9 Manajemen Keuangan Agribisnis: BREAK EVENT POINT MODUL Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id
Pengertian Break Even Point Suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya).
Analisis break even point digunakan untuk menentukan: (1) jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. (2) jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan (3) mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP (4) menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.
Manfaat analisis BEP menurut Sutrisno (2000) adalah: Perencanaan produksi dan penjualan sesuai target laba yang diinginkan, Perencanaan harga jual normal atas barang yang dihasilkan untuk mencapai laba yang ditargetkan dengan memproyeksikan target penjualan, Perencanaan dan pemilihan metode produksi yang digunakan Penentuan titik tutup pabrik (shut down point), yaitu ketika penjualan tidak mampu menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai.
Metode Perhitungan BEP Pendekatan trial and error, menghitung keuntungan operasi dari suatu volume produksi/penjualan tertentu dan terus diulang hingga menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan keuntungan =0 (Total Revenu=Total Cost).
Pendekatan grafik Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik.
Pendekatan matematis. a. Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: dimana P = harga jual per unit V = biaya variabel per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual
b. Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut: dimana: FC = biaya tetap VC = biaya variabel S = volume penjualan