PROSES PEMBELAJARAN: Definisi : upaya bersama guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ter-”Internalisasi” kedalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan * Kriteria Keberhasilan yang mendasar Proses Pembelajaran Kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri
Keterlibatan Psikomotorik Keterlibatan Kognitif Keterlibatan Afektif Proses Pembelajaran Keterlibatan Psikomotorik Keterlibatan Kognitif Keterlibatan Afektif Praktikum Penalaran Kepekaan Lingkungan Keterampilan Eksperimental Penguasaan Intelektual Kematangan Emosional Kritis & kreatif Kemampuan Problem Solving
MODEL PROSES PEMBELAJARAN Kuliah Kuliah Kelompok kecil, Self Instruction System, Seminar, Diskusi Studi Kasus Tugas Praktikum Tugas Penelitian, dsb MODEL PROSES PEMBELAJARAN Berbagi & Pengolahan Informasi Internalisasi Mekanisme Balikan (Feedback Mechanism) Latihan Responsi Tugas/Pekerjaan Rumah Tutorial Diskusi Sejawat Kerja Kelompok, dsb Pembahasan Hasil Internalisasi Catatan Evaluasi pada Lembar/hasil tugas, Pengumuman & Komentar, dsb Evaluasi Hasil Assessment berdasar Test Assessment tanpa Test Assessment Diri Evaluasi Proses Assessment Sejawat Survai Pendapat Mahasiswa Evaluasi
MEKANISME PEMBELAJARAN Tahap Persiapan Kesiapan guru dalam penguasaan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya proses pembelajaran yang baik. Persiapan proses pembelajaran menyangkut pula penyusunan disain (rancangan) kegiatan belajar-mengajar yang akan diselenggarakan Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan didinamisir oleh guru. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan pendekatan pembelajaran secara tepat.
Tahap Evaluasi Tahap Tindak Lanjut Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk mengungkap taraf keberhasilan proses pembelajaran, khususnya untuk mengukur hasil belajar siswa. Melalui evaluasi dapat diketahui efektivitas proses pembelajaran dan tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tahap Tindak Lanjut Tindak lanjut dari proses pembelajaran dapat dipilah menjadi dua hal, yaitu: promosi dan rehabilitasi. Promosi adalah penetapan untuk melangkah dan peningkatan lebih lanjut atas keberhasilan belajar siswa.
KOMPONEN PEMBELAJARAN Raw Input, yaitu kondisi dan keberadaan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa hal yang terkait dengan raw input ini adalah: kapasitas dasar siswa, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan Instrumental Input, yaitu sarana dan prasarana yang terkait dengan proses pembelajaran. Dalam hal ini terkati dengan kualitas, kelengkapan dan penggunaannya. Ke dalam instrumental input ini termasuk: guru, metoda dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program, dll.
Environmental Input, merujuk pada situasi dan keberadaan lingkungan, baik fisik, social maupun budaya dimana kegiatan pembelajaran (sekolah) dilaksanakan. Kultur masyarakat setempat, hubungan antar insansi masyarakat setempat, kondisi fisik lingkungan, hubungan antar siswa dan keluarga merupakan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran Expected Output, merujuk pada rumusan normative yang harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Expected output ini perlu dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif dan ataupun psikomotor.
HIRARKI TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pendidikan Nasional (membentuk manusia indonesia seutuhnya) Tujuan Institusional/Lembaga (jenjang dan jenis persekolahan) Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) (topik/pokok bahasan) Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) (persatuan KBM/pertemuan)
KRITERIA PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Menggunakan kata kerja operasional (lihat rumusan Bloom). Contohnya; siswa dapat menerapkan rumus......, bukan siswa dapat memahami ......... Harus dalam bentuk hasil belajar, bukan apa yang dipelajari. Contohnya; Siswa dapat menjelaskan............ Bukan siswa dapat mengetahui cara-cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Harus berbentuk tingkah laku siswa, bukan tingkah laku guru. Contohnya; Siswa dapat..........bukan guru dapat menjelaskan... Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam menilai pencapaian tujuan. Bila lebih dari satu, dan setelah diadakan tes, TIK tersebut tidak tercapai karena siswa tidak dapat mengerjakan dengan benar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam menentukan kemampuan mana yang belum dikuasai dan mana yang sudah dikuasai.
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Untuk memudahkan penjabaran dan perumusan tujuan instruksional/pembelajaran khusus ini dapat dilakukan dengan memilah menjadi empat komponen, yaitu; ABCD: A = Audience, B = Behavior, C = Condition dan D = Degree (Baker, 1971). sedangkan Lee (1973) mengemukakan lima komponen, yaitu: who (siapa; siswa/anak didik), behavior (tingkah laku), what (tentang apa, apa yang dipelajari), criterion (kriteria ketercapaian tujuan), dan condition (dalam kondisi pembelajaran yang bagaimana).
BAHAN PEMBELAJARAN 6 Sifat Bahan Pembelajaran: Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau telah dialami/dikerjakan, bisa berupa objek atau keadaan tentang sesuatu hal. Konsep/Teori adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian umum; suatu set atau sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian fakta, dimana pernyataan tersebut harus memadukan, universal, dan meramalkan.
3. Prinsip merupakan suatu aturan/kaidah untuk melakukan sesuatu, atau kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir. Proses adalah serangkaian gerakan, perubahan, perkembangan atau suatu cara/prosedur untuk melakukan kegiatan secara operasional. Nilai adalah suatu pola, ukuran/norma, atau suatu tipe/model. Berkaitan dengan pengetahuan atas kebenaran yang bersifat umum. Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk berbuat sesuatu, baik dalam pengertian fisik maupun mental (dikutip dari Supriadie, 1994; 3).
konstruksi teori Konsep ialah simbol yang digunakan untuk memaknai fenomenon tertentu Sebuah konsep muncul karena dibentuk. Untuk membentuk sebuah konsep diperlukan tiga elemen yaitu: Simbol, muatan makna (konsepsi) dan objek (peristiwa: fenomenon, fakta, referensi empirik) Muatan makna (konsepsi) yang di isi ke dalam atau diletakan pada simbol dinyatakan melalui definisi (definisi konseptual). Proposisi adalah sebuah pernyataan (statement) tentang sipat fenomenon. Konstruksi Teori membahas tentang arti dari pernyataan tentang sifat fenomenon ketimbang tentang kebenaran dari pernyataan tentang sifat fenomenon itu.
Proposisi dibentuk dengan cara menautkan dua konsep Proposisi dibentuk dengan cara menautkan dua konsep. Pertautan itu dilandaskan pada spesifikasi dengan dasar teoritis yang kuat. Membangun teori sama dengan membangun sebuah rumah. Mengunakan batu bata sebagai unsur dasar, maka dibuatkan dinding tembok dengan jalan merekatkan batu bata satu dengan yang lain. Dinding tembok yang satu disambungkan dengan dinding tembok lainnya mengikuti suatu bentuk tertentu, maka terbentuklah ruangan. Apabila batu bata “ilmiah” adalah konsep, dan “dinding-dinding tembok” ilmiah adalah proposisi, maka “rumah” ilmiah adalah teori.
Teori adalah sebuah sistem proposisi-proposisi atau sebuah rangkaian terpadu dari proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi adalah komponen pembentuk teori. Paradigma ialah seperangkat asumsi, tersurat dan tersirat, yang menjadi dasar untuk gagasan-gagasan ilmiah. Paradigma bukanlah salah atau benar, melainkan lebih bermanfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah asumsi untuk sesuatu. Asumsi tidak perlu diuji secara empirik namun perlu memenuhi syarat terpadu.
EVALUASI PEMBELAJARAN TUJUAN FUNGSI JENIS-JENIS PERSYARATAN Produktivitas dan efektivitas belajar siswa Memperbaiki KBM Memperbaiki dan Menyempurnakan Program Mengetahui kesulitan siswa dalam belajar Menempatkan siswa Formatif Sumatif Diagnostik penempatan Berdasarkan fungsinya Berdasarkan caranya Berdasarkan tekniknya Berdasarkan kriteria Validitas Reliabilitas Objektivitas Praktis fairness
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN Merupakan bagian yang integral dari keseluruhan pembelajaran Direncanakan sedemikian rupa Mengukur hasil belajar yang telah ditentukan Mengukur sampel materi yang representatif Menggunakan jenis penilaian yang paling sesuai Dipakai untuk memperbaiki hasil pembelajaran Dibuat dengan realibilitas yang sebaik-baiknya dan ditafsirkan secara hati-hati.
STRATEGI DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR Pengukuran, Penilaian, dan Mengevaluasi Hasil Belajar Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif. Wand dan Brown (1977); pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu, sehingga memberi jawaban atas pertanyaan How Much? Penilaian adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran subjektif, mendasarkan diri atau berpegangan pada ukuran baik-buruk, sehat-sakit, pandai-bodoh. Penilaian bersifat kualitatif
Evaluasi adalah proses mengukur dan menilai sesuatu, sehingga memberikan jawaban atas pertanyaan What Value? Evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran, mentranformasikan kedalam nilai dan mengambil keputusan lulus tidaknya siswa, efektif tidaknya guru mengajar atau baik buruknya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Evaluasi pendidikan adalah penilaian yang dilakukan dalam pendidikan berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh dari proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
2. Prinsip Evaluasi : adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen : Tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran (KBM), dan Evaluasi. Tujuan Evaluasi KBM
Hubungan antara tujuan dan KBM Rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi mengarah juga dari tujuan ke KBM. Hubungan antara tujuan dan evaluasi evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan telah tercapai, ditunjukan dengan anak panah dari evaluasi menuju ke tujuan. Hubungan antara KBM dan evaluasi evaluasi harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Jika kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan, evaluasi juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa bukan aspek kognitif siswa
3. Kriteria Evaluasi Acuan penilaian dalam pengambilan keputusan pada siswa: Penilaian Acuan Patokan (PAP) (criterion reference) dapat digunakan pada nilai baku yang telah ditetapkan sebagai standar yang pantas bagi kelulusan, PAP juga dapat digunakan untuk mengukur siswa secara individu dan memberikan peluang bagi siswa untuk bisa lulus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Penilaian Acuan Norma (PAN) (norma reference) PAN merupakan cara pengambilan keputusan dengan menggunakan norma kelas atau norma kelompok sebagai acuan yang digunakan untuk standar kelulusan.
Evaluasi : Jenis tagihan yang dapat digunakan : Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Ulangan Blok. Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu.
Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.
Kategori bentuk instrumen : tes Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio. Bentuk instrumen tes yang dapat digunakan : Pilihan Ganda. Bentuk ini mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang ilmu alam.
Uraian Non-objektif/Uraian Bebas Uraian Non-objektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Performans (unjuk kerja). Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik laboratorium atau perilaku yang lain. Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.
Jawaban Singkat atau Isian Singkat Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan menerikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. contoh: perbedaan pengertian pergerakan dengan perjuangan adalah........... Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banya, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah. contoh: jodohkanlah konsep-konsep di bawah ini: 1. Revolusi a. Kronologis 2. Waktu b. Masyarakat kota 3. Borjuis c. Parlemen 4.konstitusi d. Undang-undang 5. PPKI e. Hijau
Portofolio. Portofolio merupakan hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun secara sistematis berdasarkan urutan kategori kegiatan. Karya-karya, tugas/pekerjaan siswa secara individu ini dipilih dan dinilai sehingga dapat menggambarkan perkembangan kompetensi siswa secara individual. Contoh: Laporan observasi ke objek sejarah yang ada di lingkungan siswa. Agar penilaian terhadap hasil penguasaan ini objektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: Daftar kriteria kinerja siswa Ranah-ranah atau konsep-konsep yang akan dinilai Gradasi mutu sebagai alat penilaian tugas sebelum rubrik digunakan.
nontes Bentuk Instrumen nontes meliputi: angket, inventori, dan pengamatan. Instrumen ini digunakan untuk menilai aspek sikap dan minat terhadap mata pelajaran, konsep diri dan nilai. Bentuk Instrumen Nontes dan Penskorannya Langkah-langkah pembuatan instrumen nontes : Pilih ranah afektif yang akan dinilai; Tentukan indikator minat; Pilih tipe skala yang digunakan; Telaah instrumen oleh sejawat; Perbaiki instrumen; Siapkan inventor laporan diri’ Tentukan skor inventor; Buat hasil analis inventor skala minat dan skala sikap;
Tabel 4: Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa No Keterbukaan Ketekunan Belajar Kerajinan Tenggang Rasa Kedisiplinan Kerjasama Ramah dg Teman Hormat pd Guru Kejujuran Menepati Janji Kepedulian Tanggung Jwb Nilai rata-rata (Kualitatif/huruf 1 2 3 4 Indikator Sikap Nama Siswa
Skor untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka Skor untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka. Akan tetapi, pada tahap akhir skor tersebut dirara-ratakan dan dikonversikan kedalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 =amat baik. Penilaian terhadap minat siswa dapat menggunakan skala bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan/pernyataan. Misalnya, jawaban selalu (S) diberi skor 4, sedangkan tidak pernah (Tp) 1. skor keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan/pernyataan. Misalnya instrumen untuk mengukur minat siswa terdiri atas 10 butir. Jika rentangan yang dipakai 1 sampai4, maka skor terendah adalah10 dan skor tertinggi adalah 40. jika dibagi menjadi 4 kategori, maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17-24 kurang berminat, 25-32 berminat, dan skala 33-40 sangat berminat.
Tabel 5: Contoh Format Penilaian Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran No Pernyataan Skala Sl Sr Jr Tp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Saya mengikuti pelajaran ini Saya tdk mengikuti pelajaran ini Saya merasakan pelajaran ini bermanfaat Saya menyerahkan tugas tepat waktu Saya berusaha memahami pelajaran ini Saya bertanya pada guru bila ada yg tdk jelas Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah Saya mendiskusikan materi pelajaran Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini Saya mencari bahan pelajaran di perpustakaan Jumlah Keterangan: Sl = Selalu Sr = Sering Jr = Jarang Tp = Tidak Pernah
Tabel 6: Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa No Pernyataan Alternatif Ya Tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Saya sulit mengikuti pelajaran sejarah Saya Sulit menghafal fakta-fakta sejarah Saya sulti menghafal tanggal, bulan dan tahun peristiwa Saya sulit untuk membaca buku dirumah Saya belum bisa konsentrasi penuh dalam belajar Saya sulit untuk melaksanakan anjuran guru untuk belajar Saya melaksanakan kewajiban sebagai pelajar dengan baik Saya mudah bergaul dengan siapa saja Saya selalu menghormati siapa saja ketika bertemu Saya membutuhkan waktu lama untuk belajar Saya....................................dst.
Analisis Instrumen Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun yang sama. Tujuannya untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa di pahami oleh siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicoba instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik butir instrumen dengan mengikuti acuan kriteria yang tercermin dari besarnya harga indeks sensitivitas.
Indeks sensitivitas butir instrumen memiliki interval -1 sampai dengan 1. indeks sensitivitas suatu butir soal (Is) ujian formatif adalah sebagai berikut: Is = RA-RB T RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sesudah proses pembelajaran. RB = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sebelum proses pembelajaran T = Banyaknya siswa yang mengikuti ujian
Jika tidak ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya tingkat pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian suatu butir instrumen kecil (banyak siswa yang gagal) maka proses pembelajaran tidak efektif. Namun demikian, harus diperhatikan pula bagaimana kualitas butir tersebut secara kualitatif. Jika hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukan tidak efektifnya proses pembelajaran.
Evaluasi Hasil Penilaian Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat. Evaluasi hasil belajar nontes, misalnya minat dan sikap, adalah untuk mengetahui minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran. Evaluasi ini berangkat dari skala minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah dan segala sesuatu yang terkait. Skala dibuat bertingkat misalnya dengan rentang 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya.
5. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
a. Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya Laporan untuk Siswa dan Orangtua Laporan yang berisi catatan tentang siswa diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orangtua berisi catatan prestasi belajar siswa. Laporan untuk Sekolah Guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar. Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Laporan untuk Masyarakat Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah.
Pemanfaatan Hasil Penilaian 1. Untuk Siswa Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan pengamatan. Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk: Mengetahui kemajuan hasil belajarnnya Mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai Memotivasi diri untuk belajar lebih baik Memberbaiki strategi belajar.
Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan kepada siswa harus berisi: Hasil pencapaian belajar siswa Kekuatan dan kelemahan siswa dalam semua mata pelajaran Minat siswa pada masing-masing mata pelajaran Untuk orang tua Informasi ini digunakan untuk orang tua: membantu anaknya belajar memotivasi anaknya belajar membantu sekolah meningkatkan hasil belajar membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.
3. Untuk Guru dan Kepala Sekolah Hasil penilaian guru dan kepala sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar yang lebih baik. laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran. Informasi yang diperlukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Guru memerlukan informasi yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah.
Strategi utama pembelajaran sejarah Model garis besar kronologis : sejarah sebagai suatu perkembangan atas dasar urutan terjdinya peristiwa sejarah Model tematis : penanaman dan pemahaman yg mendalam utk periode tertentu dlm sej. Menyangkut tema-tema kehidupan tertentu; Model garis perkembangan khusus : hanya menelusuiri bbrp aspek khusus yg menarik sj dari kehidupan manusia tsb; Model regresif : menggunakan titik tolak situasi jaman skr kemudian melakukan penelusuran ke masa lampau;
Metode pemb. sejarah Metode reseptif : berkaitan dg tujuan yg ada dlm domain kognitif ....satu arah (TV, Buku, Radio) Metode diskusi : menekankan 2 arah; Metode discovery/inquiri : menekankan pengalaman2 belajar yg mendorong siswa menemukan konsep@ dan prinsip@ melalui proses mentalnya sendiri; Metode pengajaran di luar kelas : simulasi, drama Studi sejarah : perlu ditumbuhkan daya imajinasi sejarah menyangkut motif, gagasan, rencana, maksud yg melatarbelakangi suatu peristiwa sejarah yg tampak/terjadi;