ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estat
Advertisements

DEFINISI MENURUT PSAK.
Presented by: Dwi Martani Slide by : Nia Paramitasari
ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
ISAK 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat (Revisi 2013)
PSAK 38 RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
ISAK 28 PENGAKHIRAN LIABILITAS KEUANGAN
PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
ED PSAK 72 PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN
ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
ED PSAK 72 PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN
PSAK 34 – KONTRAK KONSTRUKSI IAS 11 – CONSTRUCTION CONTRACT
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
Soal 1 Di antara kejadian-kejadian berikut ini yang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada kewajiban manfaat pasti adalah... Perubahan tingkat kematian.
ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
ISAK 8.
PSAK 38 RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
Laporan Interim/Interim Report
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
PSAK 14 PERSEDIAAN.
ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA
PSAK 14 PERSEDIAAN.
DRAF EKSPOSURE PSAK 73 SEWA
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
ISAK 29 PENGUPASAN TANAH PADA TAHAP PRODUKSI TAMBANG TERBUKA
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
PSAK 53 Imbalan Berbasis Saham
ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 10 PROGAM LOYALITAS PELANGGAN IFRIC 13: Customer Loyalty Programmes.
ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
ISAK 31 INTERPRETASI ATAS RUAG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI
ISAK 25 Hak atas Tanah.
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
PSAK 3 – LAPORAN INTERIM IAS 34 - Interim Report
PSAK 62 (2010) Kontrak Asuransi IFRS 4: Insurance Contract
PERSEDIAAN PSAK
PERSEDIAAN PSAK
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa
PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
ISAK 23 Sewa Operasi - Insentif
LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
ISAK 30 PUNGUTAN.
PSAK 67 PENGUNGKAPAN KEPENTINGAN DALAM ENTITAS LAIN
Agenda Latar Belakang Ruang Lingkup dan Latar Belakang
PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
PSAK 70 ASET DAN LIABILITAS YANG TIMBUL DARI PENGAMPUNAN PAJAK
PROGRAM LOYALITAS PELANGGAN ISAK 10
ISAK 22 Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
PENYERAHAN ASET DARI PELANGGAN ISAK 27
Agenda Latar Belakang Ruang Lingkup dan Latar Belakang
PUNGUTAN ISAK 30.
ISAK 31 INTERPRETASI ATAS RUAG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ISAK 25 Hak atas Tanah.
ISAK 23 Sewa Operasi - Insentif
PERSEDIAAN PSAK
PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA
ISAK 23 Sewa Operasi - Insentif
Agenda 1 Permasalahan Interpretasi 2 3 Diskusi. ISAK 27 PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN IFRIC 18: Transfers of Assets from Customers.
Transcript presentasi:

ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa

Agenda 1 2 3 4 Latar Belakang Ruang Lingkup Grantor vs Operator Intepretasi SUBJECT TO REVISION

Latar Belakang Pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan publik yang umumnya didanai oleh APBN/APBD Keterbatasan APBN/APBD mengharuskan pemerintah menarik swasta untuk mendanai kegiatan investasi pengadaan jasa layanan publik. KPS = Kerjasama Pemerintah Swasta dibina oleh Direktorat KPS (DKPS) Merupakan service concession arrangement (public to private services) Sektor yang memiliki KPS, berdasarkan Indonesian Infrastructure Summit 2005, adalah: Gas Power and electricity Road transportation (68 projects) Water Telecommunication Pengaturan akuntansi untuk sewa dan perjanjian mengandung sewa belum lengkap. ISAK 8 mengecualikan perjanjian konsesi jasa

Latar Belakang Terdapat kekosongan pengaturan untuk beberapa industri akibat dicabutnya PSAK yang terkait, misal industri jalan tol, air minum, dsb. Terdapat ketidakjelasan pengaturan untuk beberapa industri, misal distribusi bahan bakar minyak dan gas Makin banyaknya perjanjian konsesi pelayanan publik

Ciri Perjanjian Konsesi Jasa Kewajiban melayani publik ada pada operator Pemberi konsesi (grantor) adalah entitas sektor publik atau entitas swasta yang telah diberikan tanggung jawab Operator bertanggung jawab setidaknya atas sebagian pengelolaan infrastruktur dan jasa terkait, tidak hanya bertindak sebagai agen dari grantor Penetapan harga awal dan perubahan harga selama masa konsesi Operator wajib menyerahkan infrastruktur kepada grantor pada akhir masa konsesi

Perjanjian/Pengaturan Grantor vs Operator Grantor Operator Pemerintah atau perusahaan swasta yang bertanggungjawab atas jasa yang diberikan Membangun infrastruktur untuk pelayanan publik, memperbaiki dan mengoperasikan infrastruktur selama jangka waktu tertentu Menentukan jenis pelayanan publik, pelanggan, dan harga Bertanggungjawab atas manajemen infrastruktur dan jasa yang diberikan, dan tidak semata-mata bertindak sebagai agen untuk Grantor. Mengendalikan (melalui kepemilikan) - kepentingan residu signifikan pada akhir periode perjanjian atau aset digunakan selama umur ekonominya Grantor BUMN/ Swasta BUMN Operator Pemerintah Swasta Perjanjian/Pengaturan

ISAK 8 Merupakan adopsi dari IFRIC 12 (2009) Service Concession Arrangement. Mengadopsi seluruh IFRS kecuali tanggal efektif dan tidak mengijinkan penerapan dini.

Struktur Isi ISAK 8 Pendahuluan Interpretasi Tanggal Efaktif Referensi Latar Belakang Ruang Lingkup Permasalahan Pendahuluan Interpretasi Tanggal Efaktif Ketentuan Transisi Panduan Apllikasi Contoh ilustrasi – bukan bagian standar

Ruang Lingkup Cakupan: Perjanjian konsensi jasa ISAK 16 hanya berlaku untuk operator atas perjanjian konsesi jasa. ISAK 16 tidak mengatur akuntansi untuk grantor Perjanjian konsensi jasa Grantor mengendalikan atau mengatur jenis, pengguna, dan harga jasa Grantor mengendalikan (melalui kepemilikan) atas hak manfaat selama masa perjanjian dan kepentingan residual dalam infrastruktur pada akhir masa konsesi Berlaku untuk infrastruktur yang telah ada dan baru

Permasalahan Interpretasi ini menetapkan prinsip-prinsip umum dalam mengakui dan mengukur kewajiban dan hak-hak terkait dalam perjanjian konsesi jasa. Persyaratan untuk pengungkapan (ISAK 22). Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah: (a) perlakuan hak operator atas infrastruktur; (b) pengakuan dan pengukuran imbalan atas perjanjian; (c) konstruksi atau peningkatan jasa; (d) jasa operasi; (e) biaya pinjaman; (f) perlakuan akuntansi setelah pengakuan awal atas aset keuangan dan aset tidak berwujud; dan (g) Item yang diberikan oleh pemberi konsesi kepada operator.

Perlakuan Hak Operator atas Infrastruktur Tidak diakui sebagai aset tetap dari operator: Perjanjian jasa kontraktual tidak memberikan hak kepada operator untuk mengendalikan penggunaan infrastruktur layanan publik Operator mengoperasi infrastruktur untuk pelayanan publik untuk kepentingan grantor sesuai persyaratan kontrak

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan atas Perjanjian Terdapat 2 Jenis Jasa oleh Operator: Jasa pembangunan dan peningkatan infrastruktur diakui sesuai PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi dalam bentuk: Aset keuangan (operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk menerima kas/aset keuangan lain) Aset tidak berwujud (operator memiliki hak untuk membebankan pengguna) Pendapatan dari aktivitas pemberian jasa operasi diakui sesuai dengan PSAK 23 Pendapatan Melakukan 2 jasa dalam 1 kontrak  imbalan yang diterima/piutang dialokasikan mengacu pada nilai wajar relatif dari jasa yang diberikan, apabila jumlahnya dapat diidentifikasi secara terpisah.

Imbalan yang Diberikan oleh Grantor kepada Operator Jasa pembangunan atau peningkatan kemampuan: Imbalan diukur dengan nilai wajar Imbalan meliputi hak atas aset keuangan atau aset tak berwujud Aset keuangan  diakui sejauh operator memiliki hak kontraktual tanpa syarat untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari atau atas petunjuk gantor Aset tak berwujud  diakui sejauh operator menerima hak (lisensi) untuk membebankan pengguna layanan publik Menerima keduanya dilakukan pencatatan terpisah dan keduanya diakui pada nilai wajar

Pemulihan Infrastruktur Jika ada kewajiban kontraktual untuk memelihara atau memulihkan infrastruktur (Maintenance clause), kecuali untuk peningkatan konstruksi: Accrue kewajiban sesuai PSAK 57 (Rev 2009): Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi berdasarkan estimasi pengeluaran untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan

Biaya Pinjaman Biaya pinjaman terkait dengan perjanjian diakui sebagai beban pada periode terjadinya biaya pinjaman tersebut Dikapitalisasi selama periode konstruksi hanya jika operator menerima aset tidak berwujud

Pengakuan Aset Keuangan dan Aset Tak Berwujud Pengakuan awal: nilai wajar Selanjutnya: Amortized cost (initial amount + cumulative interests - repayments) Aset Tak Berwujud: Pengakuan awal: biaya perolehan Selanjutnya: amortized cost (acquisition cost - accumulated amortization or accumulated impairment loss )

Item dari Grantor kepada Operator Item dikendalikan operator, dan Pemberian item merupakan bagian dari service fees untuk operator karena memberikan layanan publik Persyaratan: Memenuhi syarat  aset operator dan diakui pada nilai wajar

ISAK 16

ISAK 16

SAK Terkait Kategori Sewa Provider Pemilik Tipe Pengaturan Jasa / Kontrak Pemeliharaan Rehabilitasi-operasi- transfer BOT Bangun-Miliki-Operasi 100% Divestasi Privatisasi Perusahaan Kepemilikan Aset Grantor Operator Investasi Modal Risiko Permintaan Dibagi Operator dan Grantor Jangka waktu 8-20 tahun 1-5 tahun 25-30 Tak terbatas Bunga SAK PSAK 30 PSAK 23 ISAK 16 PSAK 16

Tanggal Efektif dan ketentuan transisi Interpretasi ini berlaku efektif pada 1 Januari 2012. Perubahan dalam kebijakan akuntansi dicatat sesuai dengan PSAK 25 Untuk setiap perjanjian jasa tertentu, apabila tidak praktis bagi operator untuk menerapkan secara retrospektif, maka entitas: mengakui aset keuangan dan aset tidak berwujud yang ada pada awal periode sajian paling awal; menggunakan jumlah tercatat sebelumnya atas aset keuangan dan aset tidak berwujud tersebut (tidak memperhatikan klasifi kasi sebelumnya) sebagai jumlah tercatat pada tanggal tersebut; dan melakukan pengujian penurunan nilai atas aset keuangan dan aset tidak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut, kecuali hal tersebut tidak praktis, dalam hal ini jumlah penurunan tersebut harus diuji pada awal periode berjalan.

Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun. Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Perjanjian berakhir di tahun 10 Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan penghasil pendapatan. Biaya yang terjadi: Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) 3-10 10 Pelapisan jalan 8 100 Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi membayar sebesar Rp200 kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan dapat tersedia untuk publik. Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.

Ilusrasi 1 Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi, operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan. Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui pada saat yang sama. Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan. Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk masing-masing jasa Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima Nilai wajar Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5% Jasa operasi Biaya perkiraan + 20% Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10% Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

Ilusrasi 1 Aset Keuangan Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525 Rp Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525 Piutang akhir tahun Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525) 32 Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 Piutang di akhir tahun ke 2 1082 Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang pada akhir tahun 2 67 Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3 (10 x (1+20%) 12 Penerimaan kas dalam tahun 3 (200) Piutang pada akhir tahun 3 961 Aset Keuangan Jumlah terutang dari pemberi konsesi adalah jumlah yang memenuhi definisi piutang dalam PSAK 55. Pada saat pengakuan awal piutang diukur pada nilai wajar. Pada saat pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu jumlah yang diakui sebelumnya ditambah bunga kumulatif pada jumlah yang dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi pembayaran. Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama seperti yang diperkirakan, tingkat bunga efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan piutang diakui pada akhir tahun ke 1 sampai 3

Ilusrasi 1 Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba. Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang. Arus kas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Penerimaan - 200 1.600 Biaya kontrak (500) (10) (110) (1.180) Biaya pinjaman (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Pendapatan 525 12 122 1.256 Biaya kontrak (500) (10) (110) (1.180) Pendapatan keuangan - 32 67 59 51 43 34 25 22 11 344 Biaya pinjaman (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Laba neto 23 14 78

Ilusrasi 1 Laporan Posisi Keuangan 2 3 4 5- 6 7 8 9 10 Jumlah terutang dari pemberi konsesi (a) 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12 Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (343) (276) (305) (78) Aset neto 25 48 50 53 67 72 78 (a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait (b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.

Ilustrasi 2 Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun. Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan penghasil pendapatan. Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) 3-10 10 Pelapisan jalan 8 100 Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke 3 – 10.

Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud Operator memberikan jasa konstruksi kepada pemberi konsesi yang ditukar engan aset tak berwujud yaitu hak untuk menarif tariff tol dari pengguna jalan tol pada tahun 3-10. Operator mengestimasi jumlah kendaraan stabil dan akan diterima pendapatan dari penerimaan tol sebesar 200 setiap tahun dari tahun 3-10 Operator akan mengakui aset tak berwujud menurut PSAK 19  aset tak berwujud Rp Jasa Konstruksi pada tahun 500x(1+5%) 525 Kapitalisasi biaya pinjaman 34 Jasa konstturksi tahun 2 Aset tak berwujud tahun 2 1.084 Amortisasi dilakukan selama masa kontrak selama 8 tahun 1084/8 = 135 per tahun Operator mengakui biaya pendapatan dan biaya kontrak sesuai PSAK 34, sehingga terdapat laba sebesar 25. Pengguna jalan membayar jasa public maka operator akan mengakui pendapatan tol. Kewajiban pelapisan diakui sesuai PSAK 57, diestimasi sejak jalan tersebut selesai mulai tahun ke-3 sampai dengan tahun 8

Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu dengan mengacu pada tahap penyelesaian konstruksi. Operator mengukur pendapatan kontrak pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang. Jadi, dalam setiap tahun 1 dan 2 operator mengakui biaya konstruksi dalam laporan laba rugi sebesar Rp500 dan pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya ditambah 5 persen) dan, karenanya, laba konstruksi sebesar Rp25. Para pengguna jalan membayar layanan publik pada saat yang sama ketika mereka menerima jasa tersebut, yaitu ketika mereka menggunakan jalan. Oleh karena itu operator mengakui pendapatan tol ketika menerima tarif tol.

Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. 3 4 5 6 7 8 Total Kewajiban timbul pada tahun 17 dengan diskonto sebesar 6% 12 13 14 15 16 17 87 Kenaikan provisi awal tahun karena berjalannya waktu 1 2 Total beban diakui dalam laba rugi 20 22 100

Ilustrasi 2 – Aset tak berwujud Operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba. Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang. Arus kas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Penerimaan - 200 1.600 Biaya kontrak (500) (10) (110) (1.180) Biaya pinjaman (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Pendapatan 525 200 2.650 Amortisasi - (135) (136) (1.184) Biaya pelapisan (12) (14) (15) (17) (22) (100 Biaya kontrak lain (500) (10) (110) (1.080) Biaya pinjaman (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Laba neto 25 (26) (20) (6) 36 48 78

Ilusrasi 2 Contoh ini hanya berlaku untuk satu jenis dari banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Untuk membuat ilustrasi sejelas mungkin, diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Dalam praktiknya, periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu. Dalam keadaan demikian, perubahan laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar. Laporan Posisi Keuangan 1 2 3 4 5- 6 7 8 9 10 Jumlah terutang dari pemberi konsesi (a) 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12 Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (343) (276) (305) (78) Kewajiban pelapisan - (12 (26) (41) (58) Aset neto 25 50 24 (10) (16) (15) (6) 90 78

Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud Perjanjian mensyaratkan operator membangun jalan. Estimasi laba 5% Persyaratan perjanjian memperkenankan operator untuk menarik tariff tol dari pengguna jalan. Selain konsesi memberikan jaminan operator pembayaran minimal sebesar 700 dan bunga 6.18%. Operator memperkirakan penerimaan stabil selama 8 tahun sebesar 200. Nilai penerimaan akan dibagi menjadi dua 700 adalah aset keuangan dan sisanya adalah aset tak berwujud. Aset keuangan di tahun 1 sebesar 350 dan 175 aset tak berwujud. Penerimaan tol terdiri dari jaminan pemberi konsesi dan penghasilan keuangan 700+237 = 937 dan akan dialokasikan selama 8 tahun atau per tahun 117

Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud Persyaratan perjanjian jasa mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun, kemudian mengoperasikan dan memelihara jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3 - 10). Persyaratan perjanjian juga mengharuskan operator untuk melapisi jalan ketika permukaan asli telah memburuk dibawah kondisi yang telah ditetapkan. Operator mengestimasikan akan melakukan pelapisan pada akhir tahun ke 8. Perjanjian akan berakhir pada akhir tahun 10. Operator mengestimasikan biaya yang terjadi untuk memenuhi kewajibannya sebagai berikut: Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) 3-10 10 Pelapisan jalan 8 100

Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud Operator mengestimasikan imbalan sehubungan dengan jasa konstruksi sebesar biaya ditambah 5 persen. Persyaratan perjanjian memperbolehkan operator untuk menagih tarif tol dari pengguna jalan. Selain itu, pemberi konsesi menjamin operator pada jumlah minimum sebesar Rp700 dan bunga sebesar 6,18 persen untuk mencerminkan waktu penerimaan kas. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tarif tol sebesar Rp200 pada setiap tahun dari tahun ke 3 sampai ke 10. Untuk tujuan ilustrasi ini, diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun

Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud Hak kontraktual untuk menerima kas dari pemberi konsesi untuk jasa dan hak untuk membebankan pengguna terhadap layanan publik harus dianggap sebagai dua aset yang terpisah sesuai PSAK. Oleh karena itu, dalam perjanjian ini perlu untuk membagi imbalan operator menjadi dua komponen: komponen aset keuangan berdasarkan jumlah yang dijamin dan aset tidak berwujud untuk sisanya. Nilai wajar Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5% Jasa operasi Biaya perkiraan + 20% Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10% Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

Ilusrasi 1 Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi, operasi dan pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan. Untuk pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui pada saat yang sama. Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan. Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk masing-masing jasa Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima Nilai wajar Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5% Jasa operasi Biaya perkiraan + 20% Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10% Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun

Ilusrasi 1 Aset Keuangan Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525 Rp Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525 Piutang akhir tahun Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525) 32 Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 Piutang di akhir tahun ke 2 1082 Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang pada akhir tahun 2 67 Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3 (10 x (1+20%) 12 Penerimaan kas dalam tahun 3 (200) Piutang pada akhir tahun 3 961 Aset Keuangan Jumlah terutang dari pemberi konsesi adalah jumlah yang memenuhi definisi piutang dalam PSAK 55. Pada saat pengakuan awal piutang diukur pada nilai wajar. Pada saat pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu jumlah yang diakui sebelumnya ditambah bunga kumulatif pada jumlah yang dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi pembayaran. Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama seperti yang diperkirakan, tingkat bunga efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan piutang diakui pada akhir tahun ke 1 sampai 3

Ilusrasi 1 Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba. Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang. Arus kas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Penerimaan - 200 1.600 Biaya kontrak (500) (10) (110) (1.180) Biaya pinjaman (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Pendapatan 525 12 122 1.256 Biaya kontrak (500) (10) (110) (1.180) Pendapatan keuangan - 32 67 59 51 43 34 25 22 11 344 Biaya pinjaman (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342) Laba neto 23 14 78

Ilusrasi 1 Laporan Posisi Keuangan 2 3 4 5- 6 7 8 9 10 Jumlah terutang dari pemberi konsesi (a) 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12 Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (343) (276) (305) (78) Aset neto 25 48 50 53 67 72 78 (a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait (b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.

Ilustrasi 2 Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun. Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan penghasil pendapatan. Tahun Rp Jasa Konstruksi 1 500 2 Jasa operasi (per tahun) 3-10 10 Pelapisan jalan 8 100 Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke 3 – 10.

martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com Akuntan Profesi untuk Mengabdi pada Negeri TERIMA KASIH Dwi Martani 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id/martani/