Metode Penelitian Perkembangan Manusia Olivia Tjandra Waluya., M. Si., Psi
Tujuan Mempelajari Metode Penelitian Perkembangan Manusia Untuk memberikan pengertian psikolog perkembangan dalam melakukan tugas mereka beberapa metode untuk pengertian akan gejala perkembangan dan beberapa metode lain untuk memberikan pengertian cara mengatasi hambatan dalam perkembangan. (Monks &Knoers dalam Hadinoto, 2014)
Beberapa Alasan dilakukannya Penelitian Ilmiah mengenai Perkembangan Menyelesaikan masalah praktis yang berhubungan dengan anak- anak Keyakinan tradisional mendorong ilmuwan untuk mengkaji secara kritis berbagai keyakinan tradisional yang telah berabad-abad berlaku sebagai pedoman untuk mendidik anak. Keinginan untuk membenarkan atau menyangkal teori perkembangan anak Keinginan untuk menguji bukti yang dihasilkan oleh berbagai pusat penelitian (bila terdapat pertentangan)
Hambatan dalam Penelitian Ilmiah mengenai Anak Keyakinan tradisional para ilmuwan Kesulitan untuk memperoleh subyek penelitian Menemukan metode yang sesuai dan tepat secara ilmiah
Kuantitatif VS Kualitatif: 2 Metodologi dipilih berdasarkan tujuan penelitian 2 Metodologi
Diskusi Kelompok Carilah informasi mengenai penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif!
Kuantitatif untuk objek yang dapat diukur mengandung data numerik (“berapa?”) dapat dianalisis secara statistik Contoh: perasaan takut terhadap operasi pada anak-anak
Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif Identifikasi permasalahan Pembentukan hipotesis Pengumpulan Data Analisis statistik Pembentukan kesimpulan Penyebaran penemuan
Kualitatif Fokus pada “Bagaimana?” dan “Mengapa?” perilaku dilakukan Hasil lebih berupa gambaran deskriptif partisipan yang tidak berbentuk angka (pemahaman subyektif, perasaan, keyakinan akan pengalaman) Contoh: ingin mengetahui perasaan anak terhadap operasi, melalui wawancara tidak terstruktur mengenai perasaan anak mengenai kejadian yang akan dialaminya
Fokus Tujuan Perbandingan Kuantitatif dan Kualitatif Tujuan: Menghasilkan hipotesis dan membuktikannya secara empiris Tujuan: memahami “cerita” dari suatu peristiwa Mengumpulkan dan mengeksplorasi data , untuk melihat hipotesis yang muncul
SAMPLE Digunakan untuk meneliti gejala atau peristiwa umum melalui penelitian pada sejumlah kecil sampel pada populasi Sampel harus secara tepat mewakili populasi Pada penelitian kuantitatif sering menggunakan random sampling (setiap orang dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih) Pada penelitian kualitatif, pemilihan sampel cenderung sudah terarah
Bentuk-Bentuk Pengumpulan Data Self reports: diary, kuesioner, wawancara Naturalistic observation: observasi dilakukan terhadap kehidupan subyek yang sesungguhnya Laboratory observation: peneliti mengamati dan merekam perilaku subyek pada lingkungan yang terkontrol, untuk menghindari pengaruh lingkungan Pengukuran perilaku dan kemampuan: tes IQ, ujian, dll
DESAIN PENELITIAN Studi kasus Studi etnografis Studi korelasional eksperimen
Studi Kasus Yang diteliti individu untuk kasus-kasus personal dan jarang terjadi Biasanya menggunakan pengukuran perilaku dan kemampuan, materi biografis, autoanamnesa, dan dokumentasi Informasi yang diperoleh mendalam Hasilnya tidak bisa digeneralisasi
Studi etnografis Untuk menjelaskan pola hubungan, keyakinan, teknologi, seni, dan tradisi yang mempengaruhi cara hidup suatu kelompok studi budaya Dapat kuantitatif, kualitatif, atau keduanya Menggunakan kombinasi metode penelitian, termasuk wawancara tidak terstruktur dan observasi partisipasi Dapat terjadi observer bias Dapat diketahui juga kondisi-kondisi yang berbeda di setiap budaya
Studi Korelasional Untuk mengetahui secara statistik mengenai korelasi yang terjadi antarvariabel. Korelasi ditampilkan baik positif maupun negatif Contoh: korelasi positif anak yang banyak menonton adegan kekerasan dan perilaku berkelahi Korelasi negatif antara pendidikan dan dementia
Eksperimen Adalah prosedur terkontrol, yang mana peneliti memanipulasi variabel untuk mengetahui bagaimana variabel tersebut mempengaruhi variabel lainnya. Harus dilakukan dengan prosedur yang jelas dan dilaporkan secara jelas, sehingga dapat diulang oleh peneliti lain. Ada grup eksperimental dan grup kontrol Ada variabel bebas (IV) dan variabel tergantung (DV) Contoh: pelatihan vs menonton televisi dengan hasil tes atensi anak
PR untuk kelompok presentan Cari tahu mengenai penelitian laboratorium, penelitian lapangan, dan penelitian natural
DESAIN PENELITIAN PERKEMBANGAN CROSS-SECTIONAL STUDY Longitudinal study Sequential study
DISKUSI KELOMPOK Carilah informasi mengenai: 1. Cross sectional study 2. Longitudinal study 3. Sequential study
Cross-sectional Study Norma untuk berbagai bidang perkembangan diperoleh dengan meneliti berbagai kelompok selama periode waktu yang singkat Bila kelompok mewakili populasi, pengaruh lingkungan dapat disingkirkan, dan pola normatif perkembangan dapat disimpulkan Contoh: meneliti perkembangan bicara anak
Longitudinal Study Untuk meneliti perkembangan anak, anak-anak yang sama diamati pada beberapa interval masa kanak-kanak dan remaja Contoh: mengamati perkembangan bicara sekelompok anak yang sama pada usia 1 bulan, 1 tahun, 18 bulan, 2 tahun, dll
Sequential study Meneliti manusia pada usia yang berbeda (seperti cross-setional) dalam jangka waktu panjang. Penelitian ini memerlukan banyak dan biaya, serta memakan waktu lama, tetapi hasilnya memuaskan
3 Prinsip dalam Etika Penelitian Memaksimalkan keuntungan untuk subyek dan meminimalkan kemungkinan yang merugikan Menghargai kebebasan partisipan dan melindungi partisipan yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri Adil: harus memikirkan cara terbaik yang adil dalam mengemukakan hasil penelitian