SYSTEM GENITOURIA By: Margaretha Telly, SKep, Ns.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ULANGAN HARIAN PERTAMA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Advertisements

PENGANTAR ANTI MIKROBA
ILMU PENYAKIT DALAM I GANGGUAN DIURESIS, ELEKTROLIT, ASAM & BASA Dr. H
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Striktur Uretra dr. Arnold M Simanjuntak, SpU.
Infeksi saluran kemih (ISK)
Peredaran darah manusia
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
SINDROM NEFROTIK IGNATIUS WARSINO.
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
SIKLUS KEHIDUPAN WANITA
ANATOMI - FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN Nita Sri Wahyuningsih.
KELOMPOK 5.
GAGAL GINJAL KRONIk (CHORONIC KIDNEY DISEASE)
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
Sistem Pertahanan Tubuh
GLOMERULONEFRITIS AKUT POST STREPTOKOKUS
PATOFISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN DIANA IRAWATI. Overview of Nephron Function.
Fera Sartika, skm.,m.sI Analis kesehan um palangkaraya
Sistem perkemihan Reflidia yuni putri
Pemeriksaan Faal Ginjal
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN RAHMADIA B.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Sistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia
NAMA : OSHI ANDILA NIM : TINGKAT : 1 B
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
URINARY TRACT INFFECTIONS (UTI)
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pielonefritis
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
ANATOMY AND PHYSIOLOGY
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
Hematuria et causa Cystitis
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
Rijalul Fikri Sistem Urinaria.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Patofisiologi dan terapi penyakit ginjal
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
INFEKSI SALURAN KEMIH.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
URINARY TRACT INFECTION
APA ITU SISTEM PERKEMIHAN ????? KALIAN MUNGKIN ENGGAK SADAR... DAN TIDAK PEDULI DENGAN KEBERADAANNYA, BUT YOU KNOW ? DIA MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM.
Sistem Ekskresi Manusia
Ensefalopati Hepatik.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
Sistem Ekskresi Manusia
SINDROM NEFROTIK Oleh: Aidan.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Transcript presentasi:

SYSTEM GENITOURIA By: Margaretha Telly, SKep, Ns

Anatomi system perkemihan

Excretory System: Anatomy Review Kidney Cortex Medulla Pelvis Nephrons Ureter Bladder Urethra Figure 19-1: Anatomy Summary: The Urinary System

Struktur Makroskopis Ginjal Sepasang, letak di belakan abnomen kiri & kanan kolumna vertebralis Terdiri Medula (dalam) : 6-10 piramid Korteks (luar) : 2 piramida berdekatan disebut kolumna Bertini

Peredaran darah ginjal Arteri renalis Arteri antar lobus (arteri interlobaris) Arteri arciformis atau arteri acuarta Arteri interlbolaris Arteriola afferens

Nefron Tiap ginjal terdiri dari 1 -1,25 juta nefron Nefron terdiri dari Glomerlulus dan tubulus renalis : Tubulus contortus proximal, ansa henle dan tubulus contortus distalis

Glomerulus Suatu massa bulat yang terdiri dari kapiler-kapiler sebagai cabang dari arteriola afferens Lapisan bagian dalam disebut viseral simapi bowman dan lapisan luarnya parietal simpai bowman.

Nefron

Fungsi Glomerulus Berfungsi sebagai filter dan ultrafiltrat bebas protein berkumpul dalam glomerulus dan mengalir kedalam tubulus Mempunyai tekanan hidrostatik yang tnggi 65 mmHg Tekanan yang melawan tekanan hidrostatik ini : Tekanan onkotik koloid plasma dari protein plasma ( 25 mmHg) Tekanan interstitial ginjal (10 mmHg) Tekanan yang mendorong cairan melalui epithel tubulus contortus (10 mmHg)

Glomerulonefritis Reaksi peradangan pada glomerulus menyebabkan proliferasi sel glomerulus serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma kedalam kapsula bowman

Glomerulonefritis proliferative difus Glomerulonefritis yang timbul setelah infeksi streptokokus Namun saat ini telah banyak etiologi lain seperti virus, stafilokokus dan pneumokokus

Glomerulonefritis Akut Glomerulonefritis akut post streptokokus klasik sering menyerang anak dan orang dewasa muda, dengan meningkatnya usia, frekuensinya berkurang Biasanya digahului dengan infeksi pada sluran pernapasan atas, pharingitis dan tonsilitis Penyebab tersering adalah streptokokus beta-hemolitik golongan A

Patogenesis Mekanisme dasar : Pengendapan kompleks imun pada membran basalis glomerulonefritis Steptokkus melepaskan antigen yang berasal dari membran plasma streptokus dan menimbulkan pembentukan zat anti Kemudian kompleks imun (antigen-zat anti) bersirkulasi itu terjerat dalam glomerulus dan menimbulkan peradangan Kompleks imun ini akan nampak seperti gumpalan endapan

Gejala klinis Edema yang terutama mengenai muka, sekitar mata terutama pada pagi hari, kadang pada tungkai, dan sakrum Badan lemas, sakit kepala, demam ringan, mual dan muntah Oliguria, anuria, proteinuria, hematuria Air kemih kerus kecoklatan disebabkan oleh hemoglobin yang terlepas akibat hemolisis SDM, diubah mnjadi hematin dalam urine Hipertensi pada separuh penderita, akibat hipervolemia karena menurunnnya GFR BUN normal tetapi lebih sering meningkat

Glomerulonefritis kronik Merupakan Glomerulonefritis tingkat terakhir dengan kerusakan jaringan ginjal-akibat proses nefritik dan hipertensi sehingga menimbulkan gangguan fungsi yang ireversibel

Gejala klinik Tingkat kronik yang laten Glomerulonefritis akut Tingkat nefrotik Glomerulonefritis khronik terminal Sindroma nefrotik tanpa didahului serangan glomerulonefritis akut (kelainan minimal, nefropati membranosa Perkembangan diam-diam tanpa didahului serangan glomerulonefritis akut

Hipertensi Edema Retensi nitrogen Anemia Sesak napas akibat anemia dan gagal jantung Daya konsentrasi urine berkurang Proteinuria, eritosit, ureum meningkat, GFR enurun Fosfat meningkat, kalsium menurun

Infeksi Urogenitalia Reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi saluran kemih ISK uncomplicated yaitu infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih ISK complicated adalah infeksi saluran kemih yg terjadi pada pasien yang menderita kelaianan anatomik/struktur saluran kemih atau adanya penyakit sistemik First infection adalah infeksi saluran kemih yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang-kurangnya 6 bulan telah bebas dari ISK Unresolved bakteriuria adalah infeksi yang tidak mempan dengan pemberian antibiotik Infeksi berulang adalah timbulnya kembali bakteruiria setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi antibiotik pada infeksi yang pertama

Insiden ISK menyerang segala usia Wanita >>> terkena ISK, karena uretra wanita lebih pendek dari uretra pria Anak usia sekolah 3 % pada wanita, laki-laki 1,1% Remaja wanita 3,3 – 5,8% 20% pada wanita lansia

Patogenesis Saluran kemih sangat bebas dari mikroorganisme >>Ascending : flora normal usus dan hidup di Introitus vagina, penis dan anus Kolonisasi kuman di sekitar uretral Masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli Kuman menempel pada dinding buli-buli Kuman ke ginjal melalui uretra

Infeksi terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan sel epithel saluran kemih sebagai host Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk kedalam saluran kemih disebabkan oleh : Pertahanan lokal dari host Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas imunitas humoral maupun imunitas seluler Keadaan lain yang memudahkan beresiko Diabates melitus, usia lanjut, kehamilan, penyakit-penyakit imunosupresif

Faktor pertahanan lokal dari tubuh terhadap suatu infeksi : Mekanisme pengosongan urine yang teratur dari buli-buli dan gerakan peristaltik ureter (wash out mechnsime) Derajat keasaman (pH) urine yang rendah Adanya ureum didalam urine Osmolalitas urine yang cukup tinggi Estrogen pada wanita usia produktif Panjang uretral pada pria Adanya Zat antibakterial pada kelenjar prostat atau PAF(prostatic antibacterial factor) yang terdiri atas insur Zn Uromukoid (protein tamm-Horsfall)

Kuman E. coli mudah berkembangbiak dalam urine Urine bersifat bakterisidal terhadap hampir sebagian besar bakteri khususnya spesies E. Coli. Derajat keasaman urine, osmolalitas kandungan rea dan asam organik dan protein (uromukoid dan tamm-horsfall) yang ada dalam urine bersifat beakterisidal Protein disintesis dalam sel epithel tubulus pars ascenden loop of henle dan epithel tubulus distal. Setelah disekresi kedalam urine, uromukoid mengikat fimbrae bakteri tipe 1 dan S sehingga mencegah bakteri menempel pada urotelium, sayangnya tidak terdapat pada bakteri yang sangat virelensi

Mekanisme ini baik jika : Mekanisme washout penting untuk membersihkan kuman dalam urine, gangguan pada mekanisme ini menyebabkan meningkatnya replikasi kuman Mekanisme ini baik jika : Jumlah urine cukup Tidak ada hambatan dalam saluran kemih

Pemeriksaan urine Urinalisis dan kulture urine Urine mengandung lekosit jika secara mikroskopis didapatkan > 10 lekosit /mm3 atau terdapat > 5 lekosit /lapang pandang besar. Pemeriksaan kulture urine untuk menentukkan keberadaan kuman, jenis kuman dan menentukkan antibiotik yang cocok.

Terapi Antibiotik Tirah baring bila infeksi berat Hidrasi

Sistitis akut Inflamasi pada mukosa buli-buli yang sering disebabkan oleh infeksi bakteria. Mikroorgnisme penyebeb infeksi ini terutama E. Coli, enterococi, proteus dan stafilokokus aureus yang masuk ke buli-buli melalui uretra.

Gambaran klinis Mukosa buli-buli kemerahan, edema dan hipersensitif sehingga jika buli-bbuli terisi urine, akan mudah terangsang untuk segara mengeluarkan isinya (frekuensi) Kontraksi buli-buli menyebabkan nyeri di suprapubik Eritema mukosa buli-buli menyebabkan hematuria Pemeriksaan urine berwarna keruh, berbau, bakteruria

Terapi Antimikroba dosis tunggal yang sensitif terhadap E. Coli seperi nitrofurantoin, trimetroprimsulfametaksazole atau ampisillin

Pielonefritis Reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum dan parenkim ginjal. Kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter Kuman penyebabnya Escherchia coli, proteus, klebsiella spp, streptokokus faecalis dan enterokokus

Gambaran klinis Demam tinggi disertai dengan menggiggi, nyeri pada daerah perut dan pinggang, disertai dengan mual dan muntah. Kadang-kadang disertai dengan iritasi pada buli-buli yaitu disuria, frekuensi dan urgensi Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pada pinggang dan perut, suara usus melemah seperti ileus paralitik. Pemeriksaan darah leukositosis disertai dengan peningkatan laju endap darah Urinalisis ditemukan adanya piuria, bakteriuria dan hematuria Kulture urine ditemukan bakteriuria

Terapi Tujuan terapi untuk mencegah kerusakan ginjal lebih parah dan memperbaiki kondisi pasien berupa terapi suportif dan pemberian antibiotik Antibiotik yang diberikan bersifat bakterisidal dan berspektrum luas seperti aminoglikosida yang dikombinasi dengan aminopensisillin, aminopenisilin dikombinasi dengan asam klavulanat atau sulbaktam, karboksipenicilin, sefalosporin

Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns Hiperplasia Protat Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns

Kelenjar Prostat Organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Besarnya seperti buah kenari dengan berat 20 gram Lapisan : zona transisional, Zona fibromuskular anterior, zona periuretral. Pertumbuhan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon testostero, dimana didalam sel kelenjar prostat hormon ini dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestoteron (DHT) dengan bantuan enzim 5alfa-reduktase Dihidrotestesteron memacu m-RNA didalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu pertumbuhan kelenjar prostat 50% pria dengan usia seperti ini akan engalami pembesaran kelebjar prostat

Etiologi Penyebab pastinya belum diketahui Sebuah hipotesis : hiperplasia erat kaitannnya dengan peningkatan kadar dihidrotestoteron dan proses aging Teori peningkatan dihidrotestoteron Ketidakseimbangan antara estrogen dan teestosteron Interaksi antar sel stroma dan sel epithel prostat Berkurangnya kematiansel (apoptosis) Teori stem sel

Teori Dihidrotestosteron Dihidrotestosteron adalah metabolit androgen yang sangat penting pada pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Pada BPH aktifitas ensim 5alfa reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH

Ketidakeimbangan antar estrogen dan testosteron Pada usia makin tua, kadar testosteron menurun, sedangkan kadar estrogen relatif tetap Estrogen berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat Hasil akhirnya adalah kelenjar prostat menjadi besar

Berkurangnya kematian sel (Apoptosis) Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Diduga perubahan hormon menghambat kematian sel, estrogen memperpanjang usia sel-sel prostat

Patofisiologi Pembesaran prostat menyebabkan menyempitkan lumen uretral dan menghambat aliran urine. Meningkatnya tekanan intravesikular Kontraksi buli-buli meningkat untuk mengeluarkan urine Hipertropi otot detrusor, trbekula, terbentuknya selula, sakula dan divertikul buli-buli Tekanan intravesikuler menyebabkan tekanan ureter meningkat (refluks vesiko uretral) Menyebabkan hidroureter, hidronefrosis, bisa manyebabkan gagal ginjal

Penyempitan lumen uretra posterior Hiperplasia prostat Penyempitan lumen uretra posterior Tekanan intraveeikular meningkat Buli-Buli Ginjal dan ureter Refluks vesikouretral Hidroureter Hidronefrosis Pielonefritis Gagal ginjal Hipertropi otot detrusor trabekula Selula Divertikula buli-buli

Manifestasi klinik Keluhan pada saluran kemih bawah : Obstruksi : hesistensi, pancarana miksi lemah, intermitensi, Miksi tidak puas, Menetes setelah miksi Iritasi : frekuensi, nokturia, urgensi, disuria Akibat kompensasi otot buli-buli untuk mengeluarkan urine, otot-otot buli-buli mengalami kepayahan sehingga terjadi dekompensasi

Manifestasi klinik Gejala pada saluran kemih atas : nyeri pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam bila terjadi urosepsis Gejala diluar saluran kemih : teraba massa di daerah suprapubis, pada colok dubur didapatkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung

Laboratorium Kulture urine untuk melihat kuman penyebab infeksi Faal ginjal Foto polos perut menentukkan adanya batu, bayangan buli-buli Pemeriksaan lain : Residual urine yaitu jumlah urine setelah miksi, dapat dihitung dengan kateterisasi setelah miksi Pancaran urine dihitung dengan menghitung jumlah urine dibagi lamanya miksi ( ml/dtk)

Pengobatan Tujuan terapi : Memperbaiki keluhan miksi Meningkatkan kualitas hidup Mengurangi obstruksi infravesika Mengembalikan fungsi ginjal Mengurangi volume residu

Watchfull waiting Jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol Kurangi konsumsi Zat-Zat yang dapat mengiritasi buli-buli Jangan menahan kencing

Medikamentosa Operasi Pemberian terapi penghambat adrenergik Penghambat reduktase Hormonal Operasi Prostatekstomi terbuka Endourologi TUR P TUIP TULP