARAKAT Penentuan Komoditi Unggulan di Sumatera Barat dilakukan melalui beberapa penelitian baik oleh Departemen, Pemda Dati I dan II (Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian) maupun oleh DIPTI (Dewan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan Lembaga lainnya. Penentuan akhir Komoditi Unggulan harus ditetapkan berdasarkan keinginan/ kesadaran masyarakat sendiri jadi bukannya dari atas/pemerintah. ------ Forum Bappeda 2004
LANGKAH PEMBAHARUAN KONSEP GERAKAN OVOP PENYAMAAN VISI PENGEMBANGAN OVOP : Prinsip Dasar PEMANTAPAN TUPOKSI KELEMBAGAAN/DINAS-INSTANSI & KOMITMEN PEMERINTAH: Efektifitas & Teamwork, Koordinasi Wilayah MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN: Penekanan Prioritas Kegiatan Pembangunan (Rakorbang) REVITALISASI KELEMBAGAAN PENDUKUNG: Penyuluhan, Litbang, Koperasi, Keuangan, Pemasaran ------ Forum Bappeda 2004
TAHAP PENYUSUNAN KEGIATAN PEMBANGUNAN 4 Landasan Ideal PANCASILA Landasan Konstitusional UUD 1945 GBHN PROSES PENYESUAIAN (MATCHING PROCESS) 5 KONDISI MAKRO 1 VISI Analisis Makro OUTPUTS KONDISI SEKTORAL STRATEGI 2 INFRASTUKTUR/ FASILITAS KEMAMPUAN (KOMPETENSI) 1 KEKUATAN & KELEMAHAN 2 KEBIJAKAN Analisis Sumberdaya MANAJEMEN 3 PEMBIAYAAN LITBANG STUDI AWAL 9 NILAI-NILAI (VALUES) PERUSAHAAN &EKSEKUTIF/ MASYARAKAT 3 PROGRAN DAN KEGIATAN PROFIL & NILAI MASYARAKAT 12 POLA DASAR OTONOMI DAERAH GLOBALISASI 11 10 KEGIATAN PEMB DINAS/INSTANSI KEGIATAN LITBANG PROPEDA- RENSTRA Catatan: Reformasi, Otonomi Daerah dan Globalisasi harus menjadi pertimbangan di dalam penyusunan Visi. 1. Sumber daya, Kemampuan (Capabilities). 2. Pemasaran, Industri Pengolahan, SDM, Pembiayaan, Sarana-Prasarana, MIS (Mgt..Information System), Litbang. 3. Pemasaran, SDM, Teknologi. ------ Forum Bappeda 2004
LANGKAH PENYUSUNAN KEGIATAN PEMBANGUNAN 1 SUMBERDAYA (Berlimpah & Langka) LANGKAH PENYUSUNAN KEGIATAN PEMBANGUNAN Penerapan IPTEK Aspek Teknis Aspek Komersial Aspek Kelbg-Manajemen Aspek Sos-Lingkungan Aspek Finansial Aspek Ekonomi 2 PERSIAPAN & PENELITIAN KELEMBAGAAN LITBANG 3 Multidiscipline KEGIATAN ALTERNATIF PARAMETER NASIONAL Lapangan Pekerjaan Produksi Konsumsi Tabungan Devisa Pemerataan, dll 4 KEGIATAN PEMBANGUNAN TERPILIH SASARAN PEMB ------ Forum Bappeda 2004
KEGIATAN DINAS/INSTANSI KETERKAITAN KEGIATAN LITBANG DENGAN KEGIATAN DINAS/INSTANSI PROP/KAB/KOTA Sasaran Prioritas Pembangunan PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA 2. PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN 3. PENATAAN KELEMBAGAAN KEGIATAN LITBANG Kelembagaan LITBANG (2) MASALAH PEMBANGUNAN (1) (4) KEGIATAN DINAS/INSTANSI (3) Proses Penyusunan Kegiatan Pembangunan DINAS/ INSTANSI ------ Forum Bappeda 2004
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN OVOP MON-EV (BAPPEDA) IDENTIFIKASI PROGRAM Bagan 2. Pola Perencanaan Pembangu-nan Satu Nagari, Satu Produk (OVOP) KEBIJAKAN PENGEMBANGAN OVOP MON-EV (BAPPEDA) IDENTIFIKASI PROGRAM FORMULASI PROGRAM KOORDINASI PROGRAM PELAKSANAAN PROGRAM * PROGRAM/KEGIATAN TERPADU: Product Development; SDM; Sarana-prasarana dari Dinas/instansi * PETUNJUK GERAKAN SNSP (Satu Nagari, Satu Produk) TIM PENYUSUN PROGRAM DINAS/INSTANSI TIM PENYUSUN PROGRAM BAPPEDA WILAYAH & Produk Unggulan ------ Forum Bappeda 2004
GERAKAN PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI DESA- BUKU PEDOMAN GPUED-KU, BAPPEDA PROPINSI SUMATERA BARAT, 1997 GERAKAN PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI DESA- KOMODI UNGGULAN (GPUED-KU) SUMATERA BARAT PENDAHULUAN: Kondisi Ekonomi Rakyat; AFTA; OVOP KOMODITI UNGGULAN: Difinisi; Aspek: Ekonomi, Teknis, Sosbud PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN: Persyaratan; Kawasan Komoditi Unggulan GPUED-KU: Gerakan OVOP; Tiga Prinsip (Berfikir Global; Bebas&Kreatif; SDM) TUJUAN GPUED-KU: Indikator; Keadaan Sekarang; Tujuan GPUED-KU (Tabel) LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN GPUED-KU: Tekad/Semangat; Kampanye; Penentuan KU; Kebutuhan/Faktor Pendukung; Pembinaan SDM; Product Development; Tupoksi Kelembagaan; Sarana-prasarana. ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN GPUED-KU: Tugas dan Fungsi dari: Tim Pembina; Tim Teknis Tk. II; Koordinasi; Kelompok Ahli Gubernur Lampiran: Peta & Daftar Komoditi Utama Menurut Dati II Sumatera Barat. ------ Forum Bappeda 2004
Sambungan: BUKU PEDOMAN GPUED-KU, 1997 TUGAS DAN FUNGSI TIM Gerakan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa, Komoditi Unggulan TIM PEMBINA TINGKAT I: Memberi Arah & Kebijakan; Mendorong & Menggerakkan; Memberikan Fasilitas; Memonitor, Evaluasi & Memecahkan Masalah; Melakukan Petemuan 1 kali 3 bulan. TIM TEKNIS TINGKAT II: Memberi Penyuluhan & Penerangan; Menggerakkan Masyarakat; Membantu Memecahkan Masalah; Memonitor, Evaluasi & Memecahkan Masalah; Memberikan Laporan kepada Tim Pembina Tingkat I (1 kali 3 bulan) TIM TEKNIS TINGKAT II diketuai oleh Bupati/Wako KDH Tk.II bertanggung jawab dalam pelaksanaan GPUED-KU kepada Ketua Tim Pembina (Gubernur Sumbar) ------ Forum Bappeda 2004
REVITALISASI GERAKAN OVOP DAN MASA DEPAN ANAK NAGARI TINDAKAN BERDASARKAN RISET (Penelitian dan Pengembangan) ------ Forum Bappeda 2004
KEBIJAKSANAAN & PROGRAM PEMERINTAH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL USAHA KECIL-MENENGAH PERATURAN PEMERINTAH (LEGALITAS) KEBIJAKSANAAN & PROGRAM PEMERINTAH Perizinan Persyaratan Kredit Bank Crash Program Social Safety Net/JPS USAHA KECIL MENENGAH/ PERDAGANGAN FAKTOR INTERNAL : SUMBER KEUANGAN SALURAN DISTRIBUSI KETENAGA KERJAAN/Skills MANAJEMEN TEKNOLOGI EKONOMI Program Pelatihan/DIKLAT Program Litbang (R&D) Teknologi Import Infotek Krisis Ekonomi : Investasi Menurun Pengangguran Meningkat Permintaan Menurun, dll. ------ Forum Bappeda 2004
HARAPAN KONDISI USAHA EKONOMI RAKYAT MASA DEPAN SETELAH GERAKAN OVOP BERKEMBANG INDIKATOR SEKARANG HARAPAN 1/ KOMODITI / DESA BANYAK, COBA-COBA TERBATAS MUTU KOMODITI LOKAL INTERNASIONAL TEKNOLOGI USANG MUTAKHIR KEGIATAN RISET INTENSIF PASAR DAERAH / DALAM NEGERI DALAM / LUAR NEGERI 2/ SKALA USAHA KECIL BESAR / OPTIMAL PENGELOLAAN TRADISIONAL PROFESIONAL MODAL OPTIMAL BENTUK USAHA “ KELUARGA ” BADAN HUKUM KUALISIFIKASI SDM AMATIR / SEMI PROF PENYULUH LAPANGAN GENERALIS SPESIALIS KELEMBAGAAN KURANG AKTIF AKTIF / INOVATIF SARANA-PRASARANA MENDUKUNG 1/ Kondisi yang telah di capai oleh usaha ekonomi di Oita, Jepang. 2/ Pasar produk Jepang khusus untuk Dalam Negeri tetapi dengan standart mutu internasional. ------ Forum Bappeda 2004
DETERMINATION OF A NATION`S INDUSTRIAL DEVELOPMENT Industrial Attractiveness High Value Added per Worker Linkages Industries Future Competitiveness Industrial Specialization Export Potential Prospect for Domestic Demand Nation's Industrial Development Nation's Ability to Compete Nation's Industrial Capabilities Assessment Nation's Industrial Capabilities Development ------ Forum Bappeda 2004
EKONOMI RAKYAT YANG MAJU & BERORIENTASI PASAR (Agenda ke 3) PENDEKATAN ONE VILLAGE ONE PRODUCT Kawasan (One Village: Kampong, Bayan, Nagari, --) Komoditi andalan (One Product: Spesialisasi usaha) Lintas sektoral: Terpadu (KISS) sesuai TUPOKSI Kesadaran masyarakat: Potensi SDA, Keterampilan SDM, Budaya Berprinsip ekonomi: Keuntungan dan berkesinabungan (pemanfaatan teknologi maju) Berfikir global: Think globally, Act locally ------ Forum Bappeda 2004
PENERAPAN KONSEP OVOP DI SUMBAR 1996: ONE VILLAGE ONE PRODUCT: Satu Produk Satu Desa, Satu Produk Satu Nagari Belum berkembang (Jepang memulai OVOP tahun 1979) 2002: KAWASAN AGROPOLITAN: 6 Kawasan 1. IV Angkek Canduang Kab Agam: Sapi potong+sayuran 2. Koto Baru Kab Tanah Datar: Sapi potong + sayuran 3. Lembah Gumanti-Danau Kembar Kab Solok: Sayuran 4. Sutera-Lengayang-Ranah Pesisir Kab Pesel: Sapi potong 5. VII Koto Pdg Pariaman: Sapi potong 6. Guguk Kab Limapuluh Kota: Ayam buras KARENA ADA BANTUAN APBN-DEKON Master Plan ------ Forum Bappeda 2004
Terima Kasih Singapore ------ Forum Bappeda 2004