KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN MUTU SESI 3 BERSAMA ROHIAT
Kompetensi yang Perlu Dimiliki oleh Seorang Pemimpin Kompetensi yang dibutuhkan oleh pemimpin Mengapa pemimpin dibutuhkan? The ability to: build confidence build enthusiasm cooperate deliver results form networks influence others use information business literacy creativity cross-cultural effectiveness empathy flexibility proactivity problem solving relation building teamwork vision
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN ADALAH UNSUR PENTING DALAM TOTAL QUALITI MANAJEMEN. PEMIMPIN HARUS MEMILIKI VISI DAN MAMPU MENTERJEMAHKAN VISI TERSEBUT KE DALAM KEBIJAKAN YANG JELAS DAN TUJUAN YANG SPESIFIK (Edward Salis, 2008: 169) MUTU TERPADU MERUPAKAN SEBUAH GAIRAH DAN PANDANGAN HIDUP BAGI ORGANISASI YANG MENERAPKANNYA BAGAIMANAKAH MENINGKATKAN KEINGINAN DAN HASRAT UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN VISI ADALAH POWER DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN MUTU PENDIDIKAN YANG HARUS DIIKUTI OLEH TINDAKAN DENGAN PENUH GAIRAH
GAYA KEPEMIMPINAN “MANAGEMENT BY WALKING ABOUT (MBWA), ATAU MANAJEMEN DENGAN MELAKSANAKAN”, SALAH SATU GAYA KEPEMIMPINAN YANG DAPAT MENGANTARKAN INSTITUSI PADA REVOLUSI MUTU (Peter dan Austin dalam Edward Salis, 2008: 169-170) PEMIMPIN PENDIDIKAN MEMBUTUHKAN PERSPEKTIF-PERSPEKTIF BERIKUT: VISI DAN SIMBOL. PEMIMPIN HARUS MENGKOMUNIKASIKAN NILAI-NILAI INSTITUSI KEPADA PARA STAF, PARA PELAJAR DAN KEPADA KOMUNITAS YANG LEBIH LUAS MBWA ADALAH GAYA KEPEMIMPINAN YANG DIBUTUHKAN BAGI SEBUAH INSTITUSI UNTUK PARA PELAJAR, ISTILAH INI SAMA DENGAN DEKAT DENGAN PELANGGAN DALAM PENDIDIKAN. INI MEMASTIKAN BAHWA INSTITUSI MEMILIKI FOKUS YANG JELAS TERHADAP PELANGGAN UTAMA OTONOMI, EKPERIMENTASI DAN ANTISIPASI TERHADAP KEGAGALAN MENCIPTAKAN RASA KEKELUARGAAN KETULUSAN, KESABARAN, SEMANGAT, INTENSITAS, DAN ANTUSIASME
KEPEMIMPINAN DALAM TQM SIGNIFIKANSI KEPEMIMPINAN DALAM TRANFORMASI TMQ TANPA KEPEMIMPINAN DI SETIAP LEVEL INSTITUSI, PENINGKATAN MUTU TIDAK DAPAT DILAKUKAN KOMITMEN PERAN UTAMA KARENA PROSES TQM TOP-DOWN DUA TAHUN PERTAMA 80% INISIATIF MUTU GAGAL, KARENA MANAJER SENIOR KURANG MENDUKUNG PROSES DAN KOMITMEN PELIMPAHAN TANGGUNG JAWAB KEPADA MANAJER SENIOR DIANGGAP MASALAH YANG MEMPENGARUHI WIBAWA MEREKA DIPERLUKAN KEPEMIMPINAN YANG JAUH BERPANDANGAN KE DEPAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WAKTU PADA ORGANISASI NON TQM DAN TQM ORGANISASI TQM 30% WAKTU UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN SISTEM, KOMPLAIN, PENYELESAIAN MASALAH 30% WAKTU DIGUNAKAN UNTUK MEMIMPIN, MERENCANAKAN MASA DEPAN, MENGEMBANGKAN IDE-IDE BARU DAN BEKERJA SECARA FAMILIER DENGAN PARA PELANGGAN
MENGKOMUNIKASIKAN VISI MANAJER SENIOR HARUS MEMBERIKAN ARAHAN, VISI DAN INSPIRASI SELURUH PEMIMPIN HARUS MENJADI PEJUANG PROSES MUTU DAN MENGKOMUNIKASIKAN VISI KESERURUH ORANG DALAM ORGANISASI TQM MUNGKIN DIRASAKAN SULIT DIIMPLEMENTASIKAN MANAJER,TERUTAMA MANAJER MENENGAH TQM MENCAKUP PERUBAHAN DALAM POLA PIKIR DAN PERUBAHAN PERAN DARI BOS MENJADI PENDUKUNG DAN PEMIMPIN STAF FUNGSI PEMIMPIN MEMPERTINGGI MUTU DAN MENDUKUNG STAF YANG MENJALANKAN RODA MUTU GAGASAN TRADISIONAL TIDAK DAPAT DIGANDENGKAN DENGAN PEMIKIRAN MUTU. TQM MEMBERIKAN KESEMPATAN PARA GURU UNTUK BERINISIATIF TQM NANAJEMEN YANG SEDERHANA,HANYA MEMBUTUHKAN KEPEMIMPINAN YANG UNGGUL
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MUTU MEMILIKI VISI MUTU TERPADU BAGI INSTITUSI MEILIKI KOMITMEN YANG JELAS TERHADAP PROSES PENINGKATAN MUTU MENGKOMUNIKASIKAN PESAN MUTU MEMASTIKAN KEBUTUHAN PELANGGAN MENJADI PUSAT KEBIJAKAN DAN PRAKTEK INSTITUSI MENGARAHKAN PERKEMBANGAN KARYAWAN BERHATI-HATI DENGAN TIDAK MENYALAHKAN ORANG LAIN SAAT PERSOALAN MUNCUL TANPA BUKTI-BUKTI YANG NYATA
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MUTU MEMIMPIN INOVASI DALAM INSTITUSI MAMPU MEMASTIKAN BAHWA STRUKTUR ORGANISASI SECARA JELAS TELAH MENDIFINISIKAN TANGGUNGJAWAB DAN MAMPU MEMPERSIAPKAN DELEGASI YANG TEPAT MEMILIKI KOMITMEN UNTUK MENGHILANGKAN RINTANGAN, BAIK YANG BERSIFAT ORGANISASIONAL MAUPUN KULTURAL MEMBANGUN TIM YANG EFEKTIF MENGEMBANGKAN MEKANISME YANG TEPAT UNTUK MENGAWASI DAN MENGEVALUASI KESUKSESAN
GURU WHAT ? WHY ? WHO ? WHERE ? WHEN ? MEMBERDAYAKAN GURU?
PEMIMPIN DALAM MEMBERDAYAKAN GURU MELIBATKAN PARA GURU DAN SELURUH STAF DALAM AKTIVITAS PENYELESAIAN MASALAH, DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILMIAH DASAR,PRINSIP MUTU, STATISTIK, DAN KONTROL PROSES MEMILIH UNTUK MEMINTA PENDAPAT MEREKA TENTANG BERBAGAI HAL DAN TENTANG BAGAIMANA CARA MEREKA MENJALANKAN PROYEK DAN TIDAK SEKEDAR MENYAMPAIKAN BAGAIMANA SEHARUSNYA MEREKA BERSIKAP MENYAMPAIKAN SEBANYAK MUNGKIN INFORMASI MANAJEMEN UNTUK MEMBANTU PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN MEREKA MENANYAKAN PENDAPAT STAF TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR MANA SAJA YANG MENGHALANGI MEREKA DALAM MENYAMPAIKAN MUTU KEPADA PARA PELANGGAN – PELAJAR, ORANG TUA DAN PARNER KERJA MEMAHAMI BAHWA KEINGINAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU PARA GURU TIDAK SESUAI DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN ATAS BAWAH (TOP-DOWN)
PEMIMPIN DALAM MEMBERDAYAKAN GURU f. MEMINDAHKAM TANGGUNG JAWAB DAN KONTROL PENGEMBANGAN TENAGA PROFESIONAL LANGSUNG KEPADA GURU DAN PEKERJA TEKNIS g. MENGIMPLEMENTASIKAN KOMUNIKASI YANG SISTEMATIS DAN KONTINYU DI ANTARA SETIAP ORANG YANG TERLIBAT DALAM SEKOLAH h. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SERTA NEGOSIASI DALAM RANGKA MENYELESAIKAN KONFLIK MEMILIKI SIKAP MEMBANTU TANPA HARUS MENGETAHUI SEMUA JAWABAN BAGI SETIAP MASALAH DAN TANPA RASA RENDAH DIRI j. MENYEDIAKAN MATERI PEMBELAJARAN KONSEP MUTU SEPERTI MEMBANGUN TIM, MANAJEMEN PROSES, LAYANAN PELANGGAN, KOMUNIKASI, DAN KEPEMIMPINAN k. MEMBERIKAN TELADAN YANG BAIK l. BELAJAR SEBAGAI PELATIH DAN BUKAN SEBAGAI BOS m. MEMBERIKAN OTONOMI DAN BERANI MENGAMBIL RESIKO n. MEMBERIKAN PERHATIAN SEIMBANG KEPADA PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
Komponen-Komponen School Based